Luka Cepat Sembuh dengan 3 Resep Herbal Ini

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

November 30, 2018


Ingin mengandalkan bahan-bahan alami untuk membuat luka cepat sembuh? Maka Anda sebaiknya baca di sini 3 pilihan resep herbal luka menggunakan bahan-bahan alami yang telah diuji kemampuannya secara ilmiah.

Dalam artikel ini Anda akan belajar caranya meramu dan menggunakan ramuan herbal luka dari 3 bahan: biji asam, daun beluntas, dan daun mangkokan. Juga akan dijelaskan bagaimana tahap-tahap penyembuhan luka serta tips-tips praktis untuk merawat luka untuk meminimalkan bekasnya.

Khasiat Biji Asam untuk Resep Herbal Luka

Tanaman asam jawa (Tamarindus indica) telah sejak lama digunakan secara tradisional untuk mengobati luka. Kini, penelitian telah mencoba menguji khasiat pengobatan tersebut. Salah satunya adalah yang dibahas pada artikel ilmiah berjudul “Wound healing activity of Tamarindus indica Linn. seed and cork ash.”

biji asam untuk resep herbal luka
Buah dan Biji Asam (© Shutterstock / Jiang Hongyan)

Artikel tersebut membahas hasil penelitian terhadap biji dan kulit luar dari tanaman asam jawa. Dari hasilnya dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal ini memang memiliki potensi menyembuhkan luka yang cukup signifikan.

Resep Herbal Luka – Biji Asam

Bahan:

Biji asam jawa, secukupnya saja.

Cara Meramu Resep:

Tumbuk biji asam sampai halus.
Tambahkan sedikit air dan aduk hingga merata.
Ramuan luka siap digunakan.

Aturan Pakai:

Balurkan ramuan pada luka, kemudian balut dengan perban.
Ganti ramuan dan perban 2 kali sehari.

Khasiat Daun Beluntas untuk Resep Herbal Luka

Daun dari tanaman beluntas (Pluchea indica) sudah dikenal khasiatnya untuk mengobati luka. Kandungan senyawa kimia bermanfaat yang sejauh ini ditemukan dalam daun beluntas ialah asam fenolik, flavonoid, antosianin, dan karotenoid.

daun beluntas untuk ramuan herbal luka
Tanaman Beluntas (© Flickr / Nelindah)

Artikel ilmiah berjudul “Evaluation of Wound Closure Activity of . . . Pluchea indica . . . Extracts on Scratched Monolayer of Human Gingival Fibroblasts” menjelaskan khasiat daun beluntas untuk menyembuhkan luka. Dikatakan bahwa khasiatnya ini diduga berasal dari aktivitas anti-inflamasi dan antioksidannya yang berperan penting pada tahap awal penyembuhan luka.

Resep Herbal Luka – Daun Beluntas

Bahan:

Daun beluntas yang masih segar, secukupnya saja.

Cara Meramu Resep:

Cuci bersih daun beluntas, lalu tumbuk sampai halus.
Tambahkan sedikit kapur dan aduk-aduk hingga merata.
Ramuan herbal luka siap digunakan.

Aturan Pakai:

Balurkan ramuan ini pada luka.

Khasiat Daun Mangkokan untuk Ramuan Herbal Luka

Tanaman mangkokan (Polyscias scutellaria) memiliki daun yang bentuknya mirip mangkok. Daunnya juga berkhasiat untuk membantu menyembuhkan luka. Pengujian khasiat penyembuhan luka dari daun mangkokan telah diuji pada penelitian yang dibahas dalam artikel ilmiah “Studies on wound healing property of Polyscias scutellaria leaf saponins. Indian Journal of Natural Products.”

daun mangkokan untuk ramuan herbal luka
Daun Mangkokan (© Flickr / Pinkest Flamingo)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan saponin dari daun mangkokan berguna untuk merangsang proses kolagenase pada luka. Kolagenasi adalah proses untuk membantu mempercepat pembuatan kolagen, yaitu serat-serat putih kuat yang membentuk fondasi dari jaringan baru untuk menutupi luka.

Resep Herbal Luka – Daun Mangkokan

Bahan:

Daun mangkokan yang masih segar, secukupnya saja.

Cara Meramu Resep:

Cuci daun sampai bersih, lalu tumbuk hingga halus.
Ramuan herbal luka siap digunakan untuk obat luar.

Aturan Pakai:

Bubuhkan ramuan di atas luka, lalu tutup dengan perban.
Ganti ramuan dan perban 2 – 3 kali sehari.

Alternatif Ramuan Herbal Luka dengan Noni Juice

Noni juice terbuat dari sari buah mengkudu (Morinda citrifolia). Buah mengkudu sudah sejak dahulu digunakan secara tradisional untuk pengobatan masalah kulit, infeksi, sariawan, dan penyembuhan luka. Bahkan khasiat mengkudu juga dapat membantu penyembuhan luka yang sulit sembuh pada penderita diabetes.

Khasiatnya ini diuji pada penelitian yang dibahas dalam artikel ilmiah “Wound-healing activity of Morinda citrifolia fruit juice on diabetes-induced rats.” Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan penyembuhan luka dari sari buah mengkudu pada tikus-tikus percobaan yang diberikan streptozotocin sehingga berada di kondisi diabetes.

Kemudian tikus-tikus itu dibius dan disayat sehingga memiliki luka tebal (panjangnya 2,5 cm dan dalamnya 0,2 cm). Tikus-tikus itu dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok tikus percobaan diobati dengan diberikan sari buah mengkudu (100 ml per kilogram berat badan) dalam air minumnya selama 10 hari.

noni juice untuk ramuan herbal luka
Buah Mengkudu, Bahan Baku Noni Juice (© Flickr / Po Khun Lo)

Perkembangan luka kemudian dipantau di hari ke-1, ke-5, dan ke-11. Sampel darah juga dikumpulkan untuk pengukuran kadar glukosa. Dan jaringan granulasi yang terbentuk pada luka diambil sampelnya di hari ke-11 dan diproses untuk dianalisis secara histologi dan biokimia.

Hasilnya, luas area luka dari kelompok tikus yang diobati dengan sari buah mengkudu berkurang hingga 73%. Ada juga peningkatan berat dari jaringan granulasi (jaringan baru yang terbentuk untuk menutupi luka). Analisis histologi juga memperlihatkan bahwa kolagen terpasang lebih cepat pada luka tikus yang diberi mengkudu.

Nilai glukosa darah saat puasa pada kelompok yang diberi mengkudu juga berkurang hingga 29% dibandingkan dengan kelompok lainnya. Jadi ada hubungan timbal balik antara tingkat penyembuhan luka dan nilai glukosa darah.

Terakhir, artikel ilmiah itu menyimpulkan bahwa hasil penelitian memperlihatkan bagaimana sari buah mengkudu secara signifikan dapat mengurangi kadar glukosa sekaligus merangsang penyembuhan luka pada model percobaan. Dengan demikian, kita dapat yakin untuk memanfaatkan Noni juice sebagai alternatif resep herbal luka, bahkan untuk luka yang sulit sembuh pada penderita diabetes.

Aturan Minum Noni Juice:

Untuk membantu penyembuhan luka, Noni juice dapat diminum kira-kira 50 ml sebanyak 2 – 3 kali sehari. Ukuran 50 ml setara dengan ¼ gelas belimbing. Sedangkan untuk anak-anak, dianjurkan minum 2 sendok makan sebanyak 2 – 3 kali sehari.

Apa yang Terjadi Ketika Kulit Terluka?

Luka terjadi ketika ada bagian kulit yang terbuka. Fungsi kulit adalah untuk melindungi tubuh dari kuman. Jika kulit rusak atau terbuka, meski itu karena operasi, maka kuman bisa masuk dan menyebabkan infeksi. Luka biasanya terjadi karena cedera atau kecelakaan.

Ada beberapa jenis luka, misalnya: luka sayatan, tergores, tertusuk, luka bakar, dan luka akibat tertekan. Luka bisa saja halus atau kasar. Bisa dekat dengan permukaan kulit atau lebih dalam. Luka yang dalam dapat berdampak pada: tendon, otot, ligamen, saraf, pembuluh darah, hingga tulang. Luka ringan biasanya gampang sembuh, tapi semua luka harus dirawat dengan baik agar tidak infeksi.

Tahap-Tahap Penyembuhan Luka

Luka sembuh dalam beberapa tahap. Luka yang kecil lebih cepat sembuh. Tapi semakin besar atau semakin dalam luka, maka lebih lama sembuhnya.

Keluar Darah

  • Saat Anda tertusuk, tergores, atau tersayat, maka lukanya akan berdarah.
  • Darah dari luka akan mulai menggumpal dalam beberapa menit atau kurang dan menghentikan pendarahan.
  • Gumpalan darah akan kering dan membentuk keropeng, yang melindungi jaringan di bawahnya dari serangan kuman.
  • Tidak semua luka akan berdarah. Contohnya, luka bakar, beberapa luka tusuk, dan luka tertekan tidak berdarah.

Terbentuk Keropeng

  • Begitu terbentuk keropeng di atas luka, maka sistem kekebalan tubuh mulai melindungi luka dari infeksi.
  • Luka menjadi sedikit bengkak, kemerahan, dan lunak.
  • Juga terlihat sedikit cairan bening mengalir keluar dari luka. Cairan ini berfungsi membersihkan area luka.
  • Pembuluh-pembuluh darah terbuka di area luka, supaya darah bisa membawa oksigen dan nutrisi ke luka. Oksigen berperan penting untuk penyembuhan.
  • Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi dari kuman dan mulai memperbaiki luka.
  • Tahap ini butuh waktu sekitar 2 – 5 hari.

Tumbuh Jaringan Baru

  • Selama sekitar 3 minggu selanjutnya, tubuh memperbaiki pembuluh-pembuluh darah yang rusak dan jaringan-jaringan yang baru mulai bertumbuh.
  • Sel-sel darah merah membantu membuat kolagen, yaitu serat-serat putih kuat yang membentuk fondasi dari jaringan baru.
  • Luka mulai terisi dengan jaringan baru, yang bernama jaringan granulasi.
  • Kulit baru mulai terbentuk di atas jaringan ini.
  • Seraya luka pulih, ujung-ujungnya akan tertarik ke dalam dan luka semakin kecil.

Terbentuk Jaringan Parut

  • Terbentuk jaringan parut (scar) dan luka menjadi semakin kuat.
  • Seraya penyembuhan berlanjut, Anda mungkin merasa gatal di sekitar luka. Setelah keropeng lepas, area bekas luka mungkin tampak seperti tertarik, kemerahan, dan licin.
  • Jaringan parut yang terbentuk akan lebih kecil daripada luka asal. Jaringan ini tidak sekuat dan tidak sefleksibel kulit di sekitarnya.
  • Seiring waktu, bekas luka akan memudar dan bisa benar-benar menyatu dengan area kulit sekitarnya. Mungkin butuh waktu hingga 2 tahun. Tapi ada juga bekas-bekas luka yang tidak akan pernah hilang.
  • Bekas luka terbentuk karena jaringan baru yang bertumbuh beda dengan jaringan asal. Jika luka hanya terjadi di lapisan atas kulit, kemungkinan tidak akan meninggalkan bekas luka. Tapi jika lukanya cukup dalam, kemungkinan akan ada bekasnya.

Beberapa orang lebih rentan memiliki bekas luka dibandingkan orang pada umumnya. Ada orang yang cenderung memiliki bekas luka yang menonjol dan tebal, disebut keloid. Biasanya yang lebih gampang memiliki keloid adalah orang yang kulitnya berwarna gelap.

Faktor-Faktor yang Menghambat Penyembuhan Luka

Jika dirawat dengan baik, luka biasanya akan sembuh sempurna, hanya meninggalkan sedikit luka atau tidak sama sekali. Namun ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi proses penyembuhan luka, misalnya:

  • Infeksi bisa memperbesar luka dan memperlambat penyembuhannya.
  • Diabetes, penderita diabetes lebih rentan mengalami luka yang susah sembuh.
  • Peredaran darah yang buruk akibat penyumbatan pembuluh arteri (arteriosklerosis) atau penyakit lain seperti varises.
  • Obesitas memperbesar risiko infeksi setelah operasi. Kelebihan berat badan juga menimbulkan lebih banyak tekanan pada jahitan-jahitan operasi, yang bisa membuatnya terbuka.
  • Usia, umumnya orang-orang lansia sembuh lebih lama daripada orang-orang muda.
  • Konsumsi alkohol berlebihan bisa memperlambat penyembuhan serta memperbesar risiko infeksi dan komplikasi setelah operasi.
  • Stres dapat membuat Anda kurang tidur, makan sembarangan, dan merokok atau minum alkohol lebih banyak, yang akhirna mengganggu proses penyembuhan.
  • Obat-obatan seperti kortikosteroid, NSAID, dan beberapa obat kemoterapi bisa memperlambat penyembuhan.

Tips Praktis untuk Merawat Luka

Anda bisa dikatakan merawat luka dengan baik jika menjaganya tetap bersih dan tertutup. Kedua hal itulah yang membantu mencegah infeksi dan meminimalkan bekas luka.

  • Untuk luka ringan, bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun. Tutupi luka dengan perban yang steril.
  • Untuk luka besar, sebaiknya minta bantuan tenaga medis untuk menanganinya. Lalu ikuti saran atau petunjuk darinya untuk merawat luka.
  • Jangan menggaruk atau mencabut keropeng yang terbentuk di atas luka. Ini akan mengganggu proses penyembuhan dan menimbulkan bekas luka yang lebih terlihat.
  • Begitu terbentuk jaringan parut (scar), ada orang yang mencoba memijatnya dengan vitamin E atau petroleum jelly. Namun, hal itu belum terbukti membantu mencegah terbentuknya bekas luka atau membantu memudarkannya. Jangan gosok atau oleskan apapun ke bekas luka tanpa bertanya dulu ke dokter.

Luka-luka yang sulit sembuh sebaiknya dirawat oleh tenaga medis yang berpengalaman. Juga segera ke dokter jika Anda melihat luka menjadi kemerahan, terasa lebih sakit, atau ada nanah kekuningan/kehijauan, atau ada banyak cairan bening keluar. Kemungkinan itu adalah tanda-tanda infeksi.

Demikianlah ulasan artikel ini mengenai resep herbal luka dan tips-tips untuk merawat luka. Semoga Anda memperoleh manfaatnya dengan segera menerapkan informasi yang disediakan di sini. Dapatkan juga info-info herbal khas Indonesia lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya

N, Thejaswi, P, Shrikanth, M, Ravi, T, Shridhara. 2017. Wound healing activity of Tamarindus indica Linn. seed and cork ash. Journal of Ayurveda Medical Sciences. 2(1):129-35

R, Mas Rizal, R, Fathilah, B, Marina. 2014. Evaluation of Wound Closure Activity of Nigella sativa, Melastoma malabathricum, Pluchea indica, and Piper sarmentosum Extracts on Scratched Monolayer of Human Gingival Fibroblasts. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. ID 190342

C, Divakar, L, Devi, S, Kumar, B, Rao. 2002. Studies on wound healing property of Polyscias scutellaria leaf saponins. Indian Journal of Natural Products. 17(2): 37-42

S, Nayak, N, Isitor, A, Maxwell, dkk. 2007. Wound-healing activity of Morinda citrifolia fruit juice on diabetes-induced rats. Journal of Wound Care. 16(2): 83-6

MedlinePlus. How Wounds Heal. Reviewed: 2018-11-06. URL: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000741.htm. Accessed: 2018-11-28. (Archived by WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}