Penyebab Kecanduan Yang Perlu Diwaspadai


By Fery Irawan

Kecanduan – Gangguan psikologis ini merupakan misteri yang membingungkan. Beberapa penderitanya tidak merasakan dampak dari gangguan ini. Penyebab kecanduan itu sendiri bisa sangat beragam, bergantung pada jenis kecanduan yang dialami oleh pasiennya. Saat seseorang mengalami kecanduan ia akan melupakan hal penting dalam hidupnya. Zat atau perilaku yang mencandu itu sendiri menjadi prioritas dalam kehidupannya, menggeser hal yang benar-benar penting. Seorang pecandu seringkali terlibat dalam problem kehidupan yang tak dapat diatasinya.

Dalam artikel ini Anda akan memperoleh informasi lengkap sehubungan dengan penyebab kecanduan yang dilami oleh beberapa orang. Mulai dari penyebab kecanduan karena zat adiktif tertentu, hingga perilaku yang berpotensi untuk mencandu. Kondisi psikologi terlibat dalam menimbulkan kecanduan, salah satu faktor penentunya ialah kurangnya manajemen stress yang baik. Mari kita perhatikan ulasan lengkapnya dalam artikel berikut!

Penyebab Kecanduan

Pecandu seringkali mengorbankan banyak hal untuk dapat bebas dari masalah. Pada dasarnya mencandu merupakan reaksi seseorang untuk lari dari masalah yang dihadapinya. Pelarian ini dilakukan secara terus-menerus hingga mereka merasa hidup didalamnya. Tanpa zat atau perilaku mencandu ini, seseorang akan tampak frustasi, tidak nyaman, bahkan mulai mengembangkan perilaku agresif. Lalu apa penyebab kecanduan?

Menurut verywell, sebuah model kecanduan dikembangkan oleh Professor Jim Orford (1985). Model ini mencakup konsep perilaku kecanduan yang berfokus pada aspek psikologi bukan fisiologi. Berdasarkan model tersebut kecanduan terjadi karena suatu proses. Tahap awal dari proses ini bermula dari perilaku yang berlebihan. Hal ini biasanya terjadi pada usia remaja. Saat makakala kebanyakan orang mulai bereksperimen pada aktivitas yang memicu kecanduan. Hal ini dapat berupa hal biasa, seperti; makan dan olahraga.

Perilaku kecanduan bergantung pada kepribadian dan lingkungan disekitarnya, termasuk budaya setempat. Sama yang seperti diuraikan oleh Professor Jim Orford yang mengatakan, ‘Perilaku baru yang diserap tidak terjadi karena kekosongan psikologis semata. Melainkan sebagai bagian dari beragam perubahan yang diyakini, pilihan dan kebiasaan’. Seraya waktu berlalu, remaja yang beralih menjadi dewasa cenderung melewati masa-masa kecanduan. Namun, ada juga yang tidak lepas dari perilaku mencandu tersebut.

Perbaikan Mood

Bagi seorang pecandu, tindakan yang mereka lakukan hanyalah sebatas tindakan untuk memperbaiki mood. Melalui aktivitas mencandu, mereka cenderung merasa lebih baik. Hal ini biasanya terjadi selama masa awal proses kecanduan.

Saat Kecanduan, mereka menemukan bahwa perilaku ini merupakan “pengubah mood” yang hebat. Ini berarti bahwa ketika orang tersebut terlibat dalam perilaku adiktif, mereka mengalami kesenangan atau euforia. Melalui perilaku adiktif, orang bisa membuat diri mereka merasa lebih baik, setidaknya selama tahap awal proses kecanduan.

Efek dari kecanduan sendiri cukup beragam; ada yang merasa ketegangan berkurang, kesadaran diri mulai berkurang, memiliki ekspektasi positif akan perasaan mereka terhadap aktivatas tersebut, meningkatkan perasaan positif, mengurangi perasaan negatif, harga diri tampak meningkat, begitu pula dengan pandangan sosial, membantu atasi trauma di masa lalu (seperti; pelecehan fisik atau seksual). Hal-hal ini sering muncul dalam pikiran para pecandu.

Faktor Sosial

Proses mengelola suasana hati maupun perasaan dipengaruhi oleh situasi sosial dan budaya yang mempengaruhi potensi seseorang untuk kecanduan. Ketersediaan dan keterjangkauan zat yang mencandu, juga keberadaan teman atau keluarga yang mencandu juga memperbesar kemungkinan seseorang untuk mencandu. Bagi para pecandu tindakan yang mereka ambil merupakan pilihan utama atau pribadi.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang menyesuaikan diri dengan norma sosial dan mengendalikan perilaku kecanduan yang mereka alami. Juga tidak mengembangkan pola perilaku yang berlebihan, manakala dilakukan oleh sebagian kecil orang yang mencandu.

Keterikatan Yang Dipelajari

Saat seseorang pertama kali mencandu dan menyadari bahwa tindakan yang dilakukan dapat membuat mereka nyaman, maka keterikatan ini akan berkembang dalam perilaku dan pola pikir, serta perasaan atau keinginan orang tersebut. Keterikatan demikian berkembang bersamaan dengan fungsi saraf dan otak yang bergerak secara otomatis. Isyarat yang mengingatkan pecandu akan perilaku tertentu dapat memicu timbulnya keinginan, sehingga perilaku mencandu terjadi.

Seiring dengan berjalannya waktu, pecandu mulai mempelajari keterikatan karena merasa lebih baik dengan perilaku mencandu tersebut. Hal ini mungkin tidak begitu akurat, namun pecandu sering merasakan efek menyenangkan yang terjadi terus-menerus. Pecandu membangun beragam penjelasan dalam pikiran mereka untuk membuatnya merasa nyaman. Mereka mulai mempercayai bahwa mencandu merupakan cara untuk memperoleh kebahagian. Dengan mengesampingkan konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.

Lama-kelamaan, pecandu menjadi benar-benar terikat dengan perilaku yang mencandu. Mereka akan semakin sering melakukan perilaku tersebut. Pada tingkatan yang tinggi, kecanduan membuat pecandu meningkatkan intensitas untuk memperoleh lebih banyak sensasi yang didapatkannya. Perilaku kecanduan dapat mengarah pada perilaku mencandu yang belum pernah ia jalani, seseorang bisa jadi mulai menggunakan obat-obatan terlarang atau makan secara berlebihan yang tidak lagi terkontrol.

Stres

Di masa lalu, kecanduan dianggap sebagai akibat dari menelan zat “adiktif”, seperti heroin atau alkohol. Zat ini dianggap memiliki kekuatan luar biasa yang ajaib, membuat penggunanya merasa tidak berdaya saat mengonsumsinya. Membuat pengguna merasa terlepas dari keadaan stres yang dialaminya. Zat-zat ini memberikan efek fisiologis yang memengaruhi batas ambang atau toleransi dan proses kambuh sebagai salah satu ciri-ciri kecanduan.

Kecanduan sering kali menjadi salah satu upaya untuk mengatasi stres, namun dengan cara yang tidak sesuai dengan orang tersebut. Meskipun Anda mungkin mendapat bantuan sementara untuk terlepas dari stres melalui penggunaan obat atau perilaku mencandu. Namun, sensasi ini tidak berlangsung lama. Sehingga akan meningkatkan stres yang tidak disadari penggunanya. Dari sudut pandang ini, jelas diketahui bahwa beberapa orang yang rentan terhadap kecanduan biasanya memiliki jumlah stres yang tinggi dalam kehidupan mereka dibandingkan orang lain.

Ada yang mungkin mengaitkan kecanduan dengan trauma masa lalu yang dialami oleh pecandu. Namun hal ini tidak selalu benar, tidak semua orang yang mengalami pelecehan seksual atau penganiayaan menjadi pecandu. Atau tidak semua pecandu memiliki masa lalu seperti itu. Namun keterkaitannya merupakan keterkaitan antara stres dengan kecanduan. Beberapa orang yang mengalami kecanduan seringkali terjadi karena ketidakmampuannya dalam mengatasi stres yang dialaminya. Maka belajar untuk mengontrol stres yang Anda alami merupakan salah satu cara terhindar dari kecanduan.

Dalam artikel ini Anda telah memperoleh informasi lengkap sehubungan dengan penyebab kecanduan yang dilami oleh beberapa orang. Mulai dari penyebab kecanduan karena zat adiktif tertentu, hingga perilaku yang berpotensi untuk mencandu. Juga kondisi psikologi yang terlibat dalam menimbulkan kecanduan, termasuk salah satu faktor penentunya ialah kurangnya manajemen stres yang baik.

Dapatkan informasi menarik lainnya seputar kecanduan, mulai dari obat kecanduan ataupun pengobatan kecanduan yang tersedia bagi Anda. Nantikan informasi penting lainnya seputar gangguan kesehatan, tips hidup sehat, maupun pengobatan alternatif alami – hanya di deherba.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}