Bagaimana Mengatasi Resistensi Insulin?

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 


Resistensi insulin adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel tubuh tidak lagi mampu merespon sinyal insulin dengan memadai. Sebagaimana dipahami bahwa hormon insulin bekerja untuk memberi sinyal bagi sel menarik gula dari dalam darah. Maka resistensi insulin akan menyebabkan sel tidak efektif menarik gula dari dalam darah.

Ini yang menyebabkan resistensi insulin erat kaitannya dengan masalah kadar gula darah. Semakin berat kondisi resistensi insulin semakin tinggi kadar gula darah pada seseorang. dan ini dapat memicu terjadinya prediabetes dan diabetes dalam jangka panjang.

Cara Atasi Resistensi Insulin

Insulin memiliki peran sangat penting untuk menjaga stabilitas kadar gula darah. Resistensi insulin adalah kondisi beresiko tinggi yang perlu untuk segera Anda atasi.

Dan pada kesempatan ini kita akan mencoba mengulas mengenai bagaimana cara efektif dan aman untuk mengatasi masalah resistensi insulin.

8 Cara Atasi Resistensi Insulin

Masalah resistensi insulin bisa terjadi akibat sejumlah kondisi pada tubuh pasien. Sejumlah besar kondisi tersebut sebenarnya bisa dicegah dan dihindari dengan mengubah kebiasaan.

Dan karenanya masalah resistensi insulin ini dapat pula diatasi dengan menjalankan sejumlah kebiasaan baik. Selain tentu saja menjalankan  beberapa terapi medis bila diperlukan.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Beberapa cara untuk membantu mengembalikan sensitivitas sel terhadap sinyal insulin tersebut antara lain adalah sebagai berikut!

Merubah Gaya Hidup

Dapat dikatakan bahwa penyebab utama dari keluhan resistensi insulin adalah masalah gaya hidup. Semakin sehat gaya hidup Anda semakin rendah resiko Anda untuk mengalami masalah resistensi insulin.

Dan itu artinya ketika Anda ingin menjalankan terapi untuk mengatasi resistensi insulin, maka hal penting yang harus Anda lakukan adalah dengan mengubah gaya hidup Anda. Apa saja gaya hidup yang perlu Anda ubah terkait dengan resistensi insulin?

Atur kembali pola makan

Pola makan yang tepat akan membantu Anda mengembalikan sensitivitas sel terhadap insulin. Ada kaitan yang cukup erat antara kemampuan sel merespon insulin dengan asupan yang Anda konsumsi sehari-hari.

Mulai dengan membatasi asupan makanan dengan kadar gula dan zat pati tinggi. karena asupan semacam ini akan dirubah menjadi glukosa dalam tubuh dan mendongkrak cepat kadar gula darah.

Dalam kondisi normal, naiknya gula darah akan direspon tubuh dengan meningkatkan produksi insulin. Ini akan memberi sinyal bagi sel untuk menarik lebih banyak gula darah. Tetapi apabila kebutuhan energi sel sudah terpenuhi, sel akan berhenti menarik gula dan mengabaikan sinyal insulin.

Selain makanan kaya gula, sebaiknya penderita resistensi insulin juga perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan kaya kolesterol jahat. Menurut Diabetesjournals kadar kolesterol tinggi akan mendorong resistensi insulin.

Selain itu juga disarankan untuk meningkatkan asupan serat yang terbukti menghambat penyerapan gula dan makanan sumber omega 3 yang terbukti membantu meningkatkan sensitivitas insulin.

Lakukan aktivitas fisik

Sebagaimana dijelaskan di atas, selain asupan makanan, kebiasaan untuk membakar kalori juga berperan besar dalam mengatasi resistensi insulin. Semakin banyak kebutuhan kalori tubuh semakin sensitif sel terhadap sinyal insulin dan semakin aktif sel dalam menarik gula darah sebagai sumber energi.

Dan karenanya disarankan bagi penderita resistensi insulin untuk meningkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik akan meningkatkan kebutuhan kalori tubuh.Coba untuk mulai rutin menjalankan olahraga. Dan hindari aktivitas duduk diam santai tanpa aktivitas dalam jangka waktu yang panjang.

Dalam salah satu riset yang dilaporkan pada Casopis Lekaru Ceskych tahun 2004, dijelaskan ketika seseorang  menjalankan olahraga rutin selama 3 bulan berturut-turut terbukti terjadi progress baik untuk sensitivitas insulin pada tubuhnya.

Hindari rokok

Menurut Journal American Diabetes Association tahun 2013, nikotin dalam darah memiliki efek buruk terhadap sel, termasuk di antaranya merubah kinerja metabolisme sel. ini akan mempengaruhi pola kebutuhan sel terhadap asupan energi.

Gula darah adalah sumber energi utama bagi tubuh. Dan karena terjadi gangguan pola kebutuhan energi pada sel, maka kemampuan sel dalam menarik gula darah akan menurun. Kondisi yang tentu berkaitan erat dengan masalah resistensi insulin dan diabetes.

Istirahat dengan cukup

Dalam bahasan Journal Sleep Research Society tahun 2012 dijelaskan bahwa  tidur yang tidak mencukupi akan sangat berpengaruhi terhadap sensitivitas sel terhadap sinyal insulin.

Ini karena ketika kita kurang tidur, akan terjadi gangguan hormonal dalam tubuh yang menyebabkan tubuh melepas senyawa-senyawa yang bekerja menurunkan metabolisme. Ini sebabnya ketika kita kurang tidur tubuh akan terasa lemas, lesu dan sulit berkonsentrasi.

Karena turunnya metabolisme, tubuh akan menurunkan kebutuhan energi. Akibatnya sel-sel tubuh tidak menarik banyak sumber energi dalam hal ini gula. Ini membuat sel menjadi resisten terhadap sinyal insulin.

Karenanya pastikan untuk tidur dengan cukup dan hindari pula begadang. Karena selain begadang akan menyebabkan efek penurunan metabolisme di siang hari, juga akan menyebabkan gangguan liver dalam jangka panjang. Liver atau hati yang tidak sehat akan memicu efek resistensi insulin.

Hindari stress

Stress rupanya memiliki pengaruh sangat buruk terhadap respon sel atas sinyal insulin. Semakin tinggi kadar stress seseorang semakin tinggi kemungkinan untuk mengalami resistensi insulin.

Sejumlah hormon stress seperti kortisol dan glukagon akan mengembalikan formula cadangan gula atau glikogen menjadi glukosa. Dalam kondisi normal glukagon dibutuhkan tubuh untuk menghindari turunnya kadar gula darah. Tetapi ketika kadarnya berlebihan dan tidak pada waktu yang tepat malah akan meningkatkan kadar gula darah.

Di sisi lain, kortisol akan menurunkan fungsi metabolisme dan kebutuhan sel akan energi. Ini akan menyebabkan sel tidak menarik banyak gula dan menurunkan sensitivitas sel terhadap sinyal insulin.

Kendalikan stress Anda dengan baik akan membantu mengendalikan hormon-hormon stress yang memberi efek buruk bagi tubuh.

Kurangi lingkar pinggang

Untuk mengatasi masalah resistensi insulin, kita bukan sekedar disarankan untuk menurunkan berat badan, tetapi secara spesifik disarankan untuk mengurangi lingkar pinggang dan himpunan lemak pada perut.

Lemak cadangan yang tersimpan pada area sekitar perut cenderung menyebabkan perlambatan metabolisme dan mendorong sel tubuh resisten terhadap insulin.

Menurut Journal of General Internal Medicine tahun 2013, ketika seseorang berhasil menurunkan berat badannya sekitar 5 % mereka akan menurunkan resiko resistensi insulin hingga 54%.

Sedang dijelaskan pula bahwa mereka yang memiliki lingkar pinggang sekitar 40 inci atau di atas 100 cm untuk pria atau 35 inci atau 39 cm pada wanita memiliki resiko tinggi mengalami masalah resistensi insulin.

Terapi alami resistensi insulin

Selain mengendalikan pola makan Anda untuk lebih sehat dengan mengasup makanan dengan kadar gula dan lemak trans terkendali, Anda juga disarankan untuk menambahkan lebih banyak makanan yang baik untuk meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.

Beberapa contoh asupan yang bisa Anda manfaatkan untuk memperbaiki sensitivitas insulin adalah kayu manis. Kayu manis memiliki senyawa unik yang dapat meniru karakter insulin dan mendorong  sel lebih sensitif terhadap insulin.

Menurut Journal of Diabetes Science and Technology tahun 2010 dijelaskan bahwa kayu manis akan meningkatkan efisiensi proses pembentukan energi dan penarikan glukosa dalam sel.

Selain itu juga dikatakan bahwa bawang putih juga memiliki manfaat menstimulasi sel lebih sensitif terhadap insulin sebagaimana dijelaskan dalam Journal of Ethnopharmacology tahun 2015.

Kunyit juga dikatakan baik untuk memperbaiki sensitivitas sel dan membantu meningkatkan kerja hati dalam mensekresi kelebihan gula darah, sebagaimana dijelaskan pada Journal NMCD tahun 2011.

Noni juga ditemukan memiliki komponen antidiabetes dan mengandung unsur stimulan bagi sel untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap insulin. Ini dijelaskan dalam Evidence Based Complementary and Alternative Medicine tahun 2012.

Sejumlah pakar melihat peran saponin dan terpenes dalam noni memberi manfaat membantu mengatasi resistensi insulin dan membantu meningkatkan efektivitas sel dalam membentuk energi.

Pengobatan medis

Selain dengan merubah gaya hidup, mereka yang telah dinyatakan mengidap masalah resistensi insulin juga akan disarankan untuk menjalankan terapi medis.

Terutama bila setelah mencoba mengubah gaya hidup dalam beberapa waktu tak kunjung efektif menormalkan kembali kadar gula darah. Beberapa metode medis yang banyak dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

Terapi suplemen

Sejumlah suplemen terbukti membantu meningkatkan sensitivitas sel terhadap sinyal insulin. Metode ini pada awalnya tidak banyak diterapkan sampai beberapa tahun belakangan. Dan kini justru banyak pakar medis menyarankan terapi suplemen sebagai terapi awal membantu mengatasi resistensi insulin.

Beberapa jenis suplemen yang banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan sensitivitas insulin antara lain:

  • Magnesium
    Mineral ini bekerja pada sistem reseptor sinyal insulin pada sel. Dalam riset yang diungkap pada Journal of Diabetes and Metabolism tahun 2004, kasus resistensi insulin kerap berkaitan dengan rendahnya kadar magnesium pada pasien.
  • Kromium
    Dalam laporan Journal of Diabetes tahun 1997 dikatakan mengonsumsi suplemen kromium dalam dosis 200 – 1000 mcg akan memperbaiki reseptor insulin pada sel dan meningkatkan daya sensitif sel terhadap insulin.
  • Berberine
    Senyawa ini mungkin masih asing bagi kebanyakan orang. Ini adalah sejenis molekul fitokimia yang mudah Anda temukan pada tanaman berberis. Sebagaimana dijelaskan Journal of Metabolism tahun 2008, meski belum diketahui bagaimana pengaruhnya, senyawa ini membantu meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin.
  • Resveratrol
    Senyawa fitokimia ini adalah anti oksidan jenis folifenol yang terdapat pada beberapa jenis buah berry. Senyawa ini memiliki pengaruh kuat sebagai anti inflamasi dan stimulan sensitivitas insulin, seperti disampaikan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2014.

Terapi medis

Sejumlah obat memiliki manfaat menstimulasi sel untuk membentuk energi dengan lebih efektif. Semakin cepat sel membentuk energi baru semakin tinggi kebutuhan sel akan sumber energi yakni gula dan karenanya semakin cepat proses penyerapan sel terhadap gula.

Selain itu, biasanya terapi ini juga bekerja pada sejumlah sistem reseptor insulin dengan memperbaiki sistem sensor dan respon pada sel. ini membantu sel melakukan respon lebih baik terhadap insulin.

Beberapa jenis terapi medis yang bekerja dalam sistem semacam itu antara lain adalah sebagai berikut:

  • Obat stimulan sel
    Obat stimulan yang lazim diberikan adalah metformin, exenatide dan thiazolidinediones. Cara kerjanya dengan membantu mengubah plasma insulin untuk lebih mudah diterima sinyal dan membantu meningkatkan pelepasan energi tubuh. Terapi juga akan berkonsentrasi pada sistem reseptor sehingga lebih sensitif.
  • Obat penghambat lipase
    Lipase sendiri adalah enzim yang bekerja dalam pencernaan untuk membantu meningkatkan daya serap terhadap gula dan lemak. Dengan terapi yang bekerja menghambat enzim ini maka daya serap pencernaan terhadap gula dan lemak akan menurun.
  • Terapi peptide
    Terapi ini bekerja dengan memasukan senyawa yang menyerupai senyawa enzim peptide . kinerjanya adalah dengan menunda sekresi glukagon dan membantu menurunkan daya serap sel terhadap glukosa.

Resistensi insulin adalah cikal bakal dari masalah diabetes. Resistensi insulin menyebabkan kadar gula darah terus tinggi diatas level aman. Mencegah masalah ini berkembang lebih jauh adalah cara terbaik mencegah penyakit diabetes. dan menerapkan sejumlah cara di atas akan efektif membantu Anda mengatasi keluhan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}