Terapi Rumahan untuk Mengatasi Keracunan Makanan


By Cindy Wijaya

Pada kesempatan sebelumnya, kita telah membahas mengenai beberapa mitos yang biasa digunakan untuk mengatasi keracunan makanan. Beberapa sebenarnya memang tidak seefektif yang banyak dikatakan.

Tetapi sebenarnya masalah keracunan makanan tetap mungkin untuk diatasi dengan beberapa tips terapi rumahan yang sederhana. Setidaknya cukup efektif sebagai terapi pertolongan pertama sebelum pasien keracunan dapat dibawa ke dokter untuk penanganan medis lebih lanjut.

Apa Itu Keracunan Makanan?

Untuk memahami bagaimana cara efektif untuk membantu meredakan keluhan keracunan makanan, kita perlu pahami dulu, apa sebenarnya keracunan makanan. Apa yang menyebabkan kasus keracunan makanan?

Bila selama ini kebanyakan orang hanya mengira kasus keracunan makanan berkaitan dengan adanya unsur toksin atau racun yang tercampur dalam makanan, maka sebenarnya urusan keracunan makanan disebabkan oleh aspek yang lebih kompleks.

Menurut sumber MAYO CLINIC, keracunan makanan terjadi karena seseorang mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi zat-zat dan elemen yang bisa memicu reaksi keracunan pada tubuh. Dan zat-zat serta elemen yang mengkontaminasi bisa berupa jamur, bakteri, virus dan termasuk pula elemen toksin.

Kebanyakan efek dari keracunan akan terlihat dengan munculnya gejala seperti mual, muntah, sakit perut, diare, kepala yang pening hingga sakit dan kondisi kunang-kunang. Kerapnya penderita keracunan makanan mengalami efek muntah dan diare menyebabkan kebanyakan pasien akan mengeluhkan masalah dehidrasi selama kondisi berlangsung.

Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Lalu dengan kondisi seperti itu, bagaimana seharusnya mengatasi keracunan makanan dengan segera. Apalagi bila tidak mudah bagi Anda untuk bisa segera merujukan pasien ke rumah sakit terdekat untuk penanganan intensif.

Beberapa perawatan rumahan berikut ini bisa membantu Anda menangani kasus keracunan makanan dengan cepat. Langkah ini kerap dianggap perlu untuk membantu Anda setidaknya mengatasi masalah dengan darurat sebelum pasien berhasil dibawa ke dokter.

Apa saja penanganan rumahan yang bisa Anda berikan pada pasien keracunan makanan?

  • Air

    Minum air adalah kunci utama yang perlu Anda berikan pada pasien yang mengidap keracunan makanan. Pasalnya pasien akan mengalami muntah dan diare yang memungkinkannya mengalami dehidrasi. Setidaknya tubuh akan tersuplai air dengan mencukupi. Karena sejumlah fungsi vital tubuh bisa mengalami penurunan fungsi bila dehidrasi tidak terkendali. Minum air setidaknya membantu pasien tidak mengalami penurunan kondisi yang drastis akibat dehidrasi.

    Selain itu, dengan banyak air, akan terbentuk volume dari muntah dan feses yang dihasilkan. untuk Anda pahami, dalam kebanyakan kasus keracunan makanan, proses muntah dan diare justru menjadi cara alami tubuh mengeluarkan racun. Karenanya dokter biasanya tidak memberikan obat khusus anti muntah pada pasien keracunan makanan, demikian pula pada kasus diare pada keracunan makanan.

    Di sini air bukan hanya membantu tubuh pasien untuk tetap terhidrasi, tetapi juga membantu pasien memiliki volume dalam muntah dan feses yang dihasilkan. Ini akan memaksimalkan proses keluarnya racun, termasuk pula bakteri, jamur dan virus dalam makanan dari dalam tubuh.

    Pastikan pasien keracunan makanan tetap minum air dalam jumlah besar. pertahankan asupan minum mereka sebanyak mungkin apalagi selagi mereka masih muntah-muntah dan diare. minuman yang paling aman dan mudah untuk Anda akses adalah air putih biasa.

  • Jahe

    Pada dasarnya jahe akan bekerja membantu mengatasi sejumlah keluhan pada sistem pencernaan. Jahe membantu Anda meredakan keluhan mual dan dorongan muntah hebat.

    Ini karena jahe membantu menghambat produksi berlebihan dari sejumlah enzim dalam pencernaan yang dapat memicu efek mual. Termasuk di antaranya menghambat produksi zat asam lambung. Jahe juga membantu menekan efek rasa pahit pada mulut.

    Dalam LIVESTRONG.COM dijelaskan bahwa jahe juga membantu memberi efek nyaman dan menenangkan sejumlah ligamen pada sistem pencernaan yang menurunkan intensitas kram perut. Jahe juga baik untuk mengatasi inflamasi yang muncul akibat infeksi dari bakteri yang masuk dari makanan yang sudah terkontaminasi.

    Untuk mengonsumsi jahe, Anda bisa menggunakan teh jahe atau wedang jahe  yang mudah Anda seduh atau cukup dengan mengonsumsi permen jahe yang mudah Anda kantungi.  Pastikan mengonsumsinya dengan moderat untuk menghindari efek rasa terbakar dari jahe.

    Tetapi pada kondisi awal, kadang membiarkan pasien muntah untuk membantunya mengeluarkan makanan penyebab keracunan akan lebih baik. Ini membantu mencegah aspek yang mengkontaminasi makanan tidak semakin berat meracuni tubuh.

    Akan lebih baik untuk Anda memberikan jahe bila dirasa muntah-muntah yang terjadi telah berlebihan. Atau dalam dosis secukupnya hanya demi meredakan efek mual dan kram yang muncul.

  • Susu

    Dalam ulasan kami sebelumnya mengenai mitos penanganan keracunan makanan, disebutkan bahwa susu bukan terapi efektif atasi keracunan. Tetapi uniknya sampai hari ini sejumlah pakar medis lokal masih menyarankan penggunaan susu putih sebagai langkah darurat atasi keracunan makanan.

    Alasannya sederhana, sebagaimana dijelaskan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K), bahwa susu akan membantu mendorong reaksi dorongan mual dan muntah. Pada kondisi awal, muntah justru dinilai baik karena membantu mendorong pasien mengeluarkan makanan beracun sebelum lebih jauh mengontaminasi tubuh.

    Tetapi salah bila dikatakan susu akan membantu mengatasi keracunan makanan. Pada dasarnya susu hanya membantu mendorong tubuh mengeluarkan racun. Dan tidak akan memberi manfaat bilamana racun sudah terlanjur terserap tubuh. Justru akan memicu terbentuknya reaksi kimia sangat berbahaya bila susu ini Anda gunakan untuk terapi keracunan minyak seperti bensin atau minyak tanah.

  • Cuka Apel

    Cuka apel bekerja dengan cara unik dalam tubuh. Sekalipun diketahui mengandung komponen asam yang tinggi, rupanya cuka apel memiliki efek alkaline yang efektif membantu meredakan produksi asam lambung dan meredakan keluhan reaksi enzim berlebihan yang memicu efek mual dan diare.

    Tetapi lebih dari itu, cuka apel juga dikenal dengan kemampuannya sebagai anti bakteri. Cara rumahan sederhana yang efektif mengentaskan serangan bakteri yang masuk dari makanan yang Anda konsumsi.

    Pada dasarnya menurut sumber LIVESTRONG.COM, cuka apel tidak dengan efektif mengatasi masalah keracunan, tetapi membantu meredakan gejala dan membantu mempercepat proses penyembuhan.

    Menurut Top10HomeRemedies Anda bisa mengonsumsi cuka apel dengan mencampurnya bersama 2 sendok makan cuka apel dengan air hangat satu gelas ukuran 150 cc. Minum segera setelah tercampur rata.

  • Bawang Putih

    Selama ini diketahui bahwa bawang putih terbukti kuat memiliki agen anti inflamasi dan anti bakteri yang cukup kuat. Terapi dengan bawang putih pada infeksi akan membantu mempercepat penyembuhan.

    Tetapi sebenarnya, bawang putih juga memiliki aspek anti viral dan anti fungal, sebagaimana dijelaskan dalam healthline. Ini membuatnya juga efektif mengatasi sejumlah efek keracunan akibat pengaruh virus, bakteri dan jamur.

    Bukan hanya itu, diungkap pula akan adanya kemampuan bawang putih untuk membantu menetralkan sejumlah toksin dalam tubuh.  Kinerja antioksidan yang kuat dalam bawang putih bahkan bekerja efektif pada efek toksin dari senyawa metal. Ini membantu tubuh mempercepat proses penetralan unsur toksin dalam makanan beracun.

    Meski pada beberapa orang aroma dan rasa dari bawang putih sedikit tidak nyaman dilidah, dan kadang justru memicu efek mual sesaat. Coba upayakan untuk menelan setidaknya 2 siung bawang putih mentah yang sudah dihaluskan bersama madu dan sedikit perasan lemon untuk membantu menetralkan rasa.

    Bawang putih akan sangat efektif membantu segera menurunkan intensitas efek keracunan sejumlah aspek kontaminasi yang masuk ke dalam tubuh Anda. Termasuk pula di saat-saat darurat.

  • Jinten

    Jinten adalah salah satu bumbu dapur yang sangat lazim Anda temukan di dapur kediaman Anda. Biasa digunakan untuk membumbui sejumlah hidangan Nusantara dan hidangan ala Asia lainnya.

    Tetapi jinten rupanya juga baik untuk membantu mengatasi keluhan keracunan makanan. Dijelaskan dalam Top10HomeRemedies, jinten dikatakan mengandung komponen anti viral dan anti bakteri dan anti inflamasi. Inilah yang membantu Anda mengatasi efek racun dari makanan.

    Sedang dalam WebMD dijelaskan bahwa jinten akan membantu meredakan kontraksi berlebihan pada otot pencernaan. Juga membantu mengendalikan produksi enzim dalam pencernaan yang akan efektif pula membantu mengatasi efek kembung dan mual.

    Untuk mendapatkan manfaat jinten sebagai pereda keluhan keracunan makanan, Anda bisa coba menyeduh butiran jinten dengan air mendidih atau merebusnya untuk kemudian Anda minum.

    Dalam literasi lain dijelaskan adanya manfaat ramuan biji jinten, garam dan asafetida untuk membantu mengatasi keracunan makanan. Asafetida sendiri adalah jenis herbal bumbu dalam dunia  kuliner India yang berbentuk serupa dengan tepung pasir yang halus. Ini berasal dari sejenis tanaman akar-akaran yang diparut halus dan dikeringkan. Asafetida lazim digunakan untuk terapi digestif.

Masih ada beberapa jenis terapi rumahan lain yang bisa Anda manfaatkan untuk membantu mengatasi keracunan makanan. Pastikan untuk mendapatkan informasi yang tepat karena sebagian informasi di masyarakat bisa jadi tak lebih dari sekedar hoax yang justru bisa membahayakan kondisi pasien.

Untuk melanjutkan informasi mengenai terapi rumahan untuk mengatasi keracunan makanan yang lain, nantikanlah ulasan artikel kami selanjutnya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}