Cara Pintar Menentukan Pilihan Obat Flu

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Mei 12, 2016


Anda pasti pernah mengalami serangan flu, bukan? Penyakit yang satu ini memang tidak pandang bulu dalam menyerang, sehingga bisa saja muncul pada orang dewasa, anak-anak sampai manula sekalipun. Penyakit ini dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh dengan beberapa jenis obat flu bebas yang tersebar di pasaran.

Penyakit flu pada umumnya memang disebabkan oleh jenis virus. Sehingga sebenarnya tak selalu membutuhkan pengobatan anti biotik, terutama bila kondisi flu masih dalam skala ringan menengah.

Flu termasuk jenis penyakit yang sangat mudah menular namun juga mudah untuk sembuh. Penularan dengan mudah terjadi hanya karena interaksi tatap muka dengan penderita flu, makan dan minum dalam wadah yang sama, bahkan hanya dari sentuhan tangan, menyentuh benda seperti gagang pintu atau railing tangga yang sebelumnya sudah terkontaminasi virus.

Sebenarnya secara umum influenza virus bukan jenis virus yang ganas, kecuali beberapa jenis virus influenza yang memicu jenis flu mematikan seperti flu burung. Sehingga virus ini baru akan bekerja menyebabkan flu pada seseorang ketika daya tahan tubuh seseorang menurun atau karena terus menerus terpapar virus seperti ketika seorang anak yang tertular flu ketika teman-teman sekolahnya juga terserang flu.

Penyembuhan flu juga tergolong tidak sulit. Anda hanya perlu berupaya meningkatkan daya tahan tubuh Anda seperti tetap mengkonsumsi makanan bernutrisi tinggi, menjaga asupan vitamin terutama vitamin C, D dan B kompleks yang akan membantu menjaga kondisi tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi efek linu otot. Pastikan minum dalam jumlah besar untuk membantu menjaga stabilitas suhu tubuh.

Tetapi seringnya, pasien tetap harus berhadapan dengan keluhan flu setidaknya antara 3 sampai 10 hari. Pasien akan merasakan demam yang cenderung ringan sampai menengah, efek sakit kepala dan pening, tubuh terasa linu-linu, hidung tersumbat dan berlendir, gatal baik itu di hidung dan di tenggorokan, berdahak, dorongan batuk yang hebat kadang sampai disertai dengan mata pedas dan sedikit kemerahan.

Keluhan inilah yang perlu Anda atasi dengan terapi obat flu. Anda bisa dengan mudah mendapatkan berbagai pilihan obat flu baik dalam bentuk sirup maupun tablet. Anda juga bisa dengan mudah mendapatkannya di berbagai pertokoan, kelontong, apotek sampai minimarket dan supermarket.

Hanya saja, Anda tetap perlu cukup pintar untuk menentukan pilihan obat flu apa yang sesuai untuk keluhan Anda. Kesalahan dalam menentukan pilihan jenis obat flu bisa jadi akan memperburuk kondisi kesehatan Anda.

Secara umum obat flu dapat Anda kategorikan dalam beberapa jenis fungsi. Dan berikut ini adalah penggolongan obat flu berdasarkan fungsinya.

  • Antipiretik dan analgesik

    Lebih dari 70% penderita flu mengalami serangan demam di awal, gejala demam bisa cenderung ringan dengan suhu hanya naik pada kisaran 37,8oC hingga suhu yang cenderung tinggi di atas 38oC. Biasanya bersamaan dengan efek demam ini pasien akan merasakan linu yang menyerang sendi dan otot mereka disertai pula dengan efek sakit kepala atau migrain.

    Gejala ini bisa Anda atasi dengan mengkonsumsi obat dengan sifat antipiretik yang tentu saja juga akan bekerja sebagai analgesik. Beberapa jenis obat seperti Parasetamol, Asetosal dan Ibuprofen termasuk dalam golongan obat dengan dua fungsi tersebut.

    Perhatikan dengan baik jenis obat flu yang Anda konsumsi dengan melihat dulu kandungan bahan di dalamnya, karena banyak obat flu juga sudah memasukan antipiretik dalam kandungannya, jadi Anda tak perlu lagi mengkonsumsi obat jenis ini secara terpisah.

    Namun beberapa pakar menyarankan mengkonsumsi antipiretik terpisah, karena biasanya setelah beberapa hari, pasien yang mengalami flu tak lagi mengeluhkan demam dan sakit kepala, sehingga justru akan memberatkan fungsi ginjal bila tetap mengkonsumsi obat analgesik antipiretik ini.

  • Dekongestan

    Sebagian besar keluhan yang dirasakan oleh pasien flu adalah rasa hidung tersumbat. Biasanya penyebab utama penyumbatan adalah membengkaknya jaringan dalam hidung akibat terjadinya peradangan. Peradangan ini mendorong pembuluh darah dalam hidung membesar dan mendorong pembengkakan mukosa hidung dan akan membuat rongga hidung menjadi sempit.

    Dekongestan adalah jenis obat yang bekerja dengan mengecilkan kembali ukuran pembuluh darah dan hidung sehingga mengecilkan pembengkakan. Biasanya Anda dapat menggunakan jenis obat seperti pseudoefedrin , efedrin, fenilefrin atau fenilpropanolamin.

    Dekongestan perlu dikonsumsi dengan hati-hati karena jenis ini bisa memicu penyempitan pembuluh darah berlebihan terutama pada penderita hipertensi, hipertiroid atau masalah kardiovaskular. Dalam daftar FDA sendiri PPA atau fenilpropanolamin termasuk dalam daftar obat dalam peringatan karena dianggap rentan memicu stroke pada penderita hipertensi.

  • Anti histamin

    Anti histamin bekerja dengan menekan efek histamin atau efek alergi. Kerjanya khusus melawan pembentukan senyawa histamin, senyawa yang menjadi pemicu rasa gatal di hidung dan tenggorokan pada penderita flu. Senyawa ini membaca masuknya virus yang menyebabkan inflamasi pada hidung dan tenggorokan dan mendorong reaksi gatal.

    Sebenarnya acapkali Anda batuk dan bersin, di saat itulah virus yang menyerang Anda menyembur keluar dan mengurangi infeksi yang mungkin terjadi. Jadi histamin bekerja justru untuk mengurangi seranga virus. Namun efek bersin dan batuk kerap kali sangat menyiksa dan karenanya perlu dikurangi dengan mengurangi kinerja histamin.

    Anti histamin sebenarnya bekerja untuk anti alergi, karena pada kasus alergi histamin salah mengidentifikasi senyawa atau materi tidak berbahaya sebagai ancaman seperti terjadi pada alergi terhadap serbuk sari, debu atau dingin. Jadi obat ini juga efektif membantu menekan reaksi rinitis alergi.

    Beberapa obat dalam kategori ini antara lain klorfeniramin maleat (CTM), difenhidramin, tripolidin, dan prometazin. Biasanya obat jenis ini memiliki sifat sedatif sehingga menyebabkan efek mengantuk.

  • Ekspektoran

    Meski tidak setiap keluhan flu disertai batuk, namun batuk juga menjadi salah satu keluhan lazim yang terjadi pada penderita flu. Ada dua jenis batuk yang biasa muncul, yakni batuk berdahak dan bantuk kering.

    Obat golongan ekspektoran cenderung bekerja efektif pada penderita batuk berdahak. Fungsinya untuk membantu meningkatkan produksi lendir, dan mendorong terjadinya batuk sehingga mudah mengeluarkan dahak. Jenis obat yang masuk dalam golongan ekspektoran antara lain adalah gliseril guaiakolat atau guaifenesin, bromheksin, amonium klorida dan succus liquiritiae.

  • Mukolitik

    Jenis obat ini sebenarnya bekerja dengan cara yang hampir serupa dengan ekspektoran. Bedanya yang satu ini bekerja dengan memecah molekul dari dahak sehingga dahak menjadi tidak terlalu liat dan mudah larut dalam air. Dahak menjadi lebih cair dan mudah tertelan, tidak lengket pada dinding tenggorokan.

    Beberapa obat dalam kategori ekspektoran juga bisa bekerja sebagai mukolitik seperti jenis obat bromheksin. Sebagian jenis obat mukolitik ini bekerja sebagai substitusi dari ekspektoran seperti ambroxol, Erdosteine dan Asetilsistein.

  • Antitusif

    Bila yang Anda rasakan adalah efek batuk yang tidak disertai oleh dahak, tetapi terus menerus muncul rasa gatal hebat di batang tenggorokan yang menyebabkan Anda terus menerus terdorong untuk batuk, ini adalah tanda Anda mengalami batuk kering.

    Batuk kering sebenarnya sebuah tanda bahwa terjadi infeksi virus pada dinding tenggorokan Anda yang menyebabkan munculnya dorongan batuk dan rasa gatal. Ini masih berkaitan dengan efek histamin dalam tubuh. Meski sebagaimana dijelaskan batuk membantu mengeluarkan virus penyebab infeksi, tetapi batuk kering terus menerus bisa memicu peradangan baru dan melelahkan.

    Antitusif bekerja untuk menenangkan diri Anda supaya tidak lagi merasa terdorong untuk batuk. Antitusif menekan dorongan batuk pada sistem saraf karena stimulasi gatal sekaligus menaikan toleransi sistem saraf Anda terhadap sinyal gatal. Biasanya antitusif bekerja efektif bersama dengan anti histamin.

Itulah beberapa bagian utama dari obat flu. Pahami dulu gejala yang Anda rasakan sebelum Anda menjatuhkan pilihan, dan pastikan Anda memilih jenis obat batuk yang memang sesuai dengan kondisi dan keluhan yang Anda rasakan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}