Kenapa Udara Dingin Menyebabkan Anda Sakit?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Oktober 3, 2016


Udara belakangan ini mulai dingin tepat ketika mulai memasuki musim penghujan. Bukan hanya suhu udara yang mulai menurun, Anda mungkin tidak hanya sekali dua kali harus berhujan-hujanan di tengah aktivitas harian Anda. Dan biasanya dengan kondisi semacam ini, Anda harus berhadapan pula dengan kondisi tubuh yang mendadak menurun, dan serangan flu yang seolah menyebar dengan demikian mudahnya.

Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa udara yang dingin serta berhujan-hujanan bisa memicu Anda terserang flu? Ada apa sebenarnya dibalik hujan dan suhu udara rendah ini? Bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan Anda rentan menjadi sakit?

Ternyata sejumlah pakar kesehatan dunia sudah mencoba menjawab rasa penasaran Anda ini dengan sejumlah riset. Dan pada kesempatan kali ini kami akan mencoba membantu menjawab pertanyaan Anda dengan sejumlah fakta yang berhasil kami himpun dari sejumlah sumber.

Mengapa Anda Gampang Terserang Flu ketika Kedinginan?

Pernyataan yang banyak diungkap dalam sejumlah penulisan medis mengenai efek samping udara dingin adalah sebuah riset yang dikembangkan oleh tim medis dan peneliti dari Yale University pada tahun 2014.

Riset yang menggunakan tikus percobaan yang sudah dipaparkan dengan jenis virus flu yang paling umum menyerang seperti jenis rhinovirus membuktikan bahwa udara dingin memang meningkatkan risiko serangan flu beberapa kali lebih tinggi.

Dalam riset diungkap bahwa ketika berada dalam suhu udara normal, sistem pertahanan tubuh akan bekerja normal membentuk sistem ikatan yan terbuat dari sejenis arsenal protein yang bekerja menjaga pertahanan tubuh dari serangan virus.

Namun begitu suhu turun pada angka kisaran 91,4 derajat F atau sekitar 33 derajat C, maka sistem pertahanan tubuh terhadap virus menurun. Terutama pada are nasal atau kawasan hidung dan pernapasan. Sel dalam sistem pernapasan menurunkan produksi arsenal protein yang menjadi benteng pertahanan awal dari serangan virus. Ini membuat seseorang mudah terserang flu ketika udara menjadi dingin.

Sedangkan beberapa pakar lain berpendapat adanya kaitan antara kinerja sistem mekanisme tubuh dalam menjaga kestabilan suhu justru menjadi jalan masuknya virus untuk leluasan menginfeksi tubuh.

Ketika seseorang basah oleh hujan, hujan akan menyebabkan orang tersebut mengalami penurunan suhu tubuh. Inilah yang kemudian menyebabkan seseorang mengalami efek demam. Demam adalah reaksi standar dari mekanisme tubuh mengatur kestabilan suhu badan. Ketika tubuh kedinginan, tubuh akan melebarkan pembuluh darahnya, melakukan sejumlah mekanisme yang pada akhirnya menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Karena terjadi penurunan suhu secara ekstrim, maka biasanya tubuh juga akan mengalami perubahan kondisi ekstrim yang akan memicu demam sementara. Secara medis menurut pakar virologi Dr. Shiv Kumar, ini disebut kondisi hipertermia. Ini adalah efek imbal balik dari penurunan suhu ekstrim yang mendorong otak memberi sinyal tertentu pada sistem hormonal tubuh yang menyebabkan terjadinya dua gejala, yakni hipermetabolisme dan homeostatis.

Keduanya mengacu pada produksi energi berlebihan pada sel dan pelebaran pembuluh darah serta dorongan aliran darah berlebihan yang akan memicu terjadinya produksi panas yang kadang menjadi berlebihan. Dari sanalah seseorang kemudian mengalami demam. Efek pelepasan pemanasan berlebihan ini memang kadang menyebabkan seseorang mengalami efek tidak nyaman dan rasa linu-linu pada persendian.

Bagaimana Cara Mencegah Flu di Musim Hujan?

Secara umum sebenarnya efek yang dijelaskan di atas bekerja sementara sampai kondisi suhu tubuh kembali stabil. Anda bisa menstabilkan suhu tubuh dengan mencoba istirahat atau tidur. Konsumsi minuman penghangat yang akan memberi sinyal pada otak untuk menstabilkan kembali sinyal-sinyal hormonalnya.

Kondisi ini juga bisa Anda cegah dengan cara sesegera mungkin mengkonsumsi minuman hangat, mengeringkan diri dan mengganti dengan pakaian hangat untuk dengan segera menurunkan suhu tubuh sebelum mekanisme tubuh yang bekerja.

Karena ketika sistem mekanisme pemanasan tubuh yang bekerja, biasanya secara bersamaan, beberapa sistem kekebalan tubuh turut menurun fungsinya. Inilah jalan tol masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh yang pada akhirnya memicu seseorang mengalami sejumlah keluhan dan penyakit setelah kehujanan dan terserang udara dingin.

Hanya saja dalam sejumlah ulasan lain dikatakan udara dingin ini juga bisa memicu tekanan berlebihan pada otak yang akan memberi efek “brainstorm”. Efek serangan dingin pada otak ini membuat sejumlah pembuluh darah pada otak mengecil dan mengurangi asupan oksigen pada otak. Kondisi ini memicu seseorang mengalami migrain.

Migrain disertai demam adalah kondisi lazim pada seseorang yang terpapar dingin. Hanya saja kondisi ini juga bisa menjadi sangat tidak nyaman. Dan keduanya memberi efek buruk pada sistem kendali produksi enzim pada otak yang memicu tubuh mengurangi produksi sejumlah protein daya tahan tubuh dan mempengaruhi produksi hormon tiroid yang memiliki fungsi besar terhadap imunitas.

Yang menjadi masalah ternyata justru terletak pada paparan virus dan bakteri yang Anda alami. Sementara paparan hujan dan udara dingin sebenarnya hanya bekerja menurunkan sistem kekebalan tubuh, yang akan memberi Anda kerentanan terhadap paparan virus dan bakteri.

Karenanya dalam ulasan healthline, justru dikatakan bahwa virus influenza dan rhinovirus memang cenderung lebih mudah berkembang biak pada saat udara lembab dan dingin. Ini menyebabkan Anda lebih mudah berkontak dengan virus-virus ini selama macam musim penghujan.

Selain itu, berada di ruang hangat dengan sirkulasi udara yang terbatas juga menjadi masalah. Sementara Anda mungkin berpikir berada dalam ruangan semacam ini membuat Anda merasa nyaman dan hangat, justru pertukaran udara yang terbatas semacam ini membuat Anda semakin mudah berkontak dengan virus karena virus yang berada dalam udara hanya berputar dalam ruangan dan kesulitan keluar menuju udara bebas.

Jadi, apakah Anda berpendapat kehujanan dan berada dalam udara dingin akan memicu Anda mengalami flu dan sakit lainnya? Meski sejumlah riset membuktikan tidak ada bukti yang mengarahkan langsung efek hujan dan udara dingin dengan sakit dan flu, terbukti hujan dan udara dingin bisa membentuk sejumlah kondisi baik secara internal maupun eksternal yang mampu meningkatkan risiko sakit pada tubuh Anda.

Menurut The National Intitutes of Health dijelaskan bahwa cara terbaik untuk mencegah sakit saat udara dingin dan musim penghujan adalah dengan menjaga asupan tubuh yang memiliki manfaat terhadap fungsi kekebalan tubuh. Menjaga fungsi kekebalan tubuh dalam kondisi yang baik akan sangat bermanfaat mencegah serangan virus pada tubuh. Selain itu, menjaga tubuh tetap hangat dan menyegerakan menghangatkan tubuh setelah mengalami kehujanan akan membantu Anda tetap sehat meski dalam musim hujan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}