Penyakit Kanker Nasofaring: Penyebab dan Gejalanya


By Cindy Wijaya

Kanker nasofaring ada di posisi ke-5 sebagai penyakit kanker terbanyak di Indonesia, dengan jumlah kasus mencapai 17.992 sepanjang tahun 2018 (sumber: Globocan 2018). Kanker ini terjadi pada bagian belakang hidung dan di atas bagian belakang tenggorokan. Kanker nasofaring dapat berhasil diobati, terutama jika ditemukan sejak awal. Artikel ini akan menjelaskan pengertian dari patofisiologi (asal, permulaan, akibat) disertai gambar penyakit kanker nasofaring agar lebih paham.

Patofisiologi terdiri dari asal, permulaan, dan akibat dari suatu penyakit. Maka pengertian patofisiologi kanker nasofaring adalah asal munculnya, permulaan berkembangnya, dan akibat pada tubuh dari penyakit ini. Mari perhatikan satu per satu penjelasan dari patofisiologi kanker nasofaring berikut ini.

Asal Penyakit Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring merupakan bagian dari penyakit kanker kepala dan leher. Jika disebut kanker nasofaring maka penyakit tersebut punya pengertian sebagai kanker yang awalnya muncul di bagian atas tenggorokan di belakang hidung. Untuk memahami letak asal dari kanker nasofaring, perhatikanlah gambar anatomi tenggorokan (faring) berikut ini.

Gambar Anatomi Faring
Gambar Anatomi Faring (© American Head and Neck Society)

Tenggorokan (faring) adalah tabung kosong yang panjangnya kira-kira 12 – 15 cm mulai dari belakang hidup sampai ke kerongkongan (esofagus). Ada tiga bagian tenggorokan: nasofaring (bagian atas tenggorokan di belakang hidung), orofaring (bagian tengah tenggorokan), dan laringofaring/hipofaring (bagian bawah tenggorokan).

Bentuk nasofaring seperti ruangan kotak sekitar 3,5 – 4 cm di setiap tepi. Letaknya tepat di atas bagian lunak atap mulut (langit-langit mulut) dan tepat di belakang saluran hidung. Nasofaring berfungsi sebagai saluran bagi udara yang mengalir dari hidung ke tenggorokan (dan kemudian ke paru-paru).

Jenis-Jenis Penyakit Kanker di Nasofaring

Berdasarkan pengertian bahwa kemunculan kanker ini berasal di nasofaring, ada beberapa jenis tumor berbeda dapat muncul di bagian atas tenggorokan ini. Sebagian jenis tumor tersebut sifatnya jinak (bukan kanker), tapi sebagian lagi bersifat ganas (kanker). Metode pengobatan untuk tumor ganas dan jinak tentu berbeda.

Karsinoma Nasofaring

Sebagian besar kanker di nasofaring adalah dari jenis karsinoma (nasopharyngeal carcinoma, disingkat NPC). Sejauh ini penyakit karsinoma nasofaring merupakan jenis kanker yang paling umum berkembang di bagian atas tenggorokan ini.

Pengeritan kanker karsinoma nasofaring: Karsinoma adalah kanker yang berawal pada sel-sel yang melapisi permukaan internal dan eksternal tubuh (disebut sel-sel epitelium). Ada tiga tipe karsinoma nasofaring, semuanya berawal pada sel-sel epitelium di permukaan nasofaring. Namun masing-masing sel punya karakteristik berbeda saat diperiksa dengan mikroskop:

  • Karsinoma tidak berdiferensiasi non-keratin
  • Karsinoma berdiferensiasi non-keratin
  • Karsinoma sel skuamosa keratin

Metode pengobatan medis untuk ketiganya sama. Tipe karsinoma non-keratin cenderung lebih mudah diobati, tapi yang lebih berpengaruh pada keberhasilan pengobatan adalah stadium kankernya. Stadium kanker adalah seberapa jauh kanker itu sudah bertumbuh dan menyebar.

Gambar Kanker Nasofaring
Gambar Ilustrasi Kanker Nasofaring (© American Head and Neck Society)

Jenis Kanker Lain di Nasofaring

Limfoma di nasofaring: Ini adalah penyakit kanker pada sel-sel dari sistem kekebalan tubuh yang berama limfosit. Sel-sel itu ada di seluruh tubuh, termasuk di nasofaring.

Adenokarsinoma dan karsinoma kistik adenoid: Ini adalah penyakit kanker yang bisa berawal dari kelenjar air liur kecil di nasofaring. Kanker-kanker ini lebih sering ditemukan pada hidung (rongga hidung) atau mulut (rongga mulut) daripada di nasofaring.

Tumor Jinak di Nasofaring

Penyakit tumor jinak di nasofaring cukup jarang terjadi dan biasanya dialami oleh anak-anak atau orang dewasa muda (awal 20-an). Tumor jinak tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan biasanya tidak berbahaya.

Tumor-tumor di nasofaring termasuk jenis tumor atau malformasi pada sistem pembuluh darah (pembawa darah), seperti angiofibroma dan hemangioma, serta tumor jinak pada kelenjar air liur kecil di dalam nasofaring. Tidak seperti penyakit kanker di nasofaring, tumor jinak tidak selalu harus diobati. Kalaupun harus diobati, metode pengobatannya tidak sama dengan kanker nasofaring.

Permulaan Penyakit Kanker Nasofaring

Pengertian patofisiologi selanjutnya adalah permulaan dari penyakit kanker nasofaring. Apa yang memulai berkembangnya kanker di nasofaring? Para ahli masih belum bisa memastikan apa yang sebenarnya menyebabkan terjadinya kanker ini. Namun mereka telah menemukan adanya keterkaitan antara kemunculan kanker dengan masalah infeksi, pola makan, dan kecenderungan bawaan/keturunan.

Dalam beberapa tahun belakangan, para peneliti telah mempelajari bagaimana virus Epstein-Barr (EBV) dapat menyebabkan sel-sel di nasofaring berkembang menjadi sel-sel kanker. Pada neger-negeri berkembang, termasuk di Indonesia, kebanyakan orang yang terinfeksi EBV mengalami penyakit demam kelenjar (infectious mononucleosis), tetapi kekebalan tubuh mereka mampu mendeteksi lalu membasmi virus itu.

Mereka dapat sembuh tanpa mengalami masalah jangka-panjang. Namun pada beberapa orang, potongan-potongan DNA dari EBV bercampur dengan DNA dari sel-sel di nasofaring. DNA adalah bahan kimia yang membentuk gen-gen di dalam setiap sel tubuh Anda. Gen berisi instruksi-instruksi yang mengatur cara sel-sel Anda bekerja.

pembelahan sel normal dan sel kanker
Gambar Ilustrasi Pembelahan Sel Normal dan Sel Kanker Nasofaring

Sebagai contoh, Anda biasanya mirip dengan orang tua Anda karena mereka lah sumber dari DNA Anda. Tetapi DNA bukan hanya mengatur penampilan Anda. Beberapa gen berisi instruksi yang mengontrol cara sel-sel bertumbuh dan membelah diri menjadi sel-sel baru.

Virus-virus seperti EBC juga memiliki DNA. Jika sebuah sel di nasofaring terinfeksi oleh virus EBV, maka DNA dari virus dapat bercampur dengan DNA normal pada sel itu. Kemudian DNA EBV bisa memberi instruksi pada sel tersebut untuk bertumbuh dan memeblah diri dengan cara yang tidak normal.

Faktor Lain yang Memicu Perkembangan Kanker

Kabar baiknya, infeksi EBV jarang berkembang menjadi penyakit kanker di nasofaring. Dan kemungkinan besar ada faktor-faktor lain yang turut memicu perkembangan sel-sel kanker di dalam nasofaring. Salah satu faktor yang dicurigai ialah kebiasaan mengonsumsi ikan asin secara berlebihan, yang tampaknya meningkatkan kemampuan EBV untuk memicu kanker di nasofaring.

Penelitian menunjukkan bahwa makanan-makanan yang diolah dengan cara diasinkan bisa menghasilkan bahan-bahan kimia yang dapat merusak DNA. Jika sudah rusak, DNA bisa mengubah cara sel-sel untuk bertumbuh dan memperbanyak diri.

Selain faktor makanan, para ahli juga berpendapat bahwa kecenderungan bawaan yang dimiliki seseorang dapat memperbesar risikonya untuk mengembangkan kanker di nasofaring. Sejumlah peneliti menduga bahwa reaksi sistem kekebalan yang abnormal terhadap infeksi EBV mungkin terlibat dalam pembentukan kanker. Namun masih dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami bagaimana faktor-faktor tersebut dapat memicu perkembangan kanker nasofaring.

Akibat Penyakit Kanker Nasofaring pada Tubuh

Pengertian patofisiologi terakhir yang dibahas di artikel ini ialah mengenai akibat dari penyakit kanker nasofaring pada tubuh. Sebagaimana penyakit lainnya, kanker akan menimbulkan dampak-dampak fisik pada tubuh, terutama di bagian sekitar nasofaring. Apabila timbul dampak-dampak fisik yang dapat terlihat secara kasatmata, maka seseorang bisa cepat menyadari keberadaan penyakit ini dan segera bertindak.

Apa saja gejala-gejala fisik dari kanker nasofaring? Kebanyakan orang akan merasakan adanya benjolan di leher mereka. Bisa jadi benjolan muncul di kedua sisi leher mereka, di bagian yang agak ke belakang. Benjolan biasanya tidak terasa sakit. Mereka disebabkan oleh kanker nasofaring yang sudah menyebar ke kelenjar getah bening di leher sehingga membengkak.

Gambar Ilustrasi Benjolan Kanker Nasofaring
Gambar Ilustrasi Benjolan Kanker Nasofaring (Credit: Casa nayafana / Shutterstock)

Kelenjar getah bening adalah kelenjar atau organ yang berisi sekumpulan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Kelenjar ini ada di berbagai bagian tubuh dan normalnya berukuran lebih kecil dari biji kacang polong. Namun bila terjadi pembengkakan, misalnya akibat penyebaran kanker, ukurannya dapat membesar hingga bisa diraba di permukaan kulit. Selain benjolan di leher, ada juga gejala-gejala lain yang diakibatkan oleh kanker nasofaring, antara lain:

  • Gangguan pendengaran, bunyi berdenging, rasa sakit, atau terasa penuh pada telinga (terutama hanya di satu telinga).
  • Infeksi di telinga yang kambuh-kambuhan.
  • Hidung tersumbat.
  • Mimisan
  • Sakit kepala.
  • Rasa sakit atau mati rasa di wajah.
  • Sulit membuka mulut.
  • Penglihatan kabur atau ganda.
  • Sulit bernapas atau berbicara.

Infeksi telinga lebih sering dialami oleh anak-anak, tapi jarang pada orang dewasa. Jika Anda mengalami infeksi pada satu telinga dan tidak pernah sebelumnya mengalaminya, sebaiknya kunjungi dokter spesialis untuk sekaligus memeriksa nasofaring Anda. Hal ini terutama perlu jika infeksi telinga tidak disertai dengan penyakit infeksi lain pada saluran pernapasan atas, misalnya pilek atau flu.

Banyak dari gejala di atas disebabkan oleh penyakit lain yang bukan kanker nasofaring. Meski begitu, Anda tetap perlu mengantisipasinya dengan segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab dibaliknya.

Kesimpulan tentang Penyakit Kanker Nasofaring

Dalam artikel ini telah dijelaskan tiga pengertian patofisiologi penyakit kanker nasofaring: asal munculnya, permulaan perkembangannya, dan akibat dari kanker nasofaring pada tubuh. Dimana asal kanker nasofaring? Kanker ini berasal di bagian atas tenggorokan di belakang hidung, yang dinamakan nasofaring.

Apa yang memulai berkembangnya kanker di nasofaring? Para pakar berpendapat bahwa ada setidaknya tiga faktor yang memicu pembentukan kanker di nasofaring, yaitu masalah infeksi (terutama infeksi virus Epstein-Barr), pola makan (terutama kebiasaan mengonsumsi makanan yang diasinkan), dan kecenderungan bawaan/keturunan.

Apa saja gejala-gejala fisik yang diakibatkan oleh kanker nasofaring? Gejala utama yang dirasakan banyak penderitanya ialah benjolan di leher yang biasanya tidak terasa sakit. Selain itu ada juga gejala-gejala lain, misalnya gangguan pendengaran, infeksi telinga, mimisan, sakit kepala, sulit membuka mulut, dan gangguan penglihatan. Segeralah periksa ke dokter begitu gejala-gejala tersebut dirasakan.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang penyakit kanker nasofaring. Semoga informasi ini dapat menambah kepedulian Anda terhadap kesehatan diri sendiri maupun keluarga Anda. Temukan ulasan-ulasan menarik lain seputar penyakit kanker nasofaring hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Kanker Nasofaring:

American Cancer Society. Nasopharyngeal Cancer. URL: https://www.cancer.org/cancer/nasopharyngeal-cancer.html. Accessed: 2019-07-30

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}