Gangguan Panik, Ketika Rasa Takut Menguasai

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

April 19, 2019


“Saya tidak bisa tidur karena serangan panik dan mimpi buruk. Kalau sudah tertidur, satu jam kemudian saya terbangun dalam keadaan basah kuyup, jantung berdebar kencang, dan gemetar.” Ini adalah pengalaman dari seseorang yang menderita gejala gangguan panik (panic disorder). Apakah pengalamannya mirip dengan Anda? Apa penyebab gangguan panik dan bagaimana cara mengatasi gangguan panik?

Artikel ini akan membantu Anda untuk lebih memahami tentang salah satu jenis gangguan kecemasan ini. Gangguan ini dapat sangat memengaruhi kehidupan Anda, karena dapat menimbulkan ketakutan dan gangguan kesehatan mental lainnya. Namun dengan perawatan dan cara mengatasi yang tepat, gangguan panik bisa dikendalikan dengan baik.

Apa Itu Gangguan Panik?

Gangguan panik, dalam bahasa Inggris disebut panic disorder, adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan serangan-serangan panik yang sering muncul tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa menit atau lebih.

Serangan panik adalah perasaan takut akan musibah atau takut akan hilang kendali, bahkan meskipun sebenarnya tidak ada bahaya. Seseorang mungkin juga menunjukkan reaksi fisik yang kuat selama mengalami serangan panik. Rasanya bisa seperti serangan jantung.

Serangan panik dapat terjadi kapan saja, sehingga banyak penderita panic disorder khawatir akan mengalami serangan di tempat dan waktu yang tidak diinginkan. Seorang penderita gangguan ini juga mungkin menjadi putus asa dan merasa malu karena tidak mampu melakukan kegiatan normal seperti sekolah, bekerja, belanja, atau mengemudi.

Gejala gangguan ini umumnya mulai dialami di akhir masa remaja atau di awal usia dewasa. Dan ada lebih banyak wanita yang mengidap gangguan ini dibandingkan pria. Tetapi tidak setiap orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Seseorang mungkin memiliki gangguan panik jika sering mengalami serangan panik di waktu yang tidak terduga dan tanpa pemicu yang jelas.

Apa Kata Mereka?

“Suatu hari, tanpa tanda-tanda atau alasan apapun, perasaan cemas melanda dengan begitu hebat. Rasanya saya tidak bisa mendapat cukup udara, tidak soal bernapas sekeras apapun. Jantung saya berdegup kencang, dan saya kira saya akan mati. Saya berkeringat dan merasa pusing. Saya tidak sanggup kendalikan perasaan-perasaan itu dan rasanya seperti “tenggelam”. Saya tidak bisa berpikir jernih.”

“Setelah gejala gangguan panik berlalu, napas saya melambat dan akhirnya rasa takut mulai reda, pikiran saya juga mulai tenang. Tapi saya jadi benar-benar kehabisan tenaga dan kelelahan. Serangan-serangan panik ini mulai terjadi setiap beberapa minggu, dan saya kira saya sudah gila. Teman saya melihat kesusahan saya dan menyarankan untuk minta bantuan dokter.”

“Serangan panik saya sepertinya muncul tiba-tiba. Tapi kelihatannya serangan-serangan itu paling sering terjadi di malam hari, waktu saya sudah mau tidur tapi tidak bisa karena pikiran saya berkecamuk. Saya tidak tenang karena khawatir dan panik tentang semua yang ada di pikiran saya saat itu.”

Apa yang Menjadi Penyebab Gangguan Panik?

Gangguan ini kadang menurun di dalam keluarga. Tetapi masih belum diketahui mengapa ada anggota keluarga yang mengalaminya, sedangkan anggota-anggota keluarga yang lainnya tidak mengalaminya.

Namun saat ini para peneliti telah menemukan bahwa ada sejumlah bagian dari otak, serta proses biologis, yang berperan penting menghasilkan perasaan takut dan cemas. Sebagian peneliti berpendapat bahwa penyebab panic disorder adalah karena otak salah mengartikan sensasi-sensasi yang dirasakan panca indera sebagai ancaman.

Para peneliti terus berupaya mempelajari bagaimana cara kerja otak dan tubuh pada orang-orang yang mengidap gangguan ini, dengan tujuan untuk menemukan perawatan yang terbaik bagi mereka. Penelitian juga dilakukan untuk memastikan apakah stres dan faktor lingkungan turut menjadi penyebab gangguan panik.

Panic Disorder & Sensitivitas Tinggi

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki gangguan ini mungkin sangat sensitif terhadap sensasi-sensasi yang dirasakan oleh panca indera. Misalnya sensasi dari cahaya matahari, aroma, dan perubahan udara. Tetapi tidak ada cukup bukti untuk memastikan kebenarannya.

Selain itu juga masih belum jelas apakah memiliki sensitivitas tinggi terhadap sensasi-sensasi tersebut memang merupakan penyebab seseorang mengembangkan gangguan panik. Atau sebaliknya, apakah sensitivitas tinggi justru merupakan akibat dari gangguan ini.

Seperti Apa Gejala Gangguan Panik?

Sebagaimana sudah disinggung, gangguan panik dicirikan dengan gejala berupa serangan panik berulang. Gejala itu disertai dengan perubahan besar pada perilaku atau kecemasan yang terus-menerus karena takut akan serangan panik yang berikutnya.

Serangan panik (panic attack) bisa muncul dengan cara yang bervariasi, dan biasanya mencapai puncaknya dalam hitungan menit. Anda mungkin akan merasa kelelahan dan kehabisan tenaga setelah serangan itu berakhir.

gejala gangguan panik
Serangan Panik Bisa Muncul Tanpa Sebab (Credit: kitzcorner / Shutterstock)

Meski begitu, tidak setiap orang yang pernah mengalami serangan panik sudah pasti memiliki gangguan ini. Seseorang biasanya baru akan didiagnosis dokter memiliki gangguan ini apabila mengalami gejala berikut:

  • Sering mengalami serangan-serangan panik yang tidak diduga-duga dan tanpa pemicu yang jelas
  • Anda sangat khawatir akan mengalami serangan panik yang berikutnya
  • Perilaku menjadi sangat berubah karena serangan panik, misalnya dengan sebisa mungkin menghindari tempat-tempat dimana Anda pernah terkena serangan

Serangan panik biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi bisa meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri Anda. Jika Anda mengalaminya, serangan-serangan panik yang berulang pasti sangat menguras emosi.

Ingatan tentang ketakutan dan kengerian yang dirasakan selama serangan panik dapat menghancurkan kepercayaan diri Anda dan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari Anda. Bila terus dibiarkan seperti itu, pada akhirnya akan memicu gejala-gejala yang lebih serius:

Kecemasan Antisipatif:

Anda tidak bisa merasa tenang meski tidak mengalami serangan panik. Anda merasa cemas dan tegang. Kecemasan ini berasal dari rasa takut akan serangan panik yang belum terjadi. Perasaan “takut akan rasa takut” hampir selalu ada, dan membuat Anda tidak bisa melakukan apa-apa.

Penghindaran Fobia:

Anda mulai menghindari situasi atau lokasi tertentu. Penghindaran ini mungkin karena Anda yakin bahwa situasi/lokasi tersebut lah yang menjadi penyebab gejala gangguan panik. Atau Anda mungkin menghindari tempat-tempat dimana Anda tidak bisa lari atau tidak ada yang bisa menolong jika muncul serangan panik. Bila sudah ekstrem, penghindaran fobia bisa menjadi “agorafobia”.

Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Panik?

Cara terbaik untuk mengatasi gangguan panik adalah dengan perawatan medis oleh dokter atau ahli kesehatan mental. Temui dokter yang sudah berpengalaman menangani masalah serupa. Beritahukan apa saja gejala yang Anda rasakan.

cara mengatasi gangguan panik
Jangan Ragu untuk Mencari Bantuan Medis (Credit: loreanto / Shutterstock)

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan dan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda untuk memastikan apakah ada penyakit yang mungkin jadi penyebab dari gejala gangguan panik itu. Apabila tidak ditemukan penyakit atau masalah kesehatan yang terkait, beliau mungkin akan merujuk Anda pada seorang ahli kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog.

Cara mengatasi gangguan panik biasanya melalui psikoterapi, konsumsi obat, atau keduanya. Konsultasikanlah dengan dokter untuk menemukan perawatan yang terbaik sesuai kondisi Anda.

Psikoterapi

Jenis psikoterapi yang terutama digunakan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan pasien caranya berpikir, berperilaku, dan bereaksi terhadap perasaan-perasaan yang muncul sewaktu serangan panik. Serangan bisa lebih mudah dihilangkan apabila Anda belajar cara yang berbeda untuk menanggapi perasaan cemas dan takut.

Konsumsi Obat

Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk membantu mengatasi gangguan ini. Beberapa jenis obat yang digunakan antara lain: selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), beta-blocker, dan benzodiazepine. Obat-obatan itu dapat menimbulkan efek samping. Anda hanya boleh mengonsumsi obat sesuai dengan resep dan petunjuk dokter.

Ayo Berjuang Hadapi Gangguan Panik!

Gangguan panik atau panic disorder adalah jenis gangguan kecemasan yang membuat penderitanya sering mengalami serangan panik tanpa diduga-duga. Gejala gangguan panik bisa sangat melelahkan dan bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya.

Meski saat ini belum jelas, namun ada dugaan bahwa penyebab gangguan panik adalah karena masalah pada bagian otak yang memproses rasa takut dan cemas. Tapi meski penyebab panic disorder adalah sesuatu yang tidak jelas, Anda tetap bisa mengendalikan gejalanya dengan cara mengatasi gangguan panik yang tepat.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah gejala-gejala yang dirasakan merupakan akibat dari gangguan kecemasan atau akibat dari penyakit tertentu. Bila dirasa perlu, beliau akan merekomendasikan seorang ahli kesehatan mental yang bisa membantu Anda.

Demikianlah ulasan artikel ini tentang panic disorder. Semoga informasi ini membantu Anda semakin paham tentang salah satu jenis gangguan kecemasan ini. Nantikan juga informasi-informasi menarik lain seputar masalah kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Gangguan Panik

NIH. Panic Disorder: When Fear Overwhelms. URL: https://www.nimh.nih.gov/health/publications/panic-disorder-when-fear-overwhelms/index.shtml. Accessed: 2019-04-09

HelpGuide. Panic Attacks and Panic Disorder. URL: https://www.helpguide.org/articles/anxiety/panic-attacks-and-panic-disorders.htm/. Accessed: 2019-04-09

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}