Pengobatan Kecanduan Yang Tersedia


By Fery Irawan

Kecanduan – Gangguan psikologi yang satu ini sering membuat frustrasi orang yang ingin keluar dari belenggunya. Beberapa orang yang mencoba melakukan pengobatan kecanduan seringkali mengalami fase kekambuhan. Fase ini bisa memperburuk kondisi pengidapnya, bagi mereka yang menyerah ini merupakan hal yang sangat berat bagi mereka. Mereka bisa kehilangan semangat juang dalam menjaga diri agar terhindar dari hal-hal yang menyebabkan kecanduan. Apa yang harus mereka lakukan?

Dalam artikel ini Anda akan memperoleh informasi seputar pengobatan kecanduan yang tersedia. Beberapa metode yang digunakan berkaitan dengan kondisi yang timbul, misalnya; toleransi terhadap kecanduan, kekambuhan, perasan bersalah dan menghakimi diri sendiri, serta konflik batin yang ada dalam diri pecandu itu sendiri. Mari kita simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Pengobatan Kecanduan

Kapankah obat kecanduan diberikan? Hal ini akan efektif apabila pecandu sudah mengenali bahwa mereka sebenarnya sudah mengalami kecanduan. Pecandu juga perlu menyadari bahwa kecanduannya telah mempengaruhi sebagian besar kehidupannya. Mereka harus memiliki keinginan yang kuat untuk berhenti dari kecanduan. Tak seorangpun ingin mengalami kecanduan, bahkan penderitanya seringkali tidak sadar bahwa mereka sedang mengalaminya. Penderitanya seringkali menganggap bahwa mereka hanya bersenang-senang saja dan bisa berhenti kapanpun. Namun kenyataannya, berhenti dari kecanduan tidaklah mudah.

Untuk pertama kali,  Anda akan sering jatuh berkali-kali, sampai Anda sadar bahwa berhenti dari kecanduan tidaklah mudah. Anda mungkin mempertanyakan ketidakmampuan Anda untuk berhenti dari kecanduan. Namun sebenarnya Anda bisa terbebas dari belenggu kecanduan ini. Ingatlah tidak ada cara instan yang mampu membantu Anda untuk berhenti dari kecanduan. Menurut verywell, prosesnya mencakup banyak faktor. Mulai dari fisik, mental, hingga emosional – inilah yang membuatnya sulit untuk dipenuhi. Ada yang bisa berhenti dari kecanduan dengan sendirinya, sedangkan orang lain membutuhkan proses rehabilitasi.

Kegagalan di kali pertama dalam memulai hidup tanpa kecanduan merupakan hal biasa. Pahamilah alasan penting mengapa Anda ingin berhenti dari kecanduan. Memahami betapa sulitnya ini bagi orang lain untuk menghentikan kecanduan, juga akan memotivasi Anda. Hal ini membantu Anda untuk tidak menyerah, ini bukanlah soal lemahnya kemauan Anda untuk berhenti. Anda masih dapat terus mencoba dan jangan menghakimi diri Anda sendiri.

Toleransi

Baik toleransi ataupun kambuh merupakan ciri-ciri kecanduan yang utama. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan merupakan faktor yang membuat Anda ketagihan. Jika mereka tidak mengembangkan toleransi dan proses kambuh kembali, mereka mungkin akan merasa jauh lebih mudah untuk berhenti dari kecanduan. Toleransi merupakan proses fisik dan psikologis. Ketika Anda pertama kali bereksperimen dengan zat adiktif atau perilaku tertentu. Anda mungkin merasakan hal yang luar biasa atau merasa sangat tidak nyaman. Efeknya bisa ringan ataupun kuat, bahkan Anda mungkin merasa tidak ada bahayanya jika Anda ingin melakukannya secara berlebihan.

Pada tahap ringan, Anda mungkin merasa itu tidak berbahaya. Namun Semakin sering perilaku ini diulangi, maka semakin sedikit kepekaan yang Anda miliki. Sehingga semakin banyak yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan efek yang sama. Sebagai contoh obat-obatan, seperti; alkohol dan opiat. Keduanya bekerja pada bagian otak tertentu, sehingga menciptakan toleransi fisik.

Sedangkan perilaku, seperti; seks dan perjudian. Seringkali menimbulkan perasaan gembira yang melonjak dan seiring berjalannya waktu Anda mulai merasa semakin tidak bergairah. Sehingga tingkat toleransi sehubungan dengan hal ini akan semakin meningkat dan menimbulkan pengaruh berupa keinginan untuk melakukan lebih aktivitas atau penggunaan obat tertentu untuk mendapatkan pengaruh yang sama.

Kambuhan (Kambuh)

Hal ini terjadi saat Anda mengalami kecanduan, Anda mungkin mengalami kambuh terutama saat Anda tidak bisa melakukan perilaku adiktif tersebut. Gejala kambuh secara fisik bisa terjadi, hal ini ditandai dengan gemetar, rasa tidak enak badan dan gangguan pada perut. Gejala kambuh secara psikologis dapat berupa rasa cemas dan depresi. Hal ini akan terasa lebih baik saat Anda mencoba lebih banyak zat adiktif atau perilaku tersebut.

Kekambuhan dari alkohol dan obat-obatan bisa diatasi dengan cepat, meski cenderung sangat tidak menyenangkan dan bisa berbahaya. Jika Anda memutuskan untuk berhenti merokok, paling baik dilakukan di bawah pengawasan medis. Diskusikan kekambuhan fisik yang Anda alami dengan dokter. Sehingga dokter dapat menunjukkan cara terbaik untuk mengatasi ini. Begitu Anda melewati masa kambuh, ada proses psikologis yang lebih dalam sehingga sulit untuk bertahan “didalamnya”.

Konflik Batin

Berhati-hatilah! Jika perilaku mencandu yang Anda miliki terjadi secara berlebihan hingga mengalami konflik batin yang membuat kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Konflik dalam batin menciptakan ego yang akan mengendalikan perilaku Anda untuk sementara. Disaat yang sama, hal ini memberikan dorongan yang lebih besar untuk melakukan tindakan mencandu.

Konflik tak hanya ada dalam batin Anda, orang lain juga dapat menciptakan konflik batin demikian. Misalnya ada yang mungkin berupaya agar Anda berhenti sedangkan yang lainnya ingin agar Anda bergabung dengan mereka dalam perilaku mencandu tersebut. Sekalipun Anda memiliki komitmen kuat untuk berhenti dan telah melewati masa kambuh, konflik batin tidak akan hilang begitu saja. Hal ini menyebabkan stress yang membuat Anda mengabaikan pantangan untuk mencandu.

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memiliki cara lain untuk mengatasi hal tersebut dengan mantap, idealnya sebelum berhenti total. Bantuan yang bisa Anda terima ialah melalui terapis yang akan membantu Anda dalam hal ini. Tanpa strategi penanganan yang tepat, Anda cenderung mengalami dorongan kuat untuk kembali ke perilaku mencandu “sekali lagi.” Dukungan orang terdekat dapat membantu Anda mengatasi dan menghindari konflik batin. Tanpa menggunakan zat candu atau perilaku yang bersifat mencandu sebagai pelarian.

Konflik batin demikian sering membuat pecandu merasa campur aduk. Anda mungkin seperti memiliki dua kepribadian yang keduanya memliki keinginan kuat untuk melanjutkan perilaku adiktif atau ingin berhenti. Ini merupakan bagian dari proses mencandu, sekalipun ini eksperimen tahap awal. Timbul dilema moral antara “benar” dan “salah”.  Hal ini dapat menimbulkan perasaan bersalah, sedangkan yang lainnya tidak merasakan hal itu.

Rasa Bersalah dan Pembenaran

Ketidaknyamanan atau perasaan bersalah saat tingkah laku Anda tidak sesuai dengan standar yang Anda miliki – sehubungan dengan standar benar atau salah, bisa menjadi motivator yang kuat untuk melakukan perubahan. Namun, waspadalah hal ini terkadang dapat menyerang diri Anda sendiri, bagaimana? Waspadalah satu waktu Anda mungkin mencari pembenaran untuk kambuh kembali. Beberapa pembenaran yang umum ialah:

  • Penyangkalan: “Ini bukan masalah.”
  • Keberatan: “Saya sudah mengatasinya.”
  • Pengalihan: “Polusi lebih berbahaya.” “Paman Ted minum lebih banyak dari saya.”
  • Bantahan: “Saya lebih suka menjalani kehidupan yang lebih singkat dan bahagia daripada berhenti dan menjadi sengsara.”
  • Idealis: “Saya lebih menyenangkan saat minum.”
  • Rasionalisasi: “Saya tidak pernah mencuri untuk membiayai kebiasaan saya,” “Saya tidak pernah memukul wanita.”
  • Perbandingan: “Lebih baik saya melakukannya daripada mustahil untuk hidup dengan ….”
  • Informasi yang salah: “Kanker tidak dialami keluarga saya.” “Ini dipakai untuk keperluan medis, jadi tidak apa-apa.” “Coklat adalah satu-satunya obat untuk PMS.”
  • Mengambil perilaku di luar konteks: “Dalam beberapa budaya, poligami dapat diterima.”
  • Pemujaan: “Ratu Victoria dulu …” “Leluhur itu memiliki banyak istri.”

Hal-hal yang disebutkan merupakan contoh skenario yang bisa jadi ada dalam pikiran orang-orang yang mengalami kecanduan. Hal ini cenderung melemahkan pecandu dalam memotivasi dirinya agar terbebas dari kecanduan.

Terapi dapat mengatasi perasaan tidak nyaman dan membantu mengungkapkan pikiran irasional penyebab kecanduan. Sebagai contoh; Berhenti merokok tidak mudah atau tidak langsung terjadi, tapi program perawatan yang baik akan membantu Anda mencapainya. Dalam artikel ini Anda sudah memperoleh informasi seputar pengobatan kecanduan yang tersedia. Beberapa metode yang digunakan berkaitan dengan kondisi yang timbul, misalnya; toleransi terhadap kecanduan, kekambuhan, perasan bersalah dan menghakimi diri sendiri, serta konflik batin yang ada dalam diri pecandu itu sendiri.

Demikianlah informasi yang bisa Anda peroleh sehubungan dengan pengobatan kecanduan dan beberapa aspek yang terlibat didalamnya. Nantikan informasi penting lainnya seputar gangguan kesehatan, tips hidup sehat, maupun pengobatan alternatif alami – hanya di deherba.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}