Diabetes Kering dan Diabetes Basah—Apa Perbedaannya?


By Cindy Wijaya

Banyak orang masih menganggap diabetes ada dalam dua jenis, yaitu diabetes kering dan diabetes basah. Ada juga yang menyebutnya sebagai penyakit gula kering dan gula basah. Sebenarnya, kedua istilah itu sama sekali tidak ada dalam dunia kedokteran. Jadi kenapa orang-orang sering menggunakannya?

Apa sebenarnya diabetes basah dan diabetes kering? Apa perbedaan di antara keduanya? Apakah keduanya memang jenis diabetes yang berbeda? Simaklah penjelasannya di artikel ini.

Apa Itu Diabetes Basah dan Diabetes Kering?

Masyarakat awam menggunakan kedua istilah ini karena melihat kondisi luka pada penderita diabetes. Diabetes kering digunakan pada kasus dimana lukanya terlihat cukup kering, tidak sampai bernanah. Sedangkan diabetes kering digunakan pada kasus dimana lukanya sulit untuk mengering. Jadi perbedaan antara kedua istilah ini ada pada kondisi luka yang tampak.

Mengapa penderita diabetes bisa memiliki kondisi luka yang berbeda? Kondisi luka penderita diabetes sedikit-banyak dipengaruhi oleh kadar gula darah dalam tubuh mereka.

Sederhananya, apabila seorang penderita diabetes mampu mengontrol kadar gula darahnya dengan baik, maka kondisi lukanya juga akan lebih baik. Namun jika tidak mampu mengontrolnya dengan baik, maka kondisi lukanya juga akan kurang baik.

Jadi ada kemungkinan kondisi diabetes basah, dimana lukanya sulit untuk mengering, disebabkan oleh kurang baiknya kontrol gula darah. Itu membuat luka jadi susah sembuh dan terus bernanah.

Sebaliknya pada kondisi diabetes kering, dimana lukanya cukup cepat mengering, kemungkinan karena kontrol gula darahyang baik. Dengan begitu lukanya jadi lebih cepat untuk sembuh.

Kontrol gula darah yang baik bisa diupayakan dengan secara teratur menjalani pengobatan diabetes dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter.

Apakah Memang Ada Diabetes Basah dan Diabetes Kering?

Meski kedua istilah ini sudah terlanjur populer di kalangan awam, namun sebenarnya keduanya sama sekali tidak ada dalam ilmu kedokteran.

Dalam ilmu kedokteran penyakit diabetes dibagi menjadi tiga tipe utama: diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.

Diabetes Tipe 1:

Diabetes tipe 1 adalah jenis penyakit diabetes yang diduga disebabkan oleh reaksi autoimun (dimana tubuh keliru menyerang dirinya sendiri). Reaksi autoimun itu membuat tubuh berhenti menghasilkan insulin. Sekitar 5 – 10% penderita diabetes menderita tipe ini.

Gejala-gejala diabetes tipe 1 berkembang dengan cepat. Biasanya diderita oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda (usia 20 ke atas). Bila Anda menderita diabetes tipe 1, Anda mungkin harus menggunakan insulin setiap hari. Jenis diabetes ini tidak bisa dicegah.

Diabetes Tipe 2:

Diabetes tipe 2 adalah jenis penyakit diabetes yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menghasilkan insulin dengan baik dan tidak mampu menjaga gula darah dalam kadar normal. Sekitar 90 – 95% penderita diabetes menderita tipe ini, membuatnya jadi tipe diabetes terbanyak yang diderita.

Gejala-gejala diabetes tipe 2 berkembang selama bertahun-tahun dan biasanya diderita oleh orang dewasa (meski saat ini sudah semakin banyak anak-anak, remaja, dan dewasa muda yang menderita tipe ini). Awalnya mungkin gejala-gejalanya tidak kentara, sehingga baru diketahui saat melakukan tes gula darah.

Jenis diabetes ini bisa dicegah atau dihambat perkembangannya dengan mengupayakan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti: menurunkan berat badan, mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, dan lebih aktif secara fisik.

Diabetes Gestasional:

Diabetes gestasional adlaah jenis penyakit diabetes yang diderita oleh ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah menderita diabetes. Jika seorang ibu hamil mengalami diabetes gestasional, bayi dalam kandungannya dapat berisiko lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan.

Jenis diabetes ini biasanya akan menghilang setelah melahirkan. Akan tetapi ia tetap punya risiko lebih besar untuk menderita diabetes tipe 2 di masa depan. Bayi yang dilahirkan juga punya kemungkinan lebih besar untuk mengalami kegemukan atau obesitas saat anak-anak atau remaja, dan mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan.

Semua Tipe Diabetes Bisa Menyebabkan Luka Basah dan Luka Kering

Semua penderita diabetes, baik itu tipe 1, 2, atau gestasional, bisa mengalami kondisi luka diabetes kering maupun luka diabetes basah. Karena semua tipe diabetes itu memengaruhi kemampuan tubuh untuk menghasilkan atau menggunakan insulin.

Insulin adalah hormon yang memungkinkan tubuh untuk mengubah glukosa, atau gula darah, menjadi energi. Jika tubuh kesulitan memetabolisme glukosa, itu bisa membuat kadar gula darah dalam tubuh jadi berlebihan. Ini bisa memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.

Pada penderita diabetes, luka cenderung berkembang lebih cepat tapi sembuh lebih lambat, jadi penting untuk lebih memperhatikan kondisi luka.

Walaupun luka bisa terjadi di bagian tubuh manapun, tetapi bagian kaki adalah yang paling sering mengalami luka. Luka kecil di kaki bisa dengan cepat berubah menjadi ulkus (borok) terbuka yang sulit sembuh.

Ulkus di kaki ini bisa menjadi serius jika tidak diobati. Sekitar 15 persen penderita diabetes mengalami ulkus di kaki.

Karena itulah, semua penderita diabetes tipe 1, tipe 2, maupun gestasional, sangat disarankan untuk selalu memantau perkembangan luka-luka di tubuhnya. Berikan perawatan yang tepat sejak awal kemunculan luka untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Mengapa Luka Diabetes Susah Sembuh?

Ada beberapa faktor yang membuat kondisi luka diabetes kering (lebih cepat mengering dan sembuh) dan kondisi luka diabetes basah (lebih susah mengering dan lambat sembuh). Berikut beberapa diantaranya:

Kadar Gula Darah:

Kadar gula darah adalah faktor utama yang memengaruhi kondisi luka diabetes kering dan luka diabetes basah. Ketika kadar gula darah lebih tinggi daripada normal, itu akan:

  • Mencegah nutrisi dan oksigen untuk memberi energi bagi sel-sel.
  • Mencegah sistem kekebalan untuk berfungsi secara efisien.
  • Meningkatkan peradangan pada sel-sel tubuh.

Berbagai efek tersebut akan memperlambat proses penyembuhan luka. Karena itu sangat penting bagi penderita diabetes untuk berupaya mengendalikan kadar gula darah mereka senormal mungkin. Jika kadar gula darah terkendali, maka luka bisa cepat mengering dan sembuh.

Neuropati:

Neruopati perifer juga dapat disebabkan oleh kadar gula darah yang terus dalam jumlah lebih tinggi dari biasanya. Seiring waktu, kerusakan bisa terjadi pada saraf dan pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan area tersebut menjadi mati rasa atau tidak mampu merasakan rangsangan.

Neuropati paling sering terjadi di tangan dan kaki. Jika itu terjadi, Anda mungkin tidak bisa merasakan luka di area itu. Ini adalah salah satu penyebab utama kenapa luka di kaki biasanya lebih sering terjadi pada penderita diabetes.

Sirkulasi Darah:

Penderita diabetes dua kali lebih mungkin untuk mengalami penyakit vaskular perifer, suatu kondisi sirkulasi yang buruk. Penyakit vaskular perifer menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang mengurangi aliran darah ke anggota-anggota badan.

Kondisi ini juga memengaruhi kemampuan sel darah merah untuk melewati pembuluh darah dengan mudah. Dan kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal meningkatkan kekentalan darah, yang semakin memengaruhi aliran darah tubuh.

Bagaimana Cara Mempercepat Penyembuhan Luka?

Berikut adalah berbagai tips untuk mempercepat penyembuhan luka, yang dapat diterapkan pada kondisi luka diabetes kering maupun luka diabetes basah:

Selalu periksa kondisi tubuh: Menangani luka sejak awal kemunculannya penting untuk menghindari infeksi dan komplikasi. Pastikan untuk melakukan pemeriksaan diri setiap hari dan mencari apakah ada luka-luka baru, terutama pada kaki. Jangan lupa untuk memeriksa area di antara dan di bawah jar-jari kaki.

Bersihkan jaringan mati: Nekrosis (sel-sel mati) dan jaringan berlebih sering terjadi pada luka diabetes. Ini dapat meningkatkan bakteri dan toksin serta meningkatkan infeksi luka. Ini juga dapat menyulitkan Anda untuk memeriksa kondisi jaringan luka di bawahnya. Dokter dapat membantu Anda untuk membersihkan jaringan mati ini.

Jaga balutan luka tetap bersih: Mengganti balutan secara teratur dapat membantu mengurangi bakteri dan menjaga kelembapan yang sesuai pada luka. Dokter dapat merekomendasikan jenis pembalut luka khusus yang sesuai untuk kondisi luka Anda.

Jangan tekan area itu: Tekanan dapat menyebabkan kerusakan kulit dan membuat luka atau ulkus jadi lebih dalam.

Upayakan gaya hidup sehat: Upayakan untuk konsumsi makanan sehat bergizi seimbang, lebih aktif secara fisik, menjaga berat badan, dan berhenti merokok. Ini penting untuk meningkatkan sistem kekebalan, yang akhirnya akan membantu proses penyembuhan luka.

Kesimpulan tentang Diabetes Kering dan Diabetes Basah

Apa itu diabetes kering? Ini adalah istilah yang sering digunakan orang awam untuk kondisi luka diabetes yang terlihat cukup kering.

Apa itu diabetes basah? Istilah ini biasa digunakan orang awam untuk kondisi luka diabetes yang susah kering dan terus bernanah.

Apakah memang ada jenis diabetes kering dan diabetes basah? Sebenarnya tidak ada; kedua istilah ini hanya digunakan oleh orang awam. Dalam dunia kedokteran hanya ada tiga tipe diabetes yang utama: Diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.

Bagaimana cara mempercepat penyembuhan luka? Untuk membuat luka cepat mengering dan sembuh, upayakan untuk selalu menangani luka sejak awal kemunculannya, bersihkan jaringan mati yang ada pada luka, jaga balutan luka tetap bersih, jangan tekan area luka, dan upayakan gaya hidup sehat.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang diabetes kering dan diabetes basah. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

CDC. What is Diabetes?. URL: https://www.cdc.gov/diabetes/basics/diabetes.html

Healthline. What’s the Connection Between Diabetes and Wound Healing?. URL: https://www.healthline.com/health/diabetes/diabetes-and-wound-healing

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}