Pemeriksaan Kanker Payudara yang Perlu Dijalani Sedini Mungkin

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

September 15, 2020


Ingin tahu cara mengecek kanker payudara yang benar? Apa saja pemeriksaan kanker payudara yang tersedia? Lalu, bagaimana diagnosis dokter terhadap kasus kanker payudara? Perhatikan penjelasan selengkapnya tentang mendeteksi kanker payudara di artikel ini.

Artikel ini akan membantu Anda mengerti tes dan prosedur apa saja yang umumnya digunakan para dokter untuk memastikan apakah benar pasien menderita kanker ini. Artikel ini merupakan informasi tambahan dan bukan pengganti saran medis yang seharusnya diberikan oleh dokter.

Pemeriksaan Kanker Payudara

Pemeriksaan payudara secara manual (dengan tangan) dilakukan oleh dokter yang telah terlatih untuk mengenali beragam jenis ketidaknormalan dan tanda-tanda kanker. Tentu saja, Anda dapat memilih dokter yang Anda rasa lebih nyaman untuk membantu pemeriksaan ini, jadi jangan khawatir untuk melakukan tindakan medis tersebut.

Selama pemeriksaan kanker payudara, dokter akan mengecek penampakan payudara Anda. Anda mungkin diminta mengangkat tangan ke atas kepala, membiarkannya di sisi tubuh, atau menekan tangan Anda ke pinggul. Postur-postur itu memungkinkan dokter melihat apakah ada perbedaan ukuran atau bentuk dari kedua payudara Anda.

Kulit payudara juga dicek apakah ada ruam (bintik-bintik merah), lekukan, atau tanda-tanda tidak normal lainnya. Puting susu Anda mungkin juga diperiksa untuk melihat apakah keluar cairan ketika puting agak ditekan.

Dokter akan secara manual (dengan tangan) mengecek seluruh payudara, ketiak, dan area tulang selangka untuk mencari apakah ada benjolan atau ketidaknormalan. Benjolan yang mencurigakan biasanya yang berukuran seperti kacang.

Pemeriksaan manual dilakukan di satu sisi payudara, lalu dilanjutkan ke sisi satu lagi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada kelenjar-kelenjar getah bening di dekat payudara untuk melihat apakah mereka membesar.

Jika benjolan ditemukan, dokter akan mencatat ukuran, bentuk, dan teksturnya. Cara mengecek kanker payudara yang benar perlu dilakukan untuk mengetahui apakah benjolan itu mudah digerakkan. Benjolan yang bersifat jinak (non-kanker) biasanya terasa berbeda dengan benjolan kanker, tetapi benjolan apa pun yang ditemukan perlu diperiksa lebih jauh sebelum diagnosis kanker payudara.

Ragam Jenis Pemeriksaan untuk Diagnosis Kanker Payudara

Pemeriksaan kanker payudara oleh dokter adalah bagian penting dalam cara mendeteksi kanker payudara sejak dini. Meskipun sebagian besar benjolan dapat dideteksi saat Anda melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), namun dibutuhkan ahli medis yang berpengalaman untuk mendeteksi tanda-tanda kanker dengan lebih akurat.

Ingatlah bahwa beberapa wanita bisa memiliki tekstur jaringan payudara yang seperti penuh benjolan-benjolan kecil berserat, yang dikenal sebagai kondisi fibrokistik payudara. Kondisi ini tidak terkait dengan kanker, namun tetap perlu diperhatikan.

Ingat juga bahwa benjolan yang tampak halus, lunak, bundar, dan bisa digerakkan kemungkinan adalah tumor jinak atau kista—bukan kanker. Benjolan yang keras dan bentuknya aneh, serta terasa kencang menempel di payudara lebih mungkin bersifat kanker, tapi dibutuhkan tes lebih lanjut sebelum diagnosis kanker payudara.

Terdapat jenis-jenis tes kanker payudara yang sedang dikembangkan sebagai cara mendeteksi kanker payudara. Beberapa dari tes ini sudah mulai digunakan dalam berbagai keadaan khusus, sementara yang lainnya masih dikembangkan. Butuh waktu untuk memastikan apakah tes-tes ini sama baiknya, atau bahkan lebih baik, dibandingkan tes-tes yang ada sekarang.

Ada pula beberapa tes berbeda yang dapat digunakan untuk diagnosis kanker. Jika dokter Anda menemukan adanya tanda-tanda kanker pada tes awal, atau jika keluhan-keluhan yang Anda rasakan dicurigai sebagai gejala kanker, Anda mungkin harus menjalankan lebih banyak tes sebelum dokter memberikan diagnosis kanker payudara.

Biopsi

Biopsi adalah salah satu cara mendeteksi kanker payudara secara pasti agar dokter dapat menentukan diagnosis kanker payudara atau bukan. Selama pemeriksaan kanker payudara, dokter menggunakan perangkat jarum khusus yang dipandu oleh sinar-X atau tes pencitraan lain untuk mengambil sampel inti jaringan dari area yang mencurigakan.

Sering kali, sengaja ditinggalkan alat logam penanda kecil di area tersebut sehingga bisa dengan mudah diidentifikasi pada saat Anda melakukan tes pencitraan selanjutnya (jika diperlukan). Sampel biopsi kemudian diberikan ke laboratorium untuk dianalisis, dimana para ahli menentukan apakah sel tersebut bersifat kanker atau tidak.

Sampel biopsi juga dianalisis untuk memastikan jenis sel apa yang dipengaruhi oleh kanker, seberapa agresif kanker itu, dan apakah sel kanker memiliki reseptor hormon atau reseptor lain yang bisa memengaruhi pilihan pengobatan yang sesuai keadaan Anda.

Tes Pencitraan

Tes kanker payudara ini sering kali digunakan untuk memeriksa beberapa jenis perubahan pada payudara. Pencitraan berguna untuk melihat beberapa jenis perubahan pada payudara, termasuk benjolan (khususnya yang bisa dirasakan tetapi tidak terlihat pada tes mammogram) atau perubahan-perubahan pada wanita yang mempunyai jaringan payudara padat.

Pemeriksaan kanker payudara juga dapat berguna untuk melihat suatu perubahan yang telah terdeteksi pada mammogram sebelumnya. Pencitraan dilakukan karena tes ini sering dapat membedakan antara kista berisi cairan (yang sangat tidak mungkin bersifat kanker) dengan massa padat (yang mungkin butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah bersifat kanker atau tidak).

Pencitraan juga berguna untuk membantu memandu memasukkan jarum biopsi ke suatu area supaya sel-sel bisa diambil dan dites untuk kanker. Cara ini juga dapat dilakukan pada kelenjar-kelenjar getah bening di bawah ketiak yang membengkak. Ada beberapa jenis tes pencitraan, misalnya;

Tes Pencitraan EIT

EIT (electrical impedance imaging) memindai payudara untuk konduktivitas (kemampuan menghantar) listrik. Ini didasarkan atas gagasan bahwa sel kanker payudara menghantarkan listrik dengan cara berbeda dari sel normal. Tes ini mengalirkan arus listrik yang sangat kecil ke payudara dan kemudian mendeteksinya pada kulit payudara. Ini dilakukan menggunakan elektrode kecil yang ditempel di kulit. EIT tidak menggunakan radiasi atau memberikan tekanan pada payudara. Tes ini telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) untuk membantu menggolongkan tumor-tumor yang ditemukan pada mammogram. Namun saat ini belum ada cukup bukti uji klinis untuk memanfaatkannya dalam skrining kanker payudara.

Tes Pencitraan Elastografi

Elastografi adalah tes yang dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan ultrasound. Ini didasarkan atas gagasan bahwa kanker payudara cenderung lebih kencang dan kaku dibandingkan jaringan payudara di sekitarnya.Untuk tes ini, payudara sedikit ditekan, dan ultrasound dapat menunjukkan seberapa kencang area yang mencurigakan. Tes ini bisa berguna untuk mengetahui apakah area tersebut berpotensi bersifat kanker atau tumor jinak (non-kanker).

Tes Pencitraan Mammogram

Mammogram adalah tes pemeriksaan kanker payudara menggunaan sinar-X untuk melihat apakah ada perubahan-perubahan pada payudara yang mungkin merupakan ciri-ciri kanker payudara. Kalau Anda memiliki implan payudara, Anda bisa dan memang dianjurkan untuk melakukan mammogram. Tetapi mungkin diperlukan lebih banyak foto-foto hasil sinar-X agar dokter bisa melihat sebanyak mungkin jaringan payudara Anda.

Ilustrasi Pemeriksaan Kanker Payudara
Pemeriksaan Mammogram (Photo by National Cancer Institute on Unsplash)

Tes Pencitraan MBI

MBI (molecular breast imaging) adalah tes pencitraan nuklir medis untuk payudara yang baru. Sebuah bahan radioaktif kimiawi disuntikkan ke dalam darah, dan sebuah kamera khusus dipakai untuk melihat keadaannya dalam payudara. Tes ini masih terus diteliti, terutama kegunaannya untuk menindaklanjuti masalah-masalah payudara (misalnya benjolan atau hasil mammogram yang abnormal). MBI juga diteliti sebagai tes yang dapat digunakan bersamaan dengan mammogram untuk diagnosis kanker payudara pada wanita yang payudaranya padat. Satu potensi kelemahannya adalah tes ini membuat seluruh tubuh terkena radiasi, jadi tidak mungkin tes ini akan dimanfaatkan untuk skrining rutin.

Tes Pencitraan MRI

MRI (magnetic resonance imaging) payudara menggunakan gelombang radio dan magnet yang kuat untuk membuat gambar-gambar terperinci dari keadaan di dalam payudara. MRI payudara biasanya digunakan pada wanita yang sudah didiagnosis kanker payudara. Tujuannya untuk membantu mengukur ukuran kanker, melihat apakah ada tumor lain dalam payudara. Cara mengecek kanker payudara yang tepat juga dilakukan pada payudara satu lagi. Ini juga menjadi salah satu pemeriksaan kanker payudara yang sering dilakukan.

Tes Pencitraan Optik

Tes pencitraan optik mengarahkan cahaya ke payudara lalu mengukur cahaya yang dipantulkan atau yang melewati jaringan. Teknik ini tidak menggunakan radiasi dan tidak perlu menekan payudara. Saat ini sedang diberlangsungkan penelitian pada gabungan tes pencitraan optik dengan tes-tes lain seperti MRI, ultrasound, atau 3D, untuk membantu diagnosis kanker payudara.

Tes Pencitraan Otomatis

Tes pencitraan otomatis adalah pilihan tes kanker payudara yang menggunakan alat transducer yang jauh lebih besar untuk membuat ratusan gambar yang mencakup hampir seluruh payudara. Jika tes ini dijalankan, biasanya diperlukan tes pencitraan selanjutnya untuk mendapatkan lebih banyak gambar dari area-area yang mencurigakan.

Tes Pencitraan PEM

PEM (positron emission mammography) adalah tes mammogram yang baru. Sejenis gula dilekatkan ke partikel radioaktif disuntikkan ke dalam darah untuk mendeteksi sel-sel kanker. Cara kerjanya sangat mirip dengan scan PET. Scan PEM mungkin sanggup lebih baik dalam mendeteksi kelompok-kelompok kecil sel-sel kanker di dalam payudara.Saat ini tes kanker payudara ini masih diteliti pada wanita penderita kanker payudara atau masalah payudara lain untuk memastikan apakah PEM mampu membedakan mana benjolan yang kanker dan mana yang bukan. Seperti tes MBI, tes ini membuat seluruh tubuh terkena radiasi, jadi tidak mungkin dimanfaatkan sebagai tes skrining tahunan untuk kanker payudara.

Tes Pencitraan Tomosintesis (Mamografi 3D)

Tomosintesis Payudara (Mamografi 3D) merupakan jenis mammogram yang lebih baru dikenal dengan nama tomosintesis payudara atau mamografi 3D. Dalam tes ini, sebuah mesin mengambil banyak sinar-X dosis rendah seraya itu bergerak di atas payudara. Sebuah komputer akan membuat hasil-hasil pencitraan itu menjadi sebuah gambar 3 dimensi.

Tes pencitraan sangatlah banyak tersedia di rumah sakit, mudah dijalankan, dan tidak membuat Anda terkena radiasi. Biayanya juga jauh lebih terjangkau daripada banyak tes kanker payudara lain. Pencitraan payudara menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar komputer dari keadaan dalam payudara.

Sebuah gel dimasukkan ke dalam kulit payudara, dan alat seperti tongkat bernama transducer digerakkan di atas kulit. Transducer mengirimkan gelombang-gelombang suara lalu menangkap gema-gema suara saat pemeriksaan kanker payudara yang memantul dari jaringan-jaringan tubuh.

Gema-gema itu dibuat menjadi sebuah gambar pada layar komputer. Anda mungkin akan merasakan sejumlah tekanan seraya alat transducer digerakkan di atas payudara, tetapi harusnya tidak akan merasakan sakit.

Setelah diagnosis kanker payudara yang dibutuhkan selesai dilakukan, dokter akan menjelaskan seluruh hasilnya kepada Anda. Jika dokter memberikan diagnosis kanker payudara, hasil-hasil tes tersebut juga akan dimanfaatkan dokter untuk mengetahui bagaimana keadaan dari kanker lalu menentukan stadiumnya.

Bergantung pada stadium kanker payudara, bisa jadi diperlukan tes-tes pencitraan lebih lanjut. Apabila area-area mencurigakan ditemukan di luar payudara dan kelenjar getah bening terdekatnya, maka bagian lain dari tubuh tersebut mungkin perlu diperiksa juga untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker payudara yang sudah dibuat.

Sumber

Sumber Referensi:

WebMD. Breast Cancer Detection & Diagnosis. URL: https://www.webmd.com/breast-cancer/guide/breast-cancer-diagnosis-tests

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}