5 Tanaman Obat Keluarga yang Mudah Ditanam di Rumah Sendiri

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Sebelum adanya obat medis, masyarakat Indonesia sudah lebih dulu menggunakan tanaman obat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ada ribuan jenis tanaman obat di wilayah Indonesia, yang banyak diantaranya bisa dengan mudah ditanam di rumah sendiri. Tanaman obat hasil budidaya rumahan ini biasa disebut sebagai TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Apa saja tanaman obat keluarga yang mudah di tanam sendiri? Dalam artikel ini akan dijelaskan beberapa diantaranya serta manfaat kesehatan yang bisa diperoleh darinya. Semoga dengan informasi ini membantu Anda dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan alami untuk mengatasi masalah kesehatan sehari-hari.

Tanaman Obat Keluarga yang Mudah Ditanam Sendiri

Menanam sendiri tanaman obat di rumah bukan hanya baik sebagai stok obat-obatan alami yang siap diolah saat diperlukan, tapi juga membuat lingkungan jadi lebih asri. Berikut adalah beberapa tanaman obat rumahan yang gampang ditanam di sekitar rumah dan tidak butuh banyak lahan.

Jahe (Zingiber officinale)

Pilih bibit jahe yang berkualitas, yang ukurannya cukup besar, masih segar, dan tidak ada hama atau parasitnya. Bibit jahe diletakkan di ruangan yang sejuk atau di tanah, tapi tidak terkena sinar matahari langsung. Siram dengan air dan biarkan selama beberapa waktu hingga tumbuh tunasnya. Bibit yang sudah bertunas sekitar 1-2 cm siap untuk ditanam.

Bisa ditanam di tanah terbuka atau bisa juga di dalam pot atau kantong polybag. Tanam sedalam 5-10 cm di tanah yang sudah digemburkan, dengan posisi mata tunas ke atas. Siram setiap hari dengan air secukupnya, jangan sampai menggenang. Jahe bisa dipanen setelah usianya sedikitnya 8 bulan setelah ditanam atau sekitar 10-12 bulan.

Jahe berkhasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit seperti: batuk, pegal-pegal, pusing kepala, rematik, sakit pinggang, masuk angin, bronkitis, sakit lambung, nyeri otot, vertigo, mual saat hamil, osteoartritis, gangguan pencernaan, nyeri menstruasi, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, penyakit jantung, kanker, Alzheimer, fungsi otak terganggu, penyakit infeksi, asma, produksi ASI terganggu, gairah seksual rendah, impotein, dan stamina rendah.

Sumber: Jurnal Widya Kesehatan Vol. 1 No. 2

Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)

Kumis kucing sebenarnya banyak tumbuh liar di semak-semak, jadi cukup mudah untuk ditanam sebagai tanaman obat rumahan. Bibit kumis kucing bisa diperoleh dengan stek batang. Tanam bibit ini ke dalam tanah gembur di lahan atau di pot atau dalam polybag. Siramlah secara teratur 1-2 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi cuaca, tapi jangan sampai tanahnya tergenang air.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, tanaman kumis kucing berkhasiat menurunkan tekanan darah, meningkatkan pengeluaran air seni, menurunkan asam urat, melindungi ginjal, sebagai antioksidan, anti-diabetes, anti-bakteri, dan anti-kanker.

Sumber: Pemanfaatan Tanaman Kumis Kucing Sebagai Obat Tradisional – Kanar Pengetahuan Farmasi Universitas Gadjah Mada

Lidah Buaya (Aloe vera)

Pilih bibit atau anakan lidah buaya yang berkualitas, yang masih segar dan tanpa noda-noda hitam pada daunnya. Tancapkanlah bibit itu ke dalam tanah kering di lahan, pot, atau polybag. Jangan ditancapkan terlalu dangkal atau terlalu dalam. Siram dengan air secukupnya, mengingat lidah buaya adalah tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. Panen biasanya bisa dilakukan setelah usianya kira-kira 6 bulan setelah ditanam.

Tanaman lidah buaya diketahui bermanfaat sebagai anti-inflamasi, anti-jamur, anti-bakteir, mendorong regenerasi sel, melegakan tenggorokan, mengurangi batuk, menurunkan gula darah, mengontrol tekanan darah, merangsang kekebalan tubuh terhadap kanker, juga sebagai perawatan untuk membersihkan kulit kepala, melembapkan kulit, menghitamkan rambut, dan mencegah kerontokan rambut.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Sumber: AGRISIA – Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 13 No. 1

Daun Sirih (Piper betle)

Stek batang pohon sirih yang sudah tua sekitar 2 ruas jari, lalu rendam dalam air selama 15 menit. Setelahnya tancapkan bibit stek ini ke tanah di lahan, pot, atau polybag. Siram secara teratur setiap pagi dan sore hari dengan air secukupnya. Daun sirih bisa mulai dipanen setelah lebih dari 6 bulan setelah ditanam.

Sebagai obat tradisonal, daun sirih memiliki potensi khasiat untuk membantu mengatasi kanker, peradangan, gangguan neurodegeneratif, asma, infeksi gigi dan mulut, alergi, masalah tiroid, diabetes, dan penyakit kulit. Minyak atsiri dan ekstraknya telah diteliti dan menunjukkan hasil luar biasa sebagai anti-fertilitas, pelindung jantung, pelindung hati, dan anti-platelet. Berbagai penelitian juga mendapati kemanjurannya untuk mengatasi infeksi mikroba dan parasit.

Sumber: Journal of Cellular and Molecular Medicine Vol. 26 No. 11

Kunyit (Curcuma longa)

Pilih bibit rimpang kunyit yang sudah tua, berasal dari indukan yang usianya 7-12 bulan. Taruh rimpang kunyit itu di atas tanah yang lembap di lahan, pot, atau polybag. Lalu taburi tanah secukupnya ke atasnya. Siram secara teratur setiap sore hari sampai bertunas setinggi kira-kira 10 cm.

Potong tunas itu dan tanam setiap tunashnya ke dalam tanah lain yang sudah digemburkan sedalam kira-kira 8 cm. Siram dengan air secukupnya setiap 2-3 hari sekali di sore hari untuk menjaga kelembapan tanahnya. Kunyit bisa dipanen kira-kira 7-8 bulan setelah ditanam, dengan ciri-cirinya daunnya berubah dari hijau menjadi kuning atau layu.

Kunyit sebagai tanaman obat rumahan banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan mengatasi kesemutan. Bermanfaat juga sebagai anti-peradangan, antioksidan, anti-mikroba, pencegah kanker, anti-tumor, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, serta sebagai pembersih darah.

Sumber: Jurnal Abadimas Adi Buana Vol. 2 No. 2

Tips Mengolah Tanaman Obat Rumahan

Setelah berhasil menanam tanaman obat keluarga yang mudah ditanam, langkah berikutnya adalah mengolahnya menjadi obat tradisional. Ada sejumlah aturan dasar dalam menggunakan dan mengonsumsi tanaman obat di rumah, antara lain:

  • Bahan tanaman obat harus dicuci dengan air mengalir sampai bersih sebelum digunakan.
  • Penggunaan air untuk merebus bahan tanaman obat harus bersih dan tidak mengandung zat berbahaya. Pastikan airnya cukup untuk merendam seluruh bahan tanaman obat terendam kira-kira 3 cm.
  • Alat merebus sebaiknya terbuat dari keramik, enamel, atau beling. Karena wadah dari logam mengandung zat-zat yang bisa terlarut saat proses pemanasan atau perebusan. Selama merebus, sebaiknya tutup wadah jangan terlalu sering membukanya agar kandungan minyak atsirinya tidak mudah hilang.
  • Jika tidak ada ketentuan lain, perebusan dianggap selesai jika air rebusannya sudah tersisa setengah dari jumlah air awal. Misalnya dari 4 gelas menjadi 2 gelas saja.
  • Dosis konsumsi tumbuhan obat disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya, satu resep tumbuhan obat rumahan bisa dikonsumsi untuk dua kali minum dalam sehari.

Pengobatan dengan tanaman obat perlu dilakukan teratur dan dengan sabar, karena biasanya tidak menunjukkan hasil yang langsung terasa sebagaimana obat medis kimiawi. Selain sebagai pengobatan tradisional, tanaman obat di rumah juga bisa dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan agar tidak mudah sakit atau lelah.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang 5 tanaman obat keluarga yang mudah ditanam di rumah sendiri. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga artikel-artikel menarik lain seputar pemanfaatan herbal Indonesia hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}