Penggunaan IUD Ternyata Menurunkan Risiko Kanker Serviks


By Cindy Wijaya

Selama ini dikatakan bahwa mereka yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi pilihan, cenderung memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi HPV. Tetapi rupanya, justru IUD memberi manfaat menurunkan faktor risiko wanita mengalami kanker serviks hingga 50%.

Menurut sumber webmd.com, mereka yang pernah memiliki pengalaman menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi sekalipun dalam tempo yang singkat terbukti secara medis memiliki risiko kanker serviks lebih rendah.

Sebelumnya sudah diketahui bahwa penggunaan IUD juga memiliki manfaat dalam mencegah kanker endometrium terjadi. Namun ternyata ada kinerja IUD yang bermanfaat melindungi serviks dari perkembangan sel kanker.

Memang belum ada kesepakatan di kalangan pakar tentang bagaimana IUD bisa menurunkan risiko kanker serviks, walaupun sebelumnya sejumlah pakar justru melihat adanya kemungkinan penggunaan IUD justru meningkatkan risiko infeksi HPV. Sebagaimana dipahami, infeksi HPV mencakup 90% penyebab terjadinya kanker serviks. Bagaimana sebenarnya kaitan antara IUD dan kanker serviks?

Apa Pengaruh IUD terhadap Serviks?

Riset yang diliput oleh cnn.com, menunjukkan data bahwa mereka yang menggunakan IUD mengalami penurunan risiko kanker serviks cukup signifikan. Penurunan hingga 44% atas risiko squamous cell carcinoma dan penurunan hingga 54% untuk risiko adenocarcinoma cancers dan adenosquamous carcinoma pada area serviks.

Dari studi yang sama disimpulkan asumsi awal yang membantah dugaan bahwa IUD akan meningkatkan risiko infeksi HPV. Sebelumnya, sejumlah pakar melihat efek samping IUD yang mudah membentuk abses pada dinding vagina akibat efek adaptasi dan pergesekan antara perangkat IUD pada dinding vagina diduga dapat memicu terjadinya infeksi, termasuk infeksi virus HPV.

Apalagi mengingat sangat mudah bagi wanita terkena paparan HPV sehingga mungkin saja abses yang terbentuk tadi akan terinfeksi HPV begitu saja. Justru berdasarkan riset ditemukan bahwa kasus serangan infeksi HPV dan pembentukan koloni HPV pada wanita yang menggunakan IUD dan tidak menggunakan IUD sebenarnya setara. Jadi tidak ada pengaruh signifikan dari penggunaan IUD terhadap infeksi HPV.

Justru diyakini, keberadaan IUD melindungi area serviks dari paparan HPV. Abses yang terbentuk cenderung terjadi pada vagina, tetapi tidak menyerang area serviks. Bahkan pengaruh IUD juga cukup signifikan pada mereka yang memiliki perilaku seks tidak sehat dan sangat aktif, yang ditengarai memiliki risiko kanker serviks lebih tinggi.

Bagaimana IUD Menekan Risiko Kanker Serviks?

Menurut sejumlah pendapat, diduga komponen dari perangkat IUD berdampak terhadap kemampuan dan kekuatan dari HPV. Human Papilloma Virus sendiri memiliki kemampuan cukup agresif dalam menyerang sel tubuh, merusak inti sel, dan mengubahnya untuk bekerja abnormal.

IUD sendiri tersedia dalam dua format, dikenal dengan bentuknya yang menyerupai bentuk T dan terbuat dari bahan plastik tertentu kualitas baik. Jenis pertama terbungkus dengan lapisan tembaga dan biasanya dikenal dengan sebutan Copper T. Sedangkan jenis kedua biasanya disertai dengan hormon progestin, sejenis hormon estrogen yang aktif pada masa kehamilan.

Kedua jenis ini diasumsikan bisa bekerja dengan cara khusus terhadap perkembangan sel kanker, daya tahan area serviks, dan infeksi HPV.

  • Terhadap HPV

    Dugaan kebanyakan pakar adalah perangkat IUD bekerja melemahkan virus dan merusak sistem pertahanan tubuh dari virus. Virus Human Papilloma tidak mudah menyerang dan bekerja efektif menyerang sel pada serviks dan vagina.

    Bagaimana ini bekerja belum sepenuhnya dipahami. Ada dugaan dari kalangan medis ini adalah efek dari progestin yang memang pada dasarnya bekerja melindungi dinding uterus atau rahim pada masa kehamilan. Sedangkan beberapa pakar lain melihat adanya pengaruh senyawa tembaga yang tidak bisa ditoleransi oleh virus. 

  • Terhadap imunitas area serviks

    Mereka yang memasang IUD biasanya memang cukup sering mengeluhkan rasa tidak nyaman di area sekitar perut bawah. Terutama di tahun pertama mereka menggunakan alat kontrasepsi ini. Sebenarnya ini adalah akibat dari terbentuknya reaksi iritasi pada dinding sekitar vagina dan penyangga serviks atas keberadaan IUD.

    Abses dan iritasi dikatakan sangat normal, bahkan pada kondisi tertentu pengguna bisa mengeluhkan reaksi keputihan yang lebih berat. Ini kerap menjadi penyebab di beberapa waktu lalu pakar melihat IUD bisa memicu infeksi HPV.

    Tapi ternyata, cairan lendir pada dinding vagina yang menjadi lebih produktif akibat reaksi tubuh terhadap IUD ini menjadi benteng pencegahan terjadinya infeksi serius. Ditemukan bahwa kasus infeksi HPV dan non HPV pada wanita pengguna IUD lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan IUD.

    Sekalipun ditemukan sejumlah kasus iritasi dan abses, tapi itu tidak berkembang menjadi infeksi serius sebagaimana banyak ditakutkan. Ini sebuah fakta menarik yang cukup mengejutkan. Dan karena pengaruh lendir vagina yang ternyata mengandung komponen cairan sel darah putih ini, maka pertahanan tubuh pada area serviks ini relatif tinggi.

  • Terhadap pertahanan melawan sel kanker

    Dugaan lain juga mengarah pada adanya kemampuan komponen dari perangkat IUD terhadap kemampuan tubuh melawan sel kanker. Lagi-lagi ini belum sepenuhnya ditelusuri kebenarannya, karena belum ada riset cukup kuat untuk memahaminya.

    Dugaan pertama berkaitan dengan lendir vagina yang mengandung komponen limfosit yang berarti juga mengandung unsur sel T dan sel B. Diketahui sel B bekerja melemahkan sel kanker secara kimia dan sel T akan menyerang sel kanker secara fisik untuk merusak inti sel dan mematikannya.

    Mereka pengguna IUD cenderung memproduksi cairan vagina lebih banyak. Dan rupanya itu justru meningkatkan daya tahan tubuh lebih baik pada area serviks, termasuk membantu mencegah dan mengatasi pembentukan sel kanker.

    Dugaan lain adalah pengaruh progestin yang membantu melindungi sel-sel serviks dari kerusakan, sebagaimana progestin bekerja efektif melindungi kerusakan pada dinding rahim dan mencegah terjadinya kanker endometrium.

Jadi kalau selama ini Anda mengira bahwa penggunaan IUD bisa memicu kanker serviks, maka Anda jelas perlu meluruskan asumsi tersebut. Terbukti IUD aman dan bahkan memberi manfaat signifikan mengurangi risiko kanker serviks.

Hanya saja belum ada kejelasan, dari kedua jenis IUD, manakah yang lebih efektif dalam menurunkan risiko kanker serviks. Sejauh ini riset yang dijalankan belum meneliti lebih jauh mengenai perbedaan manfaat kedua jenis IUD tersebut dalam menurunkan risiko kanker serviks. Namun yang pasti, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis KB mana yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}