Deteksi Kanker Serviks: Pemeriksaan Skrining & Kenali Gejala-Gejalanya


By Cindy Wijaya

Cara terbaik untuk deteksi dini kanker serviks ialah dengan melakukan pemeriksaan skrining seperti tes Pap. Selain pemeriksaan skrining, kita juga harus punya pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala-gejala dari kanker serviks. Dengan begitu kita bisa mendeteksi sendiri apabila ada ketidaknormalan yang dicurigai sebagai tanda dan gejala kanker serviks.

Mengapa kita harus tahu cara deteksi dini kanker serviks? Sebab kanker serviks yang berhasil dideteksi sejak awal kemunculannya punya peluang lebih besar untuk diobati dengan baik. Bahkan peluangnya lebih besar lagi jika berhasil dideteksi sejak pra-kanker (sebelum sel-sel berubah jadi sel-sel kanker seutuhnya).

Pemeriksaan Skrining untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Agak sulit untuk mendeteksi sendiri kanker serviks hanya dari gejala-gejalanya, sebab kanker ini tidak selalu menimbulkan gejala-gejala yang kelihatan pada tahap awal kemunculannya. Cara paling efektif untuk deteksi dini kanker ini adalah melalui pemeriksaan Pap yang akan mengecek keberadaan sel-sel abnormal di serviks, sehingga mereka bisa dipantau dan ditangani seawal mungkin.

Wanita pada umumnya dianjurkan untuk mulai rutin melakukan tes Pap sejak usia 21 tahun. Memang adakalanya tes Pap tidak berhasil mendeteksi beberapa sel abnormal di serviks. Tetapi meski tidak 100% akurat, tes ini tetaplah termasuk yang paling bisa diandalkan untuk cara deteksi kanker serviks ketika masih sangat mungkin untuk diobati.

Selain tes Pap ada juga pemeriksaan skrining lain untuk kanker serviks, yaitu tes HPV. Berbeda dari tes Pap yang untuk mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal di serviks, tes HPV digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus HPV (virus penyebab kanker serviks). Jika terdeteksi adanya virus HPV di dalam tubuh pasien, maka dokter bisa memantau perkembangannya dan mengambil langkah-langkah untuk menanganinya sebelum virus itu menyebabkan masalah besar.

Kemudian ada juga pemeriksaan skrining kanker serviks yang lebih sederhana, yaitu tes IVA. Tes ini biasanya bisa dilakukan di puskesmas dan klinik, sehingga mudah diakses oleh orang-orang yang tidak bisa ke rumah sakit besar. Biayanya juga lebih terjangkau daripada tes Pap dan tes HPV. Tujuan dari tes IVA ialah mendeteksi perubahan atau ketidaknormalan pada permukaan serviks yang dapat dicurigai sebagai tanda-tanda pra-kanker serviks.

Jika Anda adalah seorang wanita yang sudah berusia 21 tahun atau lebih, ada baiknya pertimbangkan untuk mulai secara teratur melakukan pemeriksaan skrining kanker seviks. Konsultasikanlah dengan dokter mengenai jenis pemeriksaan skrining yang cocok bagi Anda untuk mendeteksi kanker serviks sendiri.

Mendeteksi Kanker Serviks Sendiri dengan Mengenali Gejala-Gejalanya

Meski agak sulit untuk mendeteksi sendiri kanker serviks hanya dari gejala-gejalanya, namun bukan berarti kita tidak perlu waspada dengan gejala-gejala kanker ini. Meski gejalanya tidak muncul pada tahap pra-kanker, namun gejala-gejala seringkali sudah mulai terlihat atau dirasakan pada stadium awal kanker ini.

Dan kanker serviks stadium awal lebih mudah untuk diobati daripada yang sudah mencapai stadium lanjut. Untuk itu, kita perlu tahu gejala-gejala dari kanker serviks dan segera periksa ke dokter saat menyadari keberadaannya pada diri kita. Berikut adalah gejala-gejala kanker serviks yang paling umum:

  • Keluar bercak darah atau pendarahan ringan dari vagina, padahal tidak sedang menstruasi
  • Pendarahan menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya
  • Pendarahan dari vagina setelah melakukan hubungan seksual, douching, atau pemeriksaan panggul
  • Keluar lebih banyak cairan keputihan yang tidak normal
  • Merasa nyeri saat melakukan hubungan seksual
  • Pendarahan seperti menstruasi padahal sudah menopause
  • Terus mengalami nyeri di panggul dan/atau punggung yang tidak jelas sebabnya

Semua gejala di atas harus diperiksakan ke dokter. Saat bicara dengan dokter, tanyakanlah kepadanya apakah ada kemungkinan gejala tersebut disebabkan oleh kanker serviks. Jika dokter mengiyakan, beliau mungkin akan meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Mereka yang Lebih Riskan Mengembangkan Kanker Serviks

Semua wanita punya risiko untuk mengalami kanker serviks, tetapi ada kondisi tertentu yang membuat seseorang lebih riskan untuk mengembangkan kanker ini daripada orang lainnya. Mereka yang lebih riskan harus lebih berupaya untuk mendeteksi kanker serviks, baik dengan cara mengenali gejala-gejala kanker pada diri sendiri maupun deteksi melalui pemeriksaan skrining.

Hal-hal apapun yang memperbesar risiko seseorang untuk mengembangkan kanker serviks disebut sebagai faktor risiko. Berikut adalah sejumlah faktor risiko umum untuk kanker serviks:

  • Infeksi HPV, biasanya menular melalui aktivitas seksual
  • Merokok, yang bisa menyebabkan kerusakan pada DNA dari sel-sel serviks
  • Sistem kekebalan yang melemah, misalnya karena infeksi HIV
  • Infeksi chlamydia, yang adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
  • Jarang mengonsumsi buah dan sayur
  • Kegemukan
  • Menggunakan pil KB dalam waktu lama
  • Menggunakan alat kontrasepsi IUD, yang sering disebut KB spiral
  • Punya riwayat keluarga penderita kanker serviks

Di antara faktor-faktor risiko di atas, ada beberapa yang sebenarnya bisa diubah atau dihindari, misalnya infeksi HPV dan merokok. Jadi sebelum terlambat berupayalah untuk mengubah atau menghindari faktor-faktor risiko tersebut.

Ini adalah hal terbaik yang bisa diupayakan untuk diri sendiri, di samping berupaya mendeteksi kanker serviks. Meminimalkan faktor-faktor risiko tersebut berarti juga mengurangi risiko kita untuk terkena kanker serviks.

Kesimpulan tentang Mendeteksi Kanker Serviks Sendiri

Apakah kita bisa mendeteksi sendiri kanker serviks? Bisa saja, namun agak sulit sebab biasanya kanker ini tidak menimbulkan gejala-gejala yang kelihatan pada tahap awal kemunculannya. Karena itu cara terbaik untuk deteksi dini kanker serviks ialah melalui pemeriksaan skrining seperti tes Pap, tes IVA, atau tes HPV.

Meski begitu kita juga perlu punya pengetahuan tentang gejala-gejala kanker serviks supaya bisa cepat tanggap saat gejala tersebut muncul. Walaupun tidak muncul di tahap paling awal perkembangannya (disebut tahap pra-kanker), namun gejala-gejalanya sering kali sudah mulai muncul pada stadium awal kanker serviks.

Berikut adalah beberapa gejala umum dari kanker serviks: keluar bercak darah atau pendarahan ringan dari vagina meski tidak menstruasi; pendarahan menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya; pendarahan dari vagina setelah hubungan seks, douching, atau pemeriksaan panggul; keluar lebih banyak cairan keputihan; nyeri saat berhubungan seks; dan pendarahan seperti menstruasi meski sudah menopause.

Segeralah periksakan diri ke dokter saat melihat atau merasakan gejala-gejala seperti itu. Untuk deteksi kanker serviks sejak dini, sebelum gejala-gejalanya muncul, satu-satunya cara yaitu dengan melakukan pemeriksaan skrining. Pemeriksaan skrining dianjurkan mulai dilakukan sejak usia 21 tahun.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang cara deteksi kanker serviks. Semoga informasi ini menambah kepedulian Anda terhadap diri sendiri maupun keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar penyakit kanker serviks hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Mendeteksi Sendiri Kanker Serviks:

Cancer Treatment Centers of America. Cervical Cancer Symptoms. URL: https://www.cancercenter.com/cancer-types/cervical-cancer/symptoms. Accessed: 2019-04-11

Cancer.Net. Cervical Cancer: Symptoms and Signs. URL: https://www.cancer.net/cancer-types/cervical-cancer/symptoms-and-signs. Accessed: 2019-04-11

American Cancer Society. What Are the Risk Factors for Cervical Cancer?. URL: https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html. Accessed: 2019-04-11

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}