Waspadai 8 Tanda Bahaya Bayi Muntah Berikut Ini!


By Cindy Wijaya

Bayi muntah atau yang kita sering sebut sebagai “gumoh” sebenarnya bukan hal yang aneh. Kebanyakan bukanlah tanda bahaya bayi muntah, dan bayi bisa kembali menyusui atau mengonsumsi asupannya secara normal.

Kebanyakan bayi muntah atau gumoh merupakan reaksi dari sistem pencernaan dan otot diafragma mereka yang belum sepenuhnya sempurna. Ketika mereka makan terlalu cepat, tanpa sengaja menelan udara atau mengonsumsi makanan dengan kadar gas, juga ketika mereka makan sesuatu yang masih terlalu padat untuk mereka, maka terjadilah reaksi bayi muntah.

Dan ketika hal semacam ini terjadi yang perlu Anda lakukan hanya memastikan bayi dalam posisi duduk atau tegak. Kedua posisi ini akan mencegah muntahan tertelan kembali atau terhirup yang bisa menyebabkan bayi tersedak.

Beri minum bayi dengan ASI, atau dengan air putih bila bayi sudah berusia di atas 7 bulan, untuk membantunya menetralisir efek aroma muntahan yang masih tercium dan bisa memicu mereka kembali merasa mual. Minum juga akan membantu makanan yang terdesak dalam diafragma lebih mudah turun dan tidak kembali terdorong keluar.

Namun kasus bayi muntah tidak semuanya bisa Anda pandang sepele. Yang sering jadi masalah, karena biasanya memang bukan masalah besar, orang tua cenderung terlalu santai dan mengabaikan tanda bahaya bayi muntah, sampai situasi menjadi buruk dan terlambat untuk diselamatkan.

8 Tanda Bahaya Bayi Muntah

Bila bersamaan dengan bayi muntah juga muncul beberapa tanda lain yang jadi sinyal-sinyal bahaya, Anda perlu segera waspada. Dan berikut ini adalah tanda bahaya bayi muntah yang perlu Anda waspadai.

1. Bila bayi muntah kemudian tampak kesulitan bernafas

Bayi yang muntah lalu kesulitan bernafas bisa disebabkan oleh tersedaknya bayi karena mereka tanpa sengaja menghirup muntahan masuk ke dalam saluran pernafasan. Tetapi beberapa kondisi serius lain seperti kejang tegang pada sistem klep di diafragma bisa pula menjadi penyebab sesak nafas.

2. Bayi menjadi rewel dan kesakitan

Coba kenali gejala ketika atau setelah bayi muntah, apakah mereka tampak kesakitan dan menjadi rewel. Biasanya Anda akan tahu ketika dia mulai kesakitan. Kadang bukan hanya rewel yang menjadi tanda, karena beberapa bayi akan menjerit ketika Anda menyentuh bagian yang terasa sakit.

Waspadai juga ketika Anda lihat perutnya tampak membesar, kembung, atau area sekitar ulu hati tampak memerah. Ini bisa jadi tanda terjadinya penimbunan gas pada perut, pembengkakan, atau terjadi semacam peradangan perut yang perlu segera diobati.

3. Muntahan muncul dalam warna aneh

Kebanyakan bayi akan muntah dalam warna makanan yang baru saja mereka konsumsi, disertai warna pucat karena sebagian isi pencernaan mereka adalah susu. Jadi selama masih dalam kisaran warna normal tak ada yang perlu Anda khawatirkan.

Tetapi begitu Anda lihat cairan muntah mereka tampak kemerahan, kecoklatan, atau bahkan kehijauan, maka sebaiknya Anda segera waspada. Tanda bahaya bayi muntah ini bisa menandakan adanya masalah serius pada perut bayi.

Warna hijau adalah warna yang berasal dari asam lambung, yang artinya lambungnya dipenuhi oleh asam lambung sampai terlempar keluar bersamaan dengan muntahan mereka. Sedangkan warna merah atau cokelat bisa jadi berasal dari darah yang menandakan terjadi iritasi atau peradangan pada pencernaan.

4. Bayi Anda terus muntah

Bila muntah terus saja terjadi bahkan sampai bayi Anda tidak mampu mempertahankan apapun yang mereka konsumsi lebih lama dari 15 menit, bisa jadi ada kondisi serius pada lambung atau sistem diafragma bayi yang perlu segera ditangani medis.

5. Bayi tampak dehidrasi

Perhatikan kondisi bayi, ketika dia mulai tampak lemas, pucat, dengan mata yang cekung dan kulit yang terasa longgar bisa jadi bayi sedang dehidrasi. Anda juga perlu waspada ketika bayi Anda mulai menangis tanpa air mata dan bibir serta mulut yang terlihat kering dan pucat.

Tanda bahaya bayi muntah lain yang perlu dicurigai adalah ketika bayi tidak buang air kecil dalam waktu lama, feses menjadi keras, atau buang air kecil dengan warna urin yang gelap.

Pada bayi di atas 7 bulan Anda sudah bisa memberinya oralit buatan sendiri dengan mencampur 30 ml air dengan ½ sendok teh gula dan sejumput garam. Berikan 1- 2 sendok teh larutan ini setiap 10 menit, setelah bayi tampak mulai berkurang rasa mualnya.

6. Bila bayi Anda tampak limbung

Bayi muntah namun disertai dengan kondisi bayi yang limbung bisa menjadi tanda terjadi masalah dengan kepala mereka. Kadang terbentur bisa membuat bayi limbung dan menjadi sinyal cedera otak.

Tanda limbung bisa Anda kenali ketika mereka menjadi tidak bisa duduk dengan tegak padahal sebelumnya sudah bisa duduk dengan baik. Perhatikan juga apakah bayi mendadak mudah jatuh, mendadak mudah menabrak, menginjak atau menjatuhkan sesuatu.

7. Bila bayi tampak berwarna kuning

Sering muntah adalah salah satu tanda masalah dari sistem organ hati. Dan karenanya perhatikan kondisi kulit dan warna mata bayi Anda. Warna kulit yang kekuningan mungkin akibat meningkatnya kadar bilirubin dalam pencernaan. Dan kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh jelas adalah tanda masalah pada organ hati.

8. Bila bayi Anda sebelumnya menelan sesuatu

Bila sebelum bayi muntah diketahui dia sudah menelan sesuatu yang sifatnya tidak lembut atau berbahaya, bisa jadi bayi Anda tersedak dan mendorong otot diafragma mereka berkontraksi karenanya.

Tetaplah tenang ketika buah hati Anda tampak muntah, kepanikan Anda ketika bayi muntah kadang bisa membuat bayi lebih panik dan tidak nyaman. Namun bukan berarti Anda tidak perlu waspada, karena di balik bayi muntah bisa jadi ada masalah yang mengintai.

Tips Mengurangi Gumoh pada Bayi Anda

Gumoh adalah hal normal pada bayi, tidak perlu dikhawatirkan kecuali jika terjadi tanda bahaya bayi muntah seperti di atas. Namun ada sejumlah tips yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gumoh pada bayi Anda.

  • Jaga agar bayi tetap tegak. Susui bayi dalam posisi yang lebih tegak. Setiap kali selesai menyusui jaga posisi bayi tetap tegak selama 30 menit. Jangan biarkan bayi langsung bermain atau mengayunkan bayi.
  • Hindari menyusui secara berlebihan. Susui bayi dalam jumlah lebih kecil tetapi lebih sering.
  • Luangkan waktu untuk membuat bayi bersendawa. Sering bersendawa selama dan setelah setiap kali menyusui dapat mencegah udara menumpuk di perut bayi.
  • Letakkan bayi untuk tidur telentang. Untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak, penting untuk menempatkan bayi tidur telentang. Tidak dianjurkan untuk menempatkan bayi tidur tengkurap.
  • Bereksperimenlah dengan pola makan Anda sendiri. Jika Anda menyusui, dokter mungkin dapat memberi saran mengenai produk susu atau makanan tertentu lain dalam pola makan Anda.

Meskipun bayi Anda mengalami gumoh, tetapi bayi tetap terlihat senang dan berat badannya bertambah, kemungkinan semuanya akan baik-baik saja. Sering kali gumoh akan menghilang setelah melewati tahun pertama usia bayi.

Tetapi waspadalah jika bayi gumoh terus-menerus atau Anda melihat tanda bahaya bayi muntah seperti dijelaskan di atas. Sebaiknya segera bawa anak untuk diperiksa ke dokter agar dipastikan apa penyebabnya dan mendapat penanganan yang sesuai.

Sumber

Mayo Clinic. Spitting up in babies: What’s normal, what’s not. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329

Healthline. Is All This Baby Spit-Up Normal?. https://www.healthline.com/health/baby/baby-spit-up#tips

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}