Diet Kanker Alami: Bantu Pulihkan Penderitanya!

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Januari 29, 2019


Vonis kanker bukanlah hal yang menyenangkan, saat ini terjadi Anda bisa merasa sangat putus asa dan depresi. Namun, sekalipun demikian Anda masih dapat mengurangi potensi serangan kanker agar tidak bertambah ganas atau muncul kedua kalinya. Hal ini dapat dilakukan dengan diet alami untuk penderita penyakit kanker. Bagaimana diet kanker ini dilakukan?

Dalam artikel ini, Anda dapat memperoleh inspirasi untuk mempertahankan kondisi tubuh yang prima walau serangan kanker menghampiri Anda. Bagi Anda yang belum pernah mengalami serangan kanker, maka diet ini akan membantu Anda agar terhindar atau setidaknya mengurangi risiko serangan kanker. Yuk kita perhatikan bersama-sama.

Diet Kanker: Diet Alami untuk Penderita Penyakit Kanker

Diet alami untuk penderita penyakit kanker berawal dari menjaga pola makan sehat, mulai dari; buah, sayuran, ataupun herbal yang dikonsumsi. Inilah yang sering sulit dilakukan oleh penderita kanker. Apapun alasannya, perubahandiet kanker merupakan faktor penting bagi penunjang pengobatan yang Anda lakukan.

Penelitian observasional telah berulang kali menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu yang dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan serangan kanker. Hanya saja, sulit untuk membuktikan secara spesifik sehubungan dengan makanan yang menyebabkan kanker tersebut.

Namun, beberapa pakar menganjurkan penderita kanker untuk mengurangi konsumsi makanan dalam kemasan yang mengandung pengawet, pewarna, atau perasa tertentu. Selain itu, efektivitas makanan dalam memerangi kanker juga bervariasi. Hal ini bergantung pada bagaimana bahan baku mkanan dibudidayakan, diproses, disimpan, dan dimasak.

Mengapa Penting untuk Mempertimbangkan Diet Kanker?

Para ilmuwan memperkirakan bahwa konsumsi makanan tertentu dapat mengurangi risiko serangan kanker hingga 70% dan kemungkinan akan membantu pemulihan penyakit kanker. Mereka percaya bahwa diet kanker dengan konsumsi makanan tertentu dapat melawan kanker. Hal ini dilakukan dengan cara mencegah pembuluh darah agar tidak memberi asupan nutrisi bagi sel kanker (disebut juga anti-angiogenesis).

Hal ini dapat dipastikan kembali saat Anda melakukan konsultasi medis dengan dokter yang merawat. Sekarang mari kita lihat beberapa contoh diet alami untuk penderita penyakit kanker dengan konsumsi buah, sayuran, ataupun herbal yang bisa mengurangi risiko serangan kanker!

Buah untuk Penderita Penyakit Kanker

Konsumsi buah anti kanker memang diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan secara umum. Namun, bagi penderita kanker pemilihan jenis buah perlu dipertimbangkan sebagai salah satu metode diet kanker. Selain dari pilihan buah yang berkualitas baik dan segar. Kandungan buah tertentu juga perlu diperhitungkan, misalnya buah-buahan yang mengandung antioksidan dan fitokimia lainnya juga dapat mencegah kanker. Berikut daftar buah sebagai diet alami untuk penderita penyakit kanker;

Alpukat

Alpukat merupakan sumber Vitamin C, Vitamin E, Karotenoid (berupa: beta-karoten, alfa-karoten dan zeaxanthin), hingga Glutathione Antioksidan yang membantu menghancurkan radikal bebas pengubah DNA.

Anggur

Anggur merupakan sumber Proanthocyanidins dan Resveratrol yang secara signifikan mengurangi aktivitas ornithine decarboxylase (ODC), suatu enzim yang memengaruhi proses pertumbuhan sel kanker.

Apel

Apel merupakan sumber Triterpenoid dan Procyanidins yang dapat menyebabkan apoptosis, yakni kematian alami yang terjadi pada sel kanker.

Delima

Delima merupakan sumber Tanin dan Flavonoid, keduanya adalah antioksidan yang telah menarik perhatian banyak penelit karena sifat penyembuhannya terhadap beragam penyakit termasuk kanker.

Jeruk

Jeruk merupakan sumber Flavonoid, Nobiletin, dan Vitamin C yang bertujuan merusak radikal bebas, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sekaligus mengatasi efek merusak dari paparan karsinogenik.

Kiwi

Kiwi merupakan sumber Vitamin C, Flavonoid dan Karoten yang melindungi DNA dari kerusakan atau stres oksidatif penyebab kanker, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh.

Manggis

Manggis merupakan sumber Xanthone (berupa: alpha mangostin dan gamma mangostin) guna menghancurkan sel kanker yang kebal terhadap kemoterapi, menginduksi apoptosis sel tumor, sitotoksisitas, dan anti-tumorigenisitas.

Nanas

Nanas merupakan sumber Enzim Bromelain yang dapat mencerna protein dan menunjukkan “sitotoksisitas selektif,” yakni kemampuan untuk mengecilkan atau membunuh sel-sel kanker sambil meninggalkan sel-sel sehat.

Pisang

Pisang merupakan sumber Kalium dan beberapa senyawa lain dalam pisang telah terbukti efektif dalam mencegah produksi sel kanker jenis tertentu.

Sirsak

Sirsak merupakan sumber Vitamin B, Vitamin C, Kalsium, Magnesium, Fosfor, Zat besi, Fitonutrien dan Antioksidan yang dapat menghancurkan sel kanker.

Itulah 10 jenis buah diet alami untuk penderita penyakit kanker yang diyakini dapat membantu Anda pulih kembali. Sebenarnya masih banyak metode diet kanker dengan konsumsi buah yang berpotensi memulihkan diri dari serangan kanker. Misalnya: Camu-Camu, Gardenia, Goji Berry, dan Noni yang turut menunjang pemulihan diri dari serangan kanker. Sekaligus membantu penderita kanker untuk memperoleh asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan tubuh untuk menghadapi kanker.

Sayur untuk Penderita Penyakit Kanker

Penelitian observasional telah mengaitkan konsumsi lebih banyak sayur anti kanker dengan risiko serangan kanker yang lebih rendah. Tentu saja, diet kanker alami dengan konsumsi sayuran hendaknya mengandung antioksidan. Penelitian berhasil memperhatikan bahwa orang yang mengonsumsi sayur memiliki risiko lebih rendah untuk terserang atau meninggal akibat kanker hingga 8% sampai 15%. Berikut daftar sayur sebagai diet alami untuk penderita penyakit kanker;

Bayam

Bayam merupakan sumber Vitamin, Mineral, Asam Lemak Omega-3, Serat, Folat, dan Flavonoid yang merusak radikal bebas dan menghilangkannya, sehingga komponen tersebut sangat penting untuk pencegahan kanker.

Buncis

Buncis merupakan sumber Serat Tinggi yang diyakini oleh beberapa penelitian dalam melindungi diri dari serangan kanker. Namun, penelitian saat ini terbatas pada studi pada hewan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memeriksa manfaat buncis, khususnya dalam mencegah kanker.

Brokoli

Brokoli merupakan sumber Antioksidan Glucoraphanin, Indole-3-carbinol, dan Sulforaphane, senyawa tanaman yang ditemukan dalam sayuran silangan yang mungkin memiliki sifat antikanker yang kuat. Namun, penelitian saat ini terbatas pada studi pada hewan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memeriksa manfaat brokoli, khususnya dalam mencegah kanker.

Jamur

Jamur Shitake merupakan sumber Antioksidan L-ergothioneine yang melindungi tubuh dari kanker. Jamur jenis ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi sel kanker sekaligus membunuh jaringan tumor di dalam tubuh.

Kale

Kale merupakan sumber Antioksidan Sulforaphane yang merupakan simulator dari enzim detoksifikasi, menghambat pertumbuhan kanker, dan menurunkan sel kanker aktif sebanyak 65 hingga 80 persen.

Kubis

Kubis atau kol merupakan sumber Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin K, Glucosinolat, dan Indole-3-carbinol yang bertujuan untuk menjaga agar sel-sel yang membelah diri tetap terkontrol.

Pakcoy

Pakcoy (Bok Choy) atau sawi sendok merupakan sumber Glukosinolat yang setelah dimakan, berubah menjadi senyawa Isothiocyanate dan Indole yang telah terbukti memiliki banyak sifat anti-kanker melalui pengujian laboratorium.

Selada

Selada (Romaine lettuce) merupakan sumber Vitamin A, Vitamin K, Antioksidan beta-karoten, dan Lutein yang telah terbukti mampu menghambat perkembangan sel kankertertentu di bawah  kondisi rendah oksigen manakala tumor padat berkembang.

Tomat

Tomat merupakan sumber Antioksidan Likopen untuk mencegah pembentukan kanker tertentu dan secara alami bekerja sebagai anti-inflamasi. Rahasia untuk mendapatkan manfaat penuh dari tomat terletak pada pengolahannya.

Wortel

Wortel merupakan sumber Falcarinol, Falcarindiol, dan Antioksidan beta-karoten yang membantu mencegah kerusakan sel dan dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker. Wortel juga bagus sebagai detoksifikasi tubuh secara alami.

Itulah 10 jenis sayur diet alami untuk penderita penyakit kanker yang diyakini dapat membantu Anda pulih kembali. Perlu diketahui bahwa hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mencegah keberadaan kanker ialah dengan mengonsumsi makanan seimbang. Konsumsi sayuran sangat bermanfaat jika Anda mengurangi makanan olahan, penambahan gula, lemak jenuh, ataupun lemak trans. Dengan demikian, Anda dapat benar-benar mengurangi risiko serangan kanker dan tetap sehat seraya melakukan diet kanker.

Herbal untuk Penderita Penyakit Kanker

Pemanfaatan herbal anti kanker telah dilakukan sejak dulu oleh penduduk Indonesia dan Dunia. Konsumsi herbal sebagai diet kanker merupakan cikal bakal terlahirnya pengobatan medis modern. Herbal juga merupakan bagian dari diet alami untuk penderita penyakit kanker. Nah, berikut ini merupakan kumpulan herbal yang diyakini dapat membantu penderita kanker dari segala penjuru dunia. Mulai dari rempah, bunga, buah, umbi, ataupun akar tanaman obat. Berikut daftar herbal sebagai diet alami untuk penderita penyakit kanker;

Bawang

Bawang putih (Allium sativum) merupakan sumber Metabolit Sekunder (misalnya, alliin, alliinase, dan allicin), Ajoene yang menunda produksi kanker, serta Selenium sebagai antioksidan. Bioflavonoid, cyanidin dan quercetin, juga ditemukan dalam bawang putih dengan sifat antioksidannya (Galeone et al., 2006, Yang et al., 2001). Aktivitas anti-kanker bawang putih diketahui dari tingginya jumlah sulfida organik dan polisulfida. Mekanisme kinerjanya ialah merangsang limfosit dan makrofag untuk membunuh sel-sel kanker dan mengganggu metabolisme sel-sel tumor.

Burdock

Burdock (Arctium lappa) merupakan sumber Flavonoid, Antioksidan Polifenol, Tannin (Senyawa Fenolik) dan Arctigenin yang mampu mengangkat sel-sel tumor dengan nutrisi rendah (Tamayo et al., 2000). Akar burdock memiliki efek menekan pertumbuhan tumor. Hal ini terjadi dengan cara melindungi sel-sel tubuh normal terhadap zat-zat beracun dan mengurangi mutasi sel, serta merangsang aksi makrofag, membatasi penyebaran kanker, dan mempertahankan sifat-sifat modulatori-imun (Potter, 1997).

Echinacea purpurea

Echinacea purpurea merupakan sumber Flavonoid yang bertindak sebagai stimulan kekebalan tubuh dan meningkatkan jumlah sel pembunuh alami. Flavonoid menunjang aktivitas limfosit dengan meningkatkan fagositosis yang dilakukan oleh makrofag dan aksi sel pembunuh alami. Sehingga mendorong pembentukan interferon, serta mengurangi konsekuensi berbahaya dari pengaruh radioterapi dan kemoterapi.

Gingseng

Ginseng (Panax ginseng) merupakan herbal yang memiliki banyak kegunaan terapeutik termasuk kanker. Zat aktif ginseng mampu mengurangi atau menghambat perkembangan faktor nekrosis tumor kulit, menghambat penyebaran dan metastasis sel kanker, merangsang diferensiasi sel, dan tingkat interferon. Jenis ginseng ekstrak dan bubuk kering sangat kuat untuk pencegahan ancaman kanker. Hal ini dilakukan dengan mengganggu sintesis DNA, aktivasi sel-sel pembunuh alami kanker yang rusak, menginduksi makrofag dan meningkatkan pembentukan antibodi.

Kunyit

Kunyit (Curcuma longa) merupakan sumber Curcumin yang dikenal memiliki aktivitas antikanker karena zat fenoliknya. Curcumin telah dinyatakan memiliki tindakan penghambatan di semua fase pertumbuhan kanker yang bersifat inisiasi, promosi, dan perbanyakan. Produksi nitrosamin juga dihambat oleh kunyit; sehingga menghasilkan aksi antioksidan alami tubuh. Jumlah glutathione dan sulfphydydryl non-protein lainnya turut meningkat oleh karena keberadaan curcumin yang bertindak langsung pada enzim tertentu (Sakkara et al., 2011).

Mengkudu

Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan sumber Polifenol dan Flavonoid yang menunjukkan sifat antioksidan tinggi, guna membantu mengurangi risiko penyakit degeneratif, seperti; kanker dan penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa buah Noni atau mengkudu memiliki fungsi sebagai antioksidan, anti-inflamasi, anti-demensia, perlindungan hati, antikanker, analgesik, dan efek imunomodulator. Sehingga cocok dijadikan salah satu menu diet kanker.

Rami

Biji rami (Flaxseed) merupakan sumber fitoestrogen, serat makanan, lemak omega 3, dan lignan. Aktivitas estrogenik terdapat dalam biji rami yang terjadi saat metabolisme lignan menjadi enterodiol dan enterolakton pada saluran pencernaan. Asupan biji rami menyebabkan perubahan besar guna mengeliminasi 2-hidoksiesteron dibandingkan dengan protein kedelai (Brooks et al., 2004). Sebuah kelompok penelitian Lilian Thompson di universitas Toronto telah menunjukkan bahwa biji rami tanah memiliki aktivitas anti kanker yang kuat.

Sarang Semut

Sarang Semut (Myrmecodia pendans) telah digunakan secara tradisional sebagai pengobatan alternatif untuk maag, tumor dan kanker. Dalam sebuah penelitian diet kanker, ekstrak tanaman ini diuji aktivitasnya pada beberapa sel kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air tanaman ini memiliki aktivitas anti kanker yang lebih baik dibandingkan ekstrak lainnya. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa ekstrak polar (air) menunjukkan aktivitas antikanker yang lebih tinggi daripada ekstrak non-polar (etilasetat dan n-butanol).

Teh

Teh hijau (Camellia sinensis) merupakan sumber Polifenol Epigallocatechin (EGGG) yang memiliki aktivitas antikanker. Para peneliti telah mengungkapkan bahwa teh hijau memiliki aktivitas antitumor dan anti-mutagenik. Sel memperoleh perlindungan EGGG dari kerusakan DNA yang dihasilkan oleh spesies oksigen reaktif (Lambert dan Yang, 2003). Polifenol teh hijau mampu membatasi proses pembelahan sel kanker dan merangsang nekrosis ataupun apoptosis sel tumor (Zaveri, 2006). Sementara zat Katekin menghambat metastasis dan angiogenesis sel tumor.

Tongkat Ali

Tongkat Ali (Eurycoma longifolia) merupakan herbal yang terdokumentasi dengan baik dan telah mendapatkan pengakuan luas karena efektivitas farmakologisnya yang serba guna termasuk antikanker, antimalaria, antimikroba, antioksidan, afrodisiak, anti-inflamasi, anxiolitik, anti-diabetes, antirheumatisme dan anti-ulkus. Banyak penelitian in-vitro dan in-vivo membuktikan efektivitas antiproliferatif dan antikanker yang sangat baik terhadap berbagai jenis kanker pada manusia. Maka cocok sekali jika herbal ini dijadikan penunjang dalam diet kanker.

Itulah 10 jenis herbal diet alami untuk penderita penyakit kanker yang diyakini dapat membantu Anda pulih kembali. Perlu diingat bahwa konsumsi herbal sebagai diet kanker bukanlah pengganti dari obat medis, melainkan penunjang pengobatan kanker yang sedang Anda jalani. Keputusan untuk menghentikan pengobatan medis hendaknya dikonsultasikan dengan dokter yang merawat Anda. Upaya pemulihan yang diberikan herbal ataupun diet alami untuk penderita penyakit kanker cenderung bersifat penunjang dan pengurangan efek samping pengobatan medis.

Demikianlah informasi lengkap mengenai diet alami untuk penderita penyakit kanker. Yakinlah bahwa kondisi tubuh Anda dapat membaik jika Anda tetap semangat dan melakukan upaya yang terarah dengan baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan dokter. Tetap bahagia walau mengidap penyakit kanker adalah hal yang mungkin untuk Anda rasakan. Mulailah untuk memiliki sudut pandang yang positif terhadap diet kanker guna menghindari komplikasi karena stres ataupun depresi, sehingga terjadi penurunan kondisi fisik.

Sumber
Mary Jane Brown, PhD, RD (UK). Cancer and Diet 101: How What You Eat Can Influence Cancer. 7 Oktober 2018. URL: https://www.healthline.com/nutrition/cancer-and-diet.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}