Sayur Anti Kanker: Hentikan Agresi Kanker


By Fery Irawan

Tahukah Anda bahwa pedoman diet kanker yang diberikan oleh pemerintah federal untuk orang Amerika (2010) ialah mengonsumsi berbagai sayur anti kanker yang mengandung antioksidan setiap hari. Apa saja sayur antioksidan untuk penderita penyakit kanker yang bisa Anda coba? Bagaimana kinerja sayuran pencegah kanker tersebut?

Dalam artikel ini Anda akan melihat beragam jenis sayur-sayuran anti kanker yang dibutuhkan tubuh untuk dapat mengatasi serangan kanker. Konsumsi sayuran saja tidak cukup untuk memberantas kanker, mengingat konsumsi sayuran hanya bersifat menunjang agar tubuh Anda tidak melemah. Mari kita lihat ulasan selengkapnya!

Sayur Anti Kanker: Rasakan Nikmatnya Sayur

Sayur anti kanker, merupakan sayur yang telah teruji dan diyakini dapat membantu menekan atau menghilangkan sel kanker. Salah satu jenis sayuran yang secara khusus berguna bagi penderita kanker ialah sayuran “cruciferous”.

Tahukah Anda bahwa pedoman diet yang diberikan oleh pemerintah federal untuk orang Amerika (2010) ialah mengonsumsi berbagai sayuran setiap hari. Sayur antioksidan untuk penderita penyakit kanker yang berbeda jenisnya tentu akan kaya nutrisi yang beragam pula.

Sayuran dikategorikan menjadi lima subkelompok tertentu: warna (hijau tua, merah dan jingga), jenis kacang (kacang-kacangan) jenis polong (polong-polongan), tekstur bertepung, dan kategori sayuran lainnya. Sayuran “cruciferous” termasuk dalam kategori “sayuran hijau-gelap” dan kategori “sayuran lainnya”.

Sayuran “cruciferous” merupakan bagian dari genus tanaman Brassica. Beberapa jenis sayuran yang tergolong jenis ini ialah; Arugula, Bok choy (Pakcoy), Brokoli, Kubis atau Kol, Kembang Kol, Collard greens (Sejenis Sawi), Kale, Rutabaga, Selada, hingga Wasabi.

Sayuran “cruciferous” mengandung banyak nutrisidan serat, termasuk senyawa karoten (beta-karoten, lutein, zeaxanthin); vitamin C, E, dan K; folat; dan mineral. Selain itu, sayuran “cruciferous” mengandung sekelompok zat yang dikenal sebagai glukosinolat, yang merupakan senyawa menyebabkan aroma tajam dan rasa pahit. Oleh sebab itu, cocok disebut sebagai sayuran pencegah kanker.

Mengapa Penting untuk Mengonsumsi Sayur Anti Kanker?

Bagaimana kinerja sayur antioksidan untuk penderita penyakit kanker memang belum dapat ditentukan secara pasti. Namun, selama persiapan makanan, mengunyah, dan mencerna, kandungan glukosinolat dalam sayuran “cruciferous” dipecah untuk membentuk senyawa aktif indol, nitril, tiosianat, dan isotiosianat. Indole-3-carbinol (sebuah indole) dan sulforaphane (sebuah isothiocyanate) merupakan senyawa aktif yang telah teruji sehubungan dengan efek antikanker.

Indole dan isothiocyanate diketahui mampu menghambat perkembangan kanker di beberapa organ pada hewan percobaan, termasuk; kandung kemih, payudara, usus besar, hati, paru-paru, dan perut. Hasil penelitan memperlihatkan bahwa sayuran “cruciferous” memiliki potensi dalam membantu proses pencegahan kanker.

Mekanisme kinerja kandungan sayur anti kanker memang belum dapat dipastikan secara spesifik. Namun, berdasarkan percobaan dan penelitian terdapat hasil sayuran pencegah kanker berupa; perlindungan sel dari kerusakan DNA, penonaktifan karsinogen, efek antivirus, antibakteri, efek anti-inflamasi, kematian sel abnormal (apoptosis), penghambatan proses pembentukan pembuluh darah tumor (angiogenesis), dan migrasi sel tumor (metastasis).

Bayam untuk Penderita Penyakit Kanker

Bayam mengandung Fiber, Folat, Lutein dan Zeaxanthin, yakni senyawa karotenoid yang dapat menghilangkan molekul tidak stabil radikal bebas dari tubuh sebelum mereka merusaknya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa ini bisa melindungi diri terhadap kanker mulut, kerongkongan, dan perut.

Sebuah penelitian NIH / AARP yang melibatkan 490.000 orang menemukan bahwa mereka yang makan lebih banyak bayam kecil kemungkinannya terkena kanker kerongkongan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karotenoid dalam sayur anti kanker dapat mengurangi risiko kanker ovarium, endometrium, paru-paru, dan kanker kolorektal. Sedangkan Folat membantu tubuh Anda memproduksi sel-sel normal yang baru dan memperbaiki DNA.

Buncis untuk Penderita Penyakit Kanker

Buncis tergolong jenis sayuran kacang-kacangan yang mengandung Fiber atau serat tinggi. Kacang sendiri menurut beberapa penelitian dapat membantu melawan kanker kolorektal. Satu studi diikuti 1.905 orang dengan riwayat tumor kolorektal, dan menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi lebih banyak kacang matang dalam bentuk kering memiliki penurunan risiko terhadap tumor yang muncul kembali.

Menurut hasil ini, makan beberapa porsi kacang setiap minggu dapat meningkatkan serat Anda dan menurunkan risiko terkena kanker. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memeriksa efektivitas sayur anti kanker tersebut. Termasuk penelitian mengenai buncis dalam mengatasi serangan kanker.

Brokoli untuk Penderita Penyakit Kanker

Brokoli mengandung Sulforaphane, senyawa yang telah terbukti mampu menyebabkan kematian sel tumor dan mengurangi ukuran tumor. Asupan yang lebih tinggi dari sayuran jenis “cruciferous” juga dapat dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah.

Satu studi tabung percobaan menunjukkan bahwa sulforaphane dapat mengurangi ukuran dan jumlah sel kanker payudara hingga 75%. Beberapa penelitian lainnya menemukan bahwa asupan sayuran yang lebih tinggi seperti brokoli dapat dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah. Namun, perlu diingat bahwa penelitian yang tersedia belum mencakup mekanisme kerja brokoli terhadap kanker. Para peneliti baru menemukan keterkaitan antara konsumsi sayur anti kanker dengan penurunan risiko kanker saja.

Jamur untuk Penderita Penyakit Kanker

Di Asia, ada lebih dari 100 jenis jamur yang digunakan sebagai sayur anti kanker. Beberapa yang lebih umum adalah Ganoderma lucidum (reishi), Trametes versicolor atau Coriolus versicolor (ekor kalkun), Lentinus edodes (shiitake), dan Grifola frondosa (maitake). Penelitian sedang dikembangkan sehubungan dengan mekanisme jamur terhadap sistem kekebalan tubuh dan kinerja jamur dalam menghentikan atau memperlambat pertumbuhan tumor bahkan membunuh sel-sel tumor.

Diperkirakan keberadaan senyawa Antioksidan L-ergothioneine dan Polisakarida dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Di beberapa negara Asia, jamur telah digunakan dengan aman untuk waktu yang lama pada penderita kanker, baik konsumsi tunggal atau dikombinasikan dengan pengobatan radiasi atau kemoterapi.

Kale untuk Penderita Penyakit Kanker

Kale mengandung Vitamin K, Vitamin A, dan Vitamin C. Kale juga merupakan sumber Kalsium, Magnesium, Zat besi, Antioksidan Karotenoid (Lutein maupun Beta-karoten), dan FlavonoidIsorhamnetin, Kaempferol maupun Quercetin. Senyawa antioksidan membantu menghilangkan radikal bebas dari tubuh yang dapat menyebabkan kanker.

Sayur anti kanker ini kaya akan senyawa Sulfur Glukosinolat yang mendukung detoksifikasi, perbaikan DNA, memperlambat pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhan sel kanker ovarium epitel. Juga kandungan Indole-3-karbinol yang sangat membantu dalam penurunan risiko kanker payudara, usus, dan kanker paru-paru. Lutein dan beta-karoten adalah nutrisi utama untuk melindungi tubuh dari stres oksidatif.

Kubis untuk Penderita Penyakit Kanker

Kubis atau kol mengandung Sulforaphane yang dapat membantu melindungi diri terhadap kanker. Kubis dapat membantu melindungi Anda terhadap radiasi dan mencegah kanker. Para peneliti saat ini sedang menguji kemampuan sulforaphane untuk menunda atau menghambat enzim histone deacetylase (HDAC) yang berbahaya, yang diketahui terlibat dalam perkembangan sel kanker. Hasil yang menjanjikan pada tingkat molekuler telah terlihat dengan beberapa jenis kanker, termasuk; kanker melanoma, kanker kerongkongan, kanker prostat, dan kanker pankreas.

Senyawa lainnya yang ditemukan dalam kubis ialah 3,3′-diindolylmethane yang memiliki efek perlindungan terhadap kanker. Penelitian sayuran pencegah kanker lain, yang dilakukan di Universitas Missouri, meneliti senyawa lain yang ditemukan sayur anti kanker, yakni Apigenin sebagai pengobatan kanker di masa depan. Pada kubis merah ditemukan kandungan antioksidan kuat Anthocyanin yang telah terbukti mampu memperlambat proliferasi sel kanker, membunuh sel kanker yang sudah terbentuk, dan menghentikan pembentukan pertumbuhan tumor baru.

Pakcoy untuk Penderita Penyakit Kanker

Pakcoy mengandung Folat yang berperan dalam produksi dan perbaikan DNA, sehingga dapat mencegah pembentukan sel kanker akibat mutasi pada DNA. Pakcoy juga mengandung Vitamin C, Vitamin E, dan Beta-karoten. Nutrisi ini memiliki sifat antioksidan kuat yang membantu melindungi sel terhadap kerusakan radikal bebas.

Tidak seperti kebanyakan sayuran lainnya, pakcoy mengandung Mineral Selenium yang membantu detoksifikasi beberapa senyawa penyebab kanker dalam tubuh, mencegah peradangan, dan mengurangi tingkat pertumbuhan tumor. Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa orang yang makan lebih banyak sayuran memiliki risiko lebih rendah terkena kanker paru-paru, prostat, dan usus besar.

Selada untuk Penderita Penyakit Kanker

Selada mengandung Vitamin A yang baik (dari kandungan beta-karoten yang relatif tinggi), Lutein, dan Vitamin K. Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa konsumsi selada yang sering dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih rendah.

Satu penelitian di Meksiko menemukan bahwa konsumsi selada dikaitkan dengan risiko kanker payudara yang lebih rendah pada wanita premenopause. Sebuah studi Yunani menemukan bahwa wanita dengan kanker payudara yang mengkonsumsi selada secara signifikan lebih sedikit kemungkinan untuk menderita kanker payudara. Konsumsi sayur anti kanker yang mengandung lutein mampu mengurangi risiko kanker payudara dalam beberapa studi epidemiologis. Pastikan untuk memilih jenis organik untuk menghindari polutan berbahaya.

Tomat untuk Penderita Penyakit Kanker

Tomat mengandung Lycopene, senyawa yang bertanggung jawab atas warna merah cerah pada tomat sekaligus sifat antikanker didalamnya. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa peningkatan asupan likopen dan tomat dapat menyebabkan berkurangnya risiko kanker prostat.

Sebuah tinjauan dari 17 studi juga menemukan bahwa asupan tomat mentah, tomat matang yang mengandung likopen semuanya dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat. Studi lain dari 47.365 orang menemukan bahwa asupan saus tomat (saus asli buatan sendiri) dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena kanker prostat. Namun, ingatlah bahwa studi ini menunjukkan mungkin ada hubungan antara makan tomat dan pengurangan risiko kanker prostat, tetapi penelitian lanjutan masih perlu dilakukan terhadap sayur anti kanker ini.

Wortel untuk Penderita Penyakit Kanker

Wortel mengandung Falcarinol dan Luteolin, senyawa yang membangkitkan kembali gen penekan kanker dan mengembalikan kapasitas tubuh untuk mengatur pembelahan sel, serta menghancurkan sel-sel abnormal. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara konsumsi wortel dan penurunan risiko kanker prostat, paru-paru dan lambung.

Sebagai contoh, sebuah analisis melihat hasil dari lima studi dan menyimpulkan bahwa makan wortel dapat mengurangi risiko kanker lambung hingga 26%. Studi lain menemukan bahwa asupan wortel yang lebih tinggi dikaitkan dengan 18% kemungkinan lebih rendah terkena kanker prostat. Namun, ingatlah bahwa studi ini menunjukkan hubungan antara konsumsi wortel sebagai sayur anti kanker, namun belum memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin berperan.

Itulah beragam jenis sayur antioksidan untuk penderita penyakit kanker, sebenarnya masih banyak penelitian sehubungan dengan sayur anti kanker lainnya. Secara umum konsumsi sayuran akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda agar tidak mudah sakit. Konsumsi sayur yang seimbang akan membantu Anda untuk tetap prima, bahkan mempercepat proses pemulihan diri.

Demikianlah info seputar sayur antioksidan untuk penderita penyakit kanker, ingatlah bahwa konsumsi sayuran pencegah kanker bukanlah sebagai pengganti obat yang seharusnya Anda konsumsi. Sayuran hanya mendukung tubuh untuk memperoleh asupan gizi dan nutrisi agar tidak terkuras karena keberadaan penyakit.

Sumber
National Cancer Institute. Cruciferous Vegetables and Cancer Prevention. 7 Juni 2012. URL: https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/diet/cruciferous-vegetables-fact-sheet.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}