Jangan Panik! Lakukan Ini Saat Terjadi Keracunan pada Anak

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Januari 22, 2016


Menjadi orang tua dari anak-anak memberi Anda satu tugas baru, yakni sebagai petugas kesehatan darurat. Bukan hanya untuk menangani dengan cepat ketika si kecil demam, batuk, atau terjatuh, tapi juga ketika terjadi kasus keracunan pada anak.

Anak selalu memiliki kecenderungan untuk bereksperiman, rasanya itu sudah kita pahami bersama. Mereka punya rasa penasaran yang tinggi akan segala sesuatu yang ada di sekitar mereka. Kadang begitu penasarannya mereka sampai mereka tak ragu untuk menjajal dan memakannya begitu saja.

Ini adalah bentuk pemahaman mereka karena bagi mereka rasa yang dapat mereka kecap pada lidah adalah cara mereka untuk mengenali sesuatu.

Hanya saja tentu kita juga sadar ada begitu banyak racun yang tersebar di mana-mana. Dan bukan mustahil apapun yang menarik rasa ingin tahu anak-anak adalah produk atau benda yang mengandung racun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Dan karena itulah penting untuk Anda mengetahui pertolongan pertama menangani kasus keracunan pada anak.

Apakah cara khusus yang menjadi penanganan pertama ketika terjadi kasus keracunan pada anak? Simak dan praktekkan langkah dibawah ketika diperlukan.

Perhatikan bahan yang ditelan anak

Perhatikan pula apa makanan atau bahan yang sekiranya tertelan oleh anak, karena beberapa jenis bahan beracun malah bisa berbahaya bila Anda muntahkan paksa. Contohnya beberapa bahan beracun dengan kadar asam tinggi seperti sabun, karena bisa menyebabkan iritasi pada area esofagus. Kadar asam akan bereaksi dengan asam pada lambung dan menimbulkan masalah iritasi yang serius. Sedangkan kasus tertelan bahan bakar seperti solar atau bensin bisa menyebabkan anak mengalami kerusakan pada saluran pernapasan.

Upayakan untuk mengeluarkan racun

Bersihkan sisa bahan beracun yang tersisa di sekitar mulut dan di dalam mulut supaya tidak ada lagi yang tertelan. Segera minumkan anak Anda air putih atau air susu putih tawar yang banyak. Lambung yang penuh oleh air putih atau air susu tawar akan mendorong reaksi mual yang tinggi dan akhirnya akan mendorong lambung memuntahkan segera isi di dalamnya, termasuk juga makanan atau bahan beracun yang mereka telan.

Jangan paksa anak untuk muntah

Hindari penggunaan obat perangsang muntah pada anak karena rupanya ada efek samping yang bisa memberi efek cedera dan iritasi pada lambung. Hindari pula menggunakan arang meski secara medis diakui arang memiliki kemampuan menyerap racun dan senyawa kimia berbahaya. Hanya saja arang bukan jenis asupan yang siap dikonsumsi oleh lambung anak. Justru arang bisa menimbulkan keracunan yang lebih berat.

Hindari kasus tersedak

Tundukkan anak dengan mengurut pelan bagian tengkuk untuk membantu anak mengeluarkan isi perut mereka. Pastikan posisi kepala di bawah posisi badan supaya anak tidak mudah tersedak.

Segera cari pertolongan medis

Lakukan tindakan medis segera dengan membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk memastikan kondisi anak. Lakukan tindakan ini sekurang-kurangnya 2 jam setelah anak mengalami keracunan. Hindari penambahan asupan lain setelah anak muntah karena bisa menyebabkan anak menelan sisa racun dalam tubuh.

Lakukan tindakan cepat ketika terjadi kasus keracunan pada anak, karena beberapa racun bisa bekerja cepat dan berakibat cukup fatal sampai pada kasus kematian. Dan yang terpenting pastikan segala bahan beracun dalam rumah Anda berada pada area yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}