Resep Herbal Kanker Kolorektal yang Perlu Anda Gunakan

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 7, 2019


Kanker kolorektal adalah kanker pada usus besar atau rektum. Sering kali kanker ini membuat penderitanya merasakan gejala seperti sakit di punggung, kram perut yang luar biasa, bahkan merasa sangat lelah. Untuk meringankan penyakit ini, beberapa orang mencoba meramu resep herbal kanker kolorektal tradisional.

Apa resep tradisional itu? Buku “1001 Resep Herbal” yang disusun oleh Dr. Setiawan Dalimartha menuliskannya di bawah tulisan berjudul “Kanker Kolon dan Rektum”. Artikel ini akan menjelaskan caranya meracik ramuan herbal kanker kolorektal tersebut, juga akan mengulas alasan mengapa bahan-bahan yang digunakan memang bermanfaat untuk perawatan kanker ini.

Resep Herbal Kanker Kolorektal

Bahan:

Kubis hijau* segar ukuran sedang, ¼ bagian.
Rumput laut, 30 gram.

Cara Meramu Resep:

Cuci bersih kubis lalu blender bersama rumput laut dan air minum 150 cc (kira-kira 1 gelas kecil).

Aturan Pakai:

Minum ramuan herbal kanker kolorektal ini sekaligus habis, 1 kali sehari.

Catatan:

Minum jus kubis setiap hari bisa menyebabkan kekurangan yodium sehingga kelenjar gondok membesar. Oleh sebab itu, wajib ditambah rumput laut sebagai sumber yodium.

*) Kubis hijau bisa juga diganti kubis ungu (kubis merah) yang mengandung lebih banyak isothiocyanate. Isothiocyanate adalah senyawa bioaktif dasar di dalam kubis yang memiliki efek anti-kanker pada sel kanker kolorektal.

Mengapa Kubis Bermanfaat untuk Ramuan Herbal Kanker Kolorektal?

Diantara sayur-sayuran yang memiliki sifat anti-karsinogenik, sayuran kubis-kubisan merupakan yang paling efektif dalam mengurangi risiko kanker. Kemungkinan ini berkat senyawa bioaktif dasar yang dimiliki kubis-kubisan, yaitu isothiocyanate (ITC). Bagaimana dengan manfaat sayuran ini untuk ramuan herbal kanker usus?

Penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki potensi ITC untuk menginduksi apoptosis pada garis sel kanker kolorektal (HT-29) dan untuk menyelidiki jumlah ITC yang dimiliki oleh berbagai jenis sayuran kubis. Jumlah ITC ditentukan oleh uji cyclocondensation dengan 1,2-benzenedithiol dan induksi apoptosis dengan menilai viabilitas sel, aktivitas caspase-3, dan fragmentasi DNA.

Induksi Apoptosis = Dapat menginduksi atau merangsang proses kematian pada sel-sel kanker.

Kubis-kubisan untuk ramuan herbal kanker kolorektal
Kubis-kubisan (Credit: Serg64 / Shutterstock)

Ekstrak kubis ungu menunjukkan konsentrasi ITC tertinggi per gram, berat segar, diikuti oleh kubis hitam dan kembang kol romanesko. Pada konsentrasi ITC 7,08 μg/mL, ekstrak-ekstrak itu menurunkan viabilitas sel dan menginduksi caspase-3 serta fragmentasi DNA selama 48 jam. Sedangkan kubis brussel menunjukkan efek terkuat pada viabilitas sel dan aktivitas caspase-3.

Sayuran kubis-kubisan adalah sumber makanan yang kaya akan ITC sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker kolorektal dengan menginduksi apoptosis. Semua ekstrak dari berbagai jenis sayuran kubis-kubisan menunjukkan aktivitas anti-kanker pada konsentrasi ITC antara 3,54 hingga 7,08 μg/mL, yang dapat dicapai secara in vivo.

Hasil-hasil itu menunjukkan bahwa masing-masing jenis kubis-kubisan mempunyai konsentrasi (jumlah kandungan) ITC dan respons kemopreventif yang berbeda. Meski begitu semuanya terbukti mempunyai efek anti-kanker terhadap sel kanker kolorektal.

Kemopreventif = Memiliki aktivitas untuk menghambat perkembangan kanker dan dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan serta mengurangi rasa sakit yang dialami penderita kanker. (Sumber = CCRC Farmasi UGM)

Apa Saja Jenis Sayuran Kubis-kubisan yang Bermanfaat?

Sebagaimana sudah disinggung, jenis kubis-kubisan yang mengandung ITC dalam konsentrasi tertinggi ialah kubis ungu (kubis merah), kubis hitam, dan kembang kol romanesko.

Namun jenis-jenis sayuran kubis lain juga mengandung ITC dalam jumlah tinggi, seperti pakcoy, brokoli, kubis hijau, kembang kol, sesawi (moster), lobak, kale, dan selada air. Jadi Anda bisa bergantian mengonsumsi sayuran kubis-kubisan ini untuk membantu melawan kanker kolorektal.

Mengapa Rumput Laut Bermanfaat untuk Resep Herbal Kanker Kolorektal?

Rumput laut telah dibuktikan mempunyai beberapa aktivitas biologis, termasuk aktivitas anti-kanker. Aktivitas anti-kanker rumput laut terhadap kanker kolorektal dibahas dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Anticancer Effects of Different Seaweeds on Human Colon and Breast Cancers.”

Selain kanker kolorektal, artikel itu juga mengulas aktivitas anti-kanker rumput laut pada kanker payudara. Kanker kolorektal dan kanker payudara merupakan dua jenis kanker yang paling utama menyebabkan kematian pada pria dan wanita.

rumput laut untuk ramuan herbal kanker kolorektal
Ilustrasi Rumput Laut (Credit: Foodio / Shutterstock)

Artikel itu juga menjelaskan beragam senyawa yang diekstraksi dari berbagai jenis rumput laut yang telah terbukti mengatasi atau memperlambat perkembangan kanker. Senyawa fucoidan diekstraksi dari rumput laut jenis alga cokelat Fucus spp. telah terbukti menunjukkan aktivitas melawan kanker koloretkal dan payudara.

Kemudian artikel itu meninjau mekanisme-mekanisme dari senyawa itu yang dapat menginduksi apoptosis secara in vitro maupun in vivo. Dengan mempertimbangkan kemampuan senyawa yang dimiliki rumput laut untuk melawan kanker kolorektal dan payudara, artikel itu menyoroti potensi penggunaan rumput laut sebagai agen anti-kanker.

Di samping kegunaannya sebagai anti-kanker, rumput laut juga digunakan dalam ramuan herbal kanker kolorektal ini karena mengandung banyak yodium. Dikhawatirkan bahwa mengonsumsi kubis setiap hari bisa mengakibatkan kekurangan yodium, jadi Anda bisa mengimbanginya dengan mengonsumsi rumput laut yang berlimpah akan yodium.

Sarang Semut Papua: Herbal Alternatif untuk Kanker Kolorektal

Sarang Semut Papua

Sarang Semut (Myrmecodia pendans) adalah tumbuhan obat asli Papua yang telah diteliti secara luas kemampuan anti-kanker nya. Sebuah penelitian terhadap aktivitas anti-kanker Sarang Semut pada kanker kolorektal telah diulas dalam artikel ilmiah berjudul “The N-Hexane Fraction of Myrmecodia Pendans Inhibits Cell Survival and Proliferation in Colon Cancer Cell Line.”

Penelitian itu menyelidiki aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol serta fraksi n-hexane dan etil asetat dari Sarang Semut terhadap garis sel kanker usus besar (sel Caco-2 dan HCT-116) menggunakan uji diphenyl tetrazolium bromide (MTT) 3-[4,5-dimethylthiazol-2-yl]-2,5.

Sitotoksik = Dapat menjadi toksik (racun) bagi sel. Pada kasus kanker, sitotoksik berarti dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan dari sel kanker tersebut.

Fraksi yang paling kuat dievaluasi lebih lanjut kemampuannya menghambat kelangsungan hidup sel menggunakan uji MTT dan proliferasi sel menggunakan uji trypan blue exclusion serta uji clonogenic. Hasilnya didapati bahwa fraksi n-hexane dari Sarang Semut dapat menginduksi kematian sel lebih banyak daripada ekstrak metanol dan fraksi etil asetat.

Oleh sebab itu, fraksi n-hexane dianalisis lebih lanjut dan ditemukan bahwa konsentrasi penghambatan 50% (IC50) dari fraksi itu adalah 24 dan 30 parts per million (ppm) untuk masing-masing sel Caco-2 dan HCT-116.

Selain itu, fraksi Sarang Semut itu menghambat pertumbuhan sel serta pembentukan koloni sel, khususnya, ditunjukkan oleh efisiensi penyepuhan (P<0,05) dan area koloni per benih (P<0,01) dari kelompok kontrol yang berbeda dengan kelompok perlakuan.

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh, artikel itu kemudian menyimpulkan bahwa fraksi n-hexane dari Sarang Semut memperlihatkan aktivitas anti-kanker yang sangat kuat terhadap garis sel kanker usus besar atau kolorektal.

Selalu Konsultasikan dengan Dokter!

Sebelum membuat keputusan mengenai perawatan kanker yang akan dijalani, Anda sangat disarankan untuk berdiskusi dulu dengan dokter ahli. Tanyakanlah kepada dokter bila Anda ingin memanfaatkan ramuan herbal kanker kolorektal ini sebagai perawatan pendamping. Bicarakan baik-buruknya apabila memadukan pengobatan medis dengan herbal.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang resep herbal kanker kolorektal. Semoga Anda memperoleh manfaat dari informasi-informasi herbal yang disediakan di sini. Nantikan juga info-info herbal tradisional khas Indonesia lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Dalimartha, Setiawan. (2008). 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya

Mas, Sergi, dkk. (2007). Induction of Apoptosis in HT-29 Cells by Extracts from Isothiocyanates-rich Varieties of Brassica Oleracea. Nutrition and Cancer. 58(1): 107-114. URL: https://doi.org/10.1080/01635580701308257

CheckYourFood. Isothiocyanates. Reviewed: 2018-01-08. URL: https://www.checkyourfood.com/micronutrients/micronutrient/40/isothiocyanates. Accessed: 2019-02-06. (Archived in WebCite®)

Moussavou, Ghislain, dkk. (2014). Anticancer Effects of Different Seaweeds on Human Colon and Breast Cancers. Marine Drugs. 12(9): 4898-4911. URL: https://dx.doi.org/10.3390%2Fmd12094898

Bashari, Muhammad Basan, dkk. (2018). The N-Hexane Fraction of Myrmecodia Pendans Inhibits Cell Survival and Proliferation in Colon Cancer Cell Line. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 10(1): 108-112. URL: https://doi.org/10.22159/ijpps.2018v10i1.21882

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}