Jangan Salah Mengenali! Ini Dia Beda Miom Kista Dan Polip


By Nurul Kuntarti

Miom, kista dan polip merupakan salah satu gangguan pada kandungan yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Apakah mungkin ketiga jenis massa ini dapat berkembang menjadi kanker? Bagaimana mengenali beda miom, kista dan polip? Bagaimana mengetahui sejauh mana bahaya dari ketiga massa ini?

Massa Dalam Organ Reproduksi Wanita

Kata miom, kista atau polip mungkin sudah kerap Anda dengar. Dan kerap kali ketiganya diidentikan sebagai penyakit pada organ reproduksi wanita. Banyak orang melihat ketiganya sebagai penyakit wanita yang menurunkan kesuburan dan membuat masalah pada masa masa haid.

Tetapi apa sebenarnya ketiga kondisi tersebut? Sejauh mana bahaya dari miom kista dan polip? Bagaimana menentukan beda antara miom, kista dan polip? Bagaimana sebenarnya pengaruhnya pada kesuburan wanita?

Yang perlu dicermati, ternyata menindak lanjuti ketiga kondisi di atas ternyata harus melalui prosedur identifikasi. Anda akan melihat bahwa perbedaan teknik penanganan juga menjadi unsur beda miom, kista dan polip dalam rahim.

Sebenarnya baik itu kista, polip atau miom, ketiganya merupakan bentuk dari massa yang dapat berkembang dalam tubuh. Tidak hanya dalam rahim, tetapi di seluruh bagian tubuh. Tentu dengan kondisi kondisi pendukung yang menyertai.

Ketiganya sejatinya adalah benjolan pada permukaan organ. Dalam dunia medis lebih kerap disebut sebagai massa. Kebanyakan adalah jenis benign atau tumor yang tidak ganas. Sehingga tidak menyebabkan resiko kematian.  Meski ada pula jenis miom, kista atau polip yang berpotensi kanker.

Hanya saja, karena dianggap sebagai tumor, ukurannya bisa berkembang hingga menutup permukaan dinding rahim. Kondisi ini akan mempersulit terjadinya perlekatan sel telur yang telah dibuahi. Bisa pula menghalangi proses pembentukan sel telur dan proses pembuahan. Sehingga dianggap dapat mengganggu kesuburan pada wanita.

Memahami Beda Miom Kista dan Polip

Meski sama sama dianggap sebagai massa, ketiganya memiliki ciri, pengaruh dan penanganan yang berbeda. Bagaimana sebenarnya cara mengenali beda antara miom, kista dan polip tersebut?

Miom


Miom juga kerap disebut sebagai fibroid. Ini adalah jenis pertumbuhan massa yang paling banyak terjadi pada kandungan. Miom merupakan pertumbuhan sel dalam hal ini berasal dari dinding rahim. Bentuknya menyerupai benjolan dalam bentuk, ukuran. Mulai dari ukuran kacang hingga seukuran semangka. Dapat tumbuh pada lokasi yang berbeda. Bahkan mungkin untuk tumbuh di luar rongga rahim.

Yang menjadi pembeda miom dari yang lain adalah sifat dan bentuknya. Miom merupakan solid massa atau benjolan dengan bentuk yang solid. Tidak berkantung dan memiliki kesamaan sel dengan sel utama dimana benjolan terbentuk.

Fibroid atau miom ini berasal dari sel otot pembentuk permukaan dinding dalam rahim. Bisa pula dari jaringan konektif dari uterus. Sifatnya benign atau tidak ganas, namun bisa terus membesar hingga akhirnya menyebabkan rongga rahim menyempit.

Ini yang acapkali akan mempersulit proses pembuahan dan terjadinya kehamilan. Karena keberadaannya bisa menghalangi proses pertemuan sel sperma dengan sel ovum. Juga dapat mempersulit ovum yang telah dibuahi untuk tumbuh sempurna dalam rahim.

Sebenarnya kebanyakan kasus miom muncul pada masa premenopause, tetapi temukan miom pada usia subur dewasa ini juga meningkat. Tidak sepenuhnya dipahami bagaimana miom muncul.  Tetapi aspek hormonal dan growth factor memiliki peran. Mereka dengan kasus miom yang tumbuh masif, biasanya juga mengalami gangguan hormonal yang cukup berat.

Memahami Jenis jenis Miom

Ada sejumlah jenis miom yang dapat berkembang dalam rahim, yakni ;

  • Subserous

    Miom yang paling sering didiagnosa, merupakan jenis miom yang tumbuh di bagian luar dinding rahim dengan ukuran besar, dan biasanya melebar hingga area panggul.

  • Intramural

    Jenis miom yang muncul pada jaringan otot pembentuk rahim. Biasanya tumbuh pada area tengah rahim.

  • Submucous

    Jenis miom yang tumbuh dari jaringan otot dalam rahim, kadang tumbuh pada batang dalam hingga area luar rahim. Ini termasuk kasus miom yang jarang.

Jenis jenis miom ini menjadi salah satu poin dalam menentukan beda miom, kista dan polip. Karena lokasi pertumbuhan juga asal sel dari miom itu sendiri. Pada umumnya miom pada ukuran kecil tidak dianggap bahaya dan hanya perlu diobservasi jangka panjang.

Bagaimana Mengenali gejala miom

Meski dianggap tidak berbahaya, keberadaan miom kerap kali menyebabkan sejumlah gangguan pada fungsi reproduksi dan genital. Adapun sejumlah gejala atau keluhan yang lazim muncul karena miom antara lain adalah sebagai berikut.

  • Muncul rasa nyeri  yang kuat saat haid
  • Masa haid yang panjang dan banyak
  • Perdarahan di luar masa haid
  • Nyeri punggung
  • Kerap buang air kecil atau muncul rasa ingin BAK yang tiba tiba
  • Nyeri saat aktivitas seksual
  • Sulit hamil

Beberapa keluhan atau gejala dari miom ini mirip dengan keluhan pada organ reproduksi lain. Sebaiknya, pemeriksaan intensif dilakukan ketika keluhan sebagaimana disebut di atas terjadi untuk analisa lebih dalam.

Bagaimana Miom Ditangani?

Meski secara umum miom dianggap tidak berbahaya, tetapi kadang miom tetap perlu untuk dihilangkan. terutama karena Miom kerap kali menjadi alasan wanita mengalami masalah untuk bisa hamil.

Metode paling populer yang ditempuh untuk mengatasi miom adalah dengan operasi pengambilan miom. Tindakan ini dilakukan dengan memastikan rahim tetap dalam kondisi utuh. Kecuali pasien tidak lagi mengharapkan kehamilan.

Tindakan lain seperti penyinaran atau laser juga dapat ditawarkan pada kasus miom dengan ukuran lebih kecil dan bertumpuk. Metode ini akan meminimalisir pembedahan dengan hasil akhir cukup baik.

Tindakan pendamping seperti terapi hormon dan diet kadang akan disarankan untuk membantu mencegah pertumbuhan miom terulang kembali. Karena biasanya miom dapat muncul kembali setelah beberapa tahun pengangkatan.

vaya/gettyimages

Kista


Anda bisa menemukan bahasan mengenai kista dalam ulasan kami di sini. Bila miom dan polip memiliki bentuk yang solid, maka kista memiliki bentuk khas seperti sak atau kantung. Di dalamnya terdapat isian yang bisa berupa cairan atau unsur solid. Kadang kista juga bisa berisi bakteri atau cairan nanah.

Dibandingkan jenis pertumbuhan massa lain dalam kandungan, kista dapat menimbulkan rasa nyeri yang relatif lebih tajam. Ukuran kista yang kecil biasanya menimbulkan rasa nyeri yang tumpul. Tetapi pada ukuran yang lebih besar atau pada kista yang bertumpuk maka rasa nyeri bisa menjadi lebih kuat.

Biasanya, kista pada organ reproduksi berkembang pada ovarium. Kista ovarium merupakan jenis keluhan massa yang cukup kerap terjadi dan ini sangat mungkin menyebabkan gangguan kesuburan.

Karena kista sejatinya tidak berkembang dari dinding uterus, maka tidak akan mempengaruhi jumlah darah haid sama sekali. Hanya saja kista memiliki tingkat bahaya yang justru mungkin lebih besar.

Karena kista berbentuk seperti kantung, ketika bentuknya menjadi terlalu padat, kista mungkin untuk pecah. Akibatnya isi dari kista dapat keluar dan menyebar ke seluruh bagian rahim. Akan  berbahaya bila di dalam kista terdapat cairan yang berkaitan dengan infeksi. Pecahnya kista memungkinkan infeksi menyebar lebih luas.

Di sisi lain, kista memiliki kecenderungan untuk berubah menjadi kanker. Sebagaimana kanker pada serviks yang biasanya juga diawali dengan pembentukan kista kecil bertumpuk di dinding mulut rahim. Maka kista pada ovarium juga mungkin berkembang menjadi ganas.

Bagaimana Kista dapat terbentuk?

Pembeda kista dari jenis massa lain selain bentuknya adalah dari bagaimana massa tersebut terbentuk. Bila miom dan polip terbentuk dari dinding uterus atau rahim. Maka kista justru terbentuk pada ovarium.

Kista ini terbentuk dari proses pembentukan sel telur atau sel ovum yang gagal. Ini biasanya berkaitan erat dengan gangguan hormonal yang mengganggu kinerja produksi sel ovum. Biasanya ini juga berkaitan dengan hiperandrogen. Dimana hormon androgen dalam tubuh wanita melebihi kebutuhan normal, sementara tingginya kadar androgen ini akan mengganggu mekanisme produksi ovum.

Gangguan juga dapat terjadi ketika ovarium mengalami gangguan produksi akibat aspek non medis. Sebut saja karena pembentukan massa selain kista yang berkembang menutup ovarium. Akibatnya ovarium tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Atau ketika terjadi infeksi yang turut menyerang area ovarium.

Terkait dengan bagaimana kista terbentuk, maka kista pada ovarium ini akan terbagi menjadi 2 jenis. yakni kista folikel yang terbentuk pada folikel dalam ovarium. Folikel adalah tempat dimana sel ovum dibentuk.

Karena kegagalan proses pembentukan sel ovum, maka material pembentuk sel ovum justru terendap dalam folikel dan membentuk kista di dalamnya. Terdapat pula kista korpus yang berasal dari sel telur rusak yang telah lepas dari folikel juga gagal rilis dari ovarium.

Membedakan gejala Kista

Bagaimana melihat beda miom, kista dan polip juga dapat  dari gejalanya. Sebagaimana dijelaskan bahwa kista pada dasarnya tidak berkembang pada dinding rahim. Sementara darah haid sendiri terbendung di dalam dinding rahim. Jadi bagaimanapun perkembangan kista pada dasarnya tidak mempengaruhi banyaknya darah yang keluar saat haid.

Untuk lebih jelasnya, berikut gejala yang terdapat pada penyakit kista dalam rahim.

  • Muncul rasa nyeri kuat pada area panggul saat haid

    Karena kista tidak bersifat solid, proses kontraksi dinding rahim saat haid dapat menyebabkan pergerakan pada kista. Kista akan memuntir dan bila jumlahnya relatif banyak dan menumpuk, maka kista akan saling beradu. Ini menimbulkan rasa nyeri yang kuat .

  • Nyeri saat aktivitas seksual

    Aktivitas seksual juga menimbulkan rasa aktivitas kontraksi pada otot otot reproduksi. Dan ini juga mungkin memicu reaksi pada kista dan menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri bisa cukup kuat dan letaknya tidak pada area bawah tetapi pada area panggul.

  • Pembengkakan pada perut tengah

    Lokasi ovarium terletak pada area tengah perut. Dan bila Anda mengalami masalah kista biasanya Anda dapat melihat adanya pembengkakan pada area perut tengah. Kadang tekanan menyebar ke pinggang dan panggul karena dekat dengan percabangan dari ovarium.

  • Rasa nyeri pada punggung, pinggang dan usus besar

    Tekanan dari pembengkakan area perut juga mungkin menimbulkan tekanan pada area sekitarnya. Bisa pada area punggung, pinggang hingga area perut di area usus besar. Itu sebabnya kadang pasien mengira keluhan ini adalah gejala penyakit lain.

  • Haid tidak teratur

    Meski tidak secara langsung mempengaruhi jumlah darah saat haid, tetapi kista ovarium mungkin menyebabkan gangguan pada siklus haid. Ini karena pelepasan telur tidak berjalan dengan rutin dan lancar. Sehingga memicu siklus haid yang tidak teratur.

Ada sejumlah keluhan yang juga mungkin mengiringi keluhan kista ini. Di antaranya rasa tidak nyaman setelah makan, mudah kembung, mudah mual dan kadang ada pula keluhan pada payudara yang terasa tidak padat. Kondisi ini bisa muncul karena keberadaan kista yang menekan area pencernaan dan sekitarnya. Juga karena efek hormon yang berkaitan dengan pembentukan kista juga mempengaruhi kepadatan payudara.

Penanganan Tepat Untuk Kista

Aspek lain dalam melihat beda miom, kista dan polip lain adalah bagaimana penanganan medis yang biasa diterapkan. berbeda dengan miom yang dianggap tidak berbahaya. Maka kista justru dianggap beresiko. Selain menyebabkan gangguan kesuburan, kista bisa pecah dan menyebarkan infeksi serta toksin. Kista juga mungkin berkembang menjadi kanker.

Prosedur yang biasanya ditawarkan untuk kista adalah dengan pengangkatan kista. Biasanya prosedur ini dilakukan dengan terapi hormonal sebagai terapi pendamping. Tujuannya supaya kondisi pada rahim bisa kembali normal dan kista tidak lagi terbentuk.

Polip


Sementara kista terbentuk pada ovarium dan miom terbentuk pada otot pembentuk dinding rahim. Maka polip justru terbentuk pada lapisan teratas dari dinding rongga rahim. Lapisan ini terdiri dari lapisan endometrium.

Ini merupakan sel khusus yang pada periode subur akan membentuk penebalan dengan mengendapkan darah di dalam sel. Sel ini sejatinya akan luruh saat seseorang mengalami menstruasi. Polip terbentuk dari pertumbuhan berlebihan dari endometrium.

Polip biasanya terhubung dengan lapisan endometrium secara utuh dengan dasar melekat pada lapisan atau dengan media semacam tangkai penyambung. Bentuknya membulat hingga oval dengan ukuran mini sekitar beberapa millimeter sampai kisaran 10 cm. Kadang ukuran polip bisa lebih besar dari 10 cm.

Yang berbeda dari polip terlihat dari lokasi pertumbuhannya. Karena polip tidak tersimpan dalam otot otot dinding rahim. Tidak pula melekat pada ovarium. Tetapi muncul dalam rongga rahim namun dengan terkait pada dinding rahim.

Polip sendiri tidak sepenuhnya dipahami bagaimana bisa terjadi. Hanya saja, polip dipercaya berkaitan dengan kondisi tertentu seperti aspek hormonal, tekanan darah tinggi dan aspek aspek diet. Pada dasarnya, endometrium akan tumbuh lebih tebal dan masif ketika kadar hormon estrogen tinggi. Dan pada hiperestrogen, penebalan masif ini mungkin membentuk massa yang terpisah dari dinding rahim, inilah polip.

Kebanyakan kasus polip terjadi pada usia premenopause. Ini karena efek paparan estrogen jangka panjang yang dialami pasien. Tetapi, temuan kasus polip pada usia subur juga banyak terjadi. Ini yang justru kerap dianggap sebagai masalah serius. Karena keberadaan polip pada usia subur akan menurunkan potensi kehamilan.

Kadang polip akan membesar dan membuat rahim terisi penuh oleh polip. Sehingga sulit bagi ovum yang telah dibuahi untuk melekat pada dinding rahim. Ini yang menyebabkan pasien menjadi sulit hamil.

Bagaimana Mengenali Gejala Polip

Dibandingkan dengan jenis massa lain, gejala dari polip dalam rahim cenderung cukup khas. Pada polip, ada sejumlah gejala yang cukup mudah dikenali seperti berikut ini.

  • Perdarahan yang cukup berat saat haid

    Sebagaimana dijelaskan bahwa polip terbentuk dari sel endometrium. Sel ini memiliki sifat mengendapkan darah dalam tubuh sel. Sedang bersamaan dengan terbentuknya polip biasanya pasien juga mengalami penebalan dinding endometrium. Sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan yang lebih banyak. Beda miom, kista dan polip salah satunya pada asek banyaknya darah yang keluar saat haid ini. Dimana penderita polip mungkin akan mengalami perdarahan yang relatif masif.

  • Periode menstruasi yang tidak teratur

    Secara normal menstruasi akan datang setiap 21 sampai 35 hari sekali. Dan akan datang dengan hitungan periode yang rutin. Hanya saja pada kasus polip, haid dapat datang lebih cepat dan lebih lambat. Keberadaan polip akan menghalangi sel telur masuk ke rongga rahim dan mengalami pembuahan sempurna. Hal ini memicu gangguan periode haid yang tidak teratur.

  • Perdarahan di luar masa haid

    Selain mengalami perdarahan hebat saat haid, mereka dengan polip juga bisa mengalami perdarahan di luar masa haid. Ini karena dinding rahim dan polip yang rentan sehingga guncangan atau tekanan kecil bisa memicu perdarahan.

  • Perdarahan di masa menopause

    Ini juga kondisi yang perlu diperhatikan. Pada masa menopause seharusnya wanita tidak lagi mendapatkan haid. Namun, pada kasus polip perdarahan dari rahim dapat saja terjadi pasca menopause.

Dibandingkan dengan jenis pertumbuhan massa pada kandungan lain, polip yang identik dengan masalah perdarahan. Ini menjadi aspek penentu utama beda miom, kista dan polip. Karena Pada miom dan kista kasus perdarahan tidak muncul dalam intensitas dan frekuensi yang sama pada kasus polip.

Bagaimana teknik Pengobatan Polip?

Menurut kacamata medis, polip tidak selamanya berbahaya. Malah kerap dianggap jinak sehingga tidak selalu membutuhkan bedah pengangkatan. Hanya saja, ketika ukurannya menjadi terlalu besar atau pasien mengalami keluhan perdarahan yang cukup sering, opsi pengangkatan bisa dilakukan.

Selain dengan prosedur bedah pengangkatan, Anda bisa pula mengambil prosedur laser bila polip berukuran kecil. Ini sangat membantu bila Anda rasa sulit menyembunyikan bekas luka operasi dengan sebijak mungkin.

Itulah gambaran bagaimana beda miom kista dan polip. Pahami, bahwa ketiga jenis pertumbuhan massa dalam kandungan ini ternyata memiliki pengaruh berbeda dalam tubuh. Juga tingkat bahaya yang berbeda beda. Pemahaman yang tepat akan membantu Anda mengenali lebih baik apa yang yang Anda hadapi.

Sumber

beda miom kista dan polip:

UCLA Health. 2021. What are Fibroids. https://www.uclahealth.org/fibroids/what-are-fibroids

Valencia Higuera. Healthline. 2015. Ovarian Cysts. https://www.healthline.com/health/ovarian-cysts

Cleveland Clinic. 2018. Uterine Polyps. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14683-uterine-polyps

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}