Bagaimana Polusi Udara Dapat Menyebabkan Kanker Paru-Paru?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

September 24, 2017


Polusi udara adalah perpaduan dari berbagai zat dan benda yang bervariasi tergantung pada sumber polusi di dekatnya, lokasi Anda, waktu, dan bahkan cuaca. Sumber polusi udara dapat berupa buatan manusia, misalnya asap dari kendaraan dan dari bahan bakar yang terbakar. Sementara yang lain, seperti debu gurun Afrika Utara, adalah polusi alami.

Polusi udara sering kali dibedakan menjadi polusi udara dalam ruangan dan polusi udara luar ruangan. Namun keduanya sama-sama diperlihatkan mampu meningkatkan risiko kanker, jadi Anda tetap harus berhati-hati terhadap keduanya.

Sebagai pengingat, dibandingkan dengan polusi udara luar ruangan, merokok memiliki dampak buruk yang lebih besar terhadap risiko kanker paru-paru. Jadi kalau Anda merokok dan tidak ingin terkena kanker paru-paru, pilihan terbaik untuk dilakukan adalah berhenti merokok.

Polusi Udara Luar Ruangan

Polusi udara dapat menjadi penyebab kanker paru-paru karena meningkatkan risikonya. Meskipun peningkatan risiko kanker tergolong rendah pada setiap orang, karena semua orang pastinya terkena sejumlah polusi udara, akan tetapi polusi udara memberikan dampak besar jika dihitung dari seluruh populasi secara keseluruhan.

Pada tahun 2013, Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC) mengumpulkan para ahli untuk bersama-sama mengulas bukti kaitan antara polusi udara luar ruangan dan kanker. Panel diskusi para ahli ini memutuskan bahwa ada cukup bukti untuk meneguhkan bahwa polusi udara luar ruangan dapat menjadi penyebab kanker paru-paru.

Dan ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa bagian spesifik dari polusi udara bernama PM 2,5 (partikel padat seperti debu, atau ‘Particulate Matter’, kurang dari 2,5 sepersjuta meter) dapat menyebabkan kanker. (Cancer Search)

Polusi Udara Dalam Ruangan

Polusi udara dalam ruangan bisa berasal dari banyak sumber, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk memasak atau untuk menghangatkan rumah, juga asap rokok. Di Indonesia, jenis polusi udara dalam ruangan yang paling mematikan adalah asap dari rokok orang lain.

Sebagaimana dijelaskan di artikel “Bagaimana Merokok Dapat Menyebabkan Kanker?”, asap dari rokok orang lain adalah campuran asap sidestream (berasal dari ujung rokok yang dibakar) dengan udara sekitar.

Asap sidestream sekitar 4 kali lipat lebih beracun daripada asap utama rokok, meskipun orang-orang menghirupnya sudah dalam bentuk yang tidak pekat. Ini karena asap sidestream mengandung tingkat racun serta bahan kimia penyebab kanker yang jauh lebih tinggi, misalnya: karbon monoksida sedikitnya 3 kali lebih banyak, nitrosamin 10 – 30 kali lebih banyak, juga amonia 15 – 300 kali lebih banyak.

Jutaan orang di Indonesia terkena asap dari rokok orang lain, dan banyak anak-anak yang menghirup udara tercemar asap rokok bahkan di rumah mereka sendiri. Asap dari rokok orang lain bukan hanya menjadi penyebab kanker paru-paru, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.

Seberapa Tinggi Tingkat Polusi Udara di Indonesia?

Hidup di kota-kota besar memang tidak bisa mengharapkan udara bersih. Emisi gas buangan dari kendaraan bermotor adalah salah satu sumber polusi udara terbesar yang berpotensi tinggi memicu beragam jenis penyakit.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016, Jakarta dan Bandung ditempatkan dalam 10 kota dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara.

Agus Dwi Susanto, seorang ahli paru dari Divisi Paru Kerja dan Lingkungan Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabata mengatakan bahwa sumber polusi udara dalah komponen gas dan partikel. Gas yang sifatnya afiksia (contoh: CO2) akan terikat dengan darah begitu terhirup sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang.

Karena itulah mereka yang tinggal di kota-kota besar berpolusi tinggi, terutama yang mobilitasnya tinggi, rentan mengalami sakit kepala juga iritasi pada saluran pernapasan mereka. Bukan hanya itu, yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah efek jangka panjangnya.

Jika Anda terus-menerus terkena polusi udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit berat, seperti penyakit paru obstrukti kronis (PPOK), stroke, jantung, kanker paru-paru, bahkan kematian dini. Dari data tahun 2013 saja terhitung ada 5,5 juta kematian di dunia yang berkaitan dengan polusi udara.

Sedangkan dari data lembaga Greenpeace Indonesia didapati pada 6 bulan pertama tahun 2016 di Jakarta tingkat polusi udaranya sangat mencemaskan, karena telah mencapai 4,5 kali melewati standar yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta 3 kali lebih tinggi dari batas yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia.

Selain itu, dilihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) kualitas udara di Jakarta memang kurang baik. Udara perkotaan dianggap baik jika angkanya berada pada rentang ISPU 0 – 50 (hijau), sedang pada rentang 51 – 100 (biru), tidak sehat pada rentang 101 – 199 (kuning), sangat tidak sehat pada 200 – 299 (merah), serta berbahaya jika angkanya di atas 300 (hitam).

Rentang ISPU di Jakarta rata-rata angkanya melebihi 100, yang artinya kurang sehat. Kualitas udara di Jakarta tergolong sehat pada rentang angka sehat hanya selama 70 – 80 hari saja dalam setahun. Angkanya lebih sering menjadi tidak sehat, terutama pada hari-hari kerja dari Senin – Jumat.

Agus Dwi Susanto juga menambahkan bahwa ISPU di Jakarta yang mengkhawatirkan membuatnya berada di urutan ke-4 di Asia Tenggara sebagai kota dengan polusi udara tertinggi, disusul oleh Bandung di posisi ke-5.

Dapat disimpulkan bahwa polusi udara di kota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta dan Bandung, cukup mengkhawatirkan karena berpotensi dapat menyebabkan kanker paru-paru dalam jangka panjang. Dan bukan hanya menjadi penyebab kanker paru-paru, ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa polusi udara bisa memicu penyakit lain, terutama penyakit pernapasan serta jantung.

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Meminimalkan Polusi Udara?

Kita secara pribadi memiliki peran masing-masing untuk mengurangi tingkat polusi udara dengan berupaya agar tidak menciptakan lebih banyak polusi. Anda bisa memilih alternatif perjalanan yang memungkinkan, seperti jalan kaki atau bersepeda, untuk membantu mengurangi tingkat polusi dari kendaraan.

Jalan kaki dan bersepeda juga cara yang bagus untuk membuat tubuh menjadi lebih aktif secara fisik. Aktivitas fisik merupakan salah satu yang perlu diupayakan demi mencegah kanker maupun penyakit lainnnya. Bacalah artikel yang menjelaskan tentang ini di sini: Mengapa Aktivitas Fisik Dapat Mencegah Kanker?

Usahakanlah berangkat kerja atau sekolah lebih pagi karena tingkat populasi udara di siang hari lebih tinggi. Disarankan juga untuk sesekali pergi ke luar kota besar untuk menikmati udara segar yang sehat.

Disamping mengupayakan cara untuk mengurangi polusi udara, Anda juga dianjurkan menggunakan alat pelindung seperti masker untuk meminimalkan polusi yang dihirup. Masker mempunyai penyaringan sehingga dapat memberi perlindungan lebih terhadap polusi udara dalam jumlah besar.

Irwan Heriyanto, Dokter Umum dari RS Persada Medika, menjelaskan bahwa penggunaan masker mampu meminimalkan tingkat paparan polusi udara hingga sebesar 20%. Akan tetapi tidak dianjurkan untuk selalu mengenakan masker, karena bisa menghambat jalur pernapasan udara. Jadi kenakanlah masker sesuai kebutuhan saja.

Dan jangan lupa untuk secara rutin melakukan pengecekan kesehatan atau general check up sewaktu timbul gejala-gejala masalah kesehatan. Ingatlah bahwa pengobatan kanker paru-paru dapat berjalan lebih efektif bila penyakit ini dideteksi sejak awal perkembangannya.

Jadi Anda juga perlu mengetahui apa saja gejala-gejala kanker tahap awal agar bisa segera tanggap saat itu muncul. Anda bisa membaca mengenai tanda dan gejala kanker paru-paru di artikel: Apa 7 Ciri-Ciri Kanker Paru-Paru yang Paling Mudah Dikenali?

Yang juga tidak kalah penting adalah berupaya berhenti merokok. Merokok bukan hanya membahayakan diri Anda sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar Anda, termasuk anak dan istri/suami Anda! Jadi jika tidak ingin keluarga tercinta Anda terkena kanker paru-paru, segeralah berhenti merokok.

Kita semua punya peran masing-masing untuk mengurangi polusi udara dengan berupaya tidak menciptakan lebih banyak polusi—misalnya dengan lebih jarang menggunakan kendaraan bermotor maupun dengan tidak merokok. Berkurangnya polusi udara berarti lebih rendah juga kemungkinannya menjadi penyebab kanker paru-paru.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}