Bisakah Herbal Jadi Pengganti Imunisasi Anak?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Desember 3, 2015


Belakangan mungkin Anda sebagai orang tua pernah dibuat ragu, apakah memang imunisasi berbahaya? Kami sudah mengulas jawaban jelasnya dari salah seorang yang pernah menjabat sebagai kepala di Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pembahasannya bisa dilihat dalam artikel: “Benarkah Isu Mengenai Bahaya Imunisasi?

Meskipun sudah dibuktikan bahwa isu bahaya imunisasi itu keliru, namun tetap saja ada orang tua yang masih ragu memberikan imunisasi bagi anaknya. Apakah ada pengganti imunisasi yang bisa menghasilkan kekebalan tubuh yang sama baiknya dengan sistem kekebalan tubuh pada pemberian vaksin? Dimana bisa ditemukan jenis suplemen yang aman untuk bayi dan baik untuk menjadi pengganti imunisasi?

Bila Anda mencarinya, memang akan banyak penawaran yang muncul mengatakan mengenai beberapa suplemen bisa memberi manfaat sebagai substitusi atau pengganti imunisasi tetapi sebenarnya tidak bisa dikatakan setara dengan manfaat imunisasi.

Beberapa klaim memang sering menyebabkan masyarakat umum ragu memberikan imunisasi pada anak, karena dikatakan sebenarnya anak sudah mendapatkan ASI eksklusif yang penting untuk imunitas. Selain itu anak juga bisa mendapatkan suplemen imunitas dari madu dan beberapa jenis herbal.

Harus diakui betapa besar peran ASI terhadap perkembangan sistem kekebalan tubuh manusia. Mereka yang menjalankan ASI eksklusif selama 6 bulan, terbukti memiliki daya tahan tubuh lebih sempurna dari mereka yang tidak menjalankan ASI eksklusif 6 bulan.

Beberapa jenis asupan suplemen memang terbukti efektif meningkatkan imunitas. Beberapa bahan seperti vitamin C, vitamin B, dan flavonoid, terbukti mampu meningkatkan kemampuan imunitas dalam melawan serangan virus dan bakteri penyebab beragam penyakit berbahaya.

Tetapi keduanya tidak bisa bekerja dengan cara yang sama dengan metode pembentukan sistem kekebalan tubuh dalam imunisasi. Pada dasarnya vaksin adalah sejenis kuman atau virus yang dinonaktifkan. Begitu tubuh kedapatan kemasukan kuman tersebut melalui proses imunisasi, otomatis tubuh membentuk sistem identifikasi dan membangun sistem imunitas spesifik terkait identitas dari virus bersangkutan.

Masuknya vaksin dalam tubuh membuat kesan seolah tubuh baru saja terinfeksi virus tertentu. Sama halnya dengan mereka yang pernah terserang cacar air cenderung tidak akan tertular lagi karena tubuh sudah membentuk antibodi alami terhadap virus cacar air. Bedanya di sini masuknya virus tidak menyebabkan penyakit karena virus sudah dinonaktifkan, karenanya setelah paparan justru virus langsung mati karena demikian lemahnya.

Artinya imunitas yang terbentuk sifatnya sangat spesifik hanya terhadap serangan virus tersebut saja. Fungsi ini tidak bisa ditiru oleh herbal atau obat imunitas apapun. Karena asupan peningkat imun hanya mendorong daya tahan tubuh secara general dan bukan spesifik untuk setiap penyakit, sehingga pasien terbebas dari serangan penyakit tersebut karena tubuh seolah sudah membentuk efek kebal terhadap penyakit tersebut

Tetapi kenapa mereka yang sudah melakukan imunisasi cacar air atau campak masih bisa terserang campak dan cacar air? Beberapa vaksin tidak bekerja 100% membentuk imunitas, melainkan hanya 60 – 80 % saja, yang artinya anak masih mungkin terserang penyakit tetapi dalam kadar ringan dan tidak akan mematikan. Pada tahun 60-an, kasus kematian karena cacar air bisa mencapai persentasi lebih dari 50% kasus yang ada, namun kini jumlah kematiannya hanya tersisa 3 – 5 % saja.

Beberapa vaksin juga efektif membangun efek imun dalam jangka panjang bahkan hingga seumur hidup. Tetapi beberapa sifatnya hanya periodik sehingga membutuhkan vaksin tambahan seiring bertambahnya usia. Bahkan beberapa vaksin baru efektif setelah paparan beberapa kali vaksin. Tentu ini terkait dengan hasil riset terhadap toleransi tubuh bayi terhadap paparan yang berbeda terhadap setiap jenis virus.

Itu sebabnya bila Anda berharap menemukan pengganti imunisasi, bisa katakan tidak ada satupun suplemen yang mampu bekerja dengan cara kerja yang sama dengan imunisasi dalam membentuk sisitem kekebalan tubuh yang spesifik. Tetapi beberapa jenis herbal memang mampu bekerja efektif dalam meningkatkan daya tahan tubuh seperti Noni Juice atau Sarang Semut Papua.

Tentu saja pemberian asupan herbal maupun suplemen harus memperhatikan usia anak. Karena beberapa suplemen seperti madu dan dengan kandungan asam berbahaya jika diberikan pada bayi karena pencernaan mereka belum siap.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}