Apa Sebenarnya Fungsi Usus Buntu?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

November 14, 2016


Selama ini usus buntu hanya diidentikan dengan salah satu jenis penyakit peradangan yang disebut apendisitis. Tak banyak yang tahu apa sebenarnya penyebab keberadaan usus buntu dan kenapa bentuknya agak aneh karena memiliki ujung yang buntu.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang apa sebenarnya fungsi usus buntu, pertama-tama perlu dipahami dulu mengenai organ kecil ini. Apa sebenarnya usus buntu dan dimana lokasinya berada?

Apa Sebenarnya Usus Buntu Itu?

Bila Anda mencari dimana lokasi usus buntu, Anda bisa menemukannya di area perut kanan bawah. Tepatnya di antara pertemuan usus halus dengan usus besar. Menurut Webmd, bentuknya seperti sebuah liang kecil di persimpangan usus pada sisi kanan perut. Ukurannya hanya berkisar 3 – 4 inci atau 7 – 10 cm dengan ujung liang yang tertutup atau buntu.

Bentuknya yang buntu dengan liang yang sangat kecil serta lokasinya yang berada pada titik persimpangan memang menjadikan organ ini rentan bermasalah. Salah satu masalah terbesar yang kerap muncul adalah peradangan usus buntu atau apendisitis seperti yang sudah disinggung di awal artikel.

Lokasinya di persimpangan membuat banyak sisa makanan dari usus halus menjadi tersendat dan akhirnya terjebak masuk ke dalam usus buntu ini. Apalagi, secara alami sisa sari makanan ini justru akan didorong naik mengikuti jalur usus besar untuk menjalankan proses pembusukan. Tidak semua sisa makanan berhasil didorong naik, dan akhirnya tertahan di persimpangan.

Sedikit demi sedikit sisa makanan yang terjebak masuk ke dalam liang usus buntu akan menumpuk. Tumpukan sisa makanan ini kemudian mengalami pembusukan yang berarti juga menjadi titik dimana terjadi penumpukan bakteri. Jumlah bakteri berlebihan inilah yang kemudian menyerang dinding usus buntu, merusak jaringan dalam usus buntu hingga akhirnya menimbulkan infeksi dan peradangan.

Pada tahap awal, usus buntu yang mengalami peradangan bisa dengan segera diatasi dengan bantuan antibiotik, terapi makanan berimbang dan sejumlah anti peradangan. Namun ketika peradangan sudah memburuk, dimana terjadi penumpukan nanah di dalam usus buntu dengan kerusakan jaringan usus yang lebih berat, solusi terbaik adalah dengan mengangkatnya.

Proses pengangkatan organ kecil ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pecah pada usus buntu. Pecahnya usus buntu yang sudah meradang parah akan menyebabkan toksin dan nanah di dalam usus buntu tersebar ke bagian lain dari usus dan menyebarkan infeksi ke bagian lain usus yang kemudian bisa berkembang menjadi peradangan usus atau peritonitis. Kadang infeksi juga menyerang ligamen sekitar perut yang mengakibatkan peradangan di area rongga perut.

Apakah Usus Buntu Memiliki Fungsi Bagi Tubuh?

Terlepas dari keluhan apendisitis yang kerap dikeluhkan, banyak orang mempertanyakan apa sebenarnya fungsi dari usus buntu. Pada ilmu kedokteran masa lalu, kebanyakan dokter akan menyarankan pasien usus buntu untuk mengangkat organ kecil ini bahkan saat kondisi peradangan belum serius. Ini berlandasan pada asumsi awal bahwa organ kecil ini tidak memiliki fungsi apa pun.

Menurut asumsi lama tersebut, usus buntu tidak lebih dari sekadar organ sisa hasil pengembangan organ pencernaan manusia purba yang hidup dengan mengonsumsi makanan yang tanpa diolah (dimasak).

Namun seiring dengan perkembangan dunia kesehatan, sejumlah temuan membuktikan bahwa usus buntu ternyata juga memiliki sejumlah fungsi bagi tubuh. Inilah kemudian yang menyebabkan kedokteran modern kemudian memutuskan pengangkatan organ usus buntu hanya sebagai pilihan terakhir atau hanya dilakukan saat operasi pengangkatan memang harus dilakukan.

Apa sebenarnya fungsi usus buntu? Berikut sejumlah informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber.

1. Membantu proses perkembangan janin

Menurut pandangan Loren G. Martin, profesor fisiologi di Oklahoma State University, usus buntu ternyata memiliki peran besar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan janin. Saat kehamilan memasuki usia 11 minggu, usus buntu mengambil peran dalam proses pembentukan sel terkait fungsi endokrin dalam tubuh janin.

Perlu diketahui bahwa sel-sel endokrin akan bekerja sejumlah senyawa amina biogenik dan sejumlah senyawa hormonal peptida yang penting dalam proses perkembangan janin, hingga menjadi bayi dan tumbuh dewasa. Sel-sel endokrin akan berkembang menjadi sistem produksi hormon tiroid, hormon seksual, dan hormon fungsional seperti hormon mood dan hormon lainnya.

2. Sebagai pusat reproduksi bakteri baik

Meski kadang kala disana tersimpan sisa makanan yang membusuk, lokasinya yang tersudut justru juga bisa berkembang menjadi ekosistem aman bagi pertumbuhan bakteri baik. Ini menurut pandangan penelitian pada Duke University Medical Centre in North Carolina.

Kadang kala seseorang mengalami serangan pada sistem pencernaan mereka dan menjalani pengobatan yang bisa berisiko menurunkan kadar bakteri baik dalam usus. Beruntung Anda memiliki usus buntu yang biasanya tidak akan tersentuh oleh terapi pengobatan biasa sehingga relatif aman untuk menyembunyikan bakteri sehat dari serangan obat dan terapi. Hasilnya, usus buntu bisa menyediakan cadangan bakteri untuk tubuh.

3. Sebagai titik pusat sistem limfosit

Menurut Journal of Clinical and Diagnostic Research tahun 2015 dengan tajuk “A Glimpse Towards the Vestigiality and Fate of Human Vermiform Appendix-A Histomorphometric Study” menunjukkan adanya perkembangan sel-sel terkait fungsi limfosit pada usus buntu pasca janin dilahirkan.

Keberadaan komponen sel limfosit dalam usus buntu dalam jumlah besar terbukti membantu mematangkan B limfosit yang berfungsi besar dalam sistem daya tahan tubuh. Artinya, usus buntu memiliki peran besar terhadap fungsi imunitas tubuh.

Jadi, tidak benar jika selama ini masih ada pandangan berdasarkan informasi lama yang bilang kalau usus buntu sama sekali tidak memiliki fungsi. Maka kini Anda menjadi lebih paham, sebaiknya jaga lebih baik usus buntu Anda dengan menjaga kelancaran BAB untuk memastikan usus buntu bisa berfungsi dalam jangka panjang.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}