Hubungan Hipertensi dengan Asam Urat

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juni 2, 2017


Sebagaimana sebelumnya kami sudah membahas mengenai hipertensi dan kaitannya dengan diabetes, juga diabetes dan kaitannya dengan asam urat, rupanya Anda juga bisa menemukan kaitan antara hipertensi dengan asam urat. Bahwa keduanya juga bisa menjadi masalah pemicu untuk satu dengan yang lain. Dan bahwa pengidap asam urat cenderung memiliki resiko mengidap hipertensi demikian pula sebaliknya.

Apa yang mengaitkan antara hipertensi dan asam urat? Bagaimana keduanya bisa menjadi faktor penyebab dan pemicu satu dengan yang lain dan kenapa pasien asam urat memiliki resiko tinggi mengidap hipertensi dan demikian pula sebaliknya? Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengupas kaitan keduanya berdasar sejumlah informasi yang kami dapatkan dari sejumlah sumber.

Sebelum mengupas mengenai bagaimana kaitan antara hipertensi dan asam urat, kita coba melihat lebih jauh bagaimana sebenarnya hipertensi dan asam urat ini sebenarnya.

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah dalam pembuluh darah meningkat. Lazim terjadi karena efek detak jantung yang memompa dengan tekanan kuat atau efek dari peningkatan volume darah akibat tertahannya air dalam darah dimana seharusnya air tersebut tersalurkan menuju ginjal untuk dibuang menuju urin. Ada kaitan erat antara usia, kemampuan otot jantung, kelenturan dan kesehatan dinding pembuluh darah dan komposisi darah dalam sistem tekanan darah ini.

Apa Itu Asam Urat?

Kenaikan kadar senyawa asam urat dalam darah atau hiperuricemia. Asam urat sendiri adalah produk residu dari proses penghancuran senyawa purin. Purin sendiri merupakan senyawa residu yang berasal dari proses metabolisme protein oleh liver. Asam urat memiliki karakter mudah mengkristal dan kadang membentuk kristal pada area persendian. Kristal ini akan melukai persendian dan membentuk inflamasi yang sangat menyakitkan. Semakin tinggi kadar asam urat, semakin tebal kristal yang terbentuk dan semakin buruk efek inflamasi yang terjadi.

Disepakati dalam sejumlah riset bahwa ada kaitan erat antara hipertensi dan asam urat. Bahwa kedua kondisi ini bisa saling menyebabkan satu dengn yang lain. Dan dalam sejumlah kasus keduanya bisa menyerang bersamaan dan menunjukan arah komplikasi yang cukup berat untuk diatasi.

Apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana kedua penyakit ini bisa berkaitan? Mari kita lihat kedua penyakit ini dari dua sisi.

Hipertensi Menyebabkan Asam Urat

Hipertensi dapat terjadi salah satunya karena efek dari volume darah yang meningkat. Ini disebabkan oleh tertahannya air dalam darah, akibat gagalnya air untuk terserap oleh ginjal untuk kemudian dikeluarkan oleh urin. Ada banyak alasan kenapa ginjal tidak berhasil menarik cairan dari darah, salah satunya karena efek dari peningkatan kadar sodium dan natrium dalam darah yang memicu pengentalan darah. Sejatinya tubuh memang sudah diatur dengan mekanisme alami sehingga ketika terjadi pengentalan darah, secara natural tubuh akan menahan air dalam darah untuk mengembalikan kondisi darah pada kekentalan semula. Inilah yang membuat volume darah meningkat dan menimbulkan tekanan pada dinding pembuluh darah.

Dalam sumber clinicalhypertension.biomedcentral.com, yang mengungkap riset tahun 2015 dengan tajuk jurnal Relationship between uric acid and blood pressure in different age groups, disampaikan bahwa diperkirakan pada taraf awal seseorang mulai mengalami kasus tekanan darah tinggi dan memilih mengabaikannya, di saat itulah sebenarnya orang tersebut bisa mengalami resiko hiperuricemia.

Hal ini terjadi karena pada saat seseorang terserang hipertensi karena volume darah meningkat, sebenarnya di saat yang sama orang tersebut sudah mengalami masalah dalam sirkulasi cairan menuju ginjal.

Dan bila di saat yang sama orang besangkutan sudah memiliki pola makan tinggi purin, besar kemungkinn asam urat hasil residu metabolisme purin akan tertahan dalam darah. Kondisi ini sudah bisa merujuk pada kondisi hiperuricemia atau kenaikan kadar asam urat dalam darah.

Sejalan dengan waktu, Masalah tekanan darah tinggi ini kemudian bisa menyebabkan gangguan pada sistem kerja ginjal. Inilah yang kemudian menjadi pemicu kenapa mereka dengan hipertensi memiliki resiko tinggi terhadap serangan asam urat. Sebagaimana dijelaskan dalam hellolife.net .

Menurut sumber heart.org, semakin lama seseorang mengidap tekanan darah tinggi, semakin beresiko seseorang mengalami kerusakan dinding pembuluh darah. Ini adalah efek berkepanjangan dari tekanan yang terjadi dan efek dari terbentuknya kerak pada dinding pembuluh darah akibat sirkulasi darah yang terganggu.

Kerak ini membentuk penebalan pada dinding pembuluh darah dan akan semakin berat ketika di dalam kerak ini terdapat komponen kolesterol yang akan memicu dinding pembuluh darah yang kaku dan keras (artherosklerosis). Dan salah satu bagian yang cukup rentan mengalami kerusakan adalah dinding pembuluh darah pada area sekitar ginjal. Ini karena terjadi pada area ini terdapat area-area rentan sumbatan yang terbentuk karena efek tekanan darah tinggi.

Bertahap, ginjal akan kesulitan menarik cairan dari dalam tubuh, cairan tertahan dalam tubuh dan ginjal kekurangan cairan. Situasi yang merujuk pada kondisi kerusakan ginjal. Pada tahap inilah kemudian ginjal akan kesulitan mengangkat semua toksin dan residu terlarut dalam darah yang seharusnya turut dibuang oleh ginjal melalui urin, tak terkecuali asam urat.

Bisa dikatakan secara awam bahwa pada level seorang pasien hipertensi mengalami serangan asam urat, bisa jadi pada saat itu pula sebenarnya pasien juga sudah mengalami komplikasi ginjal atau bahkan kecenderungan mengalami masalah gagal ginjal.

Tetapi bukan hanya itu sebenarnya yang memicu pasien hipertensi menjadi rentan mengalami masalah asam urat. Sejumlah pakar mempercayai adanya pengaruh asam urat dengan antihipertensi, sebagaimana dijelaskan dalam wawancara bersama Hyon K. Choi, MD, DrPH, salah seorang pelaku riset mengenai asam urat dan antihipertensi di Korea Selatan yang diungkap dalam medscape.com pada tahun 2012.

Riset menunjukan bahwa terapi thiazide yang bekerja sebagai diuretik yang lazim diberikan pada penderita hipertensi atau berfungsi sebagai antihipertensi justru menjadi menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan pada akhirnya memicu ginjal mengalami kegagalan dalam menarik toksin dan residu dalam darah, dan menyebabkan terjadinya kenaikan kadar asam urat dalam jangka panjang.

Asam Urat Menyebabkan Hipertensi

Di sisi lain sejumlah pakar juga melihat mereka yang mengalami masalah hiperuricemia dalam jangka panjang juga akan lebih rentan untuk mengalami kasus tekanan darah tinggi. Dan kembali sebenarnya masalah ini masih berkaitan dengan kinerja ginjal yang terganggu akibat efek asam urat.

Menurut newswise.com, memang diakui ada pengaruh kenaikan kadar asam urat terhadap kenaikan tekanan darah, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sebagian besar dipengaruhi oleh kerusakan fungsi ginjal, meski pada beberapa kasus gangguan muncul oleh munculny masalah pada pembuluh darah itu sendiri.

Sebuah riset yang diselenggarakan oleh the Boston Medical Center dengan melibatkan 55,607 sampel pasien dengan rasio 1 : 1 antara penderita asam urat dan non penderita asam urat menunjukan bahwa dari seluruh sampel setidaknya 13,025 di antaranya dinyatakan menderita tekanan darah tinggi. Dan dari data tersebut ditemukan fakta 40% pengidap asam urat akan mengembangkan gejala tekanan darah tinggi setelah jangka waktu tertentu.

Dugaan terbesar adalah adanya peran asam urat dalam proses penebalan dan pembentukan endapan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan pada liang pembuluh darah. Salah satu kondisi yang memicu terjadinya kenaikan tekanan darah.

Selain tentu saja, fakta bahwa mereka dengan kondisi asam urat juga kerap mengembangkan gangguan pada fungsi ginjal yang akan memungkinkan ginjal semakin sulit menarik cairan untuk membentuk urin. Akibatnya volume darah meningkat dan menyebabkan terjadinya tekanan darah.

Dalam riset disimpulkan fakta baru. Lazimnya keluhan asam urat lebih mudah terjadi pada kalangan usia muda karena faktor pemicu utamanya adalah pola makan tidak seimbang, dan penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya cenderung lebih kerap terjadi pada pasien berusia lebih dari 40 tahun. Tetapi dengan seorang berusia 30 tahunan dan sudah divonis menderita asam urat, mereka bisa lebih cepat mengalami masalah tekanan darah tinggi bahkan di usia di bawah 40 tahun.

Yang menarik dari kasus ini adalah justru sebuah riset mengarah pada fakta bahwa beberapa jenis obat untuk asam urat bisa membantu mencegah terjadinya tekanan darah tinggi. Masih dibutuhkan riset mendalam mengenai sejauh mana efektifitas terapi asam urat ini dalam mencegah kasus tekanan darah tinggi.Mengingat kasus tekanan darah tinggi pada penderita asam urat masih tergolong tinggi, sekalipun pasien terbukti menjalankan terapi asam urat.

Pada dasarnya yang perlu Anda lakukan ketika salah satu kondisi penyakit tersebut menyerang Anda adalah pemantauan yang rutin dan terapi yang efektif dalam menjaga kadar normal asam urat dalam darah dan kondisi tekanan darah pada level normal.

Menjaga satu kondisi penyakit akan melindungi Anda dari serangan penyakit yang lain. Anda bisa menjalankan diet rendah kolesterol dan rendah purin. Pada dasarnya makanan penyebab asam urat sendiri juga biasanya merupakan makanan penyebab tekanan darah tinggi. Dan imbangi dengan terapi yang bisa bekerja sekaligus pada asam urat dan hipertensi sebagaimana pada noni juice.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}