Hyperthermia: Solusi Terapi Kanker Baru dengan Risiko Minimalis


By Cindy Wijaya

Sementara kebanyakan dari kita terbiasa dengan metode pengobatan kanker konvesional seperti pengangkatan dan sejumlah terapi berisiko seperti kemoterapi dan radioterapi, sebenarnya dunia medis juga sudah menemukan beberapa metode terapi kanker lain dengan risiko yang lebih rendah dan terkendali.

Salah satunya adalah sebuah temuan yang diungkap dalam sebuah lembaga riset kanker asal Jerman 20 tahun lalu, hiperthermia. Tak banyak memang yang mengenai terapi ini, padahal terapi ini dikenal sangat efektif membantu mengobati berbagai jenis kanker dalam beragam stadium. Termasuk pula membantu pengobatan kanker dalam stadium lanjut dimana sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar.

Ini karena metode hiperthermia tersebut dengan tepat hanya menyerang sel kanker hingga akhirnya sel kanker mati tanpa memberi efek kerusakan pada sel sehat. Metode ini dikatakan jauh lebih aman dibandingkan metode konvensional. (www.hope4cancer.com)

Apa Sebenarnya Metode Hiperthermia ini?

Metode hiperthermia atau di beberapa negara disebut dengan thermalterapy ini adalah terapi pengobatan kanker dengan menggunakan paparan panas. Pasien kanker akan mendapatkan paparan bersuhu tinggi hingga kisaran 45 derajat C pada jaringan dimana sel kanker berada. Anda bisa menemukan informasi mendalam mengenai metode hiperthermia ini di laman www.cancer.gov.

Dari sejumlah riset ditemukan fakta bahwa paparan panas ini dapat merusak sel kanker, membakar dan akhirnya mematikan sel kanker. Sifatnya sangat selektif sehingga serangan akan melewatkan sel sehat. Metode ini cenderung aman untuk mengatasi kanker tanpa merusak sel sehat. Hal ini dijelaskan dalam Annals of Oncology 2002 bertajuk “Heating the patient: a promising approach?” Oleh van der Zee J.

Dalam ulasan lain yang diungkap pada Critical Reviews in Oncology/Hematology 2002 bertajuk “The cellular and molecular basis of hyperthermia” dikatakan bahwa sel kanker akan mengalami kerusakan molekul dan struktur protein di dalamnya karena paparan panas tinggi dalam jangka tertentu.

Bagaimana Cara Kerja Hiperthermia sebagai Terapi Kanker?

Metode terapi kanker ini bekerja dengan cukup unik sebenarnya berangkat dari temuan sejumlah periset kanker dari Jerman dalam periode sebelumnya yang menemukan adanya semacam persai serat bernama fibirin yang melapisi sisi luar dinding sel kanker. Lapisan ini tidak akan Anda temukan pada sel sehat yang lazim Anda dapatkan pada tubuh.

Pada satu sisi temuan ini memberi alasan kenapa sel kanker cenderung lebih resisten dan kebal. Sel kanker biasanya cenderung bandel, tidak mudah dihentikan dan dimatikan. Kadang bisa dengan mudah menjadi resisten terhadap paparan kimia dalam kemoterapi, kebal radiasi dalam radioterapi bahkan juga menjadi resisten terhadap sejumlah obat kanker.

Faktanya sel kanker memang cenderung lebih kuat dari sel biasa. Demikian kuat sehingga ketika mendapatkan paparan kemoterapi atau radioterapi, terpaksa harus mengorbankan sel-sel sehat di sekitar sel kanker hanya demi bisa mematikan sel kanker yang diarah.

Namun dalam penanganan kanker dengan metode terapi hiperthermia, justru ditemukan lapisan serat inilah yang menjadi kelemahan bagi sel kanker sehingga sel kanker dapat diatasi dengan paparan panas.

Pada dasarnya tubuh memiliki mekanisme alami yang bekerja mengatur suhu tubuh, termasuk suhu dalam sel. Mekanisme ini bisa bekerja efektif pada sel sehat karena sel sehat berdindingkan lapisan tipis yang memberi ruang untuk sirkulasi udara. Sirkulasi udara yang memungkinkan sel mengeluarkan suhu panas dari dalam tubuhnya dan mengatur ulang suhu sel kembali pada suhu normal.

Hal berbeda tidak akan terjadi pada sel kanker. Karena lapisan serat fibirin yang melindungi dinding sel kanker justru menjadi penghalang terjadinya pertukaran udara. Suhu panas dalam sel akibat proses paparan panas di awal akan terkurung di dalam sel. Suhu dalam nukleus akan naik, menyebabkan proses oksidasi dan pembakaran. Ini kemudian merusak struktur protein dalam sel yang berakibat pada kematian sel kanker.

Karakter inilah yang menyebabkan terapi hiperthermia ini sama sekali tidak akan menyerang sel sehat dan memberi efek signifikan dalam membunuh sel kanker. Sel kanker akan rusak dan mati akibat pembakaran yang terjadi di dalam lapisan dinding sel kanker.

Kadang kala, dalam sejumlah metode terapi hiperthermia ini diberikan secara terpadu bersama dengan metode terapi lain. Sifat hiperthermia di sini bukan secara langsung menyerang sel kanker, melainkan melemahkan sel kanker. Sel kanker yang sudah rapuh akan lebih mudah rusak oleh paparan radiasi atau pengobatan kimia.

Dengan kondisi ini, proses terapi bisa berjalan dengan lebih efektif, dengan efek samping kerusakan sel sehat yang lebih terkendali dan masa terapi yang lebih pendek.

Saat ini setidaknya sejumlah kasus kanker tercatat bisa diatasi dengan terapi hiperthermia ini baik sebagai terapi tunggal pada stadium awal dan menengah hingga sebagai bagian dari paduan terapi dengan kemoterapi atau radioterapi pada stadium lebih berat. Tercatat kasus kanker seperti kanker ginjal, kanker serviks, kanker otak, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker rahim dan masih banyak lagi berhasil diatasi dengan terapi hiperthermia.

Metode terapi hiperthermia ini sendiri diterapkan dalam sejumlah cara. Kesemuanya menggunakan perangkat yang dikaitkan dengan mesin SonoPhoto Dynamic Therapy (SPDT). Perangkat ini akan memanaskan sel-sel dalam tubuh dan mendorong terjadinya fotosintesis pada sel kanker. Sel akan mengalami pembakaran, yang pada akhirnya akan merusak struktur protein dan menghancurkan nukleus sel kanker.

Setiap cara-cara tersebut berkaitan dengan bagaimana menyampaikan panas pada titik dimana massa kanker terbentuk. Ada cara internal dengan membuat atau memanfaatkan kanal dalam tubuh untuk memasukan perangkat pemanas langsung ke dekat titik kanker. Dan ada pula cara eksternal dengan memanaskan permukaan kulit dekat dengan massa kanker terbentuk. Untuk lebih lengkapnya, berikut informasi lengkap mengenai cara-cara tersebut:

Lokal Hiperthermia

Terapi ini dilakukan dengan memberikan paparan panas pada lokasi kecil dimana sel kanker berkembang. Biasanya dilakukan pada kasus kanker stadium awal. Biasanya dilakukan beberapa cara untuk bisa memaparkan panas pada metode ini, seperti :

Cara eksternal

Pasien akan dipaparkan panas dari luar permukaan kulit tepat diatas titik dimana sel kanker tumbuh. Biasanya terapi ini diberikan pada kasus tumor yang   berada di permukaan kulit atau dekat dengan permukaan kulit.

Cara intraluminal

Metode ini dilakukan dengan memasukan aplikator panas ke dalam saluran dalam tubuh seperti pada tabung saluran pernafasan atau tabung saluran pencernaan. Langkah ini dilakukan pada kasus tumor dimana kanker tumbuh dekat dengan saluran-saluran terseut.

Cara interstitital

Metode ini biasa dilakukan pada kasus kanker atau tumor yang terjadi pada titik yang relatif dalam pada tubuh. Untuk itu diperlukan sebuah bukaan atau sobekan untuk memasukan perangkat pemanas ke dalam tubuh sehingga perangkat bisa terpasang sedekat mungkin dengan massa kanker.

Regional Hiperthermia

Terapi ini dilakukan ketika sel kanker sudah menyebar pada sebuah area dalam tubuh, atau malah sudah menyebar pada sebuah organ. Untuk itu terapi akan diberikan dalam jangkauan yang lebih luas. Dan cara-cara untuk melakukan regional hiperthermia adalah:

Lokasi jaringan dalam

Kadang kanker sudah menyebar dan tumbuh dengan meluas pada satu buah organ atau satu buah lokasi yang berada cukup dalam pada tubuh. Untuk menjalankan hiperthermia, pasien akan mendapatkan paparan panas dengan memasang perangkat pemanas yang ditanamkan pada beberapa titik di seputaran organ. Untuk itu diperlukan pembuatan sobekan dan kanal kecil menuju titik-titik seputar kanker terdekat.

Lokasi perfusion

Paparan panas pada metode ini dilakukan dengan memasang semacam sabuk mengelilingi tubuh tepat di mana area kanker berada. Panas akan datang dari permukaan kulit dengan melingkar merata. Metode ini memberi efek panas pada massa kanker sekaligus mematikan cabang-cabang baru yang menyebar di sekitar organ.

Continuous hyperthermic peritoneal perfusion (CHPP)

Metode ini biasa dilakukan pada masalah kanker yang berkembang pada area sekitar perut seperti pencernaan, rahim, prostat, ginja, hati, pankreas dan sebagainya. Lokasinya di dekat area pencernaan dan secara langsung berkaitan langsung dengan aktivitas pencernaan membuat terapi ini akan sangat efektif. Terapi dilakukan dengan memasang perangkat pemanas pada saluran pencernaan dan menaikan suhu saluran pencernaan hingga mendekati suhu 45oC.

Hiperthermia Total

Terapi ini diberikan pada pasien kanker stadium akhir dimana sel-sel kanker sudah bermetastasis dengan merata di seluruh bagian tubuh. Karena sudah sulit memilih secara spesifik titik mana yang perlu dipanaskan, maka pemanasan dilakukan secara menyeluruh, baik secara eksternal maupun internal. Kadang pasien juga diberi selimut atau perisai khusus untuk menjaga suhu tubuhnya tetap tinggi.

Meski dikatakan bebas efek samping, sebenarnya hiperthermia harus dilakukan dengan teknik tepat dan suhu yang terkendali. Suhu diatas 46oC kadang bisa menyebabkan efek terbakar pada sel dan permukaan kulit.

Di sisi lain, sementara pasien menjalankan terapi hiperthermia, diperlukan terapi tambahan yang sifatnya sebagai kendali anti oksidan dan kendali karsinogen. Karena sisa sel-sel kanker yang mati tersebut akan berkembang menjadi agen karsinogen bila dibiarkan tertinggal dalam tubuh.

Karenanya selama pasien menjalankan terapi pasien disarankan menjalankan diet khusus kanker dimana tubuh akan mengatur ulang keseimbangan hormonal dan enzim, menstimulasi ulang kadar glutathione dalam tubuh, mengendalikan kadar ph tubuh dan mengatasi radikal bebas yang masih tersimpan dalam tubuh.

Pasien disarankan mengonsumsi beragam jenis buah dan sayuran sumber anti oksidan, protein sehat dan sumber asam lemak. Beberapa makanan yang kaya anti oksidan seperti anggur, buah naga, noni , berry, sirsak , asparagus, brokoli, kale dan masih banyak lagi. Ini akan menyempurnakan hasil dari terapi kanker baru ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}