Hati-Hati, Susah Tidur Adalah Tanda Anda Mungkin Terkena Diabetes!


By Cindy Wijaya

Beberapa pasien diabetes ternyata juga  mengeluhkan betapa mereka menjadi terganggu di waktu tidur, bahkan menjadi kesulitan untuk tidur dengan nyenyak. Apa benar diabetes juga turut mempengaruhi kualitas tidur? Apa kaitan diabetes dan kualitas tidur?

Ini akan menjadi sebuah ulasan yang akan mengungkap bagaimana pengaruh kondisi seorang pengidap diabetes terhadap kualitas tidur mereka. Juga membuka berbagai informasi apa saja gangguan tidur yang mungkin terjadi pada pasien diabetes.

Sepertinya kita sudah cukup memahami mengenai apa itu penyakit diabetes. Yakni sebuah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah berada di atas batas normal. Kondisi ini mengacu pada ketidak sesuaian antara asupan glukosa yang Anda asup dengan kadar insulin yang dihasilkan oleh pankreas.

Juga mungkin juga sudah Anda pahami benar, insulin merupakan hormon yang bertugas memberi sinyal bagi sel tubuh menarik glukosa dari darah untuk membentuknya jadi energi. Dengan ditariknya glukosa dari darah maka otomatis jumlah glukosa dalam darah akan berkurang. Dalam mekanisme normal kondisi ini akan membuat tubuh terhindar dari hiperglikemia alias kelebihan glukosa dalam darah. Hiperglikemia sendiri merupakan keluhan utama dari pengidap penyakit diabetes.

Diabetes bisa terjadi dalam bentuk diabetes tipe 1 yang mengacu pada disfungsi pankreas yang gagal memproduksi insulin atau diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan ketidak seimbangan asupan gula dengan produksi insulin.

Diabetes dan Metabolisme

Pada dasarnya, diabetes adalah kondisi yang bisa digolongkan dalam penyakit metabolisme. Pada jenis diabetes tipe 1, masalah metabolisme terjadi karena tidak adanya insulin yang berakibat tidak ada stimulan sama sekali untuk mendorong sel-sel tubuh menarik glukosa. Glukosa adalah bahan baku energi, sel yang tidak dapat menyerap glukosa otomatis juga gagal memproduksi energi.

Sedang pada diabetes tipe 2, gangguan berawal dari kelebihan glukosa dalam darah. Sel sudah mendapat cukup energi dan sudah menyerap cukup glukosa sehingga sinyal dari insulin tak terbaca oleh sel, dan sel tidak menyerap kelebihan glukosa dalam darah. Dalam jangka panjang sel yang terbiasa tidak membaca sinyal insulin akan menjadi resisten terhadap sinyal insulin. Sel akan kehilangan kemampuan menyerap sel sesuai dengan perintah insulin dan akhirnya gagal pula memproduksi energi sesuai kebutuhan.

Dari sanalah benang merah antara diabetes, metabolisme dan masalah tidur terbentuk.

Bagaimana Masalah Diabetes dan Kualitas Tidur Berkaitan?

Ada kaitan cukup erat antara masalah metabolisme, produksi energi dan masalah kualitas tidur. Inilah yang memungkinkan pasien diabetes juga mengalami masalah dengan kualitas dan kuantitas tidur mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riset yang diungkap dalam HHS Public Access tahun 2013 bertajuk Sleep disturbance is associated with cardiovascular and metabolic disorders.

Mereka dengan masalah diabetes memiliki kerentanan mengalami gangguan tidur termasuk masalah kesulitan tidur atau insomnia. Juga beberapa pasien diabetes justru mengalami gangguan tidur yang berbeda, yakni tidur berlebihan dan kantuk yang seolah datang sewaktu-waktu. Mereka mengeluhkan kesulitan tidur di waktu tidur normal, tetapi terus mengantuk di waktu produktif.

Sebenarnya gangguan kualitas dan kuantitas tidur tak selalu muncul pada pengidap diabetes. Sifatnya cukup personal untuk tiap pasien, sesuai dengan kondisi, keseriusan kondisi dan bagaimana mereka menjalankan manajemen yang baik untuk pengaturan pola makan, latihan dan pengobatan yang rutin.

Kenapa Pasien Diabetes Kesulitan Tidur Di Malam Hari?

Ada banyak alasan kenapa seorang dengan diabetes mengalami kesulitan tidur. Beberapa pasien diabetes kesulitan tidur bukan akibat dari efek diabetes secara langsung, tetapi akibat dari sejumlah gejala yang berkaitan dengan diabetes. Sedang beberapa masalah memang berkaitan dengan masalah metabolisme mereka yang tidak normal. Dan berikut adalah penyebab-penyebab penderita diabetes kesulitan tidur.

  • Sering buang air kecil di malam hari

    Mereka dengan diabetes memang cenderung lebih banyak berkemih atau BAK. Ini karena efek dari mekanisme tubuh ketika kadar glukosa dalam darah relatif tinggi maka cairan dalam tubuh akan lebih banyak dilepas ke dalam ginjal yang menyebabkan produksi urin berlebih.  Mekanisme ini bertujuan untuk mendorong lebih banyak gula untuk turut larut bersama aliran urin tadi.

    Secara tidak langsung mereka yang jadi terlalu sering BAK akan menjadi kesulitan tidur. Ditengah-tengah waktu tidur mereka, mereka harus terbangun untuk buang air kecil. Bahkan kadang bisa terjadi lebih dari 5 kali sepanjang malam.

  • Sering kehausan

    Bersamaan dengan kondisi pada poin pertama, pasien diabetes biasanya juga akan mengalami efek dehidrasi ringan. Akibat banyaknya aliran cairan menuju ginjal sehingga kadar cairan dalam tubuh berkurang. Pasien diabetes biasanya sangat mudah merasa haus, termasuk di saat mereka seharusnya tertidur.

    Sama dengan kondisi pertama, akan sangat mengganggu ketika seorang pasien diabetes yang harus terus merasa kehausan dan meneguk setidaknya beberapa gelas air demi bisa melegakan rasa haus yang datang sewaktu-waktu.

  • Keluhan sleep apnea

    Keluhan lain yang bisa menyebabkan kualitas tidur menurun adalah efek dari sleep apnea atau biasanya pula kita sebut mendengkur. Pada kondisi ini pasien akan mengeluarkan suara mendengkur yang sebenarnya disebabkan oleh aliran udara di batang tenggorokan yang  terganggu.

    Meski sebenarnya mendengkur adalah keluhan yang lazim terjadi, ternyata mendengkur sangat berkaitan dengan masalah kegemukan dimana aliran udara dalam pernafasan mereka terhalang oleh lemak. Dan tentu saja kegemukan berkaitan erat dengan masalah diabetes.  Setidaknya 86% penderita sleep apnea adalah pengidap diabetes, sebagaimana dijelaskan dalam healthline.com.

    Ketika seseorang tidur dengan kondisi mendengkur, sebenarnya kualitas tidur mereka juga menurun.  Selama tidur, manusia membutuhkan suplai oksigen yang lebih untuk membantu meningkatkan kadar oksigen di otak. Ini akan membantunya menjadi bugar dan segar sebangun tidur. Itu sebabnya sepanjang tidur manusia akan terdengar bernafas lebih dalam dan panjang. Dan karena mereka mengalami gangguan pernafasan selama tidur, maka proses ini tidak berjalan optimal. Ini membuat pasien seperti terus tidak segar sepanjang hari.

  • Gangguan sulit tertidur (insomnia)

    Pada beberapa kondisi, pasien justru mengalami stimulasi berlebihan yang membuatnya menjadi tetap aktif di waktu tidur. Apakah Anda ingat? Ada kaitan antara jumlah energi dalam sel, kadar glukosa dan insulin?

    Mereka dengan diabetes bisa mengalami hiperglikemia kapanpun termasuk di malam hari. Dalam kondisi hiperglikemia di malam hari sel yang seharusnya mulai menurunkan metabolismenya di malam hari, malah distimulasi oleh insulin untuk menarik glukosa dalam darah dan memproduksi energi baru.

    Pada saat malam, efek resisten sel berkurang karena memang pada dasarnya pada saat itu sel sudah tidak banyak memiliki energi, jadi mudah didorong oleh insulin menarik glukosa kembali. Ini membuat pasien malah kesulitan tidur karena seolah tubuh kembali dibuat aktif.

  • Restless leg syndrome (RLS)

    Keluhan RLS mungkin tidak banyak dipahami, tetapi ternyata diidap oleh setidaknya 10% populasi. Dan menariknya beberapa keluhan ini berkaitan dengan diabetes. Keluhan ini kadang tidak disadari, karena tidak terlalu signifikan dan terkesan samar. Hanya rasa tidak nyaman, sedikit pegal dan geli ringan pada persendian dan otot kaki (kadang tangan) yang menyebabkan secara reflek seseorang akan terus menggerakan atau menggetarkan kakinya demi mendapatkan rasa nyaman.

    Keluhan yang lazim terjadi pada orang tua ini bisa saja terjadi akibat efek dari kerusakan sistem saraf tepi kaki yang berkaitan dengan diabetes. Ada pula pengaruh hormon dopamin dan masalah anemia yang menyebabkan keluhan ini muncul.

    Berkaitan dengan kualitas tidur, mereka dengan keluhan ini biasanya mengalami penurunan kualitas dan kuantitas tidur. Mereka kerap merasa pegal ringan pada kaki, terus menggerakan kaki untuk merasa nyaman sehingga sulit jatuh tidur dengan nyenyak.

  • Efek hipoglikemia

    Mereka yang memiliki diabetes, menjalankan diet ketat dan melakukan pengobatan akan memiliki kerentanan mengalami hipoglikemia. Ketika kadar glukosa dalam darah mala berada di bawah garis normal. Kondisi ini tak kalah berbahaya dan bisa menyebabkan pasien kehilangan rasa nyaman, merasa pusing, gemetar, cemas kadang disertai rasa meriang yang membuat mereka juga sulit tidur.

Pengaruh Gangguan Tidur Terhadap Penderita Diabetes

Ternyata ada lingkaran berputar antara masalah diabetes dan masalah tidur. Mereka dengan diabetes akan rentan mengalami gangguan tidur, sementara mereka dengan gangguan tidur akan memperburuk keluhan kesehatan berkaitan dengan kondisi diabetes mereka.

Kekurangan tidur baik itu secara kualitas dan kuantitas akan menyebabkan tubuh mereka lemas, pusing dan kadang kesulitan berkonsentrasi. Bukan hanya itu, kekurangan tidur akan menyebabkan ketidak seimbangan fungsi hormonal dan fungsi metabolisme. Ini akan semakin memperburuk kondisi diabetes.

Tubuh membaca sinyal kekurangan energi akibat Anda kekurangan tidur hingga mendorong hormon tubuh menghasilkan sinyal lapar. Anda akan makan lebih banyak kalori yang kabar buruknya adalah salah satu penyebab kenaikan kadar glukosa dalam darah.

Anda yang sudah memiliki hiperglikemia memang mengalami perlambatan aliran darah dalam tubuh, sehingga suplai darah menuju otak juga akan melambat. Pada kasus gangguan tidur, kondisi ini bisa semakin buruk. Karena pada saat seseorang kurang tidur, maka kadar oksigen di otak juga turut berkurang, seharusnya dengan sirkulasi darah yang baik kondisi ini bisa ditekan, tetapi pada kasus diabetes, pasien akan mengalami keluhan dua kali lebih berat.

Kondisi ini menyebabkan pasien diabetes semakin sulit berkonsentrasi, semakin rentan mengalami gangguan hormonal dan semakin mudah mengantuk sewaktu-waktu. Ini pula kadang yang menjadi penyebab pasien diabete sangat mudah mengantuk di waktu produktif.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}