Anda mungkin pernah mendengar mengenai konsep penurunan berat badan dengan cara membungkus bagian tubuh yang berlemak dengan menggunakan sejenis plastik pembungkus yang kemudian lebih akrab disebut dengan istilah body wrap.
Sejauh ini sebenarnya tidak ada riset khusus yang membuktikan bagaimana manfaat penerapan terapi body dan efektifitasnya dalam membantu menurunkan berat badan. Tetapi sejumlah pelaku diet secara pribadi mengklaim metode ini memiliki hasil yang memuaskan, meski sifatnya secara relatif.
Menurut sumber Livestrong, diungkap bagaimana terapi ini bekerja membantu menurunkan berat badan. Body wrap menutup sistem pori yang sebenarnya juga bekerja sebagai ventilasi atau jalur sirkulasi udara yang bertugas menjaga suhu tubuh.
Akibatnya, suhu di dalam tubuh yang tertutup oleh lapisan plastik akan meningkat, inilah yang kemudian mendorong tubuh menghasilkan keringat. Keringat ini merupakan reaksi alami tubuh demi mengembalikan suhu tubuh pada titik normal.
Diakui proses pembentukan keringat yang akan cukup tinggi ini akan membantu melarutkan sejumlah lapisan lemak mudah larut yang biasanya terbentuk di bawah lapisan kulit. Proses ini juga memicu pembakaran dan proses pembuangan senyawa toksin yang terendap dalam aliran darah di dekat kulit.
Hanya saja, meski memang memiliki manfaat, ternyata hasil kerjanya hanya efektif pada bagian lapisan lemak yang tersimpan di bawah permukaan kulit. Juga pada sistem pembuluh darah yang berada di kawasan sekitar bawah kulit.
Ini sebabnya, pada periode tertentu, seolah manfaat dari terapi body wrap ini akan bersifat resisten. Sebenarnya ini karena tidak ada lagi lapisan lemak di bawah kulit yang bisa dibakar dan dilarutkan dalam keringat. Yang tersisa hanya lapisan lemak yang tersimpan di bagian lebih dalam tubuh yang akan sangat sulit untuk dibakar dan diubah menjadi materi lemak terlarut dalam keringat. Sehingga akan sulit diatasi hanya dengan mengandalkan terapi body wrap.
Perlu pula Anda pahami bahwa bilapun Anda mengalami penurunan berat badan setelah rutin menjalankan terapi body wrap, besar kemungkinan Anda hanya mengalami pengurangan berat air. Ini karena materi yang keluar bersamaan dengan keringat sebagian besar adalah kandungan air dalam tubuh, atau sekitar lebih dari 60%.
Itu sebabnya, masih menurut Livestrong, dijelaskan sejumlah ahli diet dan pakar kalori menyarankan pengguna terapi ini untuk memadukan pola diet sehat, body wrap dan sejumlah latihan olahraga yang membantu meningkatkan pembakaran.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGSelain itu, pada tahap tertentu, akan lebih baik untuk Anda juga menambahkan sejumlah latihan olahraga yang sifatnya juga membantu pembentukan tubuh, karena sebagaimana sudah kami jelaskan bahwa proses penurunan berat badan yang terjadi hanya penurunan berat air. Sehingga akibatnya justru tubuh akan menjadi lebih kendur akibat massa lemak menurun tanpa diimbangi pembentukan massa otot.
Massa otot akan mencegah tubuh menjadi kurus namun tampak kendur dan longgar. Dan hanya dengan menjalankan terapi olahraga khusus untuk pembentukan tubuh saja keluhan semacam ini bisa Anda atasi.
Meski diakui adanya efektifitas dalam penerapan terapi body wrap untuk membantu menurunkan berat badan, terbukti metode ini juga tidak sepenuhnya aman. Metode ini juga memiliki sejumlah risiko yang mungkin tidak Anda sadari sebelumnya.
Beberapa bahan plastik yang dikenakan dalam terapi body wrap ternyata menggunakan jenis Polyvinyl chloride (PVC). Jenis PVC ini rupanya merupakan salah satu materi toksin yang perlu Anda waspadai. Dalam livestrong diungkap adanya koneksi negatif antara paparan PVC berlebihan dengan masalah ginjal, lever, tulang sampai efek karsinogen.
Sementara bersamaan dengan peningkatan suhu tubuh, pori-pori pada permukaan kulit akat melebar. Selain untuk memudahkan aliran keringat keluar, pori-pori besar akan memungkinkan masuknya udara ke dalam tubuh demi membantu mempercepat penurunan suhu tubuh. Di sinilah masalahnya, karena sementara pori-pori membesar, pori-pori justru tertutup oleh plastik, sehingga bukan udara yang masuk ke dalam tubuh melainkan senyawa toksin dari plastik.
Anda bisa menghindari risiko ini dengan memilih jenis plastik pembungkus dari jenis yang lebih rendah toksin. Untuk lebih aman, Anda bisa memilih jenis plastik pembungkus yang memang sudah terlabel sebagai bahan body wrap. Harganya cenderung lebih tinggi dari jenis plastik pembungkus biasa, tetapi tentu saja cenderung lebih rendah toksin.
Selain itu, perlu Anda waspadai pula adanya risiko dehidrasi karena penerapan body wrap pada tubuh Anda. Terapi ini mendorong tubuh menghasilkan keringat yang cukup banyak, bahkan hingga berlebihan. Kondisi ini menyebabkan munculnya sejumlah efek samping dehidrasi seperti efek lemas, pusing, lesu dan kehilangan semangat dan masalah konsentrasi. Sejumlah keluhan lebih serius seperti migrain dan demam bisa muncul akibat dari dehidrasi yang diabaikan.
Kini Anda bisa melihat dua sisi dari terapi body wrap. Diakui bahwa terapi body wrap memang memiliki sejumlah manfaat dalam membantu mengurangi berat badan dan mengatasi sejumlah kelebihan lemak dalam tubuh, tetapi sejumlah risiko yang bisa muncul akibat terapi ini juga tetap perlu Anda waspadai.