Alasan Kenapa Anda Sebaiknya Izin Tidak Masuk Kerja Ketika Sakit

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 18, 2017


Tenggorokan kering. Persendian sakit. Hidung mampet. Sulit untuk mengabaikan gejala-gejala pilek dan flu—tapi Anda tetap tidak mau izin tidak masuk kerja. Akhirnya Anda tiba di kantor dan bekerja, tapi harus merasakan sakit kepala sepanjang hari. Lalu teman kerja terganggu dengan batuk dan bersin Anda, jadi mereka sarankan Anda untuk izin saja.

Ada banyak alasan untuk tetap masuk kerja walaupun sakit, entah karena harus menghadiri meeting penting, takut dihukum, diganti, atau dipecat, atau karena dia adalah pekerja harian yang sedang butuh uang. Namun apa pun alasannya, sewaktu sedang sakit mereka sebenarnya membahayakan orang-orang sekitarnya jika tetap memaksa diri untuk masuk.

Dr. Lee Norman, kepala staf medis di University of Kansas Hospital, menjelaskan bahwa orang “ingin menunjukkan kepada bos dan rekan sekerja bahwa mereka punya etos kerja yang kuat, jadi banyak dari mereka enggan izin tidak masuk kerja.”

“Maksud mereka mungkin baik,” kata Norman, tetapi “sebenarnya akan lebih baik jika mereka mempertimbangkan kemungkinan menyebarkan penyakitnya ke orang-orang lain.”

Bahkan Norman mengatakan bahwa mungkin tidak ada tempat lain yang seburuk kantor dalam hal menumpukkan kuman. Hanya ada sedikit sirkulasi udara, dan dalam banyak kasus, jendela-jendela ke luar ruangan tidak dibuka. Orang-orang juga bekerja berdekatan, sehingga kantor adalah lingkungan paling sempurna untuk penyebaran penyakit.

Apa yang Membuat Kantor Begitu Buruk?

Virus-virus penyakit pernapasan, seperti pilek dan flu, utamanya menyebar melalui batuk dan bersin. Tetapi meskipun rekan kerja tidak bersin tepat di depan muka Anda, “virusnya akan menetap di permukaan benda dan terus berpotensi menular. Virus bisa hidup dalam waktu lama di permukaan tersebut, jadi akan sangat mudah menular sewaktu Anda menyentuhnya,” ujar Norman.

Apa pun yang disentuh orang berpotensi menularkan virus, namun di lingkungan kantor tampaknya ada jauh lebih banyak benda yang menimbulkan bahaya tersebut. Mesin foto kopi, gagang pintu, keyboard, telepon, saklar lampu, tombol lift, mesin minuman, microwave, dan meja-meja—semuanya adalah permukaan yang cocok untuk kuman berkembang.

Norman menyebutkan, “Tangan adalah media yang membawa kuman penyakit dari satu orang ke orang berikutnya. Mereka menyentuh hidung meler tapi tidak cuci tangan. Lalu mereka memegang benda-benda tertentu yang juga akan dipegang oleh rekan kerjanya,” dan apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak—banyak orang di kantor akhirnya ketularan penyakit yang sama.

Solusi Bagi Para Pekerja yang Sedang Sakit

Musim hujan sering dianggap sebagai saatnya banyak orang terserang pilek dan flu. Ini karena udara dingin dan hujan membuat orang-orang terpaksa diam di dalam ruangan sehingga penularan kuman penyakit dari orang ke orang jadi lebih mudah.

Sayangnya, banyak pekerja yang tetap tidak mau izin tidak masuk kerja padahal mereka sedang menderita flu berat. Bahkan seorang manager bagian HRD di suatu perusahaan, Lisa-Marie Gustafson, menyatakan bahwa ia harus “sangat menganjurkan” agar karyawan yang sakit tidak bersikeras untuk datang.

Ada perusahaan-perusahaan yang menawarkan pilihan untuk bekerja dari rumah bagi karyawan-karyawan berbasis kantor yang sedang merasa tidak sehat. Teknologi semacam email, video conferencing, dan aplikasi messaging telah memungkinkan kita untuk bekerja dari rumah.

Tapi bagaimana dengan mereka yang bekerja di pabrik dan toko? Sebagian besar pekerja paruh waktu dan yang dibayar per jam tidak bisa bekerja dari rumah. Karena kalau mereka tidak datang ke tempat kerja, mereka dianggap tidak bekerja. Jadi mereka harus memilih antara kesehatannya—juga kesehatan rekan-rekan kerjanya—atau mendapat uang.

Apakah Izin Tidak Masuk Kerja Adalah Pilihan Terbaik?

Istirahat di rumah (atau bekerja di rumah jika diperbolehkan) ketika sedang sakit sebenarnya bermanfaat bukan hanya bagi kesehatan Anda maupun rekan-rekan kerja, tetapi juga bagi keseluruhan produktivitas karyawan. Tak hanya itu, hal itu juga menguntungkan bagi siapapun yang mungkin akan berinteraksi dengan Anda, entah itu pelanggan dan klien, termasuk mereka yang kekebalan tubuhnya lemah.

“Ada cukup banyak orang yang kekebalan tubuhnya lemah: orang tua, bayi, pengidap difisiensi imun atau penyakit kronis, penderita leukemia akut, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi,” kata Norman. “Apa yang mungkin penyakit ringan bagi kita, bisa saja menjadi penyakit yang mengancam nyawa bagi mereka.”

Menurut Norman, “prinsip dasar untuk kesehatan masyarakat adalah untuk secara sukarela menarik diri dari orang-orang lain sewaktu sakit sehingga melindungi mereka dari ancaman penyakit yang sama.”

Mengapa Orang-Orang Tetap Bersikeras Masuk Kerja?

Survei baru-baru ini dari organisasi kesehatan global NSF menyingkapkan bahwa 25 persen pekerja di Amerika Serikat yang disurvei mengatakan bahwa bos mereka berharap mereka tetap masuk apa pun yang terjadi.

Survei itu juga mendapati bahwa 42 persen pekerja “memiliki deadline atau khawatir pekerjaan mereka akan menumpuk jika tidak masuk,” serta 37 persen mengatakan bahwa mereka tidak bisa izin tidak masuk kerja. Dalam survei tersebut juga diperlihatkan bahwa pria dua kali lebih mungkin untuk mengabaikan penyakitnya dan tetap masuk kerja dibandingkan wanita.

Ditambah lagi, dua-pertiga dari peserta survei menganggap bahwa pekerja yang tetap masuk meskipun sakit sebagai pekerja keras, sedangkan 16 persen mengaku merasa bahwa orang seperti itu tidak peduli dengan kesehatan rekan-rekannya jika tetap masuk kerja.

Cara Terbaik Agar Bisa Tetap Masuk Kerja

Bila Anda tidak punya pilihan lain selain terus masuk kerja, pertimbangkanlah untuk meningkatkan kesehatan Anda agar tidak gampang sakit. Lakukan langkah-langkah pencegahan seperti dengan pola makan sehat dan minum vitamin.

Norman menganjurkan siapa pun yang ingin tetap sehat untuk mengupayakan waktu tidur yang cukup. Ia juga menekankan pentingnya sering-sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.

Bagaimana jika Anda sudah merasa tidak enak badan tapi harus tetap datang ke kantor? Pastikan Anda melakukan sebisanya agar mencegah penularan kuman penyakit ke orang-orang di sekitar.

Tutupi dengan tisu sewaktu bersin atau batuk, atau setidaknya arahkan mulut ke bagian dalam sikut tangan (bukan ke telapak tangan). Jangan lupa untuk sering cuci tangan, dan jangan datang ke area-area yang dipenuhi orang. Pakailah masker jika dirasa perlu.

Akan tetapi Gustafson, yang disebutkan di awal, menganjurkan bagi siapa pun yang sedang sakit untuk tidak masuk kerja. Istirahatlah di rumah sampai Anda merasa lebih baik. Dengan begitu, Anda menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan Anda, rekan kerja, dan juga terhadap produktivitas di lingkungan kerja Anda.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}