Penyakit Emfisema: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya


By Cindy Wijaya

Sesak napas dan batuk yang tak kunjung sembuh adalah contoh gejala penyakit emfisema. Ini adalah penyakit kronis (jangka panjang) pada paru-paru yang akan terus memburuk, apalagi jika tidak diobati. Untuk menghindari dampak terburuk penyakit ini, kenalilah apa itu penyakit emfisema di artikel ini.

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan emfisema. Diharapkan dengan mengetahui informasi ini Anda bisa lebih waspada dan bisa bertindak cepat begitu melihat adanya kemunculan penyakit ini.

Apa Itu Emfisema?

Emfisema adalah penyakit paru-paru kronis progresif (berkembang secara bertahap) yang disebabkan oleh kerusakan pada alveolus paru-paru. Emfisema adalah salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronis (disingkat PPOK).

Alveolus merupakan kantung udara kecil di paru-paru dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Akibat kerusakan pada alveolus itu, udara menjadi terperangkap dan kadar oksigen dalam darah berkurang (disebut kondisi hipoksemia), sedangkan kadar karbon dioksida dalam darah bertambah (disebut kondisi hiperkapnia).

Apa Saja Gejala Penyakit Emfisema?

Gejala penyakit emfisema terutama terjadi di paru-paru, tapi seraya penyakitnya berkembang kadang gejala juga dapat terjadi di organ dan sistem tubuh lain, termasuk di jantung, otot-otot, dan sistem peredaran darah.

Bergantung pada tahap perkembangan penyakit ini dan juga faktor-faktor lainnya, berikut adalah sejumlah ciri-ciri penyakit emfisema:

  • Sesak napas
  • Batuk yang susah sembuh
  • Mengeluarkan dahak atau lendir
  • Bengek
  • Sering mengalami infeksi pernapasan (termasuk pneumonia)
  • Nyeri dada
  • Jari dan bibir kebiruan karena kurang kadar oksigen dalam darah

Di samping ciri-ciri penyakit emfisema yang berkaitan dengan pernapasan, ada juga gejala lain berupa intoleransi olahraga dan atrofi otot. Berkurangnya aktivitas fisik dan stres karena masalah pernapasan kronis dapat membuat otot melemah, terutama pada otot-otot inti, sehingga bisa memperparah gejala pernapasan.

Emfisema juga dicirikan dengan kondisi yang disebut eksaserbasi PPOK. Ini adalah jangka waktu ketika gejala memburuk dan harus dirawat inap di rumah sakit. Eksaserbasi dapat dipicu oleh infeksi atau paparan polusi udara, asap kayu, atau bahkan parfum.

Penderita emfisema juga berisiko lebih besar terkena kanker paru-paru. Menurut penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg, PPOK meningkatkan risiko kanker paru-paru dari 200% hingga 500% bila dibandingkan dengan perokok yang tidak menderita PPOK.

Jika gejala penyakit emfisema memburuk, bicarakanlah dengan dokter yang menangani tentang kemungkinan terjadinya kanker paru-paru. Kanker jauh lebih dapat diobati bila dideteksi dan didiagnosis pada tahap awal kemunculannya.

Apa Sebenarnya Penyebab Emfisema?

Yang terutama menjadi penyebab emfisema adalah merokok, yang bertanggung jawab atas sebanyak 85% hingga 90% dari keseluruhan kasusnya. Tetapi ada macam-macam penyebab emfisema lainnya yang bisa menjadi penyebab tunggal atau bersamaan dengan merokok untuk menyebabkan emfisema.

Di samping itu para pakar telah mengidentifikasi beberapa faktor yang bisa memperbesar risiko kita untuk mengalami PPOK, antara lain:

  • Menghirup asap rokok orang lain (merokok pasif)
  • Paparan terhadap asap, debu, dan uap di tempat kerja
  • Polusi udara
  • Penyakit asma

Perlu diketahui juga bahwa sekitar 5% penderita PPOK punya kelainan genetik yang disebut kondisi alpha-1-antitrypsin deficiency. Kondisi ini perlu dicurigai apabila ada beberapa anggota keluarga sekaligus yang mengembangkan penyakit emfisema, terutama jika penyebab emfisema itu bukanlah karena rokok.

Bagaimana Pengobatan Emfisema secara Medis?

Sayangnya sejauh ini para pakar masih belum dapat menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit emfisema. Emfisema adalah penyakit yang tak dapat diperbaiki dan pengobatan emfisema difokuskan untuk memperlambat perkembangan dan komplikasi yang terkait penyakit ini.

Penelitian dalam pengobatan terapi regenerasi paru-paru masih terus berlangsung dan diharapkan dapat membantu mengembangkan pengobatan emfisema dan penyakit PPOK lainnya yang lebih efektif.

Namun saat ini pengobatan emfisema yang tersedia adalah gabungan dari beberapa pendekatan, dan metode pengobatan terutama disesuaikan berdasarkan tahapan penyakit ini:

  • Tahap ringan: Bronkodilator kerja pendek dan vaksin flu tahunan
  • Tahap sedang: Bronkodilator kerja lama dan rehabilitasi paru-paru
  • Tahap berat: Tambahan kortikosteroid inhalasi untuk mengobati eksaserbasi
  • Tahap sangat berat: Terapi oksigen dan operasi paru-paru jika diperlukan

Di samping pengobatan emfisema secara medis, ada juga penyesuaian gaya hidup yang perlu dilakukan setiap penderita untuk mengendalikan penyakit emfisema ini.

Penyesuaian Gaya Hidup Mendukung Pengobatan

Berhenti merokok sangat penting bagi penderita emfisema yang sebelumnya pernah merokok, demi upaya memperlambat perkembangan gejala penyakit emfisema dan komplikasi terkait. Bicarakan dengan dokter mengenai tips-tips berhenti merokok.

Teratur berolahraga juga penting, karena dapat membantu mencegah atrofi otot yang bisa memperparah gejala penyakit emfisema. Tapi memang bisa sulit melakukannya karena kondisi emfisema dapat membuat seseorang sulit beraktivitas fisik.

Olahraga terbaik untuk penderita PPOK dan emfisema adalah gabungan dari latihan fisik untuk melatih ketahanan, kelenturan, dan kekuatan. Dokter dapat membantu untuk menentukan jenis olahraga dan latihan fisik yang cocok untuk Anda.

Herbal untuk Pengobatan Pendamping

Ada beberapa herbal atau obat alami yang dapat dimanfaatkan untuk mendampingi pengobatan emfisema, dengan tujuan memperlambat perkembangan penyakit emfisema dan gejala-gejala terkait.

Echinacea telah lama secara tradisional digunakan untuk menncegah infeksi saluran pernapasan atas yang terkait flu dan pilek.

Sebuah penelitian memeriksa apakah Echinacea purpurea (juga vitamin D, selenium, dan zink) dapat meringankan kondisi eksaserbasi PPOK. Hasilnya cukup baik, dimana partisipan yang mengonsumsi echinacea (serta zat gizi mikro lain) mengalami kekambuhan gejala PPOK yang lebih singkat dan lebih ringan.

Ginseng juga telah digunakan secara tradisoinal untuk manfaat pengobatan, terutama karena manfaat anti-inflamasi dan antioksidan yang dimilikinya.

Sebuah penelitian dilakukan pada penderita PPOK sedang hingga berat, didapati tidak ada perbedaan dalam hasil-hasil yang diukur (seperti gejala PPOK, penggunaan obat pereda, atau perubahan FEV1 setelah menggunakan inhaler). Namun, penelitian ini sangat kecil dan durasinya pendek.

Jahe adalah rempah yang dianggap sangat bermanfaat bagi paru-paru, karena dipercayai mengandung antioksidan yang kuat dan antibiotik alami untuk membantu tubuh melawan infeksi. Jahe juga dapat membantu menghilangkan sumbatan pernapasan, serta meredakan sakit tenggorokan.

Kunyit mengandung kurkumin yang merupakan anti-inflamasi yang sangat berpotensi untuk mengurangi peradangan pada saluran pernapasan.

Para peneliti mendapati bahwa penderita PPOK yang mengonsumsi kurkumin sebagai bagian pola makannya mampu sangat mengurangi perkembangan suatu jenis bakteri, yaitu non-typeable Haemophilus influenzae (NTHi), yang diyakini menyebabkan peradangan saluran pernapasan pada penderita PPOK.

Meski obat herbal dapat membantu pengobatan emfisema, namun perlu diingat bahwa penggunaannya masih belum dibuktikan dengan jelas melalui penelitian ilmiah. Jadi sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mulai mencoba herbal atau terapi alternatif apapun untuk penyakit emfisema.

Kesimpulan tentang Emfisema

Apa itu emfisema? Emfisema adalah penyakit kronis pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas. Pada penyakit ini, kantung-kantung udara di paru-paru (alveolus) mengalami kerusakan.

Apa saja ciri-ciri penyakit emfisema? Sejumlah ciri-cirinya antara lain: sesak napas, batuk yang susah sembuh, keluar dahak atau lendir, bengek, nyeri dada, serta jari dan bibir kebiruan.

Apa penyebab emfisema? Penyebab utama emfisema adalah merokok. Selain itu emfisema juga bisa dipicu oleh merokok pasif, polusi udara, serta paparan terhadap debu, asap, dan uap di tempat kerja.

Bagaimana pengobatan emfisema? Pengobatan emfisema difokuskan untuk meringankan gejala-gejala serta memperlambat perkembangan penyakitnya. Tergantung tingkat keparahannya, dokter mungkin merekomendasikan bronkodilator, kortikosteroid inhalasi, rehabilitasi paru-paru, terapi, dan operasi.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang penyakit emfisema. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan dan pemanfaatan herbal hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Verywell Health. What Is Emphysema?. URL: https://www.verywellhealth.com/what-is-emphysema-2249091

Verywell Health. Herbal and Alternative Remedies for COPD. URL: https://www.verywellhealth.com/copd-and-herbal-remedies-914819

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}