Resep Herbal Luka Berair untuk Mencegah Infeksi pada Luka

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Desember 4, 2018


Melihat ada cairan keluar dari luka yang masih terbuka? Ada baiknya Anda mencari tahu apakah itu cairan yang normal atau tanda adanya infeksi. Anda juga bisa menggunakan resep herbal luka berair untuk membantu mencegah infeksi pada luka tersebut.

Dalam artikel ini Anda akan belajar cara membuat ramuan herbal luka berair menggunakan bahan alami yang telah diuji secara ilmiah. Anda juga akan mempelajari perbedaan antara luka berair yang normal dengan luka berair yang tidak normal.

Daun Senggugu Mencegah Infeksi pada Luka Berair

Luka berair adalah hal wajar selama cairan yang keluar bening dan tidak banyak. Namun jika jumlahnya banyak, berbau, berwarna aneh, atau mengandung banyak darah, baru lah Anda perlu waspada. Bisa jadi itu adalah tanda-tanda terjadinya infeksi, pendarahan, atau masalah lain pada luka; sebaiknya hal ini ditangani oleh tenaga medis.

Namun jika luka Anda tidak bermasalah, Anda bisa mencoba menanganinya dengan resep herbal luka berair ini. Mengapa daun senggugu bisa digunakan untuk mencuci luka berair? Karena di dalamnya terdapat kandung-kandungan yang bermanfaat untuk mencegah/menghambat pertumbuhan kuman yang dapat menginfeksi luka.

daun senggugu untuk ramuan herbal luka berair
Daun Senggugu (© Flickr / Len Worthington)

Kemampuan penghambat kuman dari daun senggugu dijelaskan dalam artikel ilmiah berjudul “Screening of in vitro antimicrobial activity of plants used in traditional Indonesian medicine.” Salah satu kuman yang paling sering menyebabkan infeksi pada luka di kulit ialah bakteri Staphylococcus aureus.

Dan artikel tersebut menyebutkan bahwa daun senggugu mampu menghambat pertumbuhan bakteri ini. Itu artinya, resep herbal luka berair ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah infeksi bakteri tersebut pada luka yang masih dalam tahap penyembuhan.

Resep Herbal Luka Berair

Bahan:

Daun senggugu yang masih segar, secukupnya saja.

Cara Meramu Resep:

Cuci daun sampai bersih, lalu rebus dengan air secukupnya.
Angkat dan dinginkan air rebusan.

Aturan Pakai:

Gunakan air rebusan untuk mencuci luka yang berair.

Perbedaan antara Cairan Luka yang Normal dan Tidak

Keluarnya cairan dari luka, disebut exudate, memang bisa bikin khawatir. Tapi sebenarnya ini adalah sesuatu yang sangat normal dan bahkan seharusnya terjadi. Tapi kadang-kadang, keluarnya cairan tersebut juga bisa menjadi tanda-tanda infeksi.

Untuk mencegah hal itu terjadi, atau setidaknya mencegah infeksi bertambah parah, Anda perlu tahu bedanya luka berair yang normal dan yang tidak. Semakin awal Anda berhasil mengenali tanda-tanda infeksi di luka, maka semakin cepat itu bisa ditangani dan luka juga dapat cepat sembuh.

Luka Berair yang Normal dan Tidak

Exudate dari luka bisa menunjukkan banyak hal tentang proses penyembuhannya. Berikut adalah sejumlah perbedaan antara cairan yang normal dan tidak, yang bisa membantu Anda untuk mengenali jika ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Luka Berair yang Normal

  • Cairan bening atau sedikit kekuningan, atau ada sedikit merah muda
  • Cairan encer; dapat membuat pakaian lembap
  • Cairan tidak berbau
  • Mengandung sangat sedikit darah
  • Bengkak, lunak, dan kemerahan di luka yang berkurang perlahan

Luka Berair yang Tidak Normal

  • Cairan mengandung banyak darah
  • Cairan berisi nanah dan berwarna kuning, abu, hijau, merah muda, atau cokelat
  • Cairan berbau tidak enak, meski warnanya bening
  • Darah mengalir keluar dari luka
  • Bengkak, lunak, dan kemerahan di luka semakin parah

Jenis-Jenis Cairan Luka yang Normal

Serous exudate: Cairan ini normalnya keluar dari luka pada tahap-tahap awal penyembuhannya, biasa selama 48 – 72 jam setelah terluka.

Kadang-kadang, cairan serous dapat keluar sendiri dari kulit, meskipun tidak ada luka. Hal ini biasanya terjadi akibat pitting edema (pembengkakan jaringan tubuh karena penumpukan cairan) yang disebabkan oleh penyakit atau setelah bagian tubuh itu mendapat cairan dalam jumlah besar, misalnya saat menjalani pengobatan tertentu.

Meskipun cairan serous exudate normal dalam jumlah kecil, tapi jika jumlahnya banyak, sebaiknya Anda periksakan ke dokter.

Cairan serosanguinous: Cairan encer ini terdiri dari darah dan serum (air darah) yang mungkin terlihat agak merah muda (karena mengandung sedikit sel-sel darah merah). Cairan ini normalnya keluar di tahap-tahap awal penyembuhan, seraya darah keluar dari luka.

Jenis-Jenis Cairan Luka yang Tidak Normal

Cairan berdarah/sanguineous: Cairan yang tidak normal ini biasanya mengandung banyak darah di dalamnya daripada cairan serosanguinous. Cairan berdarah dapat menandakan bahwa luka tidak ditangani dengan benar, luka kembali terbuka, atau ada masalah-masalah lain pada area luka.

Cairan berdarah kental: Istilah kedokterannya adalah hemorrhage, yang mengartikan pendarahan berat dari luka. Kondisi ini bisa jadi berbahaya, tergantung pada jumlah darah yang keluar, seberapa sulit pendarahan itu untuk dikendalikan, dan berapa lama pendarahannya berlangsung.

Istilah hemorrhage secara khusus merujukk pada hilangnya darah dari dalam tubuh dalam waktu cepat. Kondisi ini harus segera ditangani oleh tenaga medis. Bentuk dari cairan hemorrhage adalah darah kental dimana cairan itu sepenuhnya atau sebagian besarnya darah.

Cairan berwarna: Cairan purulen, lebih dikenal sebagai nanah, bisa beragam warnanya; putih, kuning, abu, hijau, merah muda, atau cokelat. Nanah kemungkinan adalah tanda adanya infeksi. Sebenarnya warna pada cairan tidak selalu menandakan infeksi, namun kalau ada perubahan warna dari bening ke berwarna, sebaiknya Anda mulai hati-hati.

Cairan berbau: Di samping berwarna, cairan purulen (nanah) juga dapat memiliki bau tidak enak. Meskipun nanah tidak selalu berbau, tapi bau pada nanah adalah tanda umum dari infeksi. Cairan yang berbau sebaiknya tidak disepelekan.

Jumlah Cairan yang Keluar dari Luka

Memang jenis cairan yang keluar adalah hal penting, tapi ada yang lebih penting lagi; jumlah cairan yang keluar. Contohnya, jika ada sedikit darah keluar dari luka, kemungkinan itu bukan masalah. Tapi jika darah terus mengalir keluar, disebut hemorrhage, bisa jadi ini adalah kondisi yang berbahaya.

Secara umum, jumlah cairan dan jumlah darah yang ada di cairan seharusnya terus berkurang dalam beberapa hari. Di awal-awal luka terjadi, darah biasanya lebih banyak keluar; tapi setelahnya, luka umumnya hanya keluar sedikit cairan dan sedikit darah sampai tidak ada lagi cairan atau apapun. Hingga akhirnya luka tertutup dengan sempurna.

Memang melihat luka berair cukup bikin khawatir, tapi sebenarnya itu sering kali adalah hal yang wajar. Luka normal memang seharusnya keluar cairan—entah berwarna bening atau mengandung sedikit darah. Dan luka normal akan membaik dari hari ke hari, atau setidaknya dari minggu ke minggu. Anda bisa menggunakan ramuan herbal luka berair untuk mencegah terjadinya infeksi.

Tetapi luka berair yang tidak normal akan terlihat sangat berbeda. Cairannya tampak berwarna aneh dan keluar dalam jumlah banyak. Lukanya juga memburuk—lebih lembek, lebih banyak keluar cairan, lebih bengkak—dan semakin terasa sakit. Kadang-kadang luka berair yang tidak normal itu memburuk dalam waktu cepat, dan jika ini terjadi, Anda sebaiknya segera minta bantuan dokter.

Demikianlah ulasan artikel mengenai resep herbal luka berair serta cara membedakan luka berair yang normal dan tidak normal. Semoga Anda memperoleh manfaatnya dengan segera menerapkan informasi yang disediakan di sini. Temukan juga info-info herbal khas Indonesia lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Dalimartha, Setiawan. 2008. 1001 Resep Herbal. Jakarta: Penebar Swadaya

R, Andreas. Z, Ervizal, R, Johana, K, Ladislav. Screening of in vitro antimicrobial activity of plants used in traditional Indonesian medicine. Pharmaceutical Biology. 2018. 56(1):287-293

Whitlock, Jennifer. Verywell. Types of Drainage From a Surgical Wound. Updated: 2018-11-09. URL: https://www.verywellhealth.com/types-of-drainage-from-a-surgical-wound-3156837. Accessed: 2018-11-28. (Archived by WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}