Peringatan bagi Wanita: Hormon Anda Dipengaruhi oleh Makanan Cepat Saji!


By Cindy Wijaya

Berdasarkan informasi yang dilansir oleh CNN disampaikan adanya risiko ketidak seimbangan hormonal dan segala risikonya bagi mereka, wanita yang memiliki kegemaran mengonsumsi makanan cepat saji. Masalah hormon pada wanita bisa menjadi satu kekhawatiran tersendiri, mengingat besarnya pengaruh kondisi hormonal wanita terhadap seluruh fungsi dalam tubuh mereka.

Makanan cepat saji semacam kentang goreng, ayam goreng tepung, hamburger, dan pizza memang tak pernah gagal menggugah selera. Ditambah dengan mudahnya sajian ini dibeli dan bahkan belakangan beberapa produk fast food instan tersdia di supermarket.

Penganan semacam ini belakangan memang demikian akrab bagi masyarakat modern. Bagaimanapun kepraktisan yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri yang membuatnya kemudian banyak digemari.

Demikian digemari sampai tidak menyadari bahwa mengonsumsi makanan cepat saji justru menambahkan sejumlah senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi masalah hormon dan merusak keseimbangan tubuh.

Dalam salah satu jurnal Environmental Health Perspectives tahun 2006 ditemukan adanya fakta mereka yang mengonsumsi produk makanan cepat saji membuat level kandungan senyawa kimia non organik terlarut dalam tubuh mereka meningkat sampai level yang memprihatinkan. Senyawa kimia non organik ini seharusnya tidak ada dalam tubuh manusia dan karenanya kehadirannya dalam jumlah besar bisa berbahaya untuk keseimbangan fungsi tubuh.

Salah satu fakta lain diurai oleh hasil riset yang dilakukan oleh Center for Desease Control and Prevention yang dilangsungkan sejak tahun 2003 hingga 2010 terhadap 8.877 orang relawan dari kalangan anak dan wanita. Dari hasil riset ini ditemukan fakta bahwa mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji dalam periode 24 jam terakhir akan mengalami peningkatan kalori hingga 35%.

Makanan Cepat Saji Mengandung Senyawa Kiwia Berbahaya!

Tetapi bukan itu masalah terbesarnya, dalam tubuh mereka yang gemar mengonsumsi makanan cepat saji atau baru saja dalam periode 48 jam mengonsumsi makanan cepat saji ditemukan adanya kandungan phthalates dalam jumlah relatif besar terlarut dalam urin mereka. Setidaknya ditemukan dua jenis kandungan phthalates yang ditemukan dalam urin relawan yakni jenis DEHP sebesar 23 % dan jenis DINP sebesar 39%.

Menurut laman CNN Indonesia, phthalates merupakan sejenis senyawa kimia non organik yang bisa bekerja negatif terhadap masalah hormon pada wanita. Phthalates mempengaruhi sejumlah kelenjar hormon seksual dengan menekan sejumlah sel-sel pembentuknya dan menurunkan fungsinya sebagai penghasil hormon.

Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists, masalah hormon pada wanita akan berkaitan erat dengan 3 jenis hormon seksual utama yakni hormon estrogen, progesteron dan androgen. Ketiganya secara khusus akan mempengaruhi kesehatan peralatan reproduksi, menjaga siklus haid, membantu proses pembentukan telur oleh ovarium, pelepasan telur hingga membantu proses kehamilan dan menjaga kualitas dan kuantitas libido.

Namun ketiga fungsi hormonal ini tidak sempit hanya pada fungsi seksual dan reproduksi belaka. Hormon dalam tubuh wanita juga bekerja mendorong produksi sejumlah hormon dan enzim dalam tubuh yang memancing metabolisme dan produksi energi, mempengaruhi rasa lapar dan kenyang, menstimulasi semangat dan fokus kerja sekaligus membantu mengendalikan mood.

Ketika phthalates terpapar pada tubuh, maka akan terjadi ketidak seimbangan sistem hormonal dalam tubuh. Satu jenis hormon bisa mendominasi dan mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum, kesehatan sistem reproduksi sekaligus mempengaruhi mood dengan signifikan.

Anda yang terpapar phthalates bisa mengalami keluhan fibroids dan endometriosis. Kasus ebdometriosis yang selama ini dianggap langka juga mulai menyerang sejumlah wanita perkotaan yang memang biasanya cukup akrab dengan makanan cepat saji. Kondisi ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab munculnya kemandulan dan berbagai kasus miom serta kista pada area genital.

Kejahatan dari phthalates lain yaitu mampu memengaruhi kondisi janin dalam kandungan. Pada sejumlah riset terkait efek samping kenaikan level phthalates dalam tubuh wanita hamil dikatakan phthalates akan bekerja mengacaukan perkembangan janin dalam rahim, merusak pembentukan otak, dan pembentukan organ vital lain. Keberadaan phthalates juga bisa membahayakan kehidupan janin.

Kandungan phthalates sendiri diduga oleh sejumlah pakar turut berperan secara dua arah dalam kasus diabetes. Phthalates bisa menyebabkan sel-sel dalam tubuh kehilangan kepekaan terhadap sinyal dari insulin, atau justru phthalates bekerja merusak fungsi pankreas dalam memproduksi insulin tiap kali terjadi peningkatan kadar glukosa darah.

Phthalates pun diduga memiliki peran dalam oksidasi sel dan memiliki kecenderungan untuk bekerja sebagai karsinogen dan memicu pertumbuhan dan regenerasi sel yang menyimpang. Meski untuk kedua jenis dugaan ini beberapa pakar masih membutuhkan sejumlah fakta empiris untuk menguatkan teori.

Menurut National Institute of Environmental Health Sciences and the Natioal Tokxicology Program, phthalates juga bisa ditemukan dalam sejumlah produk lain seperti sampo, sabun cuci baju, sampai mainan anak. Meski kini sudah terbit larangan untuk menggunakan bahan dengan kandungan phthalates sebagai mainan anak.

Namun ternyata justru kandungan terbesar bisa ditemukan dalam makanan cepat saji. Proses pengolahan, pembumbuan, dan pengemasan menyebabkan makanan cepat saji demikian mudah mengandung phthalates dalam dosis tinggi.

Itu sebabnya, secara khusus FDA memberi cukup peringatan untuk waspada terhadap makanan cepat saji, mengonsumsi dalam kadar secukupnya dan tidak berlebihan. Sebisa mungkin batasi makanan cepat saji yang sangat tidak sehat, malah memberi pengaruh terhadap masalah hormon pada wanita.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}