Mengenali Efek Samping Diet Atkins

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

November 16, 2015


Bila di artikel sebelumnya sudah diulas mengenai bagaimana diet Atkins ini dijalankan, maka kali ini akan ditinjau adakah efek samping diet Atkins. Beberapa opini negatif memang dikemukakan berkenaan diet Atkins dari sejak pertama kali ditemukan. Ini terjadi sekalipun diet Atkins sendiri sudah beberapa kali diperbarui dengan metode dan pendekatan baru yang sesuai dengan temuan-temuan yang berkembang.

Secara umum konsep dari diet Atkins adalah menjalankan diet tanpa ada rasa lapar. Rasa lapar kerap kali menjadi boomerang bagi keberhasilan diet. Ketika Anda mengurangi asupan makanan di saat diet, memang berat badan bisa berkurang, namun efek lapar akan membuat seseorang melakukan “balas dendam” dengan makan lebih banyak lagi setelah masa diet rampung.

Diet Atkins merupakan pola diet yang ditemukan pertama kali melalui riset sejak 40 tahun lalu oleh seorang pakar nutrisi Robert K. Atkins.

Alih-alih mengurangi makan, diet Atkins lebih fokus pada mengurangi asupan makanan berlemak, karbohidrat, dan gula yang memang terbukti klinis menjadi pemicu kegemukan. Dan sebagai gantinya, diet Atkins menambahkan asupan tinggi protein hewani ataupun nabati.

Asumsinya, protein cukup padat untuk menggantikan fungsi karbohidrat, mampu diolah sebagai alternatif sumber energi meski tidak seoptimal karbohidrat dan gula, juga dianggap mampu memberi efek kenyang. Di sisi lain diet Atkins justru menekan asupan makanan sumber gula, sekalipun itu datang dari buah, sehingga dalam diet Atkins juga disarankan untuk tidak mengonsumsi buah dan sayuran dengan rasa manis.

Gula memang dikenal sebagai salah satu faktor yang menyebabkan masalah kegemukan. Mereka dengan konsumsi gula tinggi tidak hanya akan berisiko memiliki kadar gula darah tinggi, tetapi juga mendorong tubuh lebih banyak menimbun cadangan lemak dalam tubuh, dan menyebabkan sel-sel menyimpan banyak glukosa yang membuat sel-sel lebih rapuh.

Dan itu sebabnya dalam diet Atkins, segala sesuatu yang bisa menjadi sumber gula dihilangkan dalam menu, atau setidaknya diminimalkan. Tidak hanya gula asli, tetapi semua yang bisa dikonversi menjadi gula, seperti karbohidrat, madu, dan buah manis. Dengan meminimalkan asupan gula, mau tidak mau seluruh kebutuhan energi tubuh diambil dari cadangan gula dan lemak yang tersimpan dalam tubuh.

Adakah Efek Samping Diet Atkins?

Ada dua ciri khas dari diet Atkins, yakni meminimalkan segala asupan gula serta pola makan tinggi protein. Diharapkan protein yang bersifat padat dan relatif mengenyangkan bisa membantu memaksimalkan pembentukan energi cadangan, serta baik untuk proses pembentukan massa otot, sehingga tubuh tidak ‘gombyor’.

Konsep diet ini diakui oleh banyak pakar cukup efektif menurunkan berat badan dan diakui pula sebagai salah satu alternatif diet yang relatif aman. Tetapi diet Atkins bukannya bebas kontroversi, beberapa ulasan muncul yang membahas mengenai risiko dari penerapan diet Atkins dalam jangka panjang.

Diet ini terfokus pada menu tinggi protein. Protein memang baik untuk membentuk massa otot, tetapi protein juga memberatkan kerja ginjal dan hati setidaknya dua kali lebih berat. Protein harus diproses oleh empedu, hati, dan ginjal supaya menjadi asam amino yang dapat diserap oleh tubuh. Bila protein dalam tubuh tinggi, kadar cairan empedu yang dibutuhkan semakin banyak dan ini kadang memaksa tubuh lebih berat dalam menetralkannya kembali.

Efeknya, proses ini menyisakan beberapa residu (ampas) yang juga menjadi masalah bagi kinerja ginjal. Salah satu residu dari proses sekresi protein adalah purin yang bisa menjadi penyebab asam urat. Residu protein juga cenderung membuat sembelit. Ditambah lagi, selama diet Anda dianjurkan untuk meminimalkan asupan buah, jadi efek sembelit ini bisa semakin berat.

Jadi bagi Anda yang sebelumnya sudah memiliki masalah dengan ginjal dan hati, sebaiknya hindari diet Atkins. Karena ada efek samping diet Atkins pada kesehatan hati dan ginjal, serta dapat memperburuk kondisi penyakit terkait kedua organ tersebut.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}