Jangan Sembarangan Minum Obat Demam untuk Penyakit DBD

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juni 25, 2016


Ketika si buah hati terserang penyakit DBD, jelas ini akan menjadi masa-masa berat bagi Anda dan keluarga. Si buah hati yang ceria akan tampak tidak berdaya dan bahkan mungkin sedang menghadapi masa-masa krisisnya.

Namun tahukah Anda bahwa terkadang kasus penyakit DBD bisa memburuk bukan karena efek dari serangan virus dengue yang mengganas dalam tubuhnya, tetapi karena faktor kesalahan penanganan di awal kasus demam berdarah ini muncul. Dan aspek kesalahan inilah yang akan kami ungkapkan untuk Anda.

Sebagaimana kebanyakan serangan infeksi lain, demam berdarah yang juga ditandai dengan gejala demam tinggi yang bahkan bisa mencapai angka di atas 40 derajat C. Tanpa terapi anti demam atau anti piretik tingginya suhu tubuh ini tidak akan bisa diatasi. Beberapa kasus kejang atau step juga bisa muncul bila demam tidak diatasi.

Belum lagi munculnya keluhan sakit kepala yang cukup berat juga rasa linu pada persendian, semakin membuat pasien tidak nyaman dengan kondisi tubuh mereka. Mereka tidak hanya membutuhkan obat anti piretik, tetapi juga analgesik. Kabar baiknya sebagian besar obat penurun demam juga bekerja sebagai pereda nyeri. Sebut saja berbagai obat anti piretik dan analgesik seperti parasetamol. Ibuprofen atau aspirin.

Namun, ternyata di sinilah Anda bisa melakukan kesalahan fatal yang akan memicu kondisi pasien memburuk. Tanpa banyak diketahui ternyata tidak semua jenis anti demam akan cocok diberikan pada pasien penyakit DBD.

Berdasarkan panduan penanganan penyakit DBD terbitan WHO dikatakan bahwa beberapa jenis anti piretik dan analgesik justru bekerja negatif terhadap pasien penyakit DBD. Ini karena beberapa jenis anti demam ini akan berakibat tubuh mengalami kerentanan ganda untuk mengalami perdarahan dalam.

Kondisi ini menjadi kabar buruk karena di saat seseorang terserang penyakit DBD, maka pasien akan mengalami penurunan kadar trombosit dalam tubuh hingga sulit bagi mereka mengalami pembekuan darah dan menutup luka. Perdarahan di dalam tubuh akan sulit diatasi dan bisa berakibat fatal.

Beberapa jenis pengobatan anti demam dan analgesik yang termasuk berbahaya untuk penyakit DBD antara lain:

  • Ibuprofen
  • Asetosal atau aspirin
  • Asam mefenamat
  • Steroid
  • Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
  • Beberapa jenis antibiotik (konsultasikan dengan dokter)

Mengasup jenis-jenis obat diatas terbukti akan memudahkan pasien mengalami perdarahan yang secara medis disebut dengue shock syndrome. Beberapa obat diatas juga akan meningkatkan keluhan pada lambung, menaikan kadar asam lambung dan mendorong asam lambung naik menuju eksofagus.

Ketika seorang pasien terserang penyakit DBD, mereka juga akan mengalami gangguan pada limpa. Pada beberapa kasus limpa mengalami pembengkakan kecil dan menimbulkan sedikit rasa nyeri. Dan ketika terjadi reflux atau serangan asam lambung maka keluhan limpa ini bisa semakin berat.

Yang berbahaya, menurut salah satu dokter ahli dari RSCM, Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K), adalah ketika dokter salah melakukan diagnosa terhadap munculnya perdarahan dan tukak lambung serius pada saat pasien mengalami penyakit DBD.

Beberapa dokter akan mengira kondisi DBD sudah mencapai stadium serius yang membutuhkan perawatan ekstra. Padahal perdarahan dan tukak pada lambung disebabkan oleh pengaruh ibuprofen atau asetosal. Ini bisa mengakibatkan kesalahan penanganan yang berbahaya.

Bahkan, masih menurut Dr. Sri Rezeki, juga disarankan untuk tidak memberikan asupan antibiotik pada pasien penyakit DBD. Justru berikan terapi untuk menstimulasi sistem imun sekaligus membantu pasien mengembalikan kadar trombositnya dengan cepat.

Karena pada dasarnya DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan tidak terpengaruh secara signifikan oleh pemberikan terapi anti biotik. Saran ini diberikan mengingat adanya fakta beberapa jenis anti biotik juga bekerja dengan cara yang sama seperti ibuprofen atau asetosal, yakni memicu munculnya pengendapan darah dan menyebabkan munculnya perdarahan dalam.

Lalu bagaimana bila pasien penyakit DBD mengalami serangan demam, sakit kepala dan linu pada persendian? Anda bisa atasi dengan pemberian terapi obat parasetamol, karena parasetamol terbukti sepenuhnya aman untuk terapi anti piretik dan analgesik untuk penderita penyakit DBD.

Jika Anda ingin mempercepat proses penyembuhan penyakit DBD, tanpa harus pusing dengan obat anti demam, maka pilihannya adalah dengan herbal. Kami sediakan artikel khusus yang membahas herbal untuk DBD, silakan baca selengkapnya di: “Apa Obat Herbal Demam Berdarah Terbaik?”

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}