Efek Setelah Cabut Gigi: Apa yang Harus Anda Lakukan?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Ada beragam alasan kenapa seseorang perlu cabut gigi, tapi yang terutama karena alasan kesehatan dan kosmetika. Ada situasi dimana kita harus melakukannya meski tidak ingin. Biasanya akan timbul sejumlah efek setelah cabut gigi, yang kadang tidak mengenakkan. Apa saja efek tersebut? Bagaimana perawatan untuknya?

Dalam artikel ini akan dikupas mengenai apa saja yang terjadi selama prosedur pencabutan gigi dan setelah prosedur itu usai. Dan apa saja yang perlu kita lakukan untuk mempercepat pemulihan pasca cabut gigi.

Apa yang Terjadi Selama Prosedur Pencabutan Gigi?

Dokter gigi dan ahli bedah mulut akan melakukan pencabutan gigi. Sebelum mencabut gigi, dokter Anda akan memberi suntikan bius lokal untuk membuat kebas area dimana gigi akan dicabut. Kadang-kadang dokter akan menggunakan obat bius total. Ini untuk mencegah rasa sakit di seluruh tubuh kita dan membuat kita tertidur selama prosedur.

Jika gigi bertumbukan, dokter akan memotong gusi dan jaringan tulang yang menutupi gigi. Kemudian dengan menggunakan tang khusus, akan memegang gigi dan menggoyangkannya perlahan depan-belakang untuk melepaskannya dari tulang rahang dan ligamen yang menahannya. Kadang gigi yang susah dicabut harus dicabut dalam keadaan sudah dipecahkan.

Setelah gigi dicabut, biasanya akan terbentuk bekuan darah di soket (lubang bekas gigi). Dokter akan memasukkan kain kasa ke dalam soket dan meminta kita untuk menggigitnya guna menghentikan pendarahan. Kadang dokter akan membuat beberapa jahitan—biasanya dengan benang yang bisa diserap—untuk menutup tepi gusi di lubang bekas pencabutan.

Terkadang bekuan darah di sokter bisa lepas, sehingga terlihat tulang di dalam soket itu. Ini merupakan efek setelah cabut gigi yang menyakitkan, yang disebut dry socket. Jika terjadi, dokter mungkin akan menaruh balutan obat penenang di atas soket selama beberapa hari untuk melindunginya, sambil menunggu pembentukan bekuan darah baru.

Apa Saja Efek Setelah Cabut Gigi?

Ada sejumlah risiko dan komplikasi yang dapat menjadi efek setelah cabut gigi.

Prosedur pencabutan gigi dapat menimbulkan beberapa efek umum seperti: rasa sakit, peradangan, memar, perdarahan, dan infeksi.

Rasa sakit, bengkak, dan memar di area cabut gigi dialami oleh kebanyakan pasien, yang akan mereda seiring waktu.

Dan tergantung pada jenis pencabutan gigi, dokter mungkin memberikan bius lokal atau total selama prosedur. Obat bius tersebut juga punya risiko lain misalnya: kerusakan pada mulut, mual, dan pusing.

Ada juga sedikit risiko kematian terkait bius total, yang diperkirakan terjadi dalam 1 dari 100 ribu hingga 200 ribu kasus.

Efek Setelah Cabut Gigi yang Lebih Serius

Di samping efek-efek umum, terdapat juga sejumlah risiko yang lebih serius terkait prosedur pencabutan gigi.

Barisan Gigi yang Tidak Rata

Setelah cabut gigi, gigi yang terasa dapat bergerak, menyebabkan ketidaksejajaran gigi dan perubahan gigitan. Ini kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada gigi sehat lainnya di mulut, yang mungkin membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Risiko ini biasanya bisa dicegah dengan menerapkan teknik untuk menggantikan gigi yang hilang. Misalnya, gigi lain dapat dipindahkan secara ortodontik, atau gigi yang dicabut bisa diganti dengan implan gigi, bridge, atau gigi tiruan.

Gigitan Turun

Untuk sebagian pasien, terutama yang gigi geraham atau gigi belakangnya sudah dicabut beberapa kali, gigitan mereka bisa turun. Ini juga disebut sebagai hilangnya dimensi vertikal oklusi dan melibatkan perputaran rahang bawah lebih dekat ke rahang atas.

Akibatnya, perubahan kontraksi otot yang diperlukan untuk mengunyah dapat terjadi dan akhirnya menyebabkan gejala-gejala seperti bibir kering atau pecah-pecah.

Pemulihan Lambat

Beberapa obat, seperti bifosfonat, yang biasa dipakai dalam pengobatan osteoporosis (pengeroposan tulang) atau beberapa jenis kanker, dapat memengaruhi proses penyembuhan rahang setelah cabut gigi sehingga penyembuhannya makan waktu lebih lama dari biasanya.

Jika terjadi efek setelah cabut gigi ini, biasanya dianjurkan untuk menghentikan obat sementara selama beberapa waktu sebelum prosedur cabut gigi. Ini untuk mengurangi risiko komplikasi terkait dengan gangguan proses penyembuhan.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Osteoradionekrosis

Jika punya riwayat perawatan radiasi ke kepala dan leher, kita berisiko mengembangkan osteoradionekrosis sebagai efek setelah cabut gigi. Kondisi ini ditandai dengan kematian jaringan tulang di bawah gigi yang dicabut akibat kerusakan pembuluh darah yang menyokong tulang akibat paparan radiasi.

Dry Socket (Osteitis)

Sudah sedikit disinggung di atas, seharusnya bekuan darah mampu menutupi area lubang (soket) bekas pencabutan gigi. Tapi kadang bekuan darah dapat terlepas sebelum waktunya, sehingga menyebabkan kondisi yang disebut osteitis atau dry socket.

Cedera Saraf

Pencabutan beberapa gigi kadang  bisa menyebabkan cedera pada saraf yang menyokong gigi tersebut. Akibat efek setelah cabut gigi ini, area tersebut mungkin terasa mati rasa atau kesemutan secara permanen. Komplikasi seperti ini jarang terjadi.

Paparan Sinus Maksilaris

Ada risiko efek setelah cabut gigi geraham atas, yaitu lubang yang terbuka ke sinus maksilaris, yang harus diperbaiki. Jika gigi geraham atas dicabut, dokter dapat melakukan rontgen gigi untuk memperkirakan risiko paparan sinus dan mempertimbangkan perawatan yang tepat.

Bagaimana Perawatan untuk Meminimalkan Efek Setelah Cabut Gigi?

Setelah prosedur pencabutan gigi usai, dokter akan mengizinkan kita pulang. Pemulihan biasanya memakan waktu beberapa hari.

Perawatan yang dibutuhkan untuk membantu pemulihan dapat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor. Misalnya gigi mana yang dicabut, karena ada gigi-gigi yang tumbuh lebih dalam daripada yang lain sehingga perlu waktu lebih lama untuk sembuh.

Tapi kebanyakan orang akan membaik rasa sakitnya setelah sekitar 3 hari.

Salah satu hal terpenting untuk perawatan pasca cabut gigi ialah menjaga bekuan darah yang terbentuk di soket bekas cabut gigi.

Merawat bekuan darah ini adalah kunci dari proses penyembuhan yang maksimal, juga membantu mencegah komplikasi yang menyakitkan, seperti dry socket.

Berikut sejumlah tips perawatan untuk meminimalkan efek setelah cabut gigi:

  • Minum obat pereda rasa sakit sesuai resep dokter.
  • Gigit dengan kuat tapi lembut pada bantalan kasa yang ditaruh oleh dokter gigi, untuk menekan pendarahan dan merangsang pembentukan bekuan darah di soket. Ganti kasa sebelum basah oleh darah. Atau, biarkan bantalan di tempatnya selama 3 – 4 jam setelah cabut gigi.
  • Tempelkan kantong es ke area yang dicabut segera setelah pencabutan untuk mengurangi pembengkakan. Tempelkan es selama 10 menit setiap kali.
  • Buat tubuh rileks setidaknya selama 24 jam setelah pencabutan. Batasi aktivitas selama 1 – 2 hari berikutnya.
  • Hindari berkumur atau meludah dengan keras selama 24 jam setelah pencabutan agar bekuan darah tidak terlepas.
  • Setelah 24 jam, boleh berkumur dengan larutan yang dibuat dari ½ sendok teh garam dan 1 gelas air hangat.
  • Jangan minum pakai sedotan selama 24 jam pertama.
  • Jangan merokok, karena menghambat penyembuhan.
  • Makan makanan lunak, seperti makanan berkuah, puding, atau yogurt sehari setelah pencabutan. Secara bertahap tambahkan makanan padat seraya area bekas cabut gigi sembuh.
  • Saat berbaring, sandarkan kepala pada bantal. Berbaring datar dapat memperpanjang pendarahan.
  • Tidak apa-apa menyikat gigi, tapi pastikan untuk menghindari area bekas pencabutan. Ini untuk mencegah infeksi.

Kapan Harus Beri Tahu Dokter?

Wajar kalau kita merasakan sakit sebagai efek setelah cabut gigi. Selama 24 jam setelahnya, kita juga mungkin akan mengalami pembengkakan dan sisa-sisa pendarahan.

Tetapi kalau pendarahan atau rasa sakit masih cukup parah hingga 4 jam setelah cabut gigi, sebaiknya beritahukan dokter gigi.

Kita juga sebaiknya beritahukan pada dokter gigi jika mengalami efek setelah cabut gigi berikut:

  • Tanda-tanda infeksi, termasuk demam dan panas-dingin.
  • Mual dan muntah.
  • Kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan yang berlebihan pada area bekas pencabutan.
  • Batuk, sesak napas, sakit dada, atau mual atau muntah yang parah.

Prosedur pencabutan gigi kadang harus dilakukan untuk situasi-situasi tertentu. Namun sama seperti kebanyakan prosedur medis lain, ada risiko terjadinya efek setelah cabut gigi.

Rasa sakit, bengkak, dan memar adalah efek yang umum dialami. Biasanya akan pulih dalam waktu 3 hari setelah pencabutan.

Namun ada juga risiko-risiko lain yang lebih serius. Karena itu dibutuhkan perawatan yang baik untuk efek setelah cabut gigi.

Kita juga perlu segera beritahu dokter jika mengalami gejala-gejala yang serius pasca cabut gigi. Dengan begitu kita meminimalkan risiko terjadinya komplikasi berbahaya.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang efek setelah cabut gigi dan perawatan yang dapat meminimalkannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan bermanfaat lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

News Medical. Tooth Extraction Risks. URL: https://www.news-medical.net/health/Tooth-Extraction-Risks.aspx

WebMD. Pulling a Tooth (Tooth Extraction). URL: https://www.webmd.com/oral-health/guide/pulling-a-tooth-tooth-extraction

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}