Vaksin Kanker Serviks: Cegah Kanker Sejak Dini


By Cindy Wijaya

Kanker serviks merupakan penyakit yang cukup mengerikan dan mematikan. Kabar baiknya, tersedia vaksin kanker serviks yang dapat secara efektif mengurangi risiko penyakit ini. Vaksinasi akan mencegah infeksi dari virus penyebab kanker yang dapat menular secara seksual. Namun untuk mendapatkannya ada syarat sebelum vaksin kanker serviks.

Sekarang pertanyaannya: Apa itu vaksin kanker serviks? Siapa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan melakukan vaksinasi ini? Bagaimana cara mendapatkan vaksin ini? Dan apakah ada efek samping dari vaksin ini? Mari kita bahas satu per satu.

Apa Itu Vaksin Kanker Serviks?

Vaksin yang diberikan untuk memberi perlindungan terhadap kanker serviks adalah vaksin HPV. Selain untuk kanker serviks, vaksin HPV juga dapat memberi perlindungan terhadap jenis kanker lain yang berkaitan dengan infeksi virus HPV seperti kanker anal (anus), kanker di alat kelamin, dan kanker di kepala dan leher.

Berikut adalah jenis-jenis kanker terkait infeksi HIV yang dapat dibantu pencegahannya dengan vaksin ini:

  • Kanker serviks pada wanita
  • Kanker vagina dan kanker vulva pada wanita
  • Kanker anal (anus) pada pria dan wanita
  • Kanker tenggorokan pada pria dan wanita
  • Kanker penis pada pria

Selain itu, vaksin HPV juga dapat mencegah infeksi virus HPV yang bisa menyebabkan penyakit kutil kelamin (genital wart) pada pria maupun wanita.

Kasus kanker serviks di Indonesia meningkat mencapai 32.469 jiwa dan angka kematian akibat kanker ini mencapai 18.279 setiap tahun (sumber: Globocan 2018). Padahal sebagian besar dari kasus tersebut dapat dicegah apabila masyarakat Indonesia lebih sadar dengan vaksin kanker serviks.

Vaksin HPV yang paling lengkap—yang sering disebut dengan mereknya Gardasil® 9—dapat memberi perlindungan terhadap sejumlah jenis HPV berikut ini:

  • HPV tipe 16 dan 18 = menyebabkan sekitar 70% dari semua kasus kanker serviks.
  • HPV tipe 6 dan 11 = menyebabkan sekitar 90% dari semua kasus penyakit kutil kelamin.
  • HPV tipe 31, 33, 45, 52, dan 58 = menyebabkan kanker serviks, kanker anal, kanker vulva, kanker vagina, kanker penis, atau kanker tenggorokan.

Vaksinasi bukanlah alternatif pengganti untuk pemeriksaan skrining (screening) kanker. Vaksin tidak memberikan perlindungan terhadap semua jenis virus HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks. Anda tetap dianjurkan untuk melakukan skrining atau pemeriksaan kanker serviks dengan tes Pap (Pap smear) secara rutin.

Apa Itu HPV?

HPV adalah singkatan dari human pappilomavirus (virus human papilloma). Terdapat lebih dari 100 jenis virus HPV, sekitar 40 jenisnya dapat menginfeksi area kemaluan—vulva, vagina, serviks, rektum, anus, penis, dan skrotum—juga area mulut dan tenggorokan. Jenis-jenis HPV itu menyebar melalui kontak seksual.

Ada juga jenis HPV lain yang dapat menyebabkan kutil biasa (common wart) seperti kutil di tangan dan kutil plantar di telapak kaki. Tetapi jenis HPV itu tidak ditularkan melalui kontak seksual.

ilustrasi virus hpv
Ilustrasi Virus HPV (Credit: luismmolina / iStockphoto)

Infeksi HPV di alat kelamin sangatlah umum terjadi. Bahkan, sebagian besar orang yang melakukan seks diperkirakan akan terinfeksi HPV pada suatu hari nanti. Biasanya seseorang yang terinfeksi HPV tidak mengalami gejala apapun dan merasa baik-baik saja, jadi dia tidak sadar sudah terinfeksi.

Sebagian besar infeksi HPV di alat kelamin tidaklah berbahaya dan bisa hilang sendiri. Namun ada beberapa jenis HPV yang dapat menyebabkan sejumlah jenis kanker dan penyakit kutil kelamin.

Tidak ada obat untuk infeksi HPV. Tetapi tersedia vaksin untuk mencegah infeksi beberapa jenis HPV. Selain itu, HPV yang berisiko menimbulkan kanker dapat dengan mudah ditangani sebelum menjadi kanker. Itulah sebabnya penting untuk rutin melakukan tes Pap atau tes HPV.

Siapa Saja yang Dianjurkan Vaksinasi?

Semua orang—perempuan dan laki-laki—dari usia 9 sampai 45 tahun bisa mendapatkan vaksin HPV untuk mendapat perlindungan terhadap virus HPV. Dianjurkan bagi anak-anak untuk mendapatkan vaksin di usia 11 atau 12 tahun, agar mereka sudah terlindung sebelum pernah melakukan hubungan seksual. Ini salah satu syarat sebelum vaksin kanker serviks diberikan.

Tetapi berapa pun usia Anda, coba bicarakan dengan dokter untuk konsultasi apakah cocok untuk mendapatkan vaksin HPV. Vaksinasi ini juga dianjurkan untuk laki-laki karena HPV juga dapat menyebabkan kanker pada pria seperti kanker di anus, penis, serta di kepala dan leher. HPV juga dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin pada pria.

Anak remaja 9 – 14 tahun umumnya dianjurkan untuk mendapatkan vaksin dalam dua dosis dengan dosis kedua diberikan 6 – 12 bulan setelah dosis pertama. Remaja yang memulai vaksinasi di usia 15 tahun atau lebih dianjurkan mendapat vaksin dalam tiga dosis dengan dosis kedua diberikan 1 – 2 bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga 6 bulan setelah dosis pertama. Namun ada beberapa pengecualian, jadi lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter.

Vaksin kanker serviks tidak disarankan bagi ibu hamil atau orang yang sedang sakit keras. Ibu hamil sebaiknya menunggu sampai setelah persalinan untuk menjalani vaksinasi HPV. Beritahukan juga pada dokter jika Anda memiliki alergi parah, karena reaksi alergi yang berat terhadap komponen-komponen dalam vaksin dapat membahayakan nyawa Anda.

Mengapa Vaksinasi Diberikan pada Usia Muda?

Infeksi HPV bisa menular melalui kontak antar kulit, dan biasanya terdapat di jari, tangan, mulut, dan kemaluan. Ini berarti virus dapat menular selama dua orang melakukan kontak seksual apapun, termasuk hanya menyentuh organ seksual.

Vaksin HPV paling efektif diperoleh ketika seseorang belum pernah melakukan kegiatan seksual apapun. Ini merupakan salah satu syarat sebelum menerima vaksin kanker serviks. Karena itulah vaksin kanker serviks dianjurkan bagi anak remaja untuk melindungi mereka ke depannya.

Kebanyakan orang yang tidak mendapat vaksin akan terinfeksi beberapa tipe HPV pada suatu waktu di kehidupan mereka. Walaupun begitu sering kali virus tersebut tidak menimbulkan bahaya karena sistem imun mereka sanggup menyingkirkan infeksi tersebut.

Namun pada sebagian kasus, infeksi akan tetap ada di dalam tubuh sampai bertahun-tahun kemudian, dan tanpa penyebab jelas, infeksi dapat mulai menyebabkan masalah di tubuh. Maka selain vaksin, Anda juga dianjurkan rutin melakukan skrining dengan tes Pap dan tes HPV untuk mendeteksi dini masalahnya sebelum terlanjur menjadi kanker.

Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin Kanker Serviks?

Untuk menjalani vaksinasi, cari tahu rumah sakit atau klinik kesehatan mana yang menyediakan layanan vaksinasi ini. Pilihlah rumah sakit atau klinik yang sudah terpercaya. Jika layanannya tersedia, tanyakan apakah menyediakan vaksinasi HPV yang lengkap, berapa biayanya, dan bagaimana jadwalnya. Lalu apa saja syarat sebelum menjalani vaksin kanker serviks?

Beberapa rumah sakit besar di Indonesia yang saat ini menyediakan layanan vaksinasi HPV ialah: Rumah Sakit Siloam, Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya, Rumah Sakit Awal Bros Batam, Rumah Sakit Telogorejo di Semarang, dan Rumah Sakit Permata di Depok.

vaksin HPV
Vaksin HPV (Credit: The Washington Post / Getty Images)

Sewaktu Anda datang ke rumah sakit atau klinik tersebut, biasanya dokter akan terlebih dulu memeriksa kondisi dan riwayat kesehatan Anda. Beritahukan pada dokter bila Anda sudah pernah melakukan vaksinasi HPV sebelumnya, khususnya jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap vaksin itu.

Vaksinasi akan diberikan dalam bentuk suntikan. Dokter akan menyuntikkannya ke dalam otot di lengan. Setelah vaksinasi yang pertama, dokter akan menjadwalkan untuk vaksinasi yang selanjutnya. Vaksinasi biasanya dilakukan 2 kali untuk remaja usia 9 – 14 tahun dan 3 kali untuk usia 15 tahun ke atas.

Sesudah dilakukan penyuntikan vaksin, dokter akan meminta Anda untuk beristirahat sekitar 15 menit. Dokter atau petugas kesehatan lain akan memantau kondisi Anda sebelum memperbolehkan Anda untuk pulang.

Apakah Ada Efek Samping dari Vaksin Kanker Serviks?

Vaksin kanker serviks pada umumnya aman. Tetapi ada beberapa efek samping ringan yang dapat muncul, dan kadang juga efek samping yang cukup serius. Namun umumnya orang yang mendapat vaksin HPV tidak akan mengalami efek samping serius. Berikut adalah beberapa efek samping ringan yang dapat muncul:

  • Rasa sakit, bengkak, atau kemerahan di lokasi suntikan
  • Demam
  • Mual
  • Pusing

Seseorang juga dapat kehilangan kesadaran setelah menerima vaksinasi. Karena itu, dokter biasanya meminta pasiennya untuk beristirahat (duduk atau berbaring) selama 15 menit sesudah vaksinasi. Beritahukan pada dokter jika Anda mulai merasa pusing, penglihatan buram, atau ada bunyi berdenging di telinga.

Bagi orang yang punya alergi parah terhadap kandungan-kandungan di dalam vaksin HPV juga sebaiknya tidak melakukan vaksinasi ini. Karena reaksi alergi yang parah dapat membahayakan nyawa. Untuk menghindari hal-hal buruk yang mungkin terjadi, setiap orang yang diharuskan melakukan pemeriksaan dengan dokter terlebih dulu sebagai syarat sebelum vaksin kanker serviks.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang vaksin kanker serviks. Semoga informasi ini dapat semakin meyakinkan Anda untuk melakukan upaya terbaik demi mencegah penyakit kanker. Nantikan juga info-info penting lain seputar kanker dan info kesehatan lain hanya di Deherba.com.

Sumber

CDC. HPV (Human Papillomavirus) VIS. Published: 2016-02-12. URL: https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/hpv.html. Accessed: 2019-03-11

NHS. HPV Vaccine. Reviewed: 2017-10-31. URL: https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/hpv-human-papillomavirus-vaccine/. Accessed: 2019-03-11

NHS. What Is HPV?. Reviewed: 2018-08-09. URL: https://www.nhs.uk/common-health-questions/sexual-health/what-is-hpv/. Accessed: 2019-03-11

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}