Minum Ramuan Tradisional: Apa Aturan Umum yang Perlu Diikuti?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 21, 2019


Tidak seperti obat medis, ramuan herbal tradisional tidak membutuhkan resep dokter, jadi Anda sendiri lah yang tentukan bagaimana cara meminumnya. Jika Anda bertanya ke orang-orang, mereka kemungkinan akan memberikan saran yang beda-beda. Jangan khawatir, Anda tidak perlu bingung karena sebenarnya ada sejumlah aturan umum dalam minum ramuan tradisional.

Aturan umum yang akan dibahas di artikel ini didasarkan atas pengalaman dan saran dari orang-orang yang ahli dalam bidang pengobatan tradisional. Sumber utamanya berasal dari buku berjudul “1001 Resep Herbal” yang disusun oleh Dr. Setiawan Dalimartha—seorang dokter medis yang juga memperdalam ilmu pengobatan tradisional.

Aturan-aturan umum ini tujuannya bukan untuk membuat rumit, tetapi untuk membantu Anda mengerti cara minum ramuan herbal yang baik. Bila herbal dikonsumsi dengan cara yang tepat, maka khasiatnya tentu akan lebih besar bagi Anda.

Bagaimana Menentukan Dosis Minum Ramuan Tradisional?

Bagi kebanyakan orang yang baru mencoba herbal, salah satu hal yang cukup bikin bingung adalah dosis penggunaannya. Jika tidak tahu dosis yang tepat, Anda mungkin jadi ragu-ragu untuk minum ramuan tradisional. Jangan khawatir. Semakin sering dan semakin terbiasa Anda menggunakan herbal, masalah dosis ini akan menjadi semakin mudah.

Salah satu cara termudah untuk menentukan dosis adalah menggunakan metode titrasi. Artinya Anda mulai mengonsumsi herbal dengan jumlah terkecil yang disarankan, dan jika tidak mendapatkan hasil yang diharapkan, perlahan-lahan dosis bisa ditingkatkan selama suatu jangka waktu hingga mencapai hasil yang diharapkan.

Metode titrasi ini dianjurkan untuk ramuan tradisional yang dibuat sendiri, sebab mutu dan khasiat dari ramuan yang dibuat bisa bervariasi dari waktu ke waktu. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat melakukan titrasi dosis.

Jangka Waktu Titrasi

Akan ada variasi jangka waktu dalam melakukan titrasi dosis. Kadang Anda ingin cepat-cepat mencapai dosis yang tepat, kadang juga Anda butuh waktu lebih lama. Hal itu tergantung pada situasi.

Sebagai contoh, saat ingin mengatasi batuk di malam hari (penyakit akut) pastinya Anda ingin cepat-cepat menemukan dosis yang tepat agar masalah itu cepat hilang. Lain halnya bila Anda ingin menggunakan herbal untuk membantu pengobatan diabetes, kemungkinan Anda akan lebih berhati-hati dalam menyesuaikan dosis.

Efek Samping atau Overdosis

Pertimbangkan kemungkinan efek samping atau overdosis (kelebihan dosis) yang dapat terjadi. Ada jenis herbal tertentu yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Ada juga jenis herbal yang hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Batas Titrasi Dosis

Selain bervariasi, jangka waktu melakukan titrasi dosis juga punya batasnya. Apabila Anda sudah minum ramuan tradisional selama 2 – 4 minggu namun belum juga memperoleh hasil yang diharapkan, itulah saatnya berganti ke ramuan lain.

Hanya karena suatu jenis ramuan bermanfaat bagi orang lain, bukan berarti ramuan itu juga pasti bermanfaat bagi Anda. Herbal itu seperti potongan puzzle. Anda harus mencocokkannya dengan masalah dan keadaan yang tepat supaya dapat bekerja secara efektif.

Dosis minum herbal dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor—seperti kondisi kesehatan, penyakit yang diderita, umur, dan berat badan. Kita masing-masing juga punya tingkat kepekaan yang berbeda terhadap berbagai zat, termasuk zat aktif pada ramuan herbal. Tetapi semakin sering Anda menggunakan herbal, maka semakin mudah untuk menentukan dosis yang tepat bagi Anda dan keluarga.

Kapan Waktu Tepat untuk Minum Ramuan Tradisional?

Minum ramuan herbal ternyata punya aturannya sendiri dalam hal kapan waktu yang tepat untuk meminumnya. Pada dasarnya, ramuan boleh diminum sebelum atau sesudah makan, bergantung pada sifat dan khasiat dari ramuan. Sebagai aturan umum, perhatikan dan ingatlah petunjuk-petunjuk konsumsi herbal berikut ini.

Setelah Makan:

Ramuan yang bisa memengaruhi saluran pencernaan dan ramuan untuk mengobati penyakit mata.
Ramuan untuk merawat gangguan pada bagian dada ke atas.

Sebelum Makan:

Ramuan untuk mengobati penyakit malaria.
Ramuan yang berkhasiat sebagai tonik (memulihkan, memperkuat, dan menyegarkan badan).
Ramuan untuk merawat gangguan pada bagian jantung ke bawah.
Ramuan untuk merawat gangguan pada tulang dan sumsum (dan harus dikonsumsi di malam hari)
Ramuan untuk mengobati penyakit malaria harus dikonsumsi 2 jam sebelum makan.

Kapan Saja:

Ramuan untuk mengobati gejala-gejala akut (timbul mendadak atau dalam waktu singkat).
Beberapa macam ramuan yang dapat diminum seperti teh.

Sebelum Tidur:

Ramuan untuk membantu agar tidur nyenyak.

Sewaktu Perut Masih Kosong:

Ramuan untuk merawat gangguan pada kaki dan pembuluh darah.

Di Jam yang Sama Setiap Hari:

Ramuan untuk mengobati penyakit kronis (diderita dalam waktu lama).

minum ramuan herbal
Minum Ramuan Herbal (Credit: Carli Jeen on Unsplash)

Sebagaimana pada dosis penggunaannya, kapan waktu minum ramuan herbal juga dapat berbeda-beda, tergantung pada kegunaan herbal itu dan kondisi tubuh penggunanya. Di samping beberapa ketentuan umum di atas, ingat juga bahwa jika ramuan perlu diminum sebelum atau sesudah makan, Anda sebaiknya meminumnya satu – dua jam sebelum atau sesudah makan.

Minum Ramuan Tradisional Sebaiknya Panas atau Dingin?

Bila sudah melihat beberapa resep herbal, Anda mungkin menyadari bahwa ada resep yang menganjurkan agar minum ramuan tradisional saat masih hangat, ada juga yang menganjurkan untuk minum saat sudah dingin. Sebenarnya hal ini perlu disesuaikan dengan jenis gangguan/penyakit yang diderita. Sebagai contoh perhatikanlah ilustrasi sederhana berikut.

  • Penderita pilek disarankan untuk minum ramuan tradisional saat masih hangat atau relatif panas. Mengapa? Karena penderita pilek harus menjaga dirinya agar tetap hangat dengan tujuan untuk memproduksi keringat. Setelah minum ramuan herbal, disarankan juga minum sedikit sup hangat untuk memperkuat efek dari ramuan.
  • Penderita demam disarankan untuk minum ramuan tradisional saat sudah dingin, tujuannya untuk membantu mendinginkan suhu tubuhnya. Sementara penderita keluhan badan menggigil disarankan minum ramuan herbal saat masih hangat, supaya membantu menghangatkan suhu tubuhnya.
  • Ada situasi khusus dimana seseorang mengalami muntah-muntah karena minum ramuan herbal dalam keadaan hangat atau panas. Jika itu yang dialami, sebaiknya minum ramuan dalam keadaan dingin.

Itulah contoh-contoh dasar yang dapat membantu Anda menentukan apakah ramuan tradisional lebih baik diminum dingin atau panas. Sekali lagi, hal ini tergantung pada kondisi tubuh, penyakit yang diderita, dan respons tubuh Anda terhadap herbal tersebut.

Tidak Dianjurkan Minum Ramuan Herbal Bersama Teh

Anda mungkin tahu ada beberapa orang yang terbiasa minum ramuan herbal dengan teh. Sebenarnya kebiasaan ini tidak dianjurkan. Perhatikanlah beberapa alasan berikut kenapa Anda sebaiknya tidak mengonsumsi herbal bersamaan dengan teh.

  • Teh biasanya bersifat menghalangi kinerja zat aktif dari bahan-bahan ramuan (simplisia) sehingga dapat mengurangi khasiat dari ramuan itu.
  • Teh mengandung senyawa tanin yang memicu selaput lendir usus menciut sehingga akan menghambat penyerapan zat aktif dari ramuan tradisional.
  • Teh memiliki “energi dingin” yang dapat bekerja bertentangan dengan “energi hangat” dari tanaman obat tertentu.
  • Teh mengandung senyawa kafein dan teofilina yang bisa merangsang sistem saraf pusat.

Memang ada juga jenis herbal yang tidak masalah bila dikonsumsi berbarengan dengan teh. Tetapi demi mendapat manfaat terbaik, ada baiknya Anda memberikan jarak waktu setidaknya satu – dua jam antara konsumsi teh dan herbal.

Bagaimana Cara Menyimpan Ramuan Herbal?

Aturan nomor satu dalam menyimpan ramuan tradisional dengan tujuan mempertahankan sebisa mungkin khasiat obatnya adalah dengan menyimpannya di tempat sejuk, gelap, dan kering. Selain itu ada juga tips-tips lain yang dapat Anda ikuti.

  • Air hasil rebusan herbal yang untuk diminum beberapa kali (tidak langsung dihabiskan) dapat disimpan di dalam kulkas. Jika ingin minum ramuan herbal dalam keadaan hangat, Anda bisa merendam botol atau wadah tempat penyimpanannya di dalam air panas untuk menghangatkannya.
  • Simplisia kering boleh disimpan di dalam wadah yang terbuat dari kayu, stoples kaca, atau kantung kertas. Anda perlu secara teratur menjemur ulang simplisia tersebut selama disimpan agar tidak lembap dan berbau apek.
  • Untuk memastikan apakah ramuan yang disimpan masih layak dikonsumsi atau tidak, cium ramuan tersebut terlebih dulu. Apabila baunya sudah apek, itu berarti ramuan tidak layak dikonsumsi lagi.

Ingatlah bahwa tempat yang sejuk, gelap, dan kering adalah yang terbaik, tidak soal apa jenis ramuannya. Karena tempat yang lembap akan membuat jamur bertumbuh, dan cahaya serta panas akan mengurangi khasiat obat yang dimilikinya.

menyimpan ramuan herbal
Menyimpan Ramuan Herbal (© The Happy Herbal Home)

Tips Aman Membeli Produk Herbal

Jika Anda tidak ingin repot meramu sendiri dan memutuskan membeli produk herbal yang sudah jadi, perhatikanlah tips-tips aman berikut.

  • Pastikan produk tersebut telah mendapat izin BPOM RI.
  • Jangan lupa cek tanggal kedaluwarsa produk itu.
  • Ikuti semua petunjuk pemakaian dan saran dosis yang tertera di kemasan.
  • Pastikan Anda sudah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang sedang menangani.
  • Jika punya pertanyaan tentang produk itu, hubungi layanan konsumsi (hotline) dari produsen produk itu.

Yang tidak kalah penting, Anda juga perlu mengenal baik bahan-bahan alam yang terkandung dalam produk herbal tersebut. Pastikan bahan-bahan tersebut memang memiliki khasiat yang dibutuhkan untuk mengatasi keluhan kesehatan Anda.

Siapa yang Perlu Hati-Hati dalam Minum Ramuan Herbal?

Herbal kadang tidak dapat dikonsumsi oleh orang-orang tertentu. Jika Anda sedang mengalami suatu situasi khusus terkait dengan kesehatan atau kondisi tubuh, sebaiknya berhati-hati saat mengonsumsi herbal. Berikut adalah beberapa contoh kondisi khusus yang membuat seseorang tidak bebas minum ramuan tradisional.

Sedang Hamil atau Menyusui

Ibu yang sedang hamil harus berhati-hati dalam mengonsumsi apapun, tak terkecuali ramuan herbal. Karena apapun yang dikonsumsi ibu dapat berpengaruh pada kondisi janin, bahkan bisa mengakibatkan bayi lahir prematur, lahir cacat, atau keguguran.

Pengingat ini juga berlaku bagi ibu yang sedang menyusui. Apapun yang dikonsumsi ibu dapat memengaruhi kandungan ASI yang diminum bayi. Karena itu zat aktif dari ramuan tradisional ditakutkan bisa berpengaruh bagi kesehatan bayi.

Akan Menjalani Operasi

Ada sejumlah herbal tertentu yang dapat memperlambat proses pembekuan darah atau dapat mengencerkan darah, sehingga dapat menyebabkan komplikasi sewaktu dan sesudah operasi. Ada juga beberapa herbal yang dapat mengurangi efek obat bius.

Akibatnya bisa buruk bila herbal seperti itu diminum sebelum operasi. Jadi jika herbal yang Anda konsumsi memiliki efek semacam itu, hentikanlah konsumsinya setidaknya dua minggu sebelum operasi.

Sedang Mengonsumsi Obat Medis

Ramuan tradisional juga dapat memengaruhi atau menghambat kinerja dari obat medis apabila dikonsumsi berbarengan. Contoh obat-obatan medis yang sebaiknya tidak dikonsumsi berbarengan dengan herbal yaitu obat darah tinggi, obat pengencer darah, dan obat aspirin.

Mengidap Penyakit Tertentu

Minum ramuan herbal tujuannya untuk mendapat manfaat baik, tetapi justru dapat memperburuk kondisi penyakit jika salah meminumnya. Contohnya ramuan herbal dari sambiloto bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, namun juga berbahaya bila dikonsumsi oleh pengidap penyakit autoimun (kelainan pada sistem kekebalan tubuh).

Apabila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, ada baiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mencoba ramuan tradisional apapun. Bahkan dalam situasi tertentu, dimana kesehatan Anda sangat rentan, dokter kemungkinan akan menyarankan Anda untuk menghindari herbal sama sekali.

Ramuan herbal terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang bersifat alami dan pada dasarnya aman, asalkan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda. Dengan mengingat dan menerapkan aturan-aturan umum di atas, Anda bisa mengharapkan hasil yang optimal dari herbal yang dikonsumsi.

Demikianlah ulasan artikel ini mengenai aturan umum dalam minum ramuan tradisional. Semoga Anda memperoleh manfaatnya dan semakin termotivasi untuk melestarikan budaya minum ramuan herbal. Baca juga info-info lain seputar bahan ramuan tradisional, tanaman herbal berkhasiat, dan cara membuat ramuan tradisional hanya di Deherba.com.

Sumber

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya

Mayo Clinic. Herbal Supplements: What to Know Before You Buy. Published: 2017-11-08. URL: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/herbal-supplements/art-20046714?pg=1. Accessed: 2019-02-20. (Archived in WebCite®)

Visser, Meagan. Using Herbs: Determining Herbal Dosages. Published: 2015-02-11. URL: https://www.growingupherbal.com/herbal-dosages/. Accessed: 2019-02-20. (Archived in WebCite®)

Adrian, Kevin. Mengonsumsi Obat Herbal dengan Aman. Update: 2018-01-04. URL: https://www.alodokter.com/panduan-mengonsumsi-obat-herbal. Accessed: 2019-02-20. (Archived in WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}