Cara Membuat Ramuan Tradisional: Direbus, Dijadikan Bubuk, dsb


By Cindy Wijaya

Tahukah Anda bahwa ada aturan dasar dalam cara membuat ramuan tradisional? Meskipun resep herbal yang Anda peroleh berasal dari nenek moyang atau kebiasaan setempat, Anda tetap perlu mengikuti aturan supaya hasilnya maksimal. Kesalahan dalam menangani bahan-bahan ramuan justru dapat membuat upaya Anda sia-sia.

Jadi sebelum mulai mencoba meramu herbal sendiri, pelajari dulu bagaimana cara meramu yang baik dan benar. Bacalah artikel ini sampai habis untuk mengetahui aturan-aturan dasar dalam cara membuat ramuan herbal. Memang tidak semua aturannya dibahas secara terperinci, tetapi informasi ini cukup untuk mengawali pengalaman Anda meracik herbal sendiri.

Yang Harus Diingat Sebelum Meracik Herbal

Agar ramuan herbal yang dibuat benar-benar bermanfaat, di samping mahir dalam meracik herbal, Anda juga harus punya pengetahuan mengenai tanaman obat yang memang berkhasiat mengobati penyakit.

Misalnya, Anda perlu tahu jenis-jenis tanaman apa yang bersifat anti-bakteri, sedatif (penenang), analgesik (pereda nyeri), anthelmintik (peluruh cacing usus), diaforetik (peluruh keringat), diuretik (pendorong produksi air seni), atau antipiretik (penurun panas).

Membuat ramuan herbal idealnya didasarkan atas diagnosis penyakit yang diderita dan sebaiknya juga disesuaikan dengan gejala-gejala yang dialaminya. Sebagai contoh, seseorang yang punya darah tinggi biasanya mengalami gejala seperti susah tidur, sakit kepala, pusing, atau sesak napas.

Untuk kasus ini, bahan ramuan tradisional (simplisia) yang bisa digunakan ialah bawang putih, ketimun, seledri batang besar, atau herba calincing. Bisa juga ditambahkan simplisia yang bersifat sedatif (penenang) seperti herba putri malu atau akar valerian.

Untuk mengetahui apa saja tanaman herbal yang berkhasiat untuk mengobati 5 masalah kesehatan umum (darah tinggi, kolesterol, asam urat, diabetes, dan kanker), bacalah artikel: Tanaman Herbal untuk 5 Masalah Kesehatan Umum.

4 Cara Membuat Ramuan Tradisional

Berbagai simplisia atau bahan ramuan herbal yang digunakan biasanya harus disatukan menjadi satu ramuan. Karena itu Anda harus paham bagaimana cara meracik serta bagaimana cara meminum atau mengonsumsi ramuan tersebut.

Pada umumnya terdapat tiga jenis ramuan tradisional yaitu dalam bentuk rebusan, dalam bentuk bubuk, dan dalam bentuk kapsul/pil/tablet. Kemungkinan besar yang akan paling sering Anda konsumsi adalah rebusan. Sebab cara membuat ramuan tradisional yang paling sering dan paling mudah ialah dengan direbus.

Selain rebusan, cara membuat ramuan herbal yang juga mudah yaitu dengan dijadikan bubuk. Bentuk-bentuk ramuan lain, seperti tablet/pil/kapsul dan ekstraksi, umumnya diproduksi oleh industrsi herbal, baik industri rumahan maupun pabrik farmasi besar.

Cara Membuat Ramuan Tradisional: Direbus

Cara merebus yang biasa dilakukan ialah dengan memasukkan simplisia ke dalam wadah/pot, kemudian ditambahkan air secukupnya sampai simplisia terendam. Lalu ditambahkan air 1 mangkuk lagi agar permukaan air kurang-lebih 2 cm di atas simplisia. Aduk-aduk sebentar dan biarkan terendam hingga 20 menit supaya simplisia jadi lebih lembut dan basah.

rebusan ramuan herbal
Rebusan Ramuan Herbal (Credit Photo: looby – Bigstock)

Sewaktu merebus simplisia, nyalakan api secara maksimal sampai airnya mendidih, lalu kecilkan api seminimal mungkin agar air tidak meluap dan agar tidak cepat menguap. Agar zat aktif simplisia yang mudah menguap tidak menghilang, pot/wadah harus ditutup dan tidak sering dibuka selama proses perebusan.

Supaya ramuan herbal yang dihasilkan khasiatnya optimal, Anda harus paham beberapa hal yang terkait dengan cara membuat ramuan herbal rebusan ini. Perhatikanlah beberapa hal penting berikut ini.

• Wadah/Pot yang Digunakan

Wadah atau pot yang digunakan untuk merebus bahan-bahan ramuan herbal sebaiknya tidak terbuat dari besi atau perunggu. Tujuannya agar tidak terjadi reaksi kimiawi antara besi/perunggu dengan simplisia dan agar hasil rebusannya tidak beracun.

Pot yang dianjurkan digunakan untuk merebus herbal yaitu antara lain yang terbuat dari tanah liat, dilapisi email, dari keramik, atau dari gelas tahan panas. Pada umumnya jenis pot yang dipakai untuk merebus herbal adalah yang terbuat dari tanah liat.

Supaya tidak terjadi reaksi kimiawi yang tidak diinginkan, dianjurkan merebus simplisia menggunakan wadah yang terbuat dari tanah liat, dilapisi email, dari keramik, atau dari gelas tahan panas.

• Jumlah Air untuk Merebus

Jumlah air untuk merebus ramuan sudah pasti berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis simplisia dan besarnya nyala api yang digunakan. Ada sejumlah simplisia yang lebih banyak menyerap air sehingga butuh air lebih banyak untuk merebusnya. Dan jika ramuan direbus di atas api besar, artinya Anda butuh air lebih banyak daripada menggunakan api kecil.

• Lama Waktu Perebusan

Lamanya waktu merebus perlu disesuaikan dengan jenis simplisia yang digunakan. Sebagai contoh, simplisia yang bersifat diaforetik (peluruh keringat) dapat terus direbus di atas api besar selama 10 menit setelah air mendidih. Tanaman obat yang bersifat tonik (memulihkan, memperkuat, dan menyegarkan badan) dapat direbus sampai ½ jam di atas api kecil.

Adakalanya simplisia yang berat atau keras, seperti simplisia kayu atau akar, perlu direbus terlebih dulu selama 10 – 20 menit dengan api kecil. Tujuannya supaya unsur-unsur zat aktifnya benar-benar terlarut saat air dididihkan. Baru setelah itu ditambahkan simplisia yang bersifat aromatik (memiliki aroma)—jika ada.

Terakhir baru ditambahkan simplisia yang ringan, seperti daun dan bunga, yang waktu perebusannya hanya butuh kira-kira 5 menit. Setelah proses perebusan selesai, hasil rebusannya kemudian disaring. Setelah airnya sudah mendingin, ramuan herbal siap diminum.

Pengalaman klinis menunjukkan bahwa untuk memperoleh manfaat yang optimal, simplisia yang berat atau keras harus direbus terlebih dulu dalam waktu yang relatif lebih lama daripada simplisia yang ringan.

Cara Membuat Ramuan Tradisional: Dijadikan Bubuk

Cara membuat ramuan herbal bubuk umumnya dengan cara menumbuk simplisia hingga halus. Cara membuat ramuan tradisional dalam bentuk bubuk dianggap lebih praktis karena gampang disimpan, dibawa, dan diminum.

Ramuan bubuk juga lebih ekonomis daripada rebusan. Katakanlah satu kali Anda merebus herbal bisa memenuhi kebutuhan untuk 1 hari. Sedangkan jika Anda menumbuk herbal jadi bubuk, itu bisa digunakan beberapa minggu hingga bulan asalkan disimpan dengan baik.

Bubuk Ramuan Herbal
Bubuk Ramuan Herbal (Credit Photo: marilyn barbone – Shutterstock)

Untuk mengonsumsi ramuan tradisional bubuk biasanya dengan cara menyeduhnya. Cara menyeduhnya yaitu dengan memasukkan bubuk ke dalam cangkir, lalu tuangkan air mendidih, dan aduk-aduk bila perlu. Biasanya air seduhan diminum selagi masih hangat.

Apabila tersisa residu atau ampasnya, bisa dituangkan lagi sedikit air, kemudian diminum lagi sampai tidak ada residu lagi yang tersisa. Jika Anda tidak ingin menghabiskan ampasnya, minum saja air beningnya, sementara ampasnya dibuang.

Cara Membuat Ramuan Tradisional: Dijadikan Tablet/Pil/Kapsul

Cara membuat ramuan herbal ini masih berkaitan dengan ramuan dalam bentuk bubuk. Selain untuk diseduh, bubuk simplisia dari tanaman obat dapat dipadatkan menjadi tablet/pil, atau dikemas dalam kapsul. Ramuan yang sudah dijadikan tablet memiliki beberapa keuntungan, misalnya mudah dibawa dan dikonsumsi.

Tablet, Pil, dan Kapsul Ramuan Herbal
Tablet, Pil, dan Kapsul Ramuan Herbal (Credit Photo: Valentina_G – Shutterstock)

Tetapi ada juga kekurangannya, yakni zat aktifnya lebih lambat diserap tubuh sehingga efek khasiatnya lebih lambat dirasakan. Oleh sebab itu, herbal tablet lebih baik dikonsumsi untuk kasus penyakit defisiensi (kekurangan nutrisi) atau penyakit kronis (diderita dalam waktu lama).

Cara Membuat Ramuan Tradisional: Ekstraksi

Herbal dalam bentuk ekstrak merupakan yang paling tinggi khasiatnya dibandingkan dengan bentuk-bentuk ramuan herbal lainnya. Itu karena proses pembuatan ekstrak (ekstraksi) dilakukan oleh pabrik-pabrik farmasi besar dan harus mengikuti persyaratan yang sudah ditentukan, yang disebut Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

kapsul ekstraksi herbal
Kapsul Ekstraksi Herbal (Credit Photo: PENpics Studio – Shutterstock)

Cara membuat ramuan herbal ekstrak ini dilakukan dengan menarik keluar zat aktif dari simplisia tumbuhan obat. Kemudian zat aktif itu dikemas dengan baik, biasanya di dalam kapsul. Proses ekstraksi itu cukup rumit sehingga tidak bisa dilakukan sendiri di rumah. Bila Anda ingin membeli suatu produk herbal dalam bentuk ekstrak, pastikan produk itu sudah terdaftar di BPOM RI dan ikutilah petunjuk pemakaian yang tertera di kemasannya.

Istilah dalam Cara Membuat Ramuan Herbal


Merebus:

Memasukkan bahan ramuan (simplisia) ke dalam wadah lalu direndam dengan air, air beras, arak, atau cairan lainnya sampai permukaan cairan kurang-lebih 2 cm di atas simplisia. Kemudian direbus sampai cairan tersisa separuhnya atau sepertiga dari jumlah asalnya. Perebusan juga disesuaikan dengan daya larut (mudah atau sulit untuk larut) dari zat aktif dari simplisia tersebut.

Memipis:

Menghaluskan atau melumatkan simplisia menggunakan batu giling dan pipisan.

Menggiling:

Menghaluskan atau melumatkan simplisia menggunakan alat giling.

Menggongseng:

Menggoreng atau menyangrai simplisia tanpa minyak.

Mengembunkan:

Membiarkan ramuan berupa air teh atau air rebusan di dalam wadah, seperti cangkir, di ruang terbuka dari malam sampai pagi hari besoknya.

Menyeduh:

Menyiram atau mencampur simplisia dengan air panas.

Tim:

Mengukus simplisia menggunakan panci khusus tim, biasanya 2 tingkat. Bagian bawahnya diisi air dan bagian atasnya untuk menaruh simplisia dalam mangkuk. Panci khusus ini lalu dipanaskan di atas api agar bagian bawahnya mengeluarkan uap panas dan memanasi simplisia di bagian atasnya.

Tips Menyimpan Simplisia


Simplisia Segar:

Jika Anda tidak langsung mengolah bahan-bahan ramuan yang masih segar, simpanlah dalam kulkas. Simplisia bunga, daun, buah, dan kulit buah biasanya dapat disimpan 2 – 3 hari. Simplisia kayu, kulit kayu, dan akar biasanya bertahan sampai 2 – 3 minggu. Pastikan untuk menyimpannya di dalam kantung atau stoples kaca.

Simplisia Kering:

Simplisia yang sudah dikeringkan dapat bertahan hingga 2 – 4 tahun jika disimpan dengan benar. Tetapi tingkat ketahananya juga bergantung pada jenis herbal itu. Yang pasti, saat Anda mengeringkan simplisia, pastikan sampai benar-benar kering. Jika tidak, nantinya simplisia akan ditumbuhi jamur.

Simpan simplisia di stoples kaca atau kantung yang kedap udara dan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Simplisia yang rapuh, seperti bunga dan daun, daya tahannya lebih rendah daripada simplisia yang keras seperti biji atau akar.

Simplisia yang banyak mengandung minyak asiri, seperti pepermin, akan lebih cepat kehilangan kesegarannya daripada simplisia yang sedikit mengandung minyak, seperti daun sendok.

Simplisia Bubuk:

Begitu simplisia dijadikan bubuk, itu akan lebih cepat kehilangan kesegarannya. Simplisia bubuk paling baik disimpan dalam stoples kaca yang dibungkus koran atau kertas buram lainnya di dalam kulkas atau freezer. Jika disimpan dengan baik, simplisia bubuk dapat bertahan hingga 2 – 3 bulan.

Sekarang Anda sudah lebih paham bagaimana cara membuat ramuan herbal yang baik dan benar. Jangan ragu-ragu untuk menerapkan pengetahuan ini ke dalam praktik—mulailah racik resep-resep herbal yang sudah Anda kumpulkan. Jika belum tahu resepnya, Anda bisa membacanya di kumpulan artikel kami yang membahas aneka ragam resep herbal untuk berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan.

Demikianlah ulasan artikel ini mengenai aturan dasar dalam cara membuat ramuan tradisional. Semoga Anda memperoleh manfaatnya dan semakin termotivasi untuk melestarikan ramuan-ramuan herbal warisan budaya Indonesia. Jangan lewatkan pembahasan mengenai bahan ramuan tradisional dan cara minum ramuan tradisional hanya di Deherba.com.

Sumber

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya

Visser, Meagan. Using Herbs: How to Store Herbs. URL: https://www.growingupherbal.com/how-to-store-herbs/. (Archived in WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}