Imunisasi Kanker Serviks, Mungkinkah Ini Berbahaya?

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Mei 30, 2019


Dalam sejumlah informasi yang sudah kami sampaikan seputar penyakit kanker serviks, kita sudah membahas soal bagaimana cara mencegah kanker serviks sejak dini. Dan yang di antara beberapa cara, suntik imunisasi (vaksin) dianggap cara efektif melindungi dari virus penyebab kanker serviks.

Sejauh mana sebenarnya efektivitas dari imunisasi kanker serviks ini? kapan vaksin dapat dikatakan paling efektif? Dan apakah suntik kanker serviks ini memiliki efek samping yang perlu Anda waspadai? Dapatkah vaksin ini dikatakan berbahaya?

Mengenal Lebih Baik Imunisasi Kanker Serviks

Mengklaim vaksin ini sebagai imunisasi kanker serviks sendiri sebenarnya tidak banyak disetujui oleh dunia medis. Karena vaksin ini sebenarnya lebih ditujukan sebagai pencegahan infeksi akibat virus Human Papilloma Virus atau HPV. Itu sebabnya secara medis, tindakan ini lebih disebut dengan vaksin HPV.

HPV, Virus Penyebab Kanker Serviks

Human Papilloma Virus memang identik sebagai virus penyebab kanker serviks. Tetapi sebenarnya, ini adalah salah satu jenis virus yang banyak ditemukan pada organ  seksual. Lebih banyak ditemukan pada wanita, namun juga lazim untuk ditemukan pada pria.

Baik pria maupun wanita pernah terpapar virus ini selama hidupnya. Pada umumnya paparan terjadi pada masa-masa usia subur dengan aktif secara seksual.

Penyebaran dari virus HPV ini cukup bervariasi, utamanya tersebar oleh proses aktivitas seksual, baik aktivitas seksual, baik melalui aktivitas seksual vaginal, anal dan oral. Dalam skala kecil, penularan dapat terjadi antara ibu dan bayi yang dilahirkan hingga bayi mengalami gangguan pada kulit, mulut dan pernafasan.

Infeksi HPV menyebabkan terbentuknya kutil kecil. Kadang kutil akan tampak seperti benjolan yang keras, atau seperti tumpukan benjolan kecil yang ketika diraba terasa kasar dan datar. Kebanyakan kasus kutil akibat infeksi HPV tidak berbahaya. Hanya menimbulkan efek tidak nyaman, perih dan akan hilang dengan sendirinya oleh bantuan daya tahan tubuh.

Ada ratusan jenis HPV yang ada dan kebanyakan tidak berbahaya. tetapi 13 jenis di antaranya dapat menyebabkan kanker, termasuk menjadi virus penyebab kanker serviks dan sejumlah jenis kanker lain.

Sebagaimana kebanyakan virus, HPV tidak mudah diobati, hanya dapat dilemahkan atau dipasifkan. Kesembuhan dari inveksi HPV hanya bergantung pada imunitas tubuh. Namun ketika imunitas tidak cukup kuat melawan virus, maka virus akan bertahan dan infeksi dapat memburuk.

Pada kesempatan inilah infeksi HPV dapat berkembang dengan cepat menjadi kanker. 13 jenis HPV ini termasuk jenis beresiko tinggi yang cenderung lebih sulit diatasi oleh sistem imun. Hingga lebih berpeluang berkembang menjadi kanker.

Klaim bahwa HPV adalah virus penyebab kanker serviks memang tidak salah. Lebih dari 80% kasus kanker serviks dapat dikaitkan dengan infeksi HPV. HPV juga dapat menyebabkan sejumlah kanker lain seperti kanker tenggorokan, kanker nasofaring dan hidung, kanker mulut, kanker penis, kanker vulva dan kanker anus. Namun jumlah kasusnya memang tidak setinggi kasus kanker serviks.

ilustrasi penyakit kanker serviks
Ilustrasi Penyakit Kanker Serviks (Credit: Chinnapong / Shutterstock)

Apa Itu Vaksin Suntik Kanker Serviks?

Imunisasi atau suntik kanker serviks sendiri adalah salah satu cara efektif untuk membantu mencegah terbentuknya infeksi HPV. Tubuh yang terpapar vaksin HPV sebelumnya akan lebih mampu membentuk kekebalan tubuh yang secara khusus akan efektif menyerang HPV.

Vaksin HPV yang banyak digunakan adalah jenis vaksin Gardasil 9 yang khusus bertujuan membentuk kekebalan tubuh terhadap 7 jenis HPV yang terbukti paling beresiko tinggi menyebabkan kanker. Juga sebagai stimulan kekebalan tubuh terhadap 2 jenis HPV lain yang menyebabkan kutil kelamin.

Itu artinya, setelah mendapatkan imunisasi kanker serviks, tidak menutup kemungkinan Anda untuk tetap mengalami infeksi HPV. Masih ada ratusan jenis HPV lain yang mungkin menyerang mereka yang telah vaksin.

Tubuh hanya menjadi kebal kepada jenis HPV virus penyebab penyakit kanker serviks dan kanker lain sebagaimana tercakup dalam gardasil 9. Karena tujuan utama dari vaksin hanya efektif mencegah  infeksi HPV yang rentan menjadi kanker. Mungkin itu sebabnya kemudian vaksin ini disebut sebagai imunisasi kanker serviks.

Vaksin HPV, Cara Mencegah Kanker Serviks Sejak Dini

cara mencegah kanker serviks sejak dini
Vaksin HPV pada Anak (Credit: BlurryMe / Shutterstock)

Untuk mendapatkan manfaat terbaik dari vaksin HPV, vaksin sebaiknya diberikan pada anak perempuan di usia menjelang masa puber. Tepatnya pada usia kisaran 10 – 12 tahun. Ini akan menjadi cara mencegah kanker serviks sejak dini.

Pada usia ini, anak perempuan belum beraktivitas seksual secara aktif. Artinya juga belum terpapar virus HPV. SProteksi bisa bekerja sedini mungkin mencegah infeksi virus HPV sebelum serangan pertamanya.

Pandangan lain melihat bahwa imunisasi kanker serviks yang diberikan pada usia 12 tahun memberi hasil lebih efektif. Karena pada usia ini perkembangan imunitas belum optimal. Menyuntikan vaksin di usia ini akan membentuk kematangan imun lebih efektif.

Meski demikian, masih banyak orang tua tidak cukup teredukasi untuk memberikan Suntik kanker serviks ini sejak dini. Sehingga cara mencegah kanker serviks sejak dini ini tidak selalu optimal dapat dijalankan. Untuk itu kemudian vaksin suntik kanker serviks di usia produktif juga dapat menjadi pilihan.

Pada usia 12 tahun, vaksin cukup diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak  6 – 12 bulan. Pada usia produktif, vaksin diberikan pada sebanyak 3 kali dengan interval   bulan. Vaksin HPV jenis ini diberikan pada rentang usia 15 – 26 tahun.

Pada usia ini, meski secara seksual organ mereka sudah memasuki masa matang, mereka belum memasuki masa aktivitas seksual yang tinggi. Sehingga kemungkinan pasien untuk terpapar virus HPV relatif masih rendah. Sehingga masih dapat bekerja sebagai cara mencegah kanker serviks sejak dini.

Karena ketika memasuki usia 27 tahun, sebenarnya manfaat vaksin gardasil tidak lagi dapat disebut sebagai cara mencegah kanker serviks sejak dini. Efektivitas vaksin sudah menurun. Apalagi pasien mungkin sudah pernah terserang infeksi HPV sebelumnya.

Meski demikian, belakangan muncul jenis gardasil khusus yang juga dapat diberikan pada pasien usia 27 tahun ke atas. Meski efektivitasnya mencegah penyakit kanker serviks memang tidak dapat maksimal.

Memahami Efektivitas Vaksin HPV sebagai Suntik Kanker Serviks


Efektifitas dari kinerja vaksin imunisasi kanker serviks ini memang diklaim sangat baik. Vaksin ini diklaim berhasil menurunkan jumlah kasus penyakit kanker serviks hingga lebih dari 60%.

Menurut klaim WHO dan CDC (Center of Disease Control and Prevention) kasus penyakit kanker serviks menurun cukup drastis pada negara dengan kesadaran imunisasi kanker serviks lebih baik.

Tidak hanya itu, menurut hasil masa trial, efektivitas suntik kanker serviks ini dikatakan mencapai kisaran 99% efektif. Potensi terbentuknya sistem imun yang mumpuni melawan HPV relatif tinggi.

Hanya saja, memang efektivitas imunisasi kanker serviks ini bergantung pada waktu vaksin diberikan. Semakin dini suntikan diberikan, semakin baik mencegah infeksi virus penyebab kanker serviks.  Vaksin sendiri juga akan menurun manfaatnya ketika diberikan pada mereka yang sebelumnya sudah terpapar virus HPV.

Dan bila vaksin imunisasi kanker serviks ini  diberikan pada seseorang yang sebelumnya sudah positif terinfeksi HPV, maka efektivitas nya akan menurun drastis. Bahkan mungkin dalam kasus terbatas memicu infeksi memburuk. Karena tubuh sudah membentuk sistem imun mandiri yang mungkin akan lebih sulit beradaptasi dengan sinyal dari vaksin.

Cara Kerja Imunisasi Kanker Serviks


Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja dari imunisasi kanker serviks? Imunisasi ini bekerja dengan memberikan stimulan khusus pada seseorang untuk membentuk sebuah kekebalan tubuh yang spesifik mengenali virus HPV dan menyerangnya dengan efektif.

Pada jenis gardasil modern, vaksin dibuat dari partikel protein tertentu yang khusus diproduksi oleh virus HPV. Protein partikel disebut dengan Virus Like Partikels (VLPs). VLPs ini menjadi sinyal bagi tubuh untuk membentuk sistem kekebalan tubuh terhadap jenis partikel spesifik ini.

Masuknya VLPs ini ke dalam tubuh tidak akan menyebabkan infeksi apalagi menyebabkan penyakit kanker serviks. Partikel ini hanya mengandung komponen protein yang secara khas dilepas oleh virus HPV. Tetapi tidak mengandung DNA virus sehingga tidak memiliki sifat merusak dan menyerang.

VLPs akan menjadi tanda pengenal bagi tubuh. begitu memasuki tubuh, tubuh mengidentifikasi sebagai benda asing dan dihancurkan. Kemudian merekam identitas partikel tersebut dalam jangka panjang.

Dengan terbentuknya kekebalan tubuh terhadap komponen partikel ini, tubuh memiliki kemampuan mengenali dan menyerang virus dengan efektif. Ketika HPV menyerang tubuh, mulai melepaskan partikel protein yang sama, maka tubuh dengan cepat mengenali.

Sistem kekebalan tubuh  akan menyerang HPV secara spesifik, sehingga virus belum sempat berdiam lama dan menyebabkan infeksi sudah berhasil dilemahkan dan mati. Sehingga dapat mencegah penyakit kanker serviks dengan baik.

Namun, ketika vaksin diberikan pada pasien yang sebelumnya sudah terpapar infeksi HPV, maka kinerja ini akan sulit dilakukan. Sinyal dari VLPs dari vaksin akan tersamarkan oleh sinyal dari jenis HPV yang sebelumnya menyerang. Sehingga sulit untuk kekebalan tubuh membentuk pengamanan yang maksimal.

suntik kanker serviks
suntik vaksin HPV (weshapelife.org/istock)

Efek Samping Vaksin Anti Penyakit Kanker Serviks

WHO mengklaim, bahwa suntik kanker serviks satu ini adalah salah satu vaksin yang paling aman. Dengan efektivitas hampir 100% dan jaminan keamanan yang tinggi. tetapi benarkah vaksin HPV 100% aman dan bebas efek samping?

Untuk melihat sejauh mana efek samping dari imunisasi kanker serviks ini, kita perlu melihat dari sejumlah sudut pandang. Pertama kita lihat dulu pandangan resmi yang dirilis dari CDC. Lembaga yang berdiri di Amerika ini menjadi rujukan utama dalam melihat manfaat dan efek samping dari vaksin. Karena lembaga ini merilis tinjauan jangka panjang atas setiap vaksin yang diberikan.

Dari tinjauan yang dirilis CDC, vaksin suntik kanker serviks ini secara umum dikatakan aman. Dengan efektifitas mencapai angka di atas 90%, maka vaksin HPV masih menjadi cara mencegah kanker serviks sejak dini secara efektif.

Dijelaskan pula bahwa sejumlah pasien mungkin mengeluhkan sejumlah efek samping ringan seperti demam, rasa nyeri dan bengkak kecil pada area suntikan, rasa pening, sakit kepala, mual, nyeri sendi serta linu-linu.

Beberapa pasien mengeluhkan reaksi seperti akan terserang flu pasca mendapatkan suntikan vaksin HPV. Tetapi reaksi ini dianggap tidak serius karena sifatnya temporer. Akan segera hilang dalam beberapa hari.

Namun, sebenarnya beberapa kondisi khusus mungkin terjadi pada pasien. Dan memicu pasien mengalami serangan-serangan penyakit tertentu. Meski, secara medis belum diadakan riset memadai apakah serangan ini disebabkan oleh vaksin.

Karena sebenarnya efek negatif yang berat sendiri juga terbilang jarang. Jumlahnya di seluruh dunia hanya diperkirakan berada pada kisaran 6% dari seluruh penggunaan vaksin di seluruh dunia. Adapun sejumlah kondisi kesehatan yang banyak ditengarai berkaitan dengan masalah vaksin HPV adalah sebagai berikut.

  • Menyebabkan Menopause Dini dan Masalah Fertilitas

    Dalam rasio relatif kecil, beberapa kasus fertilitas dan menopause dini banyak dianggap berkaitan dengan vaksin HPV. Namun, menurut data CDC, riset telah diadakan untuk melihat bagaimana respon rahim terhadap vaksin dibandingkan dengan placebo. Hasil menunjukan tidak ada efek relevan antara vaksin dengan kemandulan dan masalah menopause dini.

    Seharusnya, memang pengaruh imunisasi kanker serviks ini tidak menyebabkan kemandulan. Pasalnya, serangan virus hanya terjadi pada area labium, vulva, vagina dan serviks. Virus tidak pernah menyerang area uterus.

    Sehingga proteksi juga seharusnya tidak mempengaruhi aktivitas dalam uterus. Kehamilan dan proses produksi telur sama sekali tidak terpengaruh. Bahkan ketika serviks diambil, beberapa wanita masih dapat mengalami kehamilan.

  • Memicu Guillain-Barré Syndrome

    Guillain-Barré syndrome merupakan sebuah kondisi langka ketika sistem imunitas tubuh bekerja abnormal menyerang sistem saraf tubuh. Ini menyebabkan pasien mengalami gangguan saraf berat. Pasien mungkin akan memiliki kerusakan saraf, melemahnya otot dan kecacatan.

    Sindrom ini tidak selamanya bersifat permanen. Beberapa kasus terbukti dapat membaik pasca beberapa bulan. Meski sindrom ini juga berpotensi menyebabkan cacat permanen.

    Pengaruh suntik kanker serviks ini terhadap Guillain-Barré syndrome ini belum sepenuhnya dipahami. Meski demikian tingkat kasusnya relatif sangat rendah. Reaksi imunitas yang tinggi terhadap vaksin mungkin menjadi pemicu respon imunitas menjadi abnormal.

    Pakar melihat ada aspek genetik atau kelainan DNA yang sebenarnya sudah dibawa pasien sebelum suntikan HPV diberikan. Gen pembawa aspek abnormal ini relatif sangat langka. Itu sebabnya tingkat kejadian Guillain-Barré syndrome ini tergolong sangat rendah.

  • Masalah Kardiovaskular

    Sejumlah laporan dengan keluhan postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS) juga muncul sebagai efek samping vaksin suntik kanker serviks. POTS adalah keluhan detak jantung yang cepat dan tidak teratur pada disertai keluhan pening di saat pasien berdiri.

    Ini masih dikaitkan dengan pengaruh vaksin HPV terhadap sistem otot dan kinerja saraf. Sehingga otot jantung kehilangan daya dorongnya dan berakibat otak tidak mendapatkan cukup suplai darah dan oksigen saat berdiri.

    Sampai saat ini kaitan vaksin HPV dan POTS masih dalam riset lebih jauh. Namun demikian, pakar masih melihat bahwa ada aspek dorongan lain seperti kondisi tubuh pasien dan aspek genetik yang terlibat. Karena dari 29 juta suntik kanker serviks diberikan, hanya 6 kasus yang mungkin berkaitan dengan kondisi POTS pasca suntikan.

  • Memicu Chronic Regional Pain Syndrome (CRPS)

    Keluhan nyeri pada lengan atau otot pasca suntikan vaksin diberikan sebenarnya adalah kondisi yang lazim. Keluhan akan hilang dalam beberapa hari dan tidak menyisakan masalah serius setelahnya.Hal yang sama yang dapat terjadi pasca pasien mendapatkan suntikan vaksin HPV.

    Namun demikian, dalam tingkat temuan rendah, sejumlah kasus chronic regional pain syndrome (CRPS) yang dapat dikatkan dengan imunisasi terhadap virus penyebab kanker serviks ini temukan. Pasien mengeluhkan rasa nyeri dan linu yang dalam serta sulit teratasi pada area lengan, tangan, kaki, jari kaki dan tangan.  Kadang pasien juga mengeluhkan reaksi lesu dan lemah yang berlebihan pasca vaksin.

    Dari sekitar 65 juta vaksin HPV diberikan, hanya sekitar 17 kasus CRPS dikeluhan pasien pasca vaksin. Dugaan sementara, respon ini berasal dari reaksi sistem imun terhadap vaksin yang berlebihan sehingga turut menyerang sistem saraf dan otot.

    Meski demikian, pakar melihat adanya aspek genetik yang turut berperan. Dimana sistem imun memiliki kecenderungan alergi atau kecenderungan untuk bertindak abnormal.  Termasuk mudah terstimulasi menyerang organ tubuh sehat.

  • Memicu Kematian

    Sejumlah laporan kematian dikaitkan dengan vaksin HPV ini. Tetapi sejauh ini tidak ada fakta cukup memadai untuk mengaitkan kematian dengan vaksin. Vaksin mungkin dapat menyebabkan sejumlah keluhan tetapi tidak ada fakta yang menunjukan masalah yang demikian serius hingga menyebabkan kematian.

Catatan Pemberian Vaksin HPV sebagai Suntik Kanker Serviks


Untuk Anda yang berencana menjalankan cara mencegah kanker serviks sejak dini, seperti dengan melakukan suntik vaksin HPV. Camkan sejumlah kondisi berikut supaya vaksin efektif bekerja membangun imun terhadap virus penyebab kanker serviks tanpa menyisakan efek samping serius.

  • Perhatikan Bila Anda Memiliki Alergi

    Alergi adalah salah satu tanda bahwa imun Anda dapat bekerja abnormal terhadap stimulan tertentu. Konsultasikan pada dokter kondisi alergi yang Anda miliki. Beberapa jenis alergi seperti alergi terhadap jamur atau alergi terhadap protein tertentu akan lebih berpotensi dari jenis alergi lain.

  • Wanita Hamil

    Meski dikatakan tidak mempengaruhi uterus dan ovarium, vaksin tidak disarankan untuk diberikan pada wanita hamil. Ini bukan karena pengaruhnya pada uterus, melainkan karena pengaruhnya pada sistem imun. Pasca vaksin, akan terjadi reaksi imunitas yang mungkin memicu sejumlah kondisi,  termasuk keguguran.

  • Dalam Kondisi Tidak Fit

    Bila Anda sedang demam dengan suhu di atas 37.7oC, sedang dalam kondisi peradangan, tengah mengalami serangan alergi, mengalami keluhan flu, memiliki kadar hemoglobin (sel darah merah) yang rendah sebaiknya tidak  menjalankan vaksin. Kondisi tubuh tidak fit memungkinkan tubuh bereaksi relatif berat terhadap vaksin.

  • Memiliki Unsur Genetik Tertentu

    Kasus Guillain-Barré syndrome dapat dikaitkan dengan genetik turunan, sehingga bila dalam trah keluarga terdapat pengidap Guillain-Barré syndrome , sebaiknya konsultasikan dulu pada dokter.  Hal senada juga terjadi pada  keluhan postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS) dan chronic regional pain syndrome (CRPS).

Sampai saat ini penyakit kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit paling membunuh bagi wanita. Dan karenanya melindungi diri dengan cara mencegah kanker serviks sejak dini adalah pilihan terbaik. Di antaranya adalah dengan vaksin imunisasi kanker serviks. Meski ditengarai masih memiliki sejumlah efek samping, tetapi dengan tingkat resiko rendah manfaat vaksin masih cukup efektif membantu Anda atasi serangan HPV, virus penyebab kanker serviks.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang imunisasi kanker serviks. Semoga informasi ini menambah kepedulian Anda terhadap kesehatan pribadi maupun keluarga. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar penyakit kanker dan masalah kesehatan lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Imunisasi Kanker Serviks:

Lori Smith BSN MSN CRNP. Medical News Today. What is human papillomavirus (HPV)?. Updated: 29-11-2017. URL: https://www.medicalnewstoday.com/articles/246670.php

National Cancer Institute. Human Papillomavirus (HPV) Vaccines. Reviewed: 16-05-2018. URL: https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/infectious-agents/hpv-vaccine-fact-sheet.

Center of Disease and Prevention. Frequently Asked Questions about HPV Vaccine Safety. URL: Reviewed: 02-11-2015. URL: https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/hpv/hpv-safety-faqs.html

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}