Waspadailah Berbagai Gejala dan Penyebab Usus Buntu Ini!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juli 5, 2017


Usus buntu adalah jaringan tabung kira-kira sepanjang 9 cm yang membentang dari usus besar. Usus buntu memuat jaringan khusus yang dapat memproduksi antibodi-antibodi, tetapi masih belum bisa dipastikan apa sebenarnya fungsi usus buntu. Satu hal yang kita tahu sekarang: Kita masih bisa hidup tanpanya, dan tidak mengalami efek samping apa-apa.

Sedangkan penyakit usus buntu disebabkan oleh peradangan yang terjadi pada usus buntu (apendisitis). Penyakit ini cukup berbahaya sehingga membutuhkan pengobatan segera. Jika dibiarkan, usus buntu yang meradang pada akhirnya bisa pecah, atau bocor, kemudian menumpahkan isi-isinya ke rongga perut.

Hal tersebut dapat mengarah pada kondisi peritonitis, yaitu peradangan berat pada lapisan rongga perut (peritoneum) yang bisa berakibat fatal kecuali jika ditangani secepatnya dengan antibiotik kuat. Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkannya, ada baiknya kita mengenali apa penyebab usus buntu agar bisa menghindarinya.

Apa Sebenarnya Penyebab Usus Buntu?

Sayangnya dalam banyak kasus penyebab usus buntu tidak diketahui. Kadang-kadang juga ada lebih dari satu penyebab usus buntu. Namun para dokter yakin bahwa peradangan usus buntu disebabkan oleh penyumbatan, yang mungkin menyumbat sebagian atau seluruh tabung usus buntu. Jika sumbatan menutupi seluruhnya, maka pasien diharuskan segera dioperasi.

Penyumbatan tersebut sering kali diakibatkan oleh penumpukan kotoran feses. Selain itu juga mungkin disebabkan oleh pembesaran folikel limfoid, cacing-cacing, luka trauma, atau tumor.

Ketika usus buntu tersumbat, maka bakteri dapat berkembang biak di dalam organ tersebut. Hal ini memicu pembentukan cairan nanah. Tekanan akibat penumpukan nanah tersebut bisa terasa menyakitkan. Selain itu juga mungkin terjadi tekanan pada pembuluh darah sekitarnya sehingga mengurangi aliran darah menuju usus buntu, yang dapat menyebabkan gangren.

Bila usus buntu pecah, kotoran feses atau penyebab sumbatan lain bisa tumpah ke perut sehingga terjadi peradangan pada jaringan yang melapisi dinding perut. Organ-organ lain juga bisa ikut meradang setelah usus buntu pecah. Organ-organ yang terpengaruh mungkin adalah sekum, kandung kemih, dan kolon sigmoid.

Jika usus buntu yang terinfeksi hanya bocor, bukan pecah, maka bisa saja terbentuk abses yang akan menginfeksi area berdinding kecil. Tetapi abses seperti ini masih cukup berbahaya.

Seperti Apa Gejala-Gejala Usus Buntu?

Kalau Anda mengalami peradangan di usus buntu, kemungkinan Anda akan merasakan satu atau beberapa dari gejala di bawah ini:

  • Rasa sakit di sekitar pusar
  • Rasa sakit di bagian kanan bawah perut
  • Kehilangan selera makan
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sembelit
  • Tidak bisa buang angin
  • Perut bengkak
  • Demam ringan
  • Merasa akan lebih baik setelah buang air besar

Rasa sakit akibat usus buntu mungkin diawali dengan kram ringan. Lalu kram menjadi lebih sering dan parah seraya waktu berlalu. Anda juga mungkin akan merasa sakit yang lebih meluas sebelum merasa sakit di area usus buntu.

Kemungkinan Anda tidak akan menyadari perubahan pada pola buang air Anda. Tetapi kadang-kadang penyakit usus buntu dapat memengaruhi pola buang air kecil Anda.

Jika Anda curiga sudah mengalami gejala-gejala usus buntu, sebaiknya hindari konsumsi obat laksatif (pencahar), antasida (obat maag), obat anti nyeri, atau menggunakan bantal pemanas (heating pad). Pengobatan semacam ini malah akan memicu pecahnya usus buntu jika Anda memang menderita radang usus buntu.

Bila terasa rasa nyeri di bagian badan sebelah kanan yang disertai beberapa gejala usus buntu di atas, segeralah periksa ke dokter. Penyakit usus buntu bisa segera berubah menjadi parah dan membahayakan Anda.

Apakah Nyeri Punggung Juga Termasuk Gejala Usus Buntu?

Radang usus buntu biasanya berkaitan dengan nyeri di perut, tapi rasa nyeri tersebut juga bisa terasa hingga ke bagian samping atau punggung. Sering kali rasa sakitnya semakin parah jika bergerak, berjalan, atau ketika batuk. Bila Anda merasakan nyeri punggung yang cukup parah dan tidak membaik setelah 4 jam, segeralah periksa ke dokter.

Bagaimana Gejala Usus Buntu pada Remaja?

Adakalanya keluhan yang dialami penderita usus buntu remaja tidak sama dengan yang dirasakan orang dewasa. Seorang remaja mungkin awalnya merasakan gejala usus buntu berupa rasa sakit samar-samar di dekat pusar. Rasa sakit ini bisa menyebar ke sisi kanan bawah perut.

Setelah muncul rasa sakit, seorang remaja mungkin akan:

  • Menjadi demam
  • Kehilangan selera makan
  • Merasa mual
  • Muntah

Sebaiknya segera periksa ke dokter jika anak remaja Anda mengalami gejala-gejala usus buntu seperti di atas.

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Usus Buntu?

Sewaktu Anda datang ke dokter setelah yakin sudah menderita gejala usus buntu, dokter mungkin akan memulai pemeriksaan secara fisik. Ia akan mencari tahu apakah ada rasa nyeri di area kanan bawah perut Anda. Jika Anda sedang hamil, maka rasa sakitnya mungkin lebih terasa. Bila sudah terjadi kebocoran usus buntu, perut Anda mungkin menjadi keras dan bengkak.

Untuk mendiagnosis radang usus mungkin membutuhkan lebih dari satu tes medis. Pertama, dokter Anda akan merujuk untuk melakukan tes jumlah darah lengkap (complete blood count). Tes ini bertujuan untuk memastikan apakah sudah terjadi infeksi bakteri. Sering kali infeksi bakteri berhubungan dengan radang usus buntu.

Selain itu, dokter juga mungkin akan merujuk Anda agar menjalani sejumlah tes untuk memastikan apakah penyebab dari gejala yang Anda rasakan memang dikarenakan usus buntu:

  • Urinalisis dapat membantu melihat apakah gejala yang Anda rasakan disebabkan oleh infeksi saluran kemih atau batu ginjal, bukan karena usus buntu.
  • Pemeriksaan panggul dapat memastikan bahwa Anda tidak mengalami masalah reproduksi. Tes ini juga bisa memastikan apakah ada infeksi panggul lain.
  • Tes kehamilan dapat memastikan apakah gejala berasal dari kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
  • Tes imaging perut dapat menentukan apakah Anda memiliki abses atau komplikasi lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan sinar X, ultrasound, atau CT scan.
  • Rontgen (sinar X) dada bisa memastikan apakah terjadi pneumona lobus kanan bawah. Hal ini terkadang menimbulkan keluhan yang mirip dengan gejala usus buntu.

Jika setelah melaksanakan tes-tes di atas dokter tidak mendapati penyebab lain selain usus buntu dari gejala yang Anda alami, maka Anda akan didiagnosis menderita penyakit radang usus buntu (apendisitis).

Setelah mengetahui apa sebenarnya penyebab usus buntu dan seperti apa gejala-gejalanya, sekarang Anda perlu lebih memperhatikan kondisi kesehatan sendiri. Bila Anda belum menderita penyakit ini, sebaiknya lakukanlah langkah-langkah untuk mencegahnya.

Diketahui bahwa orang-orang yang terbiasa mengonsumsi makanan tinggi serat lebih tahan terhadap risiko usus buntu. Jadi Anda bisa berupaya meningkatkan asupan serat makanan dengan mengonsumsi berbagai sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, serta makanan kaya serat lainnya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}