Pahami Tekanan Darah Normal Berdasar Usia


By Cindy Wijaya

Secara umum tekanan darah manusia meningkat seiring dengan peningkatan usia. Semakin rendah usia semakin rendah tingkat normal tekanan darah, sehingga Anda bisa melihat anak-anak dan bayi memiliki resiko mendekati 0% untuk menderita tekanan darah tinggi. Dan pada umumnya tidak diperlukan pengawasan berkala untuk memantau perkembangan tekanan darah pada anak.

Namun seiring dengan pertambahan usia, tekanan darah mulai perlu mendapatkan pengawasan. Semakin bertambah usia semakin banyak faktor yang memungkinkan tekanan darah berkembang menjadi terlalu tinggi dan mencapai taraf membahayakan.

Usia memungkinkan terjadinya pembentukan endapan kolesterol pada pembuluh darah. Endapan yang kemudian bisa berkembang menjadi plak dan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit.

Usia juga memungkinkan komposisi darah mengalami perubahan. Kadar air yang meningkat, kadar garam yang berlebihan dan memicu pengentalan darah, kadar glukosa berlebihan yang menghambat sirkulasi darah dan banyak alasan lain. Usia pula yang memungkinkan terjadinya degradasi kemampuan otot dan saraf yang berkaitan dengan daya pacu jantung dan sirkulasi darah.

Semua situasi ini sebagian memang disebabkan oleh efek penuaan sel dan perlambatan regenerasi sel yang terjadi berkaitan dengan proses menuanya seseorang. Sedang sebagian lagi efek dari pola makan dan kebiasaan sehari-hari yang berjalan dalam jangka panjang atau sepanjang usia dan menyisakan efek setelah jangka panjang. Dan semua situasi ini mengarah pada keluhan tekanan darah tinggi.

Tekanan Darah pada Bayi dan Anak

Secara umum tekanan darah pada bayi memang cenderung rendah. Kondisi ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Anak-anak akan menunjukan tekanan darah yang lebih tinggi dari bayi, namun secara umum bisa berada dibawah tekanan normal orang dewasa. Kadang bisa cukup tinggi berkaitan dengan stress dan emosi yang terjadi pada anak, jadi secara umum perubahan tekanan darah hanya berkaitan dengan dorongan adrenalin yang memicu detak jantung dan efek tekanan dari emosi belaka.

Tekanan darah pada anak memang bisa berubah-ubah hanya karena efek adrenalin. Dan tekanan ini sama sekali tidak berbahaya mengingat elastisitas pada pembuluh darah pada umumnya masih sangat baik. Pengukurannya sendiri menurut livestrong.com, bisa cukup rumit karena Anda harus bandingkan tekanan darah anak dengan tekanan darah pada anak-anak lain dengan kelamin, usia, berat badan dan kondisi yang serupa.

Kecuali anak menderita kelainan bawaan dari kecil yang mengharuskan kita memantau tekanan darah seperti penyakit jantung bawaan dan ginjal bawaan, Anda tak perlu khawatir soal tekanan darah pada anak.

Tekanan Darah pada Usia Produktif dan Pasca Produktif

Pada usia produktif tekanan darah normal berkisar pada angka 120/80. Sebenarnya tekanan darah normal ini bukan hanya berlaku pada mereka pada usia produktif. Angka ini tetap berlaku sama pada mereka dengan usia di atas 40 tahun sampai usia manula di atas 60 tahun.

Mungkin sebagian dari Anda sedikit bingung dengan penentuan 120/80. Keduanya sebenarnya angka yang berkaitan dengan nilai dari kekuatan pacu jantung dan daya dorong jantung terhadap sistem sirkulasi darah.

Angka pertama adalah tekanan darah sistolik yang berarti angka tekanan yang muncul dari dorongan jantung saat jantung sedang kontraksi atau memompa dengan maksimal. Sedang angka kedua adalah tekanan darah diastolik yang berarti angka tekanan yang muncul dari dorongan jantug saat jantung sedang tidak memompa atau berada di antara dua kontraksi.

Keduanya harus berada pada kondisi normal untuk menandakan jantung, sirkulasi darah dan pembuluh darah dalam kondisi normal. Bila salah satu angka dari tekanan darah sistolik dan diastolik ini ada yang lebih tinggi, maka artinya tekanan darah sedang tidak normal.

Tekanan darah diastolik biasanya memiliki toleransi lebih luas dibandingkan tekanan darah sistolik. Tekanan darah sistolik 140 saja sudah dianggap tinggi, sedang tekanan darah diastolik 100 kadang masih ditoleransi dan dianggap normal tinggi.

Kapan Tekanan Darah Perlu Dikhawatirkan?

Tekanan darah dianggap mengkhawatirkan bila tekanan darah menjadi terlalu tinggi dan terlalu rendah. Tubuh secara umum memiliki kondisi toleransi yang berbeda satu dengan yang lain. Dan ketahanan seseorang sangat bergantung pada kondisi setiap personal.

Beberapa orang menjadi cenderung memiliki tekanan darah dibawah angka normal. Dalam keseharian tekanan darah sistolik mereka bahkan sulit mencapai angka 120. Mereka dianggap sebagai penderita prehipotensi. Dan karena kondisi ini, seluruh tubuhnya terkondisikan dengan tekanan yang cenderung rendah.

Kasus tekanan darah rendah atau hipotensi cenderung lebih jarang dibandingkan hipertensi. Tingkat bahayanya juga tidak seburuk hipertensi meski bisa saja membahayakan bila diabaikan. Biasanya penderitanya justru kalangan usia produktif di antara usia belasan hingga 30an tahun. Ada kaitan antara asupan makanan yang rendah nutrisi dan kalori, kadar darah merah, aktivitas berlebihan yang memicu efek lelah hebat, diet, menstruasi, kehamilan dan sejumlah kondisi lain yang kemudian memicu terjadinya hipotensi.

Bila diabaikan, tekanan darah bisa mencapai angka di bawah 90 dan ini bisa menyebabkan sejumlah keluhan seperti pusing, migrain, lemas, lemah, mual, gemetar dan gelisah. Kondisi ini bisa menyebabkan aliran darah melambat dan sejumlah bagian tubuh tidak mendapatkan suplai darah memadai. Pada kondisi berat pasien bisa jatuh pingsan karena efek kekurangan oksigen.

Beberapa orang yang lain justru memiliki kecenderungan memiliki tekanan darah di atas normal. Dalam keseharian, mereka bahkan sulit menurunkan tekanan darah sistolik di bawah 140. Kondisi ini disebut dengan prehipertensi. Pada kondisi ini mereka bisa saja mengalami perkembangan menjadi hipertensi serius yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah hingga memiliki tekanan darah sistolik mencapai di atas 150.

Tingkat bahaya dari tekanan darah di atas normal tentu lebih tinggi. Ada efek yang cukup serius terhadap kondisi pembuluh darah dan otot jantung akibat terus mendapatkan tekanan yang tinggi. Sejumlah jaringan saraf juga bisa mengalami kerusakan karena efek yang sama.

Itu sebabnya kasus hipertensi yang tidak terpantau akan memicu terjadinya masalah jantung dan stroke. Stroke sendiri merupakan kerusakan saraf akibat disfungsi sirkulasi darah menuju titik saraf tertentu di otak. Sirkulasi darah terganggu akibat efek dari tekanan darah tinggi yang membentuk sumbatan pada pembuluh darah atau malah menyebabkan pembuluh darah pecah dan rusak.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}