Menjawab Mitos Seputar Penyakit Kanker Paru-Paru

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

November 15, 2019


Bila bicara soal kanker yang paling mematikan, maka penyakit kanker paru-paru selalu masuk dalam daftar teratas. Menyerang salah satu organ vital, dapat dikatakan bahaya kanker paru-paru lebih berat dari kebanyakan kanker lainnya. Terutama bila diagnosa kanker paru dilakukan pada stadium lebih lanjut.

Dinobatkan sebagai salah satu mesin pembunuh manusia, dengan segala bahaya kanker paru yang mungkin terjadi, menyebabkan penyakit ini terkesan berbahaya. Muncul sejumlah mitos di masyarakat mengenai penyakit kanker paru-paru. Namun, bagaimana sebenarnya?

Kita akan mencoba mengulas sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat mengenai kanker paru-paru. Sejauh apa bahaya kanker paru dan bagaimana penanganannya.

Fakta Seputar Penyakit Kanker Paru-Paru

Banyak asumsi yang lahir di kalangan awam mengenai bagaimana seseorang bisa terserang kanker, dan bagaimana penanganannya yang tepat.  Termasuk di dalamnya berkaitan dengan penyakit kanker paru-paru. Mari kita lihat apa saja isu dan rumor yang beredar berkaitan dengan penyakit kanker ini.

Mereka yang Tidak Merokok Bebas dari Risiko


Asumsi yang banyak dipercaya adalah penyebab utama penyakit kanker paru-paru adalah merokok. Ini memunculkan mitos yang mengatakan bahwa mereka yang tidak merokok akan bebas kanker paru-paru.

Fakta dari tahun 2018 mengatakan mereka yang mendapatkan diagnosa kanker paru justru merupakan bekas perokok atau malah sama sekali tidak merokok. Rupanya aspek lingkungan, polusi udara, kadar gas radon yang memiliki efek radiasi dalam lingkungan tinggal juga dapat menjadi penyebab kanker paru-paru.

Dan inilah letak masalahnya. Karena banyak orang tidak cukup waspada akan adanya ancaman bahaya kanker paru-paru pada non perokok dan bekas perokok, banyak kasus kanker paru tidak terdiagnosa di awal. Keluhan dan gejala yang muncul pada stadium awal dianggap remeh sama sekali.

Tetapi masalah mengenai mitos ini tidak berhenti sampai di sini. Kita perlu bicara soal gejala dengan lebih mendalam ketika bicara soal penyakit kanker paru-paru yang mungkin menyerang mereka non perokok.

Karena rupanya, sejumlah kasus kanker paru pada non perokok memang menunjukan gejala yang berbeda. Situasi yang membuat banyak orang tidak cukup mudah mengenali keberadaan kanker yang mereka alami.

Malah dikatakan bahwa jumlah kasus kanker paru-paru yang berkaitan dengan kebiasaan merokok justru menurun tiap tahunnya. Sedang kasus kanker paru-paru meningkat jumlahnya di kalangan wanita muda usia produktif yang tidak pernah merokok.

Penyakit kanker paru-paru pada non perokok kebanyakan terjadi pada pada area yang berbeda dari kanker paru-paru pada perokok. Keberadaan kanker terjadi pada sisi luar dari paru-paru yang menyebabkan pasien cenderung tidak mengalami gejala yang jelas. Tidak jarang kanker menyebar sebelum gejala yang jelas muncul. Ini perlu menjadi perhatian khusus untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat umum terhadap bahaya kanker paru-paru, tanpa kecuali.

Ilustrasi Bahaya Kanker Paru-Paru
Credit Photo: utah778 / BigStock

Kasus Kanker Paru Menurun Seiring Berkurangnya Perokok di Dunia


Data dalam 5 tahun terakhir menunjukan bahwa jumlah penggunaan rokok terus menunjukan penurunan. Pencapaian ini seiring dengan sejumlah program anti merokok yang dicanangkan di seluruh dunia.

Tetapi yang cukup mengejutkan, rupanya penurunan jumlah perokok tidak lantas menurunkan secara signifikan kasus penyakit kanker paru-paru di seluruh dunia. Padahal selama ini dipercaya, bahwa penyebab utama dari munculnya diagnosa kanker paru-paru adalah asap rokok.

Di seluruh dunia, jumlah kasus kanker paru secara umum tidak menunjukan pergeseran bermakna. Ini menunjukan bahwa dewasa ini, rokok tidak lagi menjadi satu-satunya penyebab utama dari kanker paru.

Sebagaimana sudah disebutkan di atas. Dari data terakhir di tahun 2018, hampir separuh dari pengidap kanker paru di dunia justru datang dari kalangan muda yang tidak menjadi perokok aktif. Beberapa merupakan bekas perokok, dan sisanya bahkan tidak pernah mengonsumsi rokok.

Fakta ini sangat berbeda dengan fakta yang dirilis dari awal 80an yang menunjukan antara 70% sampai 85% kasus kanker paru di dunia dapat dikaitkan dengan kebiasaan merokok.

Beberapa Jenis Rokok Lebih Rendah Risikonya


Sejumlah asumsi atau mitos yang tak kalah banyak digaungkan adalah pandangan bahwa beberapa jenis rokok seperti rokok dengan rendah tar atau rokok cerutu yang dipandang organik lebih rendah resikonya dari bahaya kanker paru-paru.

Ini merupakan pandangan yang jelas perlu diluruskan, karena terbukti baik rendah tar atau tinggi tar, baik itu rokok pabrikan atau rokok yang dikatakan “organik” atau tradisional tetap memiliki resiko yang sama untuk menjadi penyebab kanker paru.

Justru dalam sejumlah temuan rokok cerutu memiliki komposisi lebih padat sehingga mungkin mengandung unsur toksin lebih tinggi. Sedang beberapa jenis rokok menthol yang notabene lebih rendah tar juga terbukti lebih berbahaya. Karena efek dingin melegakan dari menthol mendorong seseorang menarik hisapan rokok lebih dalam.

Lebih Banyak Wanita Meninggal Karena Kanker Payudara Daripada Kanker Paru


Demikian identik wanita dengan kanker payudara, hingga banyak orang berasumsi bahwa kematian pada wanita akibat kanker, kebanyakan akibat kanker payudara. Rupanya fakta justru bicara berbeda.  Sebuah fakta mengejutkan menunjukan bahwa kasus kematian wanita akibat kanker payudara tidak lebih tinggi dari kasus kematian akibat penyakit kanker paru-paru.

Kasus wanita yang mengalami sejumlah kanker seperti diagnosa kanker paru, diagnosa kanker ovarium, serviks dan beragam jenis kanker identik wanita lain memang tinggi. Beruntungnya, semakin banyak pasien yang berhasil terdiagnosa lebih awal sehingga banyak kasus kanker pada wanita tidak berakhir pada kematian.

Tetapi hal ini belum berlaku pada kasus kanker paru-paru pada wanita. Hampir setengah dari kasus kanker paru ternyata terjadi pada wanita usia muda. Dan perlu digaris bawahi mereka bukan perokok.

Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, banyak diagnosa kanker paru baru ditemukan pada stadium lanjut. Ditambah dengan fakta lain bahwa proses proliferasi (penggandaan sel) dari sel kanker paru cenderung lebih mudah terjadi dibandingkan kanker payudara. Maka ini meningkatkan bahaya kanker paru-paru pada wanita.

Tidak Ada Cara untuk Menghindari Bahaya Kanker Paru-Paru


Penyebab kanker paru pada dasarnya tidak hanya rokok. Kesehatan lingkungan dimana Anda bekerja dan tinggal juga berperan besar.  Anda yang kerap berada pada lingkungan dengan kadar polusi udara tinggi atau kadar gas radon yang mengandung efek radiasi akan memiliki resiko lebih tinggi terhadap bahaya kanker paru-paru.

Dalam penjelasan lain diungkap bahwa kasus kanker paru yang disebabkan oleh efek gas radon justru lebih tinggi dibandingkan disebabkan oleh rokok. Gas radon akan muncul sebagai efek proses pelapukan elemen radioaktif yang berada pada tanah atau air.

Bagi kebanyakan orang, kemudian dianggap resiko bahaya kanker paru-paru sulit untuk dihindari. Padahal, tentu saja bila dicermati penyebab kanker paru dapat dihindari. Tentu dalam batasan tertentu.

Bukan hanya soal menghindari asap rokok baik dengan cara aktif maupun pasif. Anda bisa mulai menjaga pola diet dengan makanan kaya anti oksidan. Kemudian dengan  menjaga kualitas udara di lingkungan Anda dengan menanam tanaman hijau lebih banyak.

Banyak riset menunjukan pola hidup sehat dan lingkungan dengan kualitas udara lebih baik akan sangat efektif menurunkan tingkat resiko seseorang dari bahaya penyakit kanker paru-paru.

Penyakit Kanker Paru-Paru Hanya Menyerang Lansia


Kebanyakan kanker memang lebih sering menyerang pada usia di atas 50 tahun. Tetapi ketika bicara soal penyakit kanker paru-paru, usia tidak selamanya relevan. Bahaya kanker paru juga dapat menyerang mereka di usia muda dan produktif.

Kasus kanker paru juga berkembang pesat pada kalangan muda. Bahkan semakin tinggi kasusnya dalam tahun-tahun belakangan ini. Berbanding terbalik dengan kasus kanker paru pada usia lanjut yang justru menurun dari tahun ke tahun.

Kualitas udara perkotaan yang semakin buruk, seringnya terjadi kasus kabut asap dalam 1 dekade ini ditengarai menjadi salah satu pemicu tingginya kasus kanker paru di kalangan usia muda.  Diperburuk dengan gaya hidup masyarakat modern usia muda yang cenderung tidak sehat, sehingga resiko bahaya kanker paru semakin meningkat.

Bahaya Kematian Kanker Paru-Paru Adalah Harga Mati


Ketika seseorang mendapat diagnosa kanker paru, saat itu pula pasien beranggapan kematian sudah di depan mata. Ini tentu saja menyedihkan karena sebenarnya, harapan hidup dari kanker paru sama sekali tidak rendah sebagaimana dianggap kebanyakan orang.

Justru diharapkan pasien tetap bersemangat dan gigih menjalankan pengobatan untuk dapat mencapai kesembuhan. Bukan merasa putus asa dan melihat diagnosa sebagai harga mati kematian.

Pada stadium awal, kanker paru dapat memiliki tingkat potensi kesembuhan hingga 80%-90%. Dan pada stadium 2, potensi kesembuhan masih dapat di atas 70%. Justru dalam beberapa tahun terakhir jumlah kesembuhan pasien kanker paru semakin meningkat.

Meski kanker paru diketahui memiliki kemampuan menyebar dan membelah diri lebih aktif dari jenis kanker lain, penyakit kanker paru-paru termasuk jenis kanker yang dapat disembuhkan dan dengan perawatan yang tepat dapat dikendalikan dengan baik. Keluhan yang dirasakan pasien dapat lebih ringan dari seharusnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, solusi terapi medis alternatif seperti terapi tertarget dan immunoterapi belakangan banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan potensi kesembuhan pada pasien.

Sudah Terlambat Saat Mendapat Diagnosa Kanker Paru


Asumsi yang banyak terjadi ketika seorang pasien mendapatkan diagnosa kanker paru adalah mereka merasa kasus yang mereka alami sudah terlambat untuk diatasi. Ini tak ubahnya dengan menyerah sebelum melangkah.

Karena pada dasarnya, pada stadium apapun, kanker paru dapat menjalan terapi. Baik untuk tujuan mengobati kanker, mencegah perkembangan kanker lebih jauh atau membantu meredam kerusakan yang terjadi akibat invasi kanker pada paru.

Asumsi lain yang banyak berkembang adalah pandangan bahwa pada usia tertentu, kanker paru akan menjadi sulit diatasi. Padahal perlu dipahami baha pengobatan dan perawatan kanker paru-paru tidak berkaitan dengan faktor usia.

Pada usia berapapun penyakit kanker paru-paru dapat diobati dan mendapatkan perawatan sesuai kebutuhan pasien. Tentu saja,ketahanan tubuh pasien terhadap efek radioterapi dan kemoterapi perlu menjadi perhatian. Sehingga dosis terapi yang dapat diberikan untuk pasien dengan berbeda usia tentu saja akan berbeda.

Bedak Tabur Penyebab Penyakit Kanker Paru-Paru


Dalam sejumlah pandangan yang disampaikan beberapa tahun lalu, dikatakan bahwa bedak tabur dapat menyebabkan efek korotif dan merusak. Sehingga ini dapat menjadi penyebab seseorang mendapatkan diagnosa kanker paru.

Namun belakangan, sejumlah riset baru dikembangkan dan menegaskan bahwa tidak ada relevansi kuat antara penggunaan bedak tabur dan kanker paru. Komposisi kebanyakan bedak tabur tidak mengandung elemen korotif berbahaya yang ditengarai dapat menyebabkan kanker.

Justru dipastikan sejumlah elemen serbuk mikro yang terbang bebas di udara dapat menyebabkan efek iritasi dan korotif pada pernafasan. Sebut saja sejumlah elemen seperti asbes, arsenik, bubuk kuarsa dan lain sebagainya . Elemen ini dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pernafasan. Kerusakan ini akan menyebabkan pasien  lebih mudah mengalami masalah kanker.

Credit Photo: Neydtstock / iStock

Rokok Elektrik Menurunkan Risiko Bahaya Kanker Paru


Banyak orang mengira dengan memutuskan mengonsumsi rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional maka mereka sudah berada di jalur yang benar. Asumsi bahwa rokok elektrik lebih aman dari rokok konvensional memang sempat banyak diinformasikan di pasaran.

Sebenarnya ini tidak lebih dari jargon pemasaran dari produsen rokok elektrik. Karena faktanya, rokok elektrik juga mengandung sejumlah elemen toksin dan karsinogen yang tidak kalah berbahaya untuk dikonsumsi.

Beberapa rokok elektrik ternyata tetap mengandung unsur nikotin. Terdapat pula unsur karsinogen seperti formadehyde yang juga terkandung di dalamnya. Unsur karsinogen ini juga dapat menjadi penyebab kanker sebagaimana halnya pada rokok konvensional.

Ada banyak mitos dan berita simpang siur yang menyebar di masyarakat mengenai penyakit kanker. Tidak terkecuali pada penyakit kanker paru-paru. Mitos yang salah dapat menyesatkan orang terhadap bahaya kanker paru-paru. Itu sebabnya penting memahami betul informasi seputar kanker paru, tidak hanya untuk mereka yang mendapatkan diagnosa kanker paru, tetapi juga masyarakat umum.

Demikianlah artikel ini yang menjawab berbagai mitos yang menyelimuti penyakit kanker paru-paru. Semoga informasi ini dapat menambah kewaspadaan Anda terhadap penyakit ganas ini. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar penyakit kanker paru-paru hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Mitos Penyakit Kanker Paru-Paru:

Lynne Eldridge, MD. Verywellhealth. Updated: 2019-11-05. Top 10 Lung Cancer Myths Debunked. https://www.verywellhealth.com/top-lung-cancer-myths-2249422

Lynne Eldridge, MD. Verywellhealth. Updated: 2019-09-21. Symptoms of Lung Cancer in Non-Smokers. https://www.verywellhealth.com/symptoms-of-lung-cancer-in-non-smokers-2249392

Tula Karras. Everydayhealth. 9 Myths and Facts About Lung Cancer. https://www.everydayhealth.com/hs/living-well-with-lung-cancer/lung-cancer-myths-facts/

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}