Selain Mengatasi Diabetes, Inilah 8 Alasan Anda Harus Menghindari Gula!


By Cindy Wijaya

Makanan manis memang memberi banyak kenikmatan di lidah. Tetapi bila hanya demi menikmati rasa manis yang menggugah selera Anda harus merasakan kepahitan di masa depan, masihkah Anda ingin terus menikmatinya?

Jangan Anda kira gula hanya melulu soal diabetes, dan menghindari gula hanya berarti mencegah dan mengatasi diabetes. Faktanya justru sejumlah pakar kesehatan dunia telah membuktikan Anda perlu memprioritaskan untuk menghindari gula ketimbang lemak untuk program pola makan sehat.

Menghindari gula tidak hanya akan membantu Anda mencegah dan mengatasi diabetes tipe 2, tetapi juga bekerja mencegah sekaligus mengatasi obesitas. Kelebihan gula juga membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan liver, kemampuan kerja otak, kesehatan kulit, kesehatan pembuluh darah, menganggu kinerja reproduksi, sampai dapat memperburuk sifat toksin sebagai karsinogen.

Perlu diketahui bahwa dalam 1 cangkir teh dengan 2 sendok teh gula di dalamnya sudah mengandung setidaknya 30 kalori. Bayangkan bila Anda mengasup setidaknya 5 cangkir teh dalam sehari Anda sudah mengonsumsi setidaknya 150 kalori. Sementara kebutuhan tubuh hanya berkisar pada angka 2000-an kalori.

Lebih jauh lagi, dalam laman Livestrong diungkap adanya 15 alasan kuat yang semakin memotivasi Anda untuk mulai menghindari gula. Dan 15 alasan tersebut antara lain:

1. Gula memiliki sifat adiktif

Ada dorongan ketika Anda mengkonsumsi gula untuk mengalami ketergantungan.

Pakar endokrin Amerika Dr. Robert Ludwig mengatakan bahwa ada kemampuan gula untuk mendorong semacam reaksi kimiawi dalam tubuh yang bekerja serupa dengan kokain.

Ketika Anda mengkonsumsi makanan manis, maka tubuh Anda akan menghasilkan hormon dopamin. Dalam jangka pendek, hormon ini memberi efem nyaman sehingga efektif mengatasi stress. Namun, setelahnya Anda akan mengalami rasa lapar yang membuat Anda makan lebih banyak.

2. Gula bisa bekerja sebagai pendorong efek karsinogen

Sebenarnya gula tidak bersifat karsinogen, tetapi ketika Anda mengasup gula berlebihan hingga kadar gula darah dalam tubuh Anda meningkat, maka anti gen alami dalam tubuh Anda akan melemah dan memberi ruang sejumlah toksin dalam tubuh membawa efek karsinogen yang dapat memicu kanker.

Menurut American Cancer Society, salah satu cara alami untuk mencegah kanker adalah dengan mengatasi obesitas dan mengatur kadar gula dalam darah. Riset lain yang dijalankan oleh UCLA’s Jonsson Comprehensive Cancer Center, terbukti bahwa kenaikan kadar gula dalam jangka pajang akan menimbulkan keluhan kanker pankreas dan kanker lambung.

3. Gula membebani jantung Anda

Ternyata bukan hanya garam dan lemak jenuh saja yang sebaiknya Anda hindari untuk kesehatan jantung Anda. The American Heart Association (AHA) juga menyarankan Anda untuk mulai mengurangi asupan gula demi alasan yang sama.

Berlebihan dengan gula rupanya akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Dan kenaikan kadar trigliserida ini juga akan berimbas menurunnya kadar HDL dalam darah yang akan memicu terbentuknya endapan kolesterol dalam pembuluh darah yang tentu saja membahayakan kesehatan jantung.

4. Gula meningkatkan beban kerja hati

Menambah lebih banyak gula dalam asupan Anda akan mengubah tekstur dan karakter jaringan hati Anda menjadi memiliki lebih banyak kandungan lemak hati. Hati menjadi lebih rapuh dan kehilangan kemampuannya dalam menjaga stabilitas metabolisme tubuh.

Hati bekerja mengubah kelebihan gula menjadi cadangan kalori yang disebut dengan istilah glikogen. Semakin banyak Anda mengkonsumsi gula semakin banyak cadangan gikogen yang terbentuk oleh hati. Glikogen ini kemudian akan diubah oleh lemak yang tersimpan dalam jaringan hati.

5. Gula akan membuat perut jadi buncit

Mengurangi gula tidak hanya efektif untuk mengatasi diabetes, tetapi juga baik untuk membantu Anda mengatasi obesitas. Berlebihan dengan gula akan membebani tugas hati sebagaimana sudah kami ulas dalam poin sebelumnya.

Hati juga bekerja sekaligus melakukan metabolisme terhadap lemak. Ini membuat lemak yang seharusnya bisa dibuang bersamaan dengan mekanisme keringat dan pembuangan, justru terhimpun dalam perut, dan tersimpan di antara organ-organ perut. Ini membuat perut membuncit dan tampak gemuk.

6. Gula memicu pembentukkan batu ginjal

Menurut Livestrong, rutin mengkonsumsi minuman manis setiap harinya akan menambah resiko pembentukan batu ginjal hingga 25%. Minuman manis yang dimaksudkan termasuk jenis soda, fruit punch dan jenis minuman manis kemasan.

Bahkan masih menurut Livestrong, kebiasaan minum kopi, teh, dan jus buah juga memberi peningkatan resiko terhadap pembentukan pengendapan kristal pada ginjal dalam prosentasi yang lebih rendah.

7. Gula dapat merusak gigi Anda

Ketika Anda mengkonsumsi makanan manis, maka sebagian dari makanan tersebut akan melekat pada gigi dan dinding mulut Anda. Masalah akan muncul ketika gula yang tersisa ini bereaksi dengan sejumlah senyawa yang dilepas oleh bakteri dalam mulut. Terbentuklah senyawa asam yang sifatnya korosit dan akan merusak gigi Anda. Inilah awal kerusakan pada gigi Anda.

Menurut The American Dental Association, kemampuan kandungan asam ini bisa merusak setidaknya selama 20 menit. Anda hanya bisa mencegah kondisi ini terjadi dengan selalu menyikat gigi Anda acapkali selesai mengkonsumsi makanan manis. Dan kabar buruknya, terlalu banyak menyikat gigi juga akan merusak email gigi Anda.

8. Gula dapat memperburuk daya ingat

Meski masih dalam perdebatan, sejumlah pakar merujuk pada sebuah riset menunjukan adanya efek samping mengkonsumsi gula berlebihan dengan kemampuan otak dalam menjaga memori tersimpan.

Kadar glukosa dalam darah akan menyebabkan terjadinya perlambatan sirkulasi darah termasuk menuju otak. Dan dinyatakan dapat menurunkan daya serap sistem neutrotransmitter dalam menyerap kandungan oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.

Anda masih bisa menemukan 7 lagi alasan kenapa Anda harus menghindari gula dalam menu Anda. Dan untuk itu Anda bisa menemukan kelanjutan dari ulasan ini dalam artikel selanjutnya mengenai cara alasan menghindari gula selain untuk mencegah dan mengatasi diabetes.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}