Cara Menurunkan Darah Tinggi pada Ibu Hamil secara Alami

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Agustus 11, 2017


Hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak berbahaya. Tetapi Anda butuh perawatan ekstra, tidak soal sebelum hamil apakah pernah mengalami darah tinggi atau tidak.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) berarti tekanan tinggi pada darah yang menekan dinding-dinding pembuluh darah. Tekanan darah mulai dari 140/90 mm Hg ke atas sudah termasuk tinggi.

Walaupun darah tinggi bisa dialami siapa pun, tapi ibu hamil sangat rentan mengalaminya. Selama masa kehamilan, seorang wanita bisa menderita beberapa tipe hipertensi, misalnya:

  • Hipertensi gestasional yang berkembang setelah usia 20 minggu kehamilan.
  • Hipertensi kronis yang ada sebelum hamil atau terjadi sebelum usia 20 minggu kehamilan.
  • Hipertensi kronis dengan preeklampsia berlapis yang terjadi pada wanita penderita darah tinggi kronis sebelum hamil.
  • Preeklampsia, sejenis komplikasi kehamilan yang dicirikan dengan tekanan darah tinggi serta tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lainnya.

Menurut keterangan dari National Heart, Lung, and Blood Institute, ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab hipertensi dalam kehamilan. Misalnya kondisi tubuh yang kegemukan, gaya hidup kurang aktif secara fisik, merokok, minum alkohol, hamil untuk pertama kalinya, hamil lebih dari satu janin, hamil saat usia 40 tahun atau lebih, dan memiliki riwayat keluarga penderita penyakit ginjal, preeklampsia, atau darah tinggi kronis.

Berdasarkan informasi dari American Society for Reproductive Medicine, menggunakan alat bantu teknologi, seperti fertilitasi in vitro (bayi tabung), selama proses pembuahan juga memperbesar risiko darah tinggi pada ibu hamil.

Hipertensi dalam kehamilan membuat organ jantung dan ginjal bekerja ekstra, sehingga juga menaikkan risiko penyakit jantung, ginjal, dan stroke. Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi juga termasuk terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, terlepasnya plasenta, dan keharusan untuk dilahirkan secara caesar.

Ketika mengidap darah tinggi selama hamil, Anda harus sering memantau tekanan darah secara berkala. Dengan begitu Anda lebih mampu mengendalikannya dan menjaga kesehatan Anda sendiri maupun sang buah hati. Di samping itu, pemeriksaan USG juga harus sering dilakukan untuk memantau pertumbuhan bayi di rahim.

Untuk membantu Anda, berikut adalah sejumlah cara menurunkan darah tinggi pada ibu hamil.

Batasi Asupan Garam

Pada umumnya penderita darah tinggi harus mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah. Membatasi asupan garam juga berguna untuk mencegah kenaikan tekanan darah.

Penelitian tahun 2014 yang dirilis pada Electrolytes & Blood Pressure memperlihatkan bahwa pengurangan asupan garam sanggup mengurangi jumlah kematian akibat hipertensi, penyakit kardiovaskular (jantung & pembuluh darah), serta stroke.

Penelitian tahun 2016 oleh McMaster University mendapati bahwa, bertentangan dengan pendapat umum, diet rendah garam mungkin tidak bermanfaat dan sebenarnya bisa memperbesar risiko penyakit kardiovaskular serta kematian jika dibandingkan dengan konsumsi garam sewajarnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya orang-orang yang diharuskan mengurangi asupan sodium/natrium (kandungan dalam garam) adalah para pengidap hipertensi yang asupan garamnya berlebihan.

Perlu diingat bahwa tubuh kita membutuhkan sodium dalam kadar terbatas agar bisa bekerja dengan baik, tetapi kelebihan sodium dapat meningkatkan tekanan darah serta risiko menderita penyakit jantung maupun stroke.

Selama hamil, Anda harus selalu pantau seberapa banyak asupan garam untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali.

  • Jangan tambahkan banyak garam ketika memasak. Gunakanlah rempah-rempah untuk memperkaya rasa, sebaliknya daripada garam.
  • Hindari makanan-makanan olahan, fast food dan sports drink, yang mengandung banyak sodium (meskipun mereka tidak terasa asin).
  • Hindari makanan kaleng, karena sering kali mengandung banyak sodium.

Coba Terapi Pernapasan

Pernapasan dalam adalah teknik relaksasi populer yang membantu menurunkan kadar stres dan menstabilkan tekanan darah.

Sebuah studi tahun 2005 yang diterbitkan di Hypertension mendapati bahwa teknik pernapasan lambat bisa memperbaiki sensitivitas barorefleks arterial serta mengurangi tekanan darah.

Bukan hanya itu, setiap kali Anda menghirup napas dalam-dalam, maka darah yang berisi banyak oksigen akan diantarkan ke setiap sel di dalam tubuh. Hal ini pada akhirnya membuat Anda lebih berenergi serta merasa lebih baik secara keseluruhan.

  • Berbaringlah dengan nyaman.
  • Letakkan satu tangan di dada dan satu di bawah tulang rusuk.
  • Perlahan hirup udara melalui hidung sampai merasa perut naik ke atas.
  • Perlahan buang udara melalui mulut hingga hitungan ke-5, sambil menjaga otot perut tetap kencang.
  • Ulangi 10 kali dan jaga pernapasan teratur dan lambat.
  • Lakukan teknik pernapasan dalam selama 10 menit, 2 – 3 kali sehari, untuk menurunkan darah tinggi dan menjaga kesehatan jantung.

Nikmati Jalan Kaki

Wanita yang tidak aktif punya risiko tinggi untuk menderita hipertensi dalam kehamilan. Untuk mencegahnya, sebaiknya mulai sekarang rutinlah olahraga. Jalan kaki adalah salah satu olahraga kardiovaskular terbaik untuk ibu hamil.

Cara menurunkan darah tinggi pada ibu hamil ini cukup dengan jalan kaki langkah cepat selama 30 – 45 menit setiap hari. Ini adalah aktivitas yang aman untuk terus dilakukan sepanjang 9 bulan kehamilan.

Selain itu, jalan kaki juga cara terbaik untuk mulai berolahraga jika Anda sebelumnya tidak pernah rutin olahraga. Awalilah dengan jalan kaki santai dan tingkatkan kecepatan langkah juga lama waktu berjalan, mulai dari 20 sampai 60 menit.

Untuk manfaat tambahan, jalan kaki setiap hari juga membuat Anda lebih kuat dan memiliki lebih banyak daya tahan saat tiba waktunya untuk melahirkan.

Tingkatkan Asupan Potasium

Potasium adalah mineral yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Mineral ini membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Juga membantu transmisi impuls saraf, kontraksi otot, dan pelepasan energi dari karbohidrat, lemak, juga protein.

Suatu studi tahun 2015 yang dimuat oleh Journal of Human Hypertension melaporkan bahwa memperbesar asupan potasium, bersamaan dengan membatasi asupan sodium, memberikan efek positif pada tekanan darah.

Ibu hamil dianjurkan memenuhi asupan potasium sebanyak 2000 – 4000 mg setiap hari.

Beberapa sumber terbaik untuk potasium adalah ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang, kacang merah besar, kacang ercis (polong), blewah, melon madu, dan buah-buahan yang dikeringkan seperti prun dan kismis.

Konsumsi Makanan Kaya Magnesium

Konsumsi makanan rendah magnesium dapat memicu tekanan darah tinggi. Suatu penelitian tahun 1999 yang dirilis di Hypertension melaporkan bahwa kekurangan magnesium dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.

Penelitian lain di tahun 2011 pada Journal of the Indian Medical Association mendapati bahwa penderita hipertensi gestastional mengalami tingkat rata-rata asupan magnesium yang sangat rendah.

Inilah sebanya Anda dianjurkan memasukkan makanan kaya magnesium ke dalam menu sehari-hari selama kehamilan. Selain dapat menurunkan darah tinggi pada ibu hamil, mineral ini juga membantu mencegah rahim berkontraksi secara prematur. Juga membantu membentuk gigi serta tulang yang kuat pada janin.

Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan magnesium adalah melalui asupan makanan. Sumber magnesium antara lain kacang almond, alpukat, pisang, kacang-kacangan, biji labu, tahu, susu kedelai, kacang mede, kentang (dengan kulitnya), yogurt, biji-bijian, dan sayuran berdaun hijau.

Pantau Berat Badan

Kenaikan berat badan selama kehamilan itu wajar, tetapi jika berat badan menjadi berlebihan, anggaplah itu sebagai tanda peringatan.

Sebuah studi tahun 2013 yang dimuat pada American Journal of Obstetrics and Gynecology melaporkan bahwa kenaikan berat badan selama kehamilan merupakan faktor risiko hipertensi dalam kehamilan.

Di sisi lain, kegemukan juga memperbesar risiko dari masalah kesehatan lain selama kehamilan, misalnya sakit punggung, kelelahan, kram kaki, wasir, diabetes gestasional, heartburn, dan nyeri sendi.

Melalui upaya pola makan sehat dan olahraga yang tepat, Anda bisa memperoleh berat badan yang lebih terkendali. Bicarakanlah dengan dokter Anda mengenai target berat badan yang terbaik bagi Anda dan ikutilah petunjuk yang diberikannya.

Dengarkan Musik

Mendengarkan jenis musik yang tepat selama setidaknya 30 menit, 2 – 3 kali sehari, dapat menurunkan darah tinggi pada ibu hamil.

Bukan hanya itu, musik juga sanggup membantu mengatasi masalah stres dan kecemasan, yang sering menyulitkan ibu hamil. Stres juga tidak baik bagi janin Anda.

Musik bertempo lambat dan bernada rendah, tanpa lirik atau instrumen keras, dapat menenangkan ibu hamil, bahkan di waktu-waktu penuh stres.

Mendengarkan musik yang lembut dan menenangkan selama kehamilan juga diyakini membantu memperkuat ikatan batin Anda dengan buah hati. Ditambah lagi, juga meningkatkan rangsangan otak bayi yang belum lahir, dan memperbaiki pola tidur untuk bayi yang baru lahir.

Selain beberapa cara menurunkan darah tinggi pada ibu hamil di atas, Anda juga bisa mendapatkan bantuan medis dari dokter. Lakukanlah pemeriksaan medis kehamilan secara teratur.

Jika dokter mengatakan bahwa Anda perlu obat darah tinggi, pastikan Anda mengonsumsinya secara teratur sesuai petunjuk dokter. Dan jangan berhenti konsumsi obat apa pun yang diberikan tanpa sepengetahuan dokter. Dengan mengikuti anjuran dokter, Anda bisa mengatasi hipertensi dalam kehamilan serta menjaga kesehatan sang buah hati.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}