Gagal Ginjal: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya


By Cindy Wijaya

Penyakit ginjal, termasuk gagal ginjal, dapat berdampak pada kemampuan tubuh Anda untuk membersihkan darah, menyaring kelebihan air dari darah, dan membantu mengontrol tekanan darah Anda.

Anda mengalami penyakit gagal ginjal jika organ tersebut gagal untuk berfungsi dengan baik di dalam tubuh Anda. Gagal ginjal dalam bahasa Indonesia dikenal juga sebagai ‘penyakit ginjal kronis’ atau ‘gagal ginjal kronis’.

Apa Fungsi dari Ginjal?

Ginjal adalah dua organ kembar yang berbentuk seperti kacang dan terletak di kedua sisi tubuh, tepat di bawah tulang rusuk. Kedua ginjal ini menjalankan sejumlah fungsi penting, antara lain:

  • Menyaring limbah dan kelebihan air dari darah sebelum mengubahnya menjadi urin.
  • Membantu mempertahankan kestabilan tekanan darah.
  • Menjaga kadar yang seimbang dari berbagai bahan kimia dalam tubuh sehingga membantu jantung serta otot berfungsi dengan baik.
  • Menghasilkan suatu jenis vitamin D yang menjaga tulang tetap sehat.
  • Menghasilkan substansi bernama eritropoietin, untuk membantu merangsang produksi sel darah merah.

Penyakit gagal ginjal kronis bukan sesuatu yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, didapati sekitar 0.2 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia mengidap penyakit ini. Dengan angka prevalensi paling tinggi adalah di provinsi Sulawesi Tengah yang 0.5 persen dari jumlah penduduknya mengidap gagal ginjal.

Apa Penyebab Gagal Ginjal?

Ada beberapa hal yang sekarang ini diketahui sebagai penyebab gagal ginjal. Tetapi sayangnya, para ahli mengakui bahwa mereka belum dapat menemukan apa penyebab penyakit ini pada sebagian besar orang. Salah satu penyebab utama gagal ginjal yang sudah diketahui adalah diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

  • Kadar gula darah (glukosa) tinggi yang berkaitan dengan diabetes bisa merusak fungsi penyaringan pada ginjal.
  • Tekanan darah tinggi memberikan beban pada pembuluh darah kecil di ginjal, sehingga membuat proses penyaringan tidak berjalan dengan efektif.

Selain kedua penyebab gagal ginjal ini, dicurigai juga bahwa inflamasi tanpa rasa sakit di bagian penyaringan ginjal (glomerulonefritis) dan kondisi keturunan yang disebut penyakit ginjal polikistik. Gagal ginjal juga mungkin diakibatkan dari penyumbatan aliran urin oleh batu ginjal atau karena penyakit prostat.

Penyakit ini lebih rentan dialami oleh orang tua. WebMD memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 5 pria dan 1 dari 4 wanita di usia 65 sampai 74 tahun mengalami gagal ginjal hingga taraf tertentu.

Tahap-Tahap Gagal Ginjal

Penyakit gagal ginjal dibagi menjadi 5 tahap, dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Tahap-tahap ini ditentukan oleh seberapa efisien ginjal sanggup menyaring darah—dikenal sebagai laju filtrasi glomerulus.

Ginjal sehat mampu membersihkan darah setidaknya dengan laju filtrasi glomerulus 90 mililiter setiap menit.

Gagal ginjal tahap ke-5 dianggap sudah terjadi jika angka tersebut jatuh menjadi 15 mililiter atau kurang setiap menit, atau jika pasien sudah membutuhkan perawatan dialisis. Namun, pasien mungkin sudah membutuhkan dialisis atau tranplantasi ginjal jika laju filtrasi ginjal mereka turun di bawah 30 mililiter per menit—sehingga digolongkan ke tahap ke-4.

Sekitar 1 persen pasien gagal ginjal tahap ke-3—dimana terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus tahap sedang—akan terus berkembang penyakitnya hingga tahap selanjutnya.

Apa Saja Gejala Gagal Ginjal?

Perkembangan penyakit ini pada awalnya mungkin tidak terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala-gejala gagal ginjal yang jelas terlihat. Penyakit ini sering kali ditemukan ketika menjalani tes kesehatan rutin, misalnya sewaktu seorang karyawan menjalani tes kesehatan rutin yang dijadwalkan kantornya.

Akan tetapi, jika masalah pada ginjal tidak segera dideteksi sejak awal, biasanya berangsur-angsur muncul gejala gagal ginjal yang terlihat. Di antara gejala-gejala tersebut, Anda sebaiknya perhatikan beberapa tanda ini:

  • Kelelahan yang berlebihan
  • Bengkak di kaki, tangan, atau wajah
  • Jadi lebih sering beser, terutama di malam hari
  • Warna urin kemerahan atau lebih gelap, yang mungkin disertai dengan bau menyengat atau tampak berbusa
  • Selalu merasa haus
  • Kulit terasa gatal
  • Kehilangan gairah seksual, dan disfungsi ereksi pada pria

Segera periksa ke dokter jika Anda merasakan beberapa gejala gagal ginjal di atas, terlebih lagi jika gejalanya sudah dirasakan selama berminggu-minggu dan tak kunjung membaik.

Bagaimana Cara Pengobatan Gagal Ginjal?

Banyak orang yang mengidap gagal ginjal kronis pada akhirnya sanggup melanjutkan hidupnya dengan bantuan pengobatan. Tetapi bagi beberapa orang yang ginjalnya sudah sepenuhnya mengalami kegagalan fungsi, maka mereka harus memutuskan untuk memilih jenis perawatan lanjutan, yaitu: dialisis (cuci darah), transplantasi ginjal, atau perawatan suportif.

Ada dua tipe dialisis. Sebagian besar orang mungkin sudah mengenal tipe yang disebut hemodialisis dimana sebuah mesin akan membersihkan darah sebagai pengganti fungsi penyaringan ginjal yang telah rusak. Tipe kedua yang jarang dikenal adalah dialisis peritoneal, yang menggunakan selaput tipis peritoneum di perut sebagai alat penyaring.

Pilihan pengobatan gagal ginjal yang berikutnya adalah transplantasi ginjal—melibatkan pendonoran ginjal sehat untuk dicangkokkan ke pasien. Karena seseorang hanya butuh satu ginjal untuk bertahan hidup, maka orang yang sehat bisa mendonorkan salah satu ginjalnya kepada pasien gagal ginjal.

Donor ginjal lebih baik diperoleh dari seorang kerabat dekat sehingga risiko penolakan tubuh terhadap donor ginjal akan lebih sedikit.

Meskipun beberapa ahli kesehatan merekomendasikan metode ini sebagai pilihan pengobatan gagal ginjal yang terbaik, namun tidak semua orang bisa melakukannya. Mereka yang mengidap kanker metastatik, sedang mengalami infeksi, penyakit jantung berat, penyakit hati, atau AIDS, tidak diperbolehkan untuk menerima donor ginjal. Disamping itu, permintaan untuk transplantasi melebihi jumlah donor ginjal.

Selain dialisis dan transplantasi, ada juga pilihan pengobatan gagal ginjal yang terakhir, yaitu perawatan suportif atau disebut juga ‘perawatan paliatif’. Metode perawatan ini mencakup pemberian obat resep untuk membantu mempertahankan fungsi ginjal yang masih berfungsi serta membantu meringankan gejala-gejala gagal ginjal yang dirasakan pasien.

Perawatan suportif juga melibatkan perencanaan untuk urusan-urusan pribadi pasien, termasuk diskusi untuk mengantisipasi bila pasien harus mengalami kematian dan dukungan bagi keluarga yang berkabung.

Sebagian besar pasien yang menjalani perawatan suportif memilihnya karena mereka tidak mau menjalani dialisis atau transplantasi atau karena mereka juga mengidap penyakit parah lain yang sudah sangat sulit diobati.

Pengobatan gagal ginjal sebenarnya banyak bergantung pada penyebab dibaliknya. Apabila penyebab yang mendasarinya dapat diatasi, ada kemungkinan ginjal dapat kembali berfungsi normal. Akan tetapi hal ini juga tergantung pada kondisi dari ginjal Anda dan apakah penyebab gagal ginjal dapat diobati atau tidak.

Ingatlah bahwa beberapa penyebab penyakit ini bisa dicegah dan diatasi dengan baik sebelum menimbulkan masalah pada ginjal. Karena pemicu utama gagal ginjal adalah darah tinggi dan diabetes, maka salah satu cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mengendalikan tekanan darah serta kadar gula darah.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}