Prediabetes: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juni 22, 2021


Seseorang yang didiagnosis prediabetes sebenarnya bisa dikatakan cukup beruntung. Sebab ia sudah tahu bahwa kadar gula darahnya berada di atas ambang batas. Jadi itu seperti alarm yang memperingatkannya untuk membuat penyesuaian untuk mengendalikan gejala prediabetes agar tidak menjadi diabetes.

Dalam artikel ini akan dikupas mengenai apa artinya prediabetes itu, bagaimana gejala prediabetes, apa penyebab prediabetes, dan bagaimana pengobatan prediabetes.

Apa Artinya Prediabetes?

Prediabetes artinya adalah kondisi yang terjadi sebelum diabetes tipe 2. Biasanya tidak ada gejala prediabetes, tapi jika dibiarkan dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Karena biasanya tidak ada gejala prediabetes, maka kondisi ini hanya bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah yang mengukur gula darah dan parameter metabolik.

Untuk mengatasi kondisi prediabetes sampai bisa sembuh dan untuk mencegahnya menjadi diabetes tipe 2, terdapat strategi yang sudah diakui secara luas. Strategi itu terdiri dari pengendalian pola makan, penurunan berat badan, dan teratur olahraga. Kadang-kadang juga dibutuhkan konsumsi obat sebagai pendukung.

Prediabetes juga dikenal sebagai “gangguan toleransi glukosa” atau “gangguan glukosa puasa”.

Perbedaan Prediabetes dan Diabetes

Jika Anda didiagnosis memiliki prediabetes, itu artinya Anda punya kadar gula darah (glukosa) yang lebih dari normal tetapi tidak sampai diabetes.

Jadi prediabetes belum separah diabetes, namun bisa berkembang menjadi diabetes jika tidak diobati. Perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2 dapat terjadi dalam waktu 10 tahun.

Perbedaan lainnya yaitu kondisi prediabetes bisa sembuh, sedangkan diabetes tidak bisa sembuh dan hanya bisa dikendalikan.

Kemudian ada juga perbedaan gejala prediabetes dan diabetes. Umumnya tidak ada ciri-ciri prediabetes yang kentara, namun ada tanda-tanda diabetes yang bisa terlihat jelas.

Bagaimana Gejala Prediabetes?

Kondisi pradiabetes umumnya memengaruhi orang dewasa antara usia 40-an dan 60-an tahun. Kondisi ini seringnya muncul dan berkembang secara senyap, sehingga jarang ada ciri-ciri prediabetes yang dapat dikenali.

Bahkan menurut statistik di Amerika Serikat oleh lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kira-kira 88 juta orang dewasa (lebih dari 1 dari 3 orang dewasa) memiliki prediabetes. Dari jumlah tersebut, sebanyak 84% tidak menyadarinya.

Karena kurangnya gejala yang muncul, bahkan setelah seseorang didiagnosis memiliki kondisi ini sering kali ia tidak tahu kapan persisnya prediabetes dimulai. Kondisi ini bisa tetap stabil (tidak berkembang) hingga bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi diabetes.

Meski begitu, ada sejumlah kasus dimana penderitanya dapat mengalami gejala prediabetes, yang seringnya tidak kentara dan dapat dengan mudah terabaikan atau disalahartikan sebagai masalah kesehatan lainnya. Tanda-tanda prediabetes itu antara lain:

  • Rasa lapar atau haus yang berlebihan
  • Berat badan bertambah
  • Kelelahan
  • Sering buang air kecil akibat sering minum untuk menghilangkan rasa haus

Jika menyadari adanya tanda-tanda itu, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan medis untuk mencari tahu apakah tanda-tanda itu benar gejala prediabetes atau bukan.

Komplikasi dari Pradiabetes

Bila tidak diobati, pradiabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2. Kemudian diabetes tipe 2 dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk gangguan jantung, gangguan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah otak, neuropati, luka susah sembuh, dan rentan terhadap infeksi.

Meski sama-sama kondisi diabetes, namun prediabetes tidak berkaitan dengan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes yang biasanya dialami oleh anak kecil, atau disebut juga “diabetes insipidis”, dan kondisi ini memengaruhi fungsi ginjal.

Apa Penyebab Prediabetes?

Penyebab prediabetes pada dasarnya adalah sel-sel dalam tubuh yang menjadi kebal (resistensi) terhadap insulin, hormon yang dihasilkan pankreas.

Hormon insulin berfungsi untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal dengan cara membantu sel-sel tubuh untuk menyimpan gula darah itu. Pada akhirnya simpanan gula darah itu akan diubah menjadi energi.

Apabila Anda memiliki prediabetes, kemungkinan tubuh Anda sudah menghasilkan cukup insulin, tetapi sel-sel tubuh Anda kebal terhadapnya dan efek darinya. Akibatnya terjadilah gejala prediabetes berupa sedikit kenaikan kadar gula darah, serta berkurangnya energi tubuh.

Faktor Risiko untuk Pradiabetes

Ada sejumlah faktor risiko yang dikaitkan dengan prediabetes, namun penyebab pastinya belum diketahui.

Salah satu faktor risiko itu adalah kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup kurang gerak. Orang-orang yang punya kebiasaan hidup seperti itu kemungkinan punya risiko mengalami gejala prediabetes.

Faktor-faktor risiko lainnya termasuk hipertensi (darah tinggi), kolesterol tinggi, obesitas, dan kelebihan lemak tubuh (terutama di area perut).

Namun masih belum jelas apakah masalah-masalah kesehatan itu dapat menyebabkan prediabetes, apakah justru mereka yang disebabkan oleh prediabetes, atau apakah mereka semua disebabkan oleh faktor lainnya.

Kondisi Lain yang Terkait Pradiabetes

Ada sejumlah perubahan metabolik yang dapat terjadi sebelum kondisi prediabetes mulai muncul. Contohnya adalah resistensi insulin (kekebalan terhadap insulin) bisa mulai muncul dan bisa saja tidak sampai menyebabkan kenaikan gula darah.

Ada kondisi serupa lain yang disebut “sindrom metabolik” yang dicirikan dengan kenaikan indeks massa tubuh, hipertensi, kolesterol tinggi, dan resistensi insulin.

Tes Medis untuk Mendeteksi Gejala Prediabetes

Karena biasanya tidak ada gejala prediabetes yang dapat dikenali sendiri oleh penderitanya, maka diperlukan pemeriksaan medis untuk mendeteksi kondisi ini. Lembaga American Diabetes Association (ADA) menyarankan agar orang dewasa mulai melakukan pemeriksaan diabetes di usia 45 tahun.

Lembaga ADA juga menganjurkan tes atau pemeriksaan medis untuk diabetes bagi orang-orang dewasa yang:

  • Punya indeks massa tubuh (IMT) yang besar dan punya satu atau beberapa faktor risiko untuk diabetes: Angka IMT yang besar adalah 23 atau lebih.
  • Punya orang tua atau saudara kandung dengan riwayat diabetes.
  • Pernah punya diabetes gestational (kadar gula darah tinggi saat kehamilan): Mereka perlu mendapat pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.
  • Jarang melakukan aktivitas fisik atau kurang bergerak.
  • Punya hipertensi atau harus teratur mengonsumsi obat hipertensi: Hipertensi adalah tekanan darah 140 / 90 mmHg atau lebih.
  • Punya kadar kolesterol HDL yang rendah atau kadar trigliserida yang tinggi.
  • Punya kecenderungan khusus: Misalnya memiliki kondisi acanthosis nigrican, non-alcoholic steatohepatitis, sindrom ovarium polikistik, penyakit kardiovaskular aterosklerotik, dan obesitas.
  • Mengonsumsi obat atypical antipsychotic atau glucocorticoid.
  • Didiagnosis positif HIV.

Tes untuk Prediabetes

Sering kali gejala prediabetes hanyalah sedikit kenaikan kadar gula darah, jadi dibutuhkanb lebih dari satu jenis tes darah untuk benar-benar mendiagnosis kondisi ini. Berikut adalah beberapa jenis tes yang digunakan untuk prediabetes:

  • Tes gula darah puasa: Tes ini mengukur kadar gula darah setelah menjalani puasa selama 8 jam. Gula darah puasa yang normal adalah di bawah 100 mg/dl, angka 100 sampai 126 mg/dl menunjukkan prediabetes, dan angka di atas 126 mg/dl menunjukkan diabetes.
  • Tes toleransi glukosa: Tes ini mengukur kadar glukosa (gula darah) sebelum dan setelah minum minuman karbohidrat. Kadar glukosa normal setelah minum 75 gm glukosa adalah kurang dari 140 mg/dl, angka antara 140 – 199 mg/dl adalah pradiabetes, dan 200 mg/dl atau lebih adalah diabetes.
  • Tes A1C: Tes ini memeriksa kadar glukosa rata-rata selama 2 – 3 bulan sebelumnya. Ini untuk melihat seberapa banyak glukosa glikat (menempel) ke hemoglobin A, protein yang ada di sel darah merah. Setelah menempel, glukosa tetap ada di sana sepanjang umur protein hemoglobin A, yang bisa sampai 120 hari. Tes A1C mengukur berapa persentase protein hemoglobin A yang terglikasi. Misalnya, A1C 7% artinya sebanyak 7% protein hemoglobin A yang terglikasi.

Prediabetes didiagnosis jika tes A1C ada di angka antara 5.7% sampai 6.4%. Angka yang di bawah 5.7% dianggap normal. Sedangkan A1C pada 6.5% atau lebih dianggap sudah diabetes.

Pemantauan Glukosa

Meski tidak selalu dibutuhkan untuk prediabetes, namun tidak ada salahnya untuk secara teratur memantau kadar glukosa sendiri di rumah. Karena seringnya tidak ada gejala prediabetes, maka pemantauan glukosa membantu Anda untuk memeriksa apakah pengobatan yang Anda jalani efektif atau tidak. Ada banyak alat tersedia untuk memantau glukosa, konsultasikanlah dengan dokter mengenai yang cocok untuk Anda.

Bagaimana Pengobatan Prediabetes?

Kabar baiknya, menurut lembaga National Institutes of Health (NIH) kondisi prediabetes bisa sembuh. Jadi Anda bisa memperbaiki kondisi itu sampai menjadi normal kembali dengan melakukan pengobatan.

Pengobatan prediabetes berfokus pada penyesuaian gaya hidup dengan tujuan untuk mencegah prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2. Penyesuaian itu harus dilakukan secara konsisten dan dapat dibantu dengan pemeriksaan medis serta pemantauan glukosa yang teratur.

Berikut adalah sejumlah penyesuaian gaya hidup yang membantu mengatasi prediabetes sampai bisa sembuh atau kembali ke kondisi normal.

Menurunkan berat badan: Bahkan sedikit saja—sekitar 5% – 10% dari berat badan semula—bisa mencegah atau memperlambat prediabetes menjadi diabetes. Misalnya orang dengan berat badan 90 kg perlu mengurangi sedikitnya 4.5 kg berat badannya.

Mengurangi asupan karbohidrat: Karbohidrat sangat memengaruhi glukosa. Jadi sebaiknya hindari atau kurangi karbohidrat dari roti putih, mie, pasta, nasi putih, dan makanan ringan. Membantu juga untuk menghindari atau mengurangi jus dan minuman manis lainnya, serta memperbanyak asupan buah-buahan dan sayur-sayuran.

Mengikuti pola makan Mediterania: Artinya lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, dan lemak sehat seperti dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun.

Lebih aktif secara fisik: Olahraga teratur bukan hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik. Kegiatan fisik (dan menurunkan berat badan) bisa membantu mengurangi risiko diabetes hingga hampir 60%.

Apabila penyesuaian gaya hidup belum mempan untuk menangkal gejala prediabetes, dokter mungkin akan menganjurkan konsumsi obat, seperti metformin, untuk membantu mengendalikan gula darah. Obat ini telah dibuktikan mampu mencegah perkembangan diabetes tipe 2.

Kesimpulan tentang Prediabetes

Apa artinya prediabetes? Prediabetes adalah kondisi yang terjadi sebelum diabetes tipe 2. Didiagnosis prediabetes artinya Anda punya kadar glukosa lebih dari normal tetapi belum sampai separah diabetes. Namun jika tidak diobati dapat berkembang menjadi diabetes.

Berapa lama prediabetes menjadi diabetes? Perkembangan prediabetes menjadi diabetes dapat terjadi dalam waktu 10 tahun.

Bagaimana gejala prediabetes? Sayangnya sering kali tidak ada tanda-tanda prediabetes yang kentara. Namun ada beberapa orang yang mengalami gejala tertentu, misalnya rasa lapar atau haus berlebihan, berat badan bertambah, kelelahan, dan sering buang air kecil karena sering minum.

Apakah prediabetes bisa sembuh? Ya prediabetes bisa sembuh asalkan pengidapnya berupaya melakukan penyesuaian gaya hidup dan mengonsumsi obat yang mungkin disarankan dokter.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang prediabetes. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Verywell Health. What Is Prediabetes?. URL: https://www.verywellhealth.com/pre-diabetes-4014095

Healthline. What Is Prediabetes?. URL: https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/what-is-prediabetes

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}