Diet Protein Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Desember 21, 2016


Aspek penting dalam proses penyembuhan luka adalah bagaimana mempercepat pengeringan luka dan mempercepat proses perbaikan sel. Untuk bisa melakukan kedua hal tersebut, tubuh jelas membutuhkan nutrisi. Nutrisi menjadi bahan baku untuk tubuh bisa menjalankan proses tersebut hingga luka sepenuhnya pulih.

Salah satu nutrisi yang sifatnya sangat dibutuhkan tubuh kala dalam proses penyembuhan luka adalah protein. Pada mereka dengan usia muda, tubuh bisa menarik protein dalam bentuk asam amino dari otot tubuh. Ini karena otot dan massa tubuh pada usia muda relatif padat dan dipenuhi dengan stok protein yang cukup.

Hal berbeda akan terjadi pada pasien yang berusia tua, karena otot dan massa tubuh mereka tidak lagi dipadati oleh protein sebagaimana pada mereka dengan usia muda. Ini membuat proses penyembuhan luka pada mereka dengan usia tua cenderung berjalan lebih lambat. Kecuali bila mereka menambahkan asupan protein dalam diet mereka.

Bahkan diet protein juga tetap disarankan pada pasien dengan luka yang cenderung serius dan akut. Karena kadang cadangan protein yang tersimpan dalam tubuh tidak mampu mencukupi kebutuhan protein dari luka. Selain proses penyerapan protein dari otot akan menyebabkan otot mengalami defiasi kadar protein. Untuk Anda tau, Ini bukan kabar baik bagi tubuh di jangka panjang.

Kenapa tubuh membutuhkan protein untuk proses penyembuhan luka? Apa sebenarnya peran protein dalam proses tersebut?

Mengapa Tubuh Membutuhkan Protein?

Pada dasarnya protein adalah salah satu komponen nutrisi yang sangat fundamental bagi tubuh. Demikian fundamental karena seluruh tubuh membutuhkan protein dalam perannya masing-masing. Protein sendiri terdiri dari sejumlah jenis asam amino baik essensial atau jenis yang hanya bisa didapat dari asupan dan non essensial karena tubuh secara mandiri bisa memproduksinya.

Asam amino berperan demikian luas dalam tubuh dengan jenisnya masing-masing, mulai dari peran terhadap produksi enzim, produksi hormonal, sirkulasi dan komposisi darah, kemampuan darah dalam mengangkut nutrisi dan oksigen, fungsi imunitas, dan secara menyeluruh dalam seluruh struktur tubuh.

Struktur tubuh dalam hal ini adalah otot, tulang, jaringan tubuh pembentuk organ, kardiovaskular, hingga serat penting dalam tubuh termasuk pada kulit dan jaringan pembuluh darah. Jelaslah peran protein dalam tubuh manusia.

Dan dari kegunaan protein yang demikian kompleks dalam tubuh inilah kemudian juga tubuh membutuhkan protein dalam proses penyembuhan luka. Pada dasarnya, tubuh membutuhkan peran sejumlah komponen darah yang bekerja mempercepat mengeringkan luka, menghentikan perdarahan dan menyegerakan proses penutupan luka.

Setelahnya, tubuh membutuhkan proses regenerasi sel, penyegeraan proses pembelahan diri dari sel-sel tunas yang terbentuk untuk kembali membentuk sel sehat menggantikan sel-sel rusak akibat luka untuk kemudian menyembuhkan luka dengan tuntas.

Sementara itu, tubuh membutuhkan mekanisme pengangkatan sel mati yang tersisa dari luka untuk kemudian tersingkirkan oleh sel-sel baru yang sehat. Bilamana sel-sel rusak atau sel mati ini tidak menyingkir bersamaan dengan proses pembelahan diri sel tunas, maka sel baru akan kesulitan membentuk lapisan baru yang kadang menyisakan kesan bekas luka yang sulit hilang.

Peran Protein Untuk Penyembuhan Luka

Dan sebuah fakta yang menarik, ketiga peran di atas membutuhkan protein dengan sejumlah peran asam amino. Proses pengeringan luka, penutupan luka dan penghentian perdarahan membutuhkan peran albumin. Albumin merupakan komponen asam amino yang terlarut dalam darah.

Perannya berpadu dengan vitamin K untuk mempercepat luka mengering dan mempercepat luka menutup. Bersama hemoglobin yang bekerja mensuplai oksigen pada area luka untuk membantu proses awal pembentukan sel-sel tunas pada luka.

Peran berikutnya dilanjutkan oleh sejumlah komponen asam amino yang bekerja dalam proses regenerasi sel, yakni kolagen, elastin dan keratin. Ketiganya berperan mendorong proses pembelahan diri dan persebaran sel tunas membentuk lapisan jaringan baru memperbarui lapisan jaringan yang rusak.

Proses ini juga membuat tubuh membutuhkan komponen asam amino essensial seperti glutamin dan arginine yang berperan besar membentuk glutathione. Senyawa fitonutrien ini sebenarnya senyawa perlindungan pada sel yang bekerja ganda sebagai stimulan regenerasi sel sekaligus sebagai pelindung DNA. Dengan peran dua asam amino di atas, regenerasi sel baru tidak berkembang menyimpang yang bisa merujuk pada sel abnormal bahkan kanker.

Glutamin juga berperan menstimulasi nukleus sel sehat baru untuk efektif membelah diri. Sedang arginine bekerja sebagai bahan kolagen dan mendorong produksi nitrik oksida dan pelepasan nitrogen yang sangat penting dalam proses perbaikan sel.

Nah, kedua komponen terakhir inilah yang kemudian berperan mendorong pelepasan sel mati. Sel mati yang lepas akan menyisakan ruang untuk sel sehat baru sehingga terbentuk jaringan sehat baru yang sempurna.

Lalu berapa kebutuhan protein tubuh untuk bisa menyempurnakan penyembuhan luka? Sebenarnya kebutuhan tubuh akan protein sifatnya bisa menjadi sangat personal. Masing-masing luka, akan membutuhkan suplai protein yang berbeda bergantung pada tingkat keparahan, kedalaman dan lebar luka, area luka yang terbentuk dan jaringan apa saja yang perlu diperbaiki.

Pada dasarnya manusia normal membutuhkan asupan protein sekitar 0, 8 gram perkilogram berat badan setiap harinya. Sedang pada mereka yang di atas 50 tahun biasanya akan membutuhkan asupan protein sekitar 1 gram perkilogram berat badan setiap harinya.

Namun ketika pasien dalam proses penyembuhan luka, kadar protein yang dibutuhkan bisa berkembang hingga 1, 5 gram bahkan 2 gram perkilogram berat badan untuk tiap harinya. Sedang pada kasus luka infeksi serius, kerusakan jaringan yang relatif dalam sampai luka bakar serius pasien bisa membutuhkan asupan protein hingga 3 gram perkilogram berat badan setiap hari.

Masalah asupan protein dan kadar yang tepat sesuai kebutuhan juga bisa menjadi sangat kompleks. Karena asupan protein juga berkaitan dengan kemampuan tubuh menyerap protein. Sejumlah kondisi dan penyakit bisa menyebabkan tubuh mengalami penurunan kemampuan menyerap protein. Dan pada kondisi ini Anda jelas membutuhkan asupan yang lebih tinggi.

Selain itu, ternyata untuk bisa mendapatkan manfaat protein dengan efektif, tubuh membutuhkan sejumlah bantuan. Seperti peran kalori, peran vitamin C , K dan E, selenium, zat besi dan masih banyak lagi. Bantuan-bantuan ini memberi tubuh Anda kemampuan pemanfaatan protein dalam level yang lebih baik.

Bagaimana Mendapatkan Protein dalam Dosis Tepat?

Sebenarnya, untuk bisa mendapatkan protein dalam kualitas terbaiknya, tubuh membutuhkan asupan protein hewani termasuk dari daging merah, ayam, ikan dan susu lengkap dengan semua jenis produk turunannya.

Sejumlah asupan protein nabatti tidak bisa memberi Anda hasil seoptimal pada sumber protein hewani. Hanya pada jenis masakan kedelai dan beberapa jenis kacang seperti almond saja yang bisa memberi Anda manfaat protein sama baiknya dengan daging.

Selain itu, sejumlah makanan nabati seperti sayuran hijau, jamur, kacang-kacangan, buah noni, alpukat dan beberapa jenis herbal dan rimpang bisa menjadi piliha tepat untuk Anda mendapatkan asupan protein dalam komposisi yang relatif lengkap.

Namun demikian, melakukan pengaturan menu dengan kombinasi makanan tetap adalah pilihan terbaik. Kombinasi yang tepat akan membantu tubuh mendapatkan asupan protein dalam kadar tepat dengan efek samping yang jauh lebih terkendali.

Selain itu, penting pula memastikan Anda mengonsumsi sumber vitamin C, K dan E. Juga memastikan asupan makanan yang mengandung selenium, zat besi dan banyak lagi. Menarik sekali karena ternyata lagi-lagi sejumlah sumber makanan nabati seperti sayuran hijau, buah noni, berry, jamur dan beberapa jenis rimpang juga mengandung nutrisi-nutrisi penting diatas.

Gambaran di atas memberi Anda sejumlah fakta yang membenarkan pandangan sejumlah orang bahwa ikan gabus dan putih telur memiliki manfaat dalam membantu proses penyembuhan luka, mengingat jenis makanan tersebut mengandung kadar albumin yang relatif tinggi. Sebagaimana belakangan popularitas albumin dan makanan sumber albumin seperti ikan gabus naik daun akibat klaim sebagai salah satu materi penting dalam proses penyembuhan luka.

Namun yang perlu Anda pahami, albumin saja tidak akan cukup memenuhi kebutuhan Anda akan protein. Anda sendiri sudah melihat dalam keterangan di atas, tubuh Anda tidak akan mampu menyembuhkan luka hingga kembali semula hanya dengan mengandalka albumin belaka. Anda juga perlu mengonsumsi asupan protein lain dan sejumlah nutrisi penting lain untuk hasil penyembuhan luka yang lebih sempurna.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}