Mengapa Diabetes Menyebabkan Lambatnya Penyembuhan Luka?


By Cindy Wijaya

Diabetes adalah kondisi dimana tubuh cenderung memiliki kelebihan glukosa dalam darah. Ini dipicu oleh ketidakseimbangan antara asupan gula, tingkat kebutuhan energi, dan produksi insulin. Akibatnya tubuh tidak dapat menggunakan gula dalam darah secara optimal dan inilah yang bikin kadar glukosa sangat mudah naik.

Sudah jadi rahasia umum bahwa para penderita diabetes mungkin akan kesulitan menyembuhkan luka yang dialaminya. Kasus luka pada diabetes tidak bisa dipandang sepele, karena dari luka yang terlihat kecil dan tidak sakit saja bisa berkembang menjadi infeksi serius.

Bila luka tidak dirawat dengan baik, bisa saja terbentuk semacam ulcer—luka dalam yang bisa terus meluas dan semakin menginfeksi lebih dalam. Kondisi terakhir ini dapat mengarah pada gangreng yang cukup berbahaya.

Gangren merupakan kondisi luka dimana infeksi berkembang cukup kronis hingga terbentuk senyawa-senyawa yang berkaitan dengan pembusukan. Jika sudah sampai tahap ini, kemungkinan pasien akan mendapatkan tindakan amputasi. Karena jika tidak, pembusukan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Kadang beberapa orang menggunakan kasus luka yang sulit sembuh ini untuk mengkategorikan diabetes. Mereka bilang ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes basah dan kering. Padahal sebenarnya konsep pengelompokan ini tidaklah benar. Pada dasarnya semua pasien diabetes bisa mengalami masalah dalam proses penyembuhan luka.

Hanya saja, jika kadar glukosa darah seorang pasien diabetes sedang normal, maka efek luka yang sulit sembuh ini tidak akan dialaminya. Inilah yang kadang tidak dipahami orang, bahwa kadar glukosa bisa dinormalkan kembali jika pasien menjalani pengobatan yang diimbangi olahraga dan pola makan sehat.

Jadi, sebenarnya apa yang menyebabkan pasien diabetes mengalami kesulitan dalam penyembuhan luka? Bahkan luka bisa sangat cepat berkembang dan menjadi infeksi berat. Berikut adalah beberapa penyebabnya menurut WoundCareCenters.

1. Sirkulasi Darah yang Tidak Lancar

Sewaktu kadar gula darah seseorang sedang tinggi, maka darahnya akan mengental akibat terlarutnya banyak gula dalam darah. Di sisi lain, kondisi ini menyebabkan pembuluh darah mengalami penyempitan karena endapan-endapan yang terbentuk.

Hal ini otomatis mengganggu sirkulasi (aliran) darah dalam tubuh. Itu sebabnya pasien diabetes mudah merasa pusing atau kesemutan—efek dari sirkulasi darah yang terganggu. Dan ini pula salah satu penyebab timbulnya masalah penyembuhan luka.

Karena ketika sirkulasi darah melambat, trombosit yang bertugas menutup luka, dan limfosit serta leukosit yang berfungsi mengatasi infeksi, tidak dapat tiba ke area luka dengan cepat. Unsur-unsur yang seharusnya membantu perbaikan sel-sel yang rusak, seperti kolagen dan glutathion, juga sulit mencapai titik luka. Inilah yang akhirnya membuat luka sembuh lebih lama.

2. Melemahnya Sistem Saraf

Seiring dengan sirkulasi darah yang tidak lancar serta pengaruh kadar glukosa yang tinggi, maka tubuh akan mengalami gangguan pada sistem saraf. Sistem saraf akan kesulitan untuk menangkap sinyal dan melakukan respon yang tepat.

Saraf juga bekerja sebagai salah satu garda awal dari serangan benda atau mikroba asing dari luar tubuh. Bila saraf berfungsi dengan baik, maka ia seharusnya bisa merespon sinyal sakit ketika luka terbentuk dan juga tanggap sewaktu luka memburuk.

Namun jika kadar glukosa darah sedang tinggi, kemungkinan terjadi gangguan sirkulasi darah yang membuat beberapa sel-sel saraf tepi kekurangan suplai darah dan oksigen—inilah yang membuat sistem saraf jadi kurang tanggap. Sistem terlambat menyadari keberadaan luka setelah luka berkembang menjadi infeksi yang menyebabkannya terasa lebih sakit.

Pada kasus neuropati diabetes, penyakit ini memang secara khusus menyerang sensitivitas dari sel-sel saraf tepi sekaligus mematikan sejumlah fungsi sinyal pada sel-sel saraf pusat. Pada kondisi ini pasien bisa saja mengalami luka bahkan infeksi serius tanpa menyadarinya, karena tidak ada rasa sakit yang muncul sebagai sinyal keberadaan luka, bahkan kadang saat luka sudah berkembang menjadi infeksi.

3. Penurunan Fungsi Imunitas

Akibat meningkatnya kadar glukosa darah, semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi imunitas (sistem kekebalan tubuh). Imunitas sangat bergantung pada asupan energi, dan karenanya ini mudah melemah jika terjadi masalah hiperglikemia (kenaikan gula darah melebihi normal). Pada saat itulah tubuh pasien mengalami krisis energi.

Mengapa tubuhnya bisa kekurangan energi sekalipun kadar gulanya sedang naik? Ini akibat dari sel tubuh yang resisten (kebal) terhadap sinyal insulin, sehingga kesulitan menarik gula dari darah, padahal gula dibutuhkan dalam membentuk energi.

Karena energi tidak optimal, maka sejumlah fungsi tubuh termasuk imunitas juga tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Hali ini membuat tubuh menjadi beberapa kali lebih rentan terhadap serangan infeksi.

Luka terbuka—yang seharusnya cepat tertutup dan kering—akan tetap terbuka dalam waktu lama. Bakteri dengan mudah hinggap dan hidup dengan nyaman berkat tingginya kadar gula dan rendahnya imunitas. Bakteri membentuk serangan infeksi yang agresif sampai akhirnya luka melebar dan kerusakan sel juga meluas. Ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya ulcer hingga gangren.

Cara Menangani Luka pada Penderita Diabetes

Adakah cara efektif untuk mengatasi luka sehingga tidak sampai muncul gangren? Dapatkah kita melakukan sejumlah upaya untuk membantu pasien diabetes mempercepat proses penyembuhan lukanya?

Untuk mempercepat penyembuhan luka pada penderita diabetes, langkah utama yang perlu dilakukan adalah memastikan dulu kadar glukosa dalam darah sudah berada di level normal. Perlu upaya keras dengan menjalani diet khusus untuk menurunkan kadar glukosa, pengobatan yang teratur, serta rutin olahraga.

Selain itu, Anda membutuhkan sejumlah asupan nutrisi yang membantu meningkatkan fungsi imunitas, melancarkan sirkulasi darah, dan proses perbaikan sel. Sejumlah nutrisi antara lain seperti beberapa jenis senyawa asam amino, vitamin C dan E, beberapa jenis fitonutrien seperti flavonoid, quercetin, antosianin, terpenoid, dan masih banyak lagi.

Beberapa jenis makanan bisa mewakili kebutuhan nutrisi Anda seperti ikan-ikanan, aneka jenis buah mulai dari berry, jeruk, anggur, sampai buah Noni, juga aneka sayuran dan kacang-kacangan bisa masuk dalam diet Anda. Beberapa jenis sumber makanan dapat dijadikan suplemen alami untuk menjaga kestabilan kadar glukosa sekaligus mempercepat penyembuhan luka.

Bagi yang merokok, Anda sangat dianjurkan untuk berhenti merokok. Dan bila Anda terbiasa mengonsumsi alkohol, batasi kebiasaan ini dalam seminimal mungkin. Rokok dan alkohol mengandung toksin yang berdampak buruk bagi penyembuhan luka.

Sebisa mungkin jaga diri jangan sampai terluka. Dan bila ada luka, sekecil apa pun, rawatlah dengan sangat baik untuk mencegahnya terkontaminasi kotoran atau bakteri hanya karena salah penanganan. Kadang sebuah kasus gangren bisa muncul hanya dari luka ringan.

Pastikan Anda selalu memberikan perawatan dengan obat khusus luka dan membalutnya dengan perban yang diganti secara rutin. Kadang dibutuhkan juga pengolesan obat antibiotik oral pada luka untuk mengatasi infeksi yang mulai terbentuk. Anda bisa menemui dokter untuk mendapatkan jenis antibiotik yang tepat. Juga sebaiknya mintalah perawatan khusus medis bila luka tampak semakin melebar dan sulit diatasi.

Pada kasus neuropati diabetes, Anda akan mengalami efek kebas dan mati rasa pada area permukaan kulit tertentu. Karena itu bisa saja Anda tidak menyadari keberadaan luka di area-area tubuh tertentu. Selalu pastikan kondisi tubuh Anda dan cek apakah ada luka. Beberapa kasus gangren terjadi pada pasien neuropati diabetes yang terlambat keberadaan luka sampai kondisi menjadi terlalu serius.

Perhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah, banyak kasus diabetes akan memburuk karena kadar kolesterol yang tinggi. Dan yang jelas, kolesterol dan tekanan darah tinggi akan memperburuk sirkulasi darah sehingga semakin menyulitkan penyembuhan luka.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}