Terapi Rumahan untuk Mengatasi Keracunan Makanan (2)


By Cindy Wijaya

Pada kesempatan sebelumnya di artikel bagian pertama, kami telah membahas mengenai sejumlah pilihan terapi rumahan yang bisa Anda manfaatkan untuk membantu mengatasi keracunan makanan.

Daftar terapi rumahan tersebut belum berakhir. Masih ada beberapa pilihan lain yang bisa Anda manfaatkan untuk mengatasi keracunan makanan.

Bagaimana Mengatasi Keracunan Makanan?

Pada bahasan sebelumnya, kami sudah mengenalkan pada Anda beberapa jenis terapi rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi keracunan makanan. Sebut saja seperti jahe, susu, cuka, jinten dan bawang putih.

Pada dasarnya semua jenis terapi rumahan ini bekerja dengan cara yang berbeda. Seperti susu yang bekerja sebagai tindakan darurat awal untuk mendorong pasien memuntahkan segera makanan beracun yang mereka asup sebelu mengkontaminasi lebih jauh.

Bila pasien sudah terlanjur mengonsumsi makanan beracun beberapa jam yang tentu saja artinya sejumlah komponen racun sudah terlanjur terserap oleh tubuh, maka pada umumnya terapi akan dipusatkan pada peredaan gejala.

Pasien akan mengalami gangguan pencernaan berat seperti mual, muntah, begah di perut, mulas, kram perut sampai diare. Meski demikian pasien justru tidak disugestikan untuk mengonsumsi anti muntah dan anti diare karena proses muntah dan diare ini sedikit banyak masih membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh.

Hanya saja, kadang gejala yang muncul menjadi terlalu berat. Pasien akan merasakan rasa doronan muntah atau diare yang hebat. Di saat semacam ini, sejumlah terapi bisa Anda coba untuk meredakan mual dan kontraksi perut dengan alami. Dalam ulasan sebelumnya, jenis terapi dengan jahe dan jinten bisa termasuk dalam golongan ini.

Tetapi sekedar mengatasi gejala tidak dapat mengatasi masalah. Pasien perlu menangani masalah keracunan itu sendiri. Sebagaimana dipahami sejumlah racun pada makanan bisa disebabkan oleh pelepasan kimia oleh bakteri, jamur bahkan juga kontaminasi unsur toksin.

Dan karena itu, pasien keracunan makanan juga memerlukan terapi untuk meredam kontaminasi bakteri dan jamur dalam tubuh. Juga membantu tubuh lebih efektif menangani racun. Sebagaimana pada bawang putih dan cuka.

Terapi Rumahan Lain untuk Mengatasi Keracunan Makanan

Selain beberapa jenis terapi rumahan yang telah kami sampaikan sebelumnya, masih ada beberapa terapi rumahan alami lain yang bisa Anda manfaatkan untuk terapi rumahan mengatasi keracunan makanan.

Apa sajakah terapi-terapi simpel dan mudah yang bisa segera Anda aplikasikan di rumah ketika terjadi kasus keracunan makanan?

  • Lemon

    Dalam laman Top10HomeRemedies, dijelaskan bahwa dalam lemon terkandung komponen anti bakteri yang baik untuk meredam efek keracunan akibat bakteri. Rasa asam juga akan menarik lebih banyak air ke dalam usus Anda membantu mengendalikan kelebihan enzim dalam pencernaan.

    Pandangan bahwa lemon memiliki aspek anti bakteri dibenarkan dalam Food Science and Nutrition tahun 2016. Hanya saja lemon juga bisa beresiko memperburuk masalah diare. Kadang asam dari lemon akan memperburuk masalah asam lambung.

    Perhatikan sejak awal keluhan yang Anda rasakan. Bila di saat keracunan Anda mengeluhkan efek sesak dan panas di ulu hati, sebaiknya hindari untuk memberikan terapi lemon. Anda bisa mengurangi efek samping lemon dengan menambahkan minyak kelapa atau madu ke dalam cairan perasan lemon.

  • Air Kelapa

    Penggunaan air kelapa sudah lama dikenal dalam pengobatan tradisional nusantara untuk membantu mengatasi keracunan. Lalu bagaimana pandangan kesehatan mengenai pemanfaatan air kelapa?

    Pada dasarnya mereka yang mengalami diare dan muntah, baik karena keracunan ataupun tidak, akan sangat beresiko mengalami efek dehidrasi.  Kondisi ini bukan hanya menyebabkan pasien kekurangan cairan, tetapi juga kekurangan unsur elektrolit tubuh.

    Menurut IPB, air kelapa adalah salah satu sumber cairan dengan kadar elektrolit tubuh yang sangat memadai. Mengasup segelas air kelapa akan lebih cepat mengembalikan elektrolit tubuh dibandingkan minuman lain.

    Selain itu, dalam air kelapa terdapat kandungan tannin yang tinggi. Dalam temuan lain dari IPB diungkap bahwa kadar tannin dalam air kelapa hijau lebih tinggi. Tannin memiliki efek anti bakteri dan membantu mendorong tubuh efektif mengingat toksin.

  • Yogurt

    Tak banyak yang tau bahwa dalam yogurt tersimpan kemampuan untuk membantu mengatasi keracunan makanan. Ini karena efek dari kultur biologi dalam yogurt yang akan efektif meningkatkan kadar bakteri baik dalam pencernaan.

    Meski tidak bekerja instant, pengaruh komposisi bakteri baik dalam yogurt akan membantu menurunkan jumlah bakteri jahat dalam usus dan menormalkan kembali fluktuasi enzim pencernaan yang tidak normal akibat keracunan.

    Dalam penjelasan LIVESTRONG.COM, juga diungkap mengenai kemampuan yogurt untuk membantu meredakan masalah diare.  Meski belum teruji dengan baik, dikatakan pula yogurt akan membantu meredakan keluhan kram perut akibat keracunan.

  • Kemangi

    Kemangi mungkin lebih banyak Anda kenal sebagai salah satu dedaunan lokal dengan aroma harumnya yang khas. Biasanya kemangi hanya dimanfaatkan sebagai sayuran lalap atau campuran dalam sejumlah sajian Nusantara.

    Tak banyak orang tau dalam beberapa kawasan di dunia kemangi baik dari jenis Asia maupun jenis yang lazim tumbuh di Eropa dan biasa disebut dengan daun basil juga memiliki manfaat untuk mengatasi keracunan makanan.

    Menurut Smart Cooky, kemangi memiliki komponen kaemferol unik dan sejumlah komponen fitonutrien yang bekerja menurunkan intensitas kontraksi otot pada perut. Juga membantu meredakan mual dan fluktuasi enzim berlebihan pada usus. Ini pula yang pada akhirnya akan membantu meredakan diare.

    Sedang menurut The World’s Healthiest Foods, basil atau kemangi (basil Asia) memiliki komponen flavonoid unik yang bekerja sebagai anti bakteri dan anti inflamasi. Dalam sejumlah kasus keracunan, efek kontaminasi bakteri akan berkembang menjadi infeksi pencernaan yang serius. Terapi kemangi membantu mencegah pasien mengalami kasus infeksi.

  • Kunyit

    Kunyit juga menjadi salah satu andalan terapi tradisional ala rumahan yang banyak disarankan secara medis. Di dunia pengobatan tradisional India, Ayurveda, Kunyit sendiri sudah lama dikenal sebagai terapi keracunan.

    Menurut sumber The World’s Healthiest Foods, kunyit memiliki kemampuan meningkatkan kinerja hati untuk lebih efektif mengatasi keracunan. Hati yang bertugas menetralisir dan mendorong pembuangan toksin akan mengalami stimulan positif dengan Anda mengasup kunyit.

    Kunyit sendiri adalah herbal dengan efek astringent dan anti inflamasi yang sangat efektif. Ini dijelaskan dalam ulasan LIVESTRONG.COM.  Ini akan meredakan efek inflamasi yang muncul pada pencernaan akibat keracunan.

    Terapi kunyit juga terbukti akan membantu menetralisir kelebihan enzim dalam pencernaan yang memicu kontraksi, diare dan rasa mual. Karena dalam kunyit tersimpan komponen zink dan mangan yang bekerja menormalkan kadar enzim dalam tubuh.

  • Oralit

    Anda pasti sudah cukup familier dengan ilmu sederhana satu ini. Bahwa bila Anda diare, segera buat air larutan garam dan gula untuk menjaga tubuh Anda tetap terhidrasi dengan baik. Larutan yang kemudian lazim disebut dengan olarit ini membantu menjaga kadar elektrolit dalam tubuh tetap normal sekalipun Anda banyak mengeluarkan cairan dari feses dan muntah.

    Ini sebuah cara sederhana yang penting untuk Anda lakukan. Banyak pihak medis memang menyarankan Anda mengonsumsi air kelapa. Hanya saja air kelapa tidak selalu mudah untuk didapat. Untuk itu, setidaknya pastikan Anda mengonsumsi air larutan garam dan gula untuk memastikan tubuh Anda tidak dehidrasi.

Itulah sejumlah tips menggunakan bahan alami sebagai terapi rumahan untuk mengatasi keracunan makanan. Terapi ini pada dasarnya merupakan penanganan darurat dan sederhana. Jadi, pastikan untuk tetap mengamati kondisi pasien.

Bila pasien keracunan makanan tetap mengeluhkan mual dan diare dengan keluhan perut yang terasa tidak nyaman terus menerus, maka Anda tetap direkomendasikan untuk mengunjungi pihak medis terdekat.

Pastikan untuk selalu mengatasi keracunan makanan dengan cepat. Keterlambatan penanganan pada kasus keracunan makanan bisa berakibat fatal pada pasien.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}