Penyakit Diabetes Nefropati: Definisi, Gejala, dan Pengobatannya

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Juli 7, 2020


Penyakit diabetes nefropati adalah salah satu bentuk komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang dapat memicu kematian. Prenyakit ini dapat menyerang penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Bagaimana memahami resiko dan gejala diabetes nefropati ini? Bagaimana pula terapi yang dapat dilakukan pada kasus komplikasi ini.

25% dari pengidap diabetes memiliki potensi untuk mengidap diabetes nefropati. Sementara 40% dari kasus  kerusakan ginjal sendiri dapat dikaitkan dengan diabetes. Sementara dalam laporan Journal of Renal Injury Prevention tahun 2015 dijelaskan bahwa diabetes menjadi penyebab utama kasus kerusakan ginjal.

Mari kita lihat lebih jauh bagaimana kaitan diabetes dengan kerusakan ginjal. Apa sebenarnya penyebab diabetes nefropati dan apa sebenarnya gejala-gejalanya. Termasuk bagaimana terapi yang dapat  dilakukan ketika seseorang terdiagnosa diabetes nefropati.

Diabetes Nefropati Adalah Komplikasi dari Diabetes Melitus

Pasien diabetes yang tidak menjalankan diet dan terapi dengan disiplin akan rentan untuk mengalami hiperglikemia dalam jangka panjang. Ketika tubuh terus menerus mengalami hiperglikemia dalam jangka panjang, maka kadar gula berlebih dalam darah ini akan menyebabkan kerusakan dalam tubuh. Salah satunya adalah pengaruh buruknya terhadap pembuluh darah dan ginjal.

Sejatinya dalam ginjal terdapat sistem penyaringan melalui pembuluh darah kecil yang memiliki sistem filter di penghujungnya. Kinerja ini membantu mengalirkan toksin, residu tubuh dan kelebihan mineral masuk ke dalam ginjal, untuk kemudian larut terbuang dalam urin.

Kelebihan gula dalam darah dapat merusak sel-sel dalam pembuluh darah dan menyebabkan kinerja filter ini terganggu. Kerusakan filter ini menyebabkan sejumlah unsur dalam darah yang seharusnya tidak lepas ke dalam urin, menjadi turut masuk ke dalam ginjal dan larut dalam urin. Salah satu unsur dalam darah yang seharusnya tidak larut dalam darah adalah protein atau asam amino.

Ketika urin mengandung protein dalam jumlah tidak wajar, maka akan terjadi kondisi mikroalbuminuria. Kelebihan protein ini tidak dapat ditoleransi oleh sel-sel dalam ginjal. Ketika kebocoran filter ini tidak segera diatasi, kadar protein dalam urin akan semakin banyak hingga disebut dengan makroalbuminuria.

Inilah yang menjadi penyebab bagaimana penyakit diabetes nefropati muncul. Kandungan protein ini membentuk endapan yang dapat menyumbat saluran dan menghambat kinerja penyaringan dari ginjal. Hingga pada akhirnya ginjal gagal fungsi.

Mereka yang sudah mencapai level ini tidak memiliki fungsi ginjal sempurna. Atau setidaknya memiliki kemampuan ginjal di bawah 40%. Penyakit diabetes nefropati adalah salah satu jenis komplikasi diabetes yang sangat mematikan.

Untuk bertahan hidup, tubuh tetap membutuhkan kinerja filter demi mampu menyingkirkan seluruh toksin, residu dan kelebihan mineral. Hingga solusi cuci darah atau dialisis menjadi pilihan utama. Atau bila beruntung bisa mendapatkan transplantasi ginjal.

Resiko Tinggi untuk Mengidap Penyakit Diabetes Nefropati

Penyebab utama dari penyakit diabetes nefropati adalah gangguan pada sirkulasi darah menuju ginjal yang menyebabkan sistem filter tidak bekerja efektif. Sistem filter ini tidak berhasil menahan unsur protein penting untuk tetap bertahan dalam darah. Menyebabkan endapan protein yang justru membahayakan ginjal.  Dan mereka dengan sejumlah kondisi berikut, memiliki tingkat resiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit diabetes nefropati.

  • Mereka dengan kondisi diabetes yang tidak terkontrol

    Mereka dengan kondisi diabetes diharuskan untuk selalu memantau kadar gula dalam darah secara rutin. Langkah ini efektif membantu mengawasi dengan baik kadar gula dalam darah. Dengan data yang didapat secara rutin ini, pasien bisa lebih mudah menentukan konsep diet dan aktivitas fisik bagaimana yang sesuai.

  • Memiliki masalah hipertensi yang tidak terkendali

    Masalah hipertensi juga dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan nefropati. Karena tekanan darah tinggi akan menyebabkan tekanan pada pembuluh darah pada ginjal meningkat. Kondisi yang menyebabkan sistem filter lambat laun menurun fungsinya. Sekaligus menyebabkan suplai darah menuju ginjal menurun. Tentu saja ginjal tetap membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi dari darah untuk menjalankan fungsinya.

  • Memiliki masalah kolesterol yang berkelanjutan

    Ketika kadar kolesterol jahat dalam tubuh tinggi dalam jangka panjang, terbentuk plak dalam pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan pada sirkulasi darah. Di satu sisi ini beresiko mengurangi suplai darah menuju organ-organ tubuh termasuk ginjal. Dan di sisi lain sumbatan menyebabkan efek tekanan yang mengganggu sistem kerja filter pembuluh darah dalam ginjal.

  • Masalah kebiasaan mengonsumsi alkohol

    Alkohol yang diasup dalam tubuh memberi efek dehidrasi dalam tubuh, juga menghambat kinerja sistem sirkulasi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Situasi yang sangat beresiko pada kesehatan ginjal dan memicu munculnya endapan yang merusak dalam ginjal.

Kenali Gejala Diabetes Nefropati

Pada perkembangan awalnya, sulit untuk mengenali gejala diabetes nefropati. Ini karena gejala dari penyakit diabetes nefropati awalnya cenderung tidak kentara. Pada dasarnya, penyakit diabetes nefropati adalah jenis komplikasi diabetes yang berkembang secara perlahan.

Jadi sebenarnya, bila kita dapat mendiagnosa keberadaan penyakit ini lebih awal, maka perkembangannya dapat dikendalikan. Meski kebanyakan pasien memang tidak dapat mengenali gejala diabetes nefropati ini sejak awal.

Tetapi sejumlah keluhan berikut bisa disinyalir sebagai gejala awal dari diabetes nefropati

  • Rasa mudah lelah dan lemas
  • Kerap merasa tidak fit seperti masuk angin
  • Kehilangan selera makan
  • Kerap sakit kepala
  • Rasa tidak nyaman di area pinggang dan perut tengah
  • Muncul rasa gatal yang tidak hilang tanpa penyebab jelas
  • Kulit lebih kering
  • Mual dan mudah muntah
  • Terus menerus ingin BAK
  • Sulit konsentrasi dan bingung
  • Tekanan darah meningkat drastis
  • Mudah mengalami kram otot
  • Urin tampak lebih kuning karena kandungan protein yang tinggi
  • Muncul pembengkakan atau edema pada kaki, tangan dan kadang hingga wajah
Ilustrasi Gejala Diabetes Nefropati
Photo by memorisz from Getty Images via Canva

Karena tubuh dengan masalah ginjal cenderung memiliki sirkulasi cairan tubuh yang tidak normal, tubuh menjadi lebih mudah lelah dan tidak fit. Ini berkaitan dengan komposisi elektrolit dalam tubuh yang tidak seimbang. Pasien juga mungkin mengalami keluhan mudah kram, sakit kepala dan mual.

Cairan tubuh yang seharusnya mencapai area permukaan kulit, justru mengendap dan membentuk edema atau pembengkakan. Sedang permukaan kulit tidak cukup tersuplai cairan hingga terlihat lebih kering. Kadang disertai efek gatal karena unsur toksin dan residu tubuh terendap dan tidak berhasil dibuang melalui urin.

Bagaimana Cara Diagnosa dan Terapi Diabetes Nefropati

Normalnya mereka yang sudah memiliki masalah diabetes menahun secara rutin harus menjalankan test terhadap kondisi ginjal mereka. Ini untuk membantu menemukan potensi penyakit diabetes nefropati sedini mungkin.

Adapun sejumlah test yang perlu dilakukan untuk menganalisa diabetes nefropati ini adalah sebagai berikut.

  • Tes urin mikroalbuminuria

    Salah satu ciri atau gejala awal dari diabetes nefropati adalah keberadaan unsur protein dalam urin. Meski dalam kadar kecil dalam hal ini disebut mikroalbuminuria. Sudah dianggap kondisi abnormal yang perlu segera mendapatkan tindakan medis secepatnya.

  • Tes darah BUN

    test darah BUN ini ditujukan untuk menemukan kandungan urea nitrogen dalam darah atau Blood Urea Nitrogen (BUN). Unsur urea nitrogen dalam darah bisa terbentuk bila protein dalam darah pecah akibat bocornya sejumlah komposisi protein ini ke dalam ginjal. Semakin tinggi kadar urea nitrogen dalam darah semakin banyak protein yang rusak dan semakin  serius kerusakan ginjal.

  • Tes darah serum kreatin

    Salah satu indikator dalam mengetahui kesehatan ginjal adalah dengan melakukan pengecekan kadar kreatin dalam darah. Seharusnya ginjal berperan menarik kreatin dari dalam darah dan menyalurkannya menuju urin. Semakin tinggi kadar kreatin dalam darah menunjukan fungsi filter dari ginjal sudah tidak bekerja optimal.

  • Biopsi organ ginjal

    Pilihan terakhir biasanya dilakukan untuk melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi sel dari organ ginjal. Biopsi dilakukan dengan prosedur bedah kecil untuk mengambil sampel jaringan dari kedua ginjal. Sampel akan melalui serangkaian uji lab untuk melihat kondisi sel di dalamnya. Termasuk memastikan sejauh mana tingkat kerusakan yang terjadi.

Lalu bagaimana bila seorang penderita diabetes sudah didiagnosa mengidap nefropati? Kebanyakan kasus diabetes nefropati tidak dapat disembuhkan secara total. Peran pengobatan bertujuan menghambat perkembangan penyakit dan membantu meringankan keluhan yang muncul.

Kebanyakan kasus kerusakan pada ginjal akan sulit untuk diatasi dengan tuntas. Tetapi sejumlah terapi dapat menjadi pilihan, terapi yang lazim diberikan untuk penderita penyakit diabetes nefropati adalah sebagai berikut.

  • Terapi obat

    Untuk melakukan pengobatan medis, diperlukan cukup data untuk memastikan apa sebenarnya penyebab dari penyakit diabetes nefropati tersebut. Ini untuk memastikan obat yang diberikan sudah tepat sasaran.

    Pasien akan mendapatkan terapi hipertensi bilamana diketahui ada pengaruh tekanan darah tinggi pada kasus nefropati yang dialami. Juga tidak lupa dengan  terapi diabetes ketika pasien dinyatakan positif diabetes nefropati.

    Beberapa obat juga mungkin akan diberikan untuk membantu melancarkan pembuangan air urin, membantu menurunkan level protein dalam ginjal hingga memaksimalkan pembuangan kreatin dalam darah.

  • Menjalankan pola diet khusus

    Ciri khas dari penyakit diabetes nefropati adalah batasan asupan dalam mengonsumsi unsur nutrisi tertentu, terutama protein. Tubuh tidak dapat lagi mengelola protein dalam jumlah besar, sehingga harus cukup berhati-hati dalam mengonsumsi protein.

    Tidak hanya membatasi asupan protein, diet untuk diabetes nefropati lain adalah dengan mengonsumsi makanan berlemak dengan cukup hati-hati. Hindari jenis lemak trans dan alihkan dengan jenis asam lemak baik dari ikan-ikanan, sayuran, buah dan kacang-kacangan

    Selalu diingat untuk membatasi asupan potassium. Karena gangguan elektrolit dalam tubuh penderita membuat pasien akan sangat mudah mennderita hiperkalemia atau kelebihan kadar potassium (kalium). Demikian pula dengan makanan kaya fosfor yang diketahui juga tidak aman dikonsumsi pasien diabetes nefropati.

  • Dialisis

    Pilihan pengobatan yang juga lazim diberikan pasca pasien didiagnosis menderta penyakit diabetes nefropati adalah tindakan dialisis. Dialisis adalah terapi medis untuk membantu melakukan proses filter darah.

    Pasien akan menjalankan prosedur mengalirkan darah ke dalam mesin filter untuk kemudian darah dimasukan kembali dalam tubuh dengan kondisi lebih bersih. Secara awam kita mengenalnya dengan prosedur cuci darah.

    Dialisis harus dilakukan rutin untuk membantu menjaga kondisi pasien. Biasanya tahapan ini diambil bila kerusakan pada ginjal sudah cukup serius hingga ginjal tidak akan mampu menjalankan fungsi penyaringan. Semakin berat tingkat kerusakan ginjal pada pasien, semakintinggi tingkat kekerapan dari prosedur dialisis dilakukan.

  • Transplantasi ginjal

    Ini adalah salah satu pilihan yang dapat ditempuh untuk pengobatan diabetes nefropati. Hanya saja metode pengobatan dengan cara ini memiliki sejumlah sarat dan resiko. Sehingga diperlukan sejumlah proses untuk memastikan metode ini dapat dijalankan.

    Pasien perlu mendapatkan donor ginjal sehat dengan sejumlah persaratan genetik yang sesuai dengan kriteria genetik pasien. Pasien sebelumnya harus melalui serangkaian test untuk memastikan kesesuaian genetik dan aspek kesiapan fisik lain.

    Prosedur transplantasi sendiri harus dilakukan sesegera mungkin begitu donor diperoleh. Setelahnya pasien akan menjalankan masa observasi panjang untuk memastikan ginjal baru dapat beradaptasi dengan tubuh pasien.

Tips Pencegahan Penyakit Diabetes Nefropati

Meski dikatakan sebelumnya tingkat resiko bagi pasien diabetes untuk mengalami nefropati relatif besar, tidak menutup kemungkinan penderita diabetes untuk dapat mencegah perkembangan kerusakan ginjal ini di kemudian hari.

Karena penyakit diabetes nefropati adalah jenis komplikasi diabetes yang mungkin untuk dicegah. Karena penyebab utama dari munculnya diabetes nefropati adalah hiperglikemia yang berkepanjangan dan terabaikan.

Tentu dengan sejumlah tindakan preventif berikut, penderita diabetes dapat mencegah terbentuknya penyakit diabetes nefropati.

  • Selalu pantau kadar gula dalam darah secara rutin
  • Kendalikan kadar gula darah dengan pola diet yang tepat
  • Kendalikan pula tekanan darah dan kadar kolesterol darah untuk tetap dalam batas normal
  • Selalu minum air 8 gelas sehari
  • Kurangi asupan garam berlebihan
  • Hindari alkohol dan rokok

Menjalankan tips-tips pencegahan diabetes nefropati di atas adalah cara terbaik menghindari penyakit ini. Karena penyakit diabetes nefropati sendiri adalah jenis komplikasi diabetes yang dapat mematikan. Selalu waspadai setiap gejala ringan yang terkait dengan diabetes nefropati untuk memastikan diagnosa dini. Semakin awal diagnosa semakin mungkin pasien bertahan.

Sumber

Referensi Penyakit Diabetes Nefropati:

Rose Kivi. Healthline. Diabetic Nephropathy. https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/nephropathy#prevention

Mayoclinic. Diabetic Nephropathy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetic-nephropathy/diagnosis-treatment/drc-20354562

American Diabetes Association. Chronic Kidney Disease (Nephropathy). https://diabetes.org/about-diabetes/complications/chronic-kidney-disease

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}