Bisakah Anda Mendapatkan Manfaat dari Terapi Cryotherapy?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 23, 2017


Belakangan ini dunia kesehatan kembali diramaikan dengan satu lagi terapi unik yang diklaim bermanfaat bagi kesehatan. Terapi yang dikenal dengan sebutan Cryotherapy ini menerapkan konsep pendinginan pada tubuh untuk tujuan kesehatan.

Sebenarnya Cryotherapy lebih dulu diperkenalkan sebagai terapi untuk kanker dan massa non-kanker. Tetapi kemudian beberapa pakar mulai melihat adanya manfaat dari terapi ini pada keseluruhan fungsi serta proses perbaikan kondisi tubuh.

Walaupun masih banyak diperdebatkan, namun terapi ini tetap diakui oleh sejumlah pakar kesehatan terkenal, misalnya Dr. Oz. Sehingga tampaknya tidak salah jika kita menilik lebih jauh mengenai manfaat terapi Cryotherapy.

Terapi Cryotherapy Untuk Kanker

Sebelumnya, terapi dingin/beku ini dikenal sebagai prosedur alternatif dalam pengobatan kanker dan massa non kanker. Terapi ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan nitrogen yang memberi efek membekukan pada massa kanker atau non kanker.

Efek beku ini akan menyebabkan jaringan melemah, bahkan mati, setelah beberapa kali proses pembekuan. Biasanya ahli terapi mengandalkan fungsi mekanisme alami tubuh dalam menyingkirkan sel-sel mati tadi lalu menggantikannya dengan sel baru. Karena itu, bersamaan dengan Cryotherapy, pasien mungkin mendapatkan terapi biologis untuk meningkatkan fungsi imunitas serta regenerasi sel.

Beberapa terapi lain juga menjalankan prosedur sejenis untuk diterapkan bersamaan dengan prosedur pengangkatan jaringan tanpa pembedahan besar. Jaringan kanker yang sudah beku bisa lebih mudah diangkat tanpa menimbulkan banyak luka dan perdarahan. Prosedur ini dilakukan secara lokal hanya pada massa abnormal sehingga tidak banyak berpengaruh pada sel-sel sehat di sekitar jaringan kanker.

Terapi kanker dengan metode ini memang tidak populer, bahkan tidak masuk dalam prosedur standar pengobatan kanker, sebagaimana pada prosedur kemoterapi atau radioterapi. Terapi Cryotherapy merupakan jenis pengobatan alternatif yang diterima dan dijalankan secara medis sebagaimana terapi oksigen hiperbarik atau terapi hipertermia. Hanya beberapa rumah sakit saja yang melayani terapi ini sebagai prosedur yang ditawarkan dalam pengobatan kanker.

Biasanya juga ditawarkan pada pasien dengan kondisi kanker stadium awal sampai stadium 3 meski sejumlah jenis kanker lain bisa saja diatasi dengan prosedur Cryotherapy ini. Beberapa jenis kanker yang lazim diterapi dengan Cryotherapy antara lain kanker serviks, kanker paru-paru, kanker usus, dan kanker kulit. Sebagaimana kami sadur dari sumber CANCERRESEARCHUK.org.

Meski dikatakan aman, tetapi kadang sejumlah efek samping bisa saja muncul dengan prosedur ini. Misalnya pada beberapa kasus muncul efek samping perdarahan yang cukup deras, nyeri hebat, hingga kerusakan sel sehat akibat paparan nitrogen yang tidak tepat sasaran.

Itulah gambaran mengenai Cryotherapy yang dulu lebih dikenal sebagai terapi untuk kanker. Tetapi yang belakangan ini dikenalkan sebagai terapi Cryotherapy untuk kesehatan jelas berbeda dengan terapi yang kami gambarkan di atas.

Terapi Cryotherapy Untuk Kesehatan Keseluruhan

Dalam prosedur Cryotherapy sebagai terapi untuk memelihara kesehatan, seseorang akan masuk dalam sebuah kapsul yang sudah diatur berada dalam suhu ekstra rendah (hingga kisaran minus 140 derajat C). Tabung atau kapsul tersebut menyimpan cairan nitrogen yang akan bekerja menurunkan suhu pada level sangat rendah. Selama 3 menit, suhu tubuh orang yang berdiam di dalam kapsul diturunkan hingga level sangat rendah.

Dikatakan bahwa terapi unik ini memiliki sejumlah manfaat seperti untuk membantu merawat kesehatan dan peremajaan kulit, membantu menjaga fungsi sirkulasi darah, memperbaiki sejumlah kerusakan sel, menjaga daya tahan sel, bahkan meningkatkan metabolisme dan pembakaran. Dikatakan juga bahwa terapi Cryotherapy dapat membantu pencegahan kanker, kerusakan fungsi organ, serta penurunan berat badan.

Pemberitaan mengenai bagaimana terapi ini memberi pengaruh terhadap kesehatan disiarkan oleh saluran YouTube ABC News dalam ulasan “Whole Body Cryotherapy”. Dalam pemberitaan tersebut dijelaskan bagaimana terapi ini bekerja dan bagaimana efeknya pada penggunanya.

Namun masih banyak pro dan kontra mengenai manfaat terapi Cryotherapy. Secara medis pembuktian mengenai bagaimana manfaat Cryotherapy untuk seluruh tubuh memang belum terlalu kuat. Klaim-klaim yang sudah ada memang bermunculan, tetapi sebagian besar belum didukung oleh bukti yang kuat.

Manfaat terapi es terhadap kulit memang sudah diakui secara turun temurun. Sejumlah pakar kesehatan kulit mengakui bahwa terapi dengan menggunakan es batu pada permukaan kulit akan membantu menjaga keremajaan kulit, mengecilkan pori-pori, serta mengatasi efek infeksi kulit termasuk jerawat. Prinsip dasar terapi beku yang dijalankan dengan Cryotherapy ini hampir sama dengan terapi es batu yang telah lebih dulu populer.

Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa pembakaran pada udara yang bersuhu rendah bisa lebih banyak daripada pembakaran energi pada udara bersuhu normal. Secara alami tubuh akan selalu mempertahankan suhu normalnya pada kisaran 36 – 37 derajat C. Proses ini akan menuntut tubuh menghasilkan lebih banyak pembakaran energi bila berada di lingkungan bersuhu rendah.

Dalam sebuah riset yang dipublikasikan pada tahun 2005 bertajuk “Whole-body cryotherapy (extreme cold air exposure) for preventing and treating muscle soreness after exercise in adults” dalam PubMed.gov, diungkapkan bahwa terapi beku ini membantu meringankan rasa nyeri pada persendian serta otot, membantu sirkulasi darah, dan bermanfaat untuk peremajaan sel.

Dalam pengungkapan lain ditemukan bahwa Cryotherapy yang dipaparkan ke seluruh tubuh membantu meringankan keluhan rematik dan artritis. Termasuk membantu meredakan keluhan nyeri, inflamasi, dan membantu mempercepat perbaikan kerusakan yang diakibatkan. Ini dijelaskan jurnal pada tahun 2014 dalam PubMed.gov berjudul “Cryotherapy in inflammatory rheumatic diseases: a systematic review.”

Perdebatan mengenai Manfaat Terapi Cryotherapy

Sejumlah pembuktian memang menunjuk bahwa ada manfaat terapi Cryotherapy dengan pembekuan cairan nitrogen pada tubuh. Akan tetapi masih banyak pakar kesehatan yang mempertanyakan benar atau tidaknya klaim-klaim mengenai manfaatnya bagi kesehatan.

Kontroversi ini tidak terjad pada terapi Cryotherapy terhadap sel kanker yang memang lebih dipandang bermanfaat. Sayangnya, sebagian besar pakar masih tidak yakin dengan kegunaan Whole Body Cryotherapy atau terapi Cryotherapy seluruh tubuh.

Bantahan mengenai manfaat Cryotherapy sebagai terapi kesehatan ini misalnya diungkapkan pada tahun 2013 oleh pusat riset fisiologi University of New Hampshire. Mereka tidak menemukan adanya perbedaan signifikan pada kondisi kesehatan pasien rematik dan artritis yang menjalankan Cryotherapy dan yang tidak menjalankannya.

Bantahan senada dituturkan dalam riset tahun 2012 yang dipublikasi PubMed.gov yang berjudul “Cold-water immersion (cryotherapy) for preventing and treating muscle soreness after exercise”. Riset ini membuktikan bahwa hanya ada sedikit pengaruh Cryotherapy terhadap pemulihan cedera otot dan nyeri otot pasca olahraga.

Di samping itu, terapi beku sejak dulu sudah diakui secara medis memiliki efek samping yang perlu diwaspadai. Bahkan terapi dengan es batu saja bisa menimbulkan iritasi pada permukaan kulit, sehingga sebaiknya dilakukan dalam tempo singkat atau bila diperlu menggunakan alas untuk mencegah interaksi langsung antara es batu dan permukaan kulit.

Karena terapi Cryotherapy masih menggunakan prinsip dasar yang sama dengan terapi es batu, efek samping dari terapi es batu juga mungkin saja terjadi pada pasien yang menjalankan Cryotherapy di seluruh tubuh.

Selain itu, sejumlah pakar mengkhawatirkan adanya pengaruh terapi beku ini terhadap kesehatan sistem saraf. Efek pembekuan dikhawatirkan bisa merusak fungsi saraf, meski efek terburuknya belum sepenuhnya terdeteksi.

The Washington Post menyebutkan bahwa sejumlah pakar menyarankan agar Cryotherapy sebagai terapi beku dalam kapsul hanya diberikan secara bersyarat untuk terapi pasca aktivitas fisik berat atau ketika pasien mengalami serangan nyeri sendi dan otot.

Cryotherapy sebaiknya tidak dijalani sebagai terapi rutin dan secara berlebihan. Para pakar melihat bahwa daya tahan setiap orang terhadap efek beku ini sangat bervariasi, sehingga sebaiknya terapi diberikan dengan jangka waktu yang disesuaikan untuk masing-masing orang.

Tentu berbeda dengan terapi Cryotherapy yang diterapkan untuk pengobatan kanker. Pemanfaatan dan pendekatan terapi yang berbeda membuat terapi beku ini justru termasuk prosedur alternatif yang mulai banyak direkomendasikan pada kasus-kasus kanker tertentu.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}